Laman

Cari Materi

Selasa, 28 Agustus 2018

TUMOR VAGINA


Definisi tumor vagina jinak
                     Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara otonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
                     Vagina adalah saluran sepanjang 7,5-10 cm; ujung atasnya berhubungan dengan serviks (leher rahim/bagian terendah dari rahim), sedangkan ujung bawahnya berhubungan dengan vulva.
Dinding vagina dilapisi oleh epitelium yang terbentuk dari sel-sel skuamosa. di bawah epitelium terdapat jaringan ikat, otot involunter, kelenjar getah bening dan persarafan. Dinding vagina memiliki banyak lipatan yang membantu agar vagina tetap terbuka selama hubungan seksual atau proses persalinan berlangsung.
2.2.   Jenis tumor vagina

1.      Tumor Kistik
Tumor-tumor di vagina pada umumnya mempunyai sifat yang sama dengan yang didapatkan pada vulva. Tumor vulva dan vagina hendaknya dibedakan dari vaginitis emfisematosa. Dapat juga kista saluran muller terjadi di dekat serviks biasanya soliter akan tetapi dapat mulitipel. Kista ini dapat dilapisi epitel seperti endoserviks, berisi cairan musin

2.       Tumor Solid
Pada umumnya juga mempunyai sifat yang sama pada urethra dan yang terdapat pada vulva, kecuali granuloma, tumor miksoid serta adenosis vagina.
·         Granuloma bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang berbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi kolporafi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun.
·         Tumor miksoid vagina mempunyai konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan miksomatosa, jaringan pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat pada daerah glutea, fossa iskhiorektales, serta apabila terdapat di vaginaberada pada daerah parakolpos. Kadang-kadang kambuh kembali dan dapat juga menjadi ganas
·         Adenosis vagina berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muller berupa tumor jinak vagina, terutam terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torakyang mengeluarkan mucus. Di tempat itu mukosa vagina tampak merahdan granular / berbintik. Adenosis vagina ini dapat disebabkan karena pemberian dietilstilbestrol atau hormone estrogen sintesis lain, diberikan pada ibu penderita waktu hamil muda (Sindrom D.E.S). tumor ini dapat menjadi adenokarsinoma (clear cell adenocarcinoma). Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi yang terlihat sebagai ulserasi kemudian dilanjutkan dengan biopsy dan pemeriksaan histopatologi.
  
3.      Kista Vagina

Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
Kista berupa penumpukan cairan menggelembung berisi udara. Ada macam-macam kista tapi yang paling sering ditemukan adalah kista gartner atau duktus muller. Bentuknya seperti gelembung air atau bisul. Kista di vagina bisa mempersempit lubang vagina yang akhirnya akan menghambat persalinan. Bahkan jika bentuknya besar, bisa menghalangi hubungan intim dan akibatnya malah tak bisa hamil. Karenanya, jika ibu menemukan kista di vaginanya, harus segera dioperasi agar bisa hamil.
Bila setelah hamil dijumpai ada kista, harus dilakukan operasi ketika usia kehamilan masih muda, sekitar 3-4 bulan. Jika sudah telanjur, harus dilakukan operasi sesar.
Ada 2 jenis kista yaitu:
a)        Kista inclusi  
Terjadinya didinding bagian bawah, umumnya dibagian posterior, timbulnya dari inclusi di bawah permukaan mucosa, sebagai akibat dari lacerasi perineal atau penyembuhan yang kurang baik pada perineoplastik. Umumnya berukuran tidak lebih dari beberapa sentimeterdan tidak jarang bersifat multipel.
Dindingnya terdiri atas epitel gepeng berlapis dan isinya menyerupai kiju.
b)        Kista gartner
Berasal dari sisa saluran Wolff, yang berjalan dibagian lateral depan dari dinding vagina. Ukurannya bermacam-macam, mulai dari kista yang kecil sampai sedemikian besar sehingga menonjol dari introitus vagina.
Umumnya terletak pada bagian anterolateral.
Secara mikroskopis, dindingnya dilapisi oleh bermacam-macam jenis epitel bisa kubis, silindris, berambut atau tidak berambut dan kadang-kadang berlapis.

2.3.   Jenis tumor (jarang)
·         Fibroma
·         Fibromyoma
·         Adenosis
·         Condyloma acuminata
·         Endometriosis
·         Haematokolpos




2.4.   Etiologi

Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1.      Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya;
·         Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
·         Zat tambahan pada makanan
·         Kurang olah raga
·         Merokok dan konsumsi alcohol
·         Terpapar denga polusi dan agen infeksius
·         Sering stress
2.       Faktor genetic.
Tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti, tetapi beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai riwayat heriditor menghidap tumor prosentasenya lebih tinggi dari pada yang tidak mempunyai riwayat tumor.
Mengenai terjadinya Kista ada dua teori. Disebabkan oleh karena perkembangan yang tidak sempurna pada akhir Stadium Glastomer. Tumor ini berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam ovarium.

2.5.     Tanda dan Gejala

Hampir tidak memberikan gejala. Biasanya diketahui secara tidak disengaja oleh penderita

2.6.      Pemeriksaan Diagnostik

Deteksi dini
Bila kistanya sudah membesar maka akan terabab ada benjolan. Jika dokter menemukan kista, maka selanjutanya akan dilakukan USG untuk memastikan apakah ada tanda tanda kanker atau tidak.
Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsy) untuk memastikan kista tersebut jinak atau ganas. Ini bisa dilakukan dengan laparskopi, melalui lubang kecil di perut.
Pemeriksaan lainnya dengan CT Scan dan tumor marker dengan pemeriksaan darah.

2.7.          Pengelolaan

Cara yang paling efektif untuk mengatasi kista yaitu:
1.    Dengan mengangkat kista melalui operasi.
 Namun, tindakan pengobatan tersebut hingga kini belum memberikan hasil yang memuaskan. Tindakan operasi pengangkatan kista tidak menjamin kista tidak akan tumbuh kembali nantinya. Selama seorang wanita masih memproduksi sel telur, maka potensi untuk tumbuh kista akan tetap ada. Namun, dengan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran kaum wanita saat ini untuk memeriksakan organ reproduksinya merupakan langkah awal yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya kista.
2.    Mengatasi Kista dengan Laparoskopi
Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain.
Teknik ini disebut juga teknik operasi minimal invansif (Minimal Invansive Surgery). Namun, teknik ini tetap memiliki resiko bagi pasien, terutama karena saat melakukan operasi tersebut, dokter yang menangani memerlukan ruang dalam rongga perut sehingga memerlukan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan rongga perut, antara lain risiko yang dapat terjadi jika gas bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam pem- buluh darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar