Definisi
tumor vagina jinak
Sel
tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
otonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel
ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
Vagina adalah saluran sepanjang
7,5-10 cm; ujung atasnya berhubungan dengan serviks (leher rahim/bagian
terendah dari rahim), sedangkan ujung bawahnya berhubungan dengan vulva.
Dinding vagina dilapisi oleh
epitelium yang terbentuk dari sel-sel skuamosa. di bawah epitelium terdapat
jaringan ikat, otot involunter, kelenjar getah bening dan persarafan. Dinding
vagina memiliki banyak lipatan yang membantu agar vagina tetap terbuka selama
hubungan seksual atau proses persalinan berlangsung.
2.2. Jenis tumor vagina
1. Tumor Kistik
Tumor-tumor di vagina pada umumnya
mempunyai sifat yang sama dengan yang didapatkan pada vulva. Tumor vulva dan
vagina hendaknya dibedakan dari vaginitis emfisematosa. Dapat juga kista
saluran muller terjadi di dekat serviks biasanya soliter akan tetapi dapat
mulitipel. Kista ini dapat dilapisi epitel seperti endoserviks, berisi cairan
musin
2. Tumor Solid
Pada umumnya juga mempunyai sifat
yang sama pada urethra dan yang terdapat pada vulva, kecuali granuloma, tumor
miksoid serta adenosis vagina.
·
Granuloma
bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang
berbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi
kolporafi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun.
·
Tumor
miksoid vagina mempunyai konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan
miksomatosa, jaringan pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat
pada daerah glutea, fossa iskhiorektales, serta apabila terdapat di
vaginaberada pada daerah parakolpos. Kadang-kadang kambuh kembali dan dapat
juga menjadi ganas
·
Adenosis
vagina berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muller berupa tumor jinak
vagina, terutam terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torakyang
mengeluarkan mucus. Di tempat itu mukosa vagina tampak merahdan granular /
berbintik. Adenosis vagina ini dapat disebabkan karena pemberian
dietilstilbestrol atau hormone estrogen sintesis lain, diberikan pada ibu
penderita waktu hamil muda (Sindrom D.E.S). tumor ini dapat menjadi adenokarsinoma
(clear cell adenocarcinoma). Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi yang
terlihat sebagai ulserasi kemudian dilanjutkan dengan biopsy dan pemeriksaan
histopatologi.
3. Kista Vagina
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling
sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang
berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan
normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah
sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak
membahayakan kesehatan penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik
dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis
sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus
dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.
Selain pada ovarium kista juga
dapat tumbuh di vagina dan di
daerah vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang
tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara
lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
Kista berupa penumpukan cairan menggelembung berisi udara. Ada macam-macam
kista tapi yang paling sering ditemukan adalah kista gartner atau duktus
muller. Bentuknya seperti gelembung air atau bisul. Kista di vagina bisa
mempersempit lubang vagina yang akhirnya akan menghambat persalinan. Bahkan
jika bentuknya besar, bisa menghalangi hubungan intim dan akibatnya malah tak
bisa hamil. Karenanya, jika ibu menemukan kista di vaginanya, harus segera
dioperasi agar bisa hamil.
Bila setelah hamil dijumpai ada kista, harus dilakukan operasi ketika usia
kehamilan masih muda, sekitar 3-4 bulan. Jika sudah telanjur, harus dilakukan
operasi sesar.
Ada 2
jenis kista yaitu:
a)
Kista
inclusi
Terjadinya didinding bagian bawah,
umumnya dibagian posterior, timbulnya dari inclusi di bawah permukaan mucosa,
sebagai akibat dari lacerasi perineal atau penyembuhan yang kurang baik pada
perineoplastik. Umumnya berukuran tidak lebih dari beberapa sentimeterdan tidak
jarang bersifat multipel.
Dindingnya terdiri atas epitel gepeng berlapis dan isinya
menyerupai kiju.
b)
Kista
gartner
Berasal dari sisa saluran Wolff,
yang berjalan dibagian lateral depan dari dinding vagina. Ukurannya
bermacam-macam, mulai dari kista yang kecil sampai sedemikian besar sehingga
menonjol dari introitus vagina.
Umumnya terletak pada bagian anterolateral.
Secara mikroskopis, dindingnya
dilapisi oleh bermacam-macam jenis epitel bisa kubis, silindris, berambut atau
tidak berambut dan kadang-kadang berlapis.
2.3. Jenis tumor (jarang)
·
Fibroma
·
Fibromyoma
·
Adenosis
·
Condyloma
acuminata
·
Endometriosis
·
Haematokolpos
2.4.
Etiologi
Faktor yang menyebabkan gajala kista
meliputi;
1.
Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya;
·
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
·
Zat tambahan pada makanan
·
Kurang olah raga
·
Merokok dan konsumsi alcohol
·
Terpapar denga
polusi dan agen infeksius
·
Sering stress
2.
Faktor genetic.
Tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang
disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang
bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena
radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu
kanker.
Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti,
tetapi beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai
riwayat heriditor menghidap tumor prosentasenya lebih tinggi dari pada yang
tidak mempunyai riwayat tumor.
Mengenai terjadinya Kista ada dua teori. Disebabkan oleh karena
perkembangan yang tidak sempurna pada akhir Stadium Glastomer. Tumor ini
berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam ovarium.
2.5. Tanda dan
Gejala
Hampir
tidak memberikan gejala. Biasanya diketahui secara tidak disengaja oleh
penderita
2.6. Pemeriksaan
Diagnostik
Deteksi dini
Bila kistanya sudah membesar maka akan terabab ada benjolan. Jika dokter
menemukan kista, maka selanjutanya akan dilakukan USG untuk memastikan apakah
ada tanda tanda kanker atau tidak.
Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsy)
untuk memastikan kista tersebut jinak atau ganas. Ini bisa dilakukan dengan
laparskopi, melalui lubang kecil di perut.
Pemeriksaan lainnya dengan CT Scan dan tumor marker dengan pemeriksaan
darah.
2.7.
Pengelolaan
Cara yang paling efektif untuk
mengatasi kista yaitu:
1.
Dengan mengangkat kista melalui operasi.
Namun, tindakan pengobatan tersebut
hingga kini belum memberikan hasil yang memuaskan. Tindakan operasi
pengangkatan kista tidak menjamin kista tidak akan tumbuh kembali nantinya.
Selama seorang wanita masih memproduksi sel telur, maka potensi untuk tumbuh
kista akan tetap ada. Namun, dengan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran
kaum wanita saat ini untuk memeriksakan organ reproduksinya merupakan langkah
awal yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya kista.
2.
Mengatasi Kista dengan Laparoskopi
Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan
membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar
perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat
yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar
monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain.
Teknik ini disebut juga teknik operasi minimal invansif (Minimal Invansive
Surgery). Namun, teknik ini tetap memiliki resiko bagi pasien, terutama karena
saat melakukan operasi tersebut, dokter yang menangani memerlukan ruang dalam
rongga perut sehingga memerlukan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan
rongga perut, antara lain risiko yang dapat terjadi jika gas bertekanan tinggi
tersebut masuk ke dalam pem- buluh darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar