2.1 Pengertian Cedera
Lahir
Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena
trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang
diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. Trauma lahir merupakan trauma pada bayi sebagian akibat
tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama proses persalinan.(5)
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan
berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin
besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus
terjadinya cedera in utero.(3)
2.2 Ruang
Lingkup Kaput Suksedanum
2.2.1
Pengertian Kaput Suksedanum
Kaput suksedanum merupakan penumpukan
cairan serosanguineosus, subkutan, dan ekstraperiostal dengan batas yang tidak
jelas. Kelainan ini biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi
bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi edema sebagian akibat
penegeluaran serum dari pembuluh darah. Kelainan ini disebabkan oleh tekanan
bagian terbawah janin saat melawan dilatasi serviks. Kaput suksedanum menyebar
melewati garis tengah dan sutura serta
berhubungan dengan moulding tulang
kepala kaput suksedanum biasanya tidak menimbulkan komplikasi dan akan
menghilang dalam beberapa hari setelah kelahiran.(5)
Pada persalinan yang memanjang sebelum dilitasi
serviks lengkap, bagian kulit kepala janin tepat di atas os servikalis menjadi
edematosa, membentuk benjolan yang dikaenal sebagai kaput suksedanum.(6)
2.2.2
Penyebab Kaput Suksedanum
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput
succadeneum pada bayi
baru lahir yaitu:
1. persalinan lama
Dapat
menyebabkan caput succadeneum karna terjadi tekanan pada jalanlahir yang
terlalu lama,menyebabkan pembuluh darah vena tertutup,tekanandalam capilair
venus meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan longgardi bawah lingkaran
tekanan dan pada tempat yang terendah.
2.persalinan dengan ekstraksi
vakum
Pada bayi yang
dilahirkan vakum yang cukup berat,sering terlihat adanyacaput vakum sebagai
edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedotvakum yang digunakan.proses
persalinan yang panjang dan sulit,seringmenyebabkan pengumpulan cairan di bawah
kulit kepala bayi,sehinggakepala bayi terlihat bengkak/edema.
Caput succadeneum juga terjadi
bila:
·
Ketuban sudah
pecah
·
His cukup
kuat,makin kuat his makin besar caput suksadeneum
·
Anak hidup,tidak
terjadi pada anak yang mati.
·
Selalu terjadi
pada bagian yang terendah dari kepala.
Kaput suksedanum “palsu” juga dapt terjadi jika menggunakan mengkuk
ekstraktor vakum; karena bentuknya yang berbeda, deformitas edema yang
terbentuk tersebut terkenal dengan “chignon”.
2.2.3 Gejala
Kaput Suksedanum
Tanda dan gejalanya yaitu:
1. Adanya edema dikepala
2. Pada perabaan teraba lembut dan lunak
3. Edema melampaui sela-sela tengkorak
4. Batas yang tidak jelas
5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan
2.2.4
Patofisiologis
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras
pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi
kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa.
Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit
darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala
di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi
untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya
moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi
lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang
sendiri dalam satu sampai dua hari.
·
Pembengkakan
yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan
otak,yang dapat melampaui sutura garis tengah.
·
Adanya edema di
kepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe di sertai
pengeluaran cairan tubuh.Benjolan biasanya ditemukan di daerah persentasi lahir
dan terletak periosteum hinggadapat melampaui sutura
2.2.5
Penatalaksanaan
1. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.
2. Pengawasan keadaan umum bayi.
3. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari
yang cukup.
4. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu
teknik menyusui dengan benar.
5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya
infeksi pada benjolan.
6. Berikan konseling pada orang tua, tentang:
a. Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
b. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah
sampai 3 minggu tanpa pengobatan.
c. Perawatan bayi sehari-hari.
d. Manfaat dan teknik pemberian ASI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar