Laman

Cari Materi

Selasa, 28 Agustus 2018

KAPUT SUKSEDANUM


2.1 Pengertian Cedera Lahir
   Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. Trauma lahir  merupakan trauma pada bayi sebagian akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama proses persalinan.(5)
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero.(3)
2.2 Ruang Lingkup Kaput Suksedanum
2.2.1 Pengertian Kaput Suksedanum
Kaput suksedanum merupakan penumpukan cairan serosanguineosus, subkutan, dan ekstraperiostal dengan batas yang tidak jelas. Kelainan ini biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi edema sebagian akibat penegeluaran serum dari pembuluh darah. Kelainan ini disebabkan oleh tekanan bagian terbawah janin saat melawan dilatasi serviks. Kaput suksedanum menyebar melewati garis tengah dan sutura serta  berhubungan dengan moulding tulang kepala kaput suksedanum biasanya tidak menimbulkan komplikasi dan akan menghilang dalam beberapa hari setelah kelahiran.(5)
Pada persalinan yang memanjang sebelum dilitasi serviks lengkap, bagian kulit kepala janin tepat di atas os servikalis menjadi edematosa, membentuk benjolan yang dikaenal sebagai kaput suksedanum.(6)

2.2.2 Penyebab Kaput Suksedanum
     Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succadeneum pada bayi
baru lahir yaitu:


1. persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succadeneum karna terjadi tekanan pada jalanlahir yang terlalu lama,menyebabkan pembuluh darah vena tertutup,tekanandalam capilair venus meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan longgardi bawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.
2.persalinan dengan ekstraksi vakum
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat,sering terlihat adanyacaput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedotvakum yang digunakan.proses persalinan yang panjang dan sulit,seringmenyebabkan pengumpulan cairan di bawah kulit kepala bayi,sehinggakepala bayi terlihat bengkak/edema.
Caput succadeneum juga terjadi bila:
·         Ketuban sudah pecah
·         His cukup kuat,makin kuat his makin besar caput suksadeneum
·         Anak hidup,tidak terjadi pada anak yang mati.
·         Selalu terjadi pada bagian yang terendah dari kepala.
Kaput suksedanum “palsu” juga dapt terjadi jika menggunakan mengkuk ekstraktor vakum; karena bentuknya yang berbeda, deformitas edema yang terbentuk tersebut terkenal dengan “chignon”.
2.2.3 Gejala Kaput Suksedanum
Tanda dan gejalanya yaitu:
1.      Adanya edema dikepala


2.      Pada perabaan teraba lembut dan lunak
3.      Edema melampaui sela-sela tengkorak
4.      Batas yang tidak jelas
5.      Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan

2.2.4        Patofisiologis
                      Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari. 
·         Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan otak,yang dapat melampaui sutura garis tengah.
·         Adanya edema di kepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe di sertai pengeluaran cairan tubuh.Benjolan biasanya ditemukan di daerah persentasi lahir dan terletak periosteum hinggadapat melampaui sutura

2.2.5        Penatalaksanaan
1.      Perawatan bayi sama dengan  perawatan bayi normal.
2.      Pengawasan keadaan umum bayi.
3.      Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4.      Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar.
5.      Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan.
6.      Berikan konseling pada orang tua, tentang:
a.       Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
b.      Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan.
c.       Perawatan bayi sehari-hari.
d.      Manfaat dan teknik pemberian ASI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar