Tumor jinak Ovarium
Di
antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat
nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat
diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan
histopatologi atau embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung
masih kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula
berhubung dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya
mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor
neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.
Di
bawah ini tumor-tumor dibagi dalam tumor-tumor nonneoplastik dan tumor-tumor
neoplastik jinak, dan selanjutnya tumor-tumor neoplastik jinak dalam
tumor-tumor kistik dan tumor-tumor solid.
2.2 Penyebab
·
Akibat pertumbuhan
Adanya
tumor di dalam perut bagisn bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan
terhadap alat-alat di sekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya
dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi
terletak di depan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat menimbulkan
gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di
rongga perut kadang-kandang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain
gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema pada
tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesa dan
lain-lain.
·
Akibat aktivitas hormonal
Pada
umunya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormon. Seperti akan diterangkan pada pembicaraan tumor ganas,
sebuah tumor sel granulosa dapat menimbulkan hipermenorea, dan arhenoblastoma
dapat menyebabkan amenorea.
·
Akibat komplikasi
Perdarahan
ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang
minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah
yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri
perut mendadak.
Putaran
tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5cm atau lebih akan
tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang
mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan uterus yang
membesar dapat mengubah letak tumor, dank arena sesudah persalinan dapat
terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut.
Putaran
tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat
total. Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum perietale dan kini menimbulkan rasa
sakit. Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah
tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor akibat dengan akibat
pembesaran tumor dan terjadinya perdarahan di dalamnnya. Jika putaran tangkai
berjalan terus, akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak
diambil tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan
intraabdominal atau perdarahan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi
perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang membuat sirkulai baru
untuk tumor tersebut. Tumor mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi
tumor parasit atau tumor pengembara.
Infeksi
pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman pathogen, seperti
appendicitis, diverticulitis, atau salpingitis akuta. Kista dermoid cenderung
mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.
Robek
dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu
persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat
robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan
bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa
nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
Robekan
dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi sel-sel kista
pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang mengisi rongga
perut dan menyebabkan perlekatan-perlekatan dalam rongga perut. Keadaan ini
dikenal dengan nama pseudomiksoma peritonei.
Perubahan
keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma ovariis
serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid. Oleh sebab itu,
setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan adanya anak sebar (metastasis) memperkuat
diagnosis keganasan.
2.3 Diagnosis
Apabila
pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di
rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,
permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah
ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat
diraba tersendiri, terpisah dari tumor ; dalam hal ini mioma subserosum atau
mioma intraligamneter dapat menimbulkan kesulitan dalam diagnosis. Jika tumor
ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu
konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kencing
penuh. Umumnya dengan memikirkan kemungkinan ini, pada pengambilan anamnesis
yang cermat dan disertai pemeriksaan tambahan, kemungkinan ini dapat
disingkirkan.
Tumor-tumor
bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis ialah antara lain ginjal
ektopik, limpa bertangkai dan tumor dari kolon sigmoideum. Pemeriksaan
pielogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon dapat menentukan ada
tidaknya kemungkinan itu.
Di
Negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bias
menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini
kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh
tumor atau asites, akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti,
kesukaran ini biasanya dapat diatasi. Jika terdapat asites, perlu ditentukan
sebab asites. Fibroma ovarii (sindrom meigs) dan tumor ovarium ganas dapat
menyebabkan asites, akan tetapi asites dapat pula disebabkan oleh penyakit
lain, seperti sirrosis hepatis. Pemeriksaan bimanual sebelum atau sesudah
fungsi asites bisa memberi petunjuk apakah ia disebabkan oleh tumor ovarium.
Pemeriksaan kimiawi cairan dan pemeriksaan histologik sedimen cairan dapat membantu
dalam pembuatan diagnosis. Pada tuberkolosis peritonei terdapat pula cairan
dalam rongga perut, akan tetapi di sini cairan tidak bergerak dengan bebas
seperti pada asites, karena dibatasi oleh perlekatan-perlekatan.
Apabila
sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu
diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor
nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan
gejal-gejala kea rah peradangan genital, dan pad pemeriksaan tumor-tumor akibat
peradangan tidak dapat digerakkan karena perlekatan. Kista nonneoplastik
umumnya tidak menjadi besar, dan di antaranya pada suatu waktu biasanya
menghilang sendiri.
Jika
tumor ovarium itu bersifat neoplastik, timbul persoalan apakah tumornya jinak
atau ganas. Tidak jarang tentang hal ini tidak dapat diperoleh kepastian
sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan anlisis yang
tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan
diagnosis diferensial.
Metoda-metoda
yang selanjutnya dapat menolong dalam pembuatan diagnosis yang tepat ialah
antara lain :
1)
Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor
itu.
2)
Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas
tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah
tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga
perut yang bebas dan yang tidak.
3)
Foto roentgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam
tumor. Penggunaan foto roentgen pada pielogram intravena dan pemasukan bubur
barium dalam kolom sudah disebut di atas.
4)
Parasentesis
Telah disebut bahwa pungsi pada asites berguna untuk
menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat
mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
2.3.1 Diagnosa diferensial
Walaupun pada umumnya diagnosa tumor ovarium mudah, tetapi
ada kasus-kasus yang sukar dibedakan dengan keadaan atau penyakit lain.
Misalnya:
1.
Kehamilan
Dapat dibedakan dengan reaksi biologis, rontgen , dan
auskultasi
2.
Ascites
Ascites kadang-kadang dapat menyerupai kista, terutama bila
besar sekali.
Untuk membedakannya dapat diotanyakan pada penderita,apakah
pernah menderita cirrhosis hepatis atau carcinoma peritonei yang sekunder.
3.
Peritonitis tbc
Keadaan ini dapat menyerupai kista ovarium. Hal ini disebabkan
karena ascites yang dibentuk sering memepunyai kapsel, yang pada palpasi dan
perkusi menyerupai kista
4.
Myoma uteri
Bila tumor masih kecil kadang-kadang sukar dibedakan antra
keduanya, perbedaannya ialah tumor ovarium dapat dirasakan bahwa tumor tersebut
dapat dipisahkan dari uterus. Caranya dengan tangan kiri diatas perut ,kita
mendorong tumor tersebut keatas , tangan kanan beraba portio . bila tumor ini
berasal dari ovarium , pada waktu tumor didorong portio akan tetap tidak ikut
betrgerak. Pada myoma uteri portio ikut bergerak.
5.
Perut gemuk
Dapat dibedakan dengan perkusi dan pemeriksaan dalam.
6.
Diverticulitis
Dapat dibedakan dengan barium inloop.
2.4 Klasifikasi
Klasifikasi tumor ovarii,
sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik pembagian secara
klinis mau pun secara patologis anatomis.
2.4.1 Tumor nonneoplastik
1.
Tumor akibat radang
Termasuk
disini abses ovarial, abses tubo-ovarial dan kista tubo-ovarial. Tumor-tumor
ini sudah dibicarakan dalam bab radang dan beberapa penyakit lain pada alat-alat
genital.
2. Tumor lain
·
Kista folikel
Kista ini berasal dari
folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista
folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah
pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar
menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa, dan besarnya biasanya
dengan diameter 1-1½ cm.
Kista yang berdiri sendiri
bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri
atas beberapa lapisan sel granulose, akan tetapi karena tekanan di dalam kista,
terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista jernih dan sering kali
mengandung estrogen, oleh sebab itu, kista kadang-kadang dapat menyebabkan
gangguan haid. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan,
atau bias terjadi rupture dan kista menghilang pula.
Dalam menangani tumor
ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista
folikel. Umumnya, jika diameter tumor tidak lebih dari 5cm, dapat ditunggu
dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.
1.
Gejala-gejalanya
Kista jenis ini tidak memneberikan gejala yang karakteristik,
bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu berasal
bersifat monofasis.
Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat
memeberikan rasa penuh yang tidak enak pada daerah yang dikenai.seperti pada
semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi.
2.
Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor
tersebut. Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan ,
apakah kista ini neoplastik , kecuali bila ukurannya sangat besar. Sebaiknya
diadakan beberapa observasi beberapa minggu.
3.
Terapi
biasanya tidak memerlukan terapi karena mengalami resorbsi
spontan. bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan
klinis atau oleh karena indikasi lain sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan
keadaan.
·
Kista korpus luteum
Dalam keadaan normal
korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang
korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum persitens), perdarahan yang
sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang
berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih
jarang daripada kista folikel, dan yang pertama bias menjadi lebih besar
daripada kedua.
Pada pembelahan ovarium
kista korpus luteum memberi gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas
lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel
teka.
Kista korpus luteum dapat
menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak
teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah.
Perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan rupture. Rasa nyeri di
dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan
dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu. Jika
dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpu luteum memudahkan pembuatan
diagnosis.
Penanganan kista korpu
luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi
atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa
mengorbankan ovarium.
·
Kista lutein
Pada mola hidatidosa,
koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat
membesar dan menjadi kistik.
Kista biasanya bilateral
dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulose dapat pula menunjukkan luteinisasi,
akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini
ialah akibat pengaruh hormone koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan
hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.
1.
Gejala-gejala
Pada bebeapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik. Haid
kadang-kadang terlambat , diikuti dengan pedaahan sedikit yang terus menerus,
disertai rasa sakit pada bagian perut bawah.
Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit.
2.
Diagnosa
Oleh karena jaang membeikan gejala-gejala , maka diagnosa
suka ditentukan . bila tumo ini cukup besar sehingga dapat teraba ai luar ,
maka sukar dibedakan dengan tumor ovarium lainnya.
3.
Terapi
Pada umunya kita bersikap konservatif saja oleh karena
biasanya kista tersebut akan mengecil dengan sendirinya. Kalau kista itu besar
sekali , sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi.
·
Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena
invaginasi dan isolasi bagian-nagian kecil dari epitel germinativum pada
permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita yang lanjut
umurnya. Dan besarnya jarang melebihi diameter 1cm. Kista terletak di bawah
permukaan ovarium ; dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau
torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.
·
Kista endometrium
Kista ini endometriosis
yang berlokasi di ovarium dan dibahas dalam bab endometriosis.
·
Kista stein-leventhel
Pada tahun 1955 Stein dan
Leventhal meminta perhatian terhadap segolongan wanita muda dengan
gejala-gejala infertilitas, amenorea atau oligomenorea sekunder, kadang-kadang
agak gemuk, seringkali (dalam kurang lebih 50%) hiesutisme tanpa maskulinisasi,
dan dengan kedua ovarium membesar. Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3
kali, polokistik, dan permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal.
Kelainan ini terkenal
dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan
keseimbangan hormonal.umumnya pada penderita terdapat gangguan ovulasi; oleh
karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasi endometrii
sering ditemukan.
Diagnosis dibuat atas
dasar gejala-gejala klinis ; laparoskopi dapat membentu dalam pembuatan
diagnosis. Sebagai diagnosis diferensial perlu dipikirkan tumor ovarium yang
mengeluarkan androgen; tetapi tumor yang akhir ini umumnya terdapat hanya pada
satu ovarium dan menyebabkan perubahan suara dan pembesaran klitoris. Perlu
disingkirkan pula kemungkinan hiperplapsia korteks adrenal atau tumor adrenal;
pada sindrom Stein-Leventhal tidak ada tanda-tanda defeminisasi, dan fungsi
glandula suprarenalis normal.
Terapi : dahulu banyak
dilakukan wedge resection ovarium, tetapi sekarang untuk sebagian besar diganti
pengobatan dengan klomifen yang bertujuan menyebabkan ovulasi.
Wedge resection perlu
dipertimbangkan, apabila tetapi dengan klomifen tidak berhasil menyebabkan
ovulasi, atau menimbulkan efek sampingan
2.4.2 Tumor
neoplastik jinak
1.
Tumor Kistik
·
Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai
permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat
menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus dan
berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisna epitel kubik. Berhubung
dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tungkai) denga
gejala-gejala mendadak diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum,
yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi
jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui
apakah ada keganasan.
·
Kistadenoma ovarii serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat
bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan ovarium.
1. Perubahan ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan
papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasis dan mitosis
pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik di golongkan ke dalam
kelompok tumor ganas.
2.
Terapi
Terapi pada umunya sama seperti pada
kistadenoma musimosum. Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan
keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang
dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang diperlukan
(frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada
waktu operasi.
·
Kistadenoma ovarii
musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan
pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari suatu teratoma dimana dalam
pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang
berpendapat bahwa tumor berasal dari epitel germinativum, sedang penulis lain menduga
tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.
1.
Angka kejadian
Tumor ovarium ini
terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor
merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium. Sedang kistadenoma ovarii musinosum
merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Di Indonesia Hariadi
(1970) menemukan frekuensi sebesar 27% ; sedangkan Gunawan (1977) menemukan
angka 29,9% ; sapardam (1970) 37,2% dan Djaswadi 15.1%. Tumor paling sering
terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa
prapubertas.
2.
Gambaran klinik
Tumor lazimnya berbentuk
multilokuler oleh karena itu, permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10%
dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita yang datang
dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan
ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai
yang bilateral.
Kista menerima darahnya
melalui suatu tangkai, kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan
gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan degenerative,
yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal
dan berwarna putih keabu-abuan ; yang terakhir ini khususnya bila terjadi
perdarahan atau perubahan degenerative di dalm kista. Pada permukaan terdapat
cairan lendir yang khas, kemtal seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning
sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan
mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti
pada dasar sel; terdapat diantaranya sel-sel yang membundar karena terisi
lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan
mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar ; kelenjar-kelenjar
menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika
terjadi sobekan pada dinding kiata, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada
permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan
pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya
penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak pelekatan.
Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan / inanisi. Pada kista
kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler.
Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena disitu dapat
ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari
kistadenoma musinosum.\
3. Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan
tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak
sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba
(salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan
mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu. Jika berhubung dengan
besar kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus
ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista
di angkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang
mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan
·
Kista endometroid
Kista ini biasanya unilateral dengan
permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang
menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini yang ditemukan oleh Sarteson
dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.
·
Kista dermoid
Sebenarnya
kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi,
dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih
menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.
Tentang
histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor
berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis.
1.
Gambaran klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding
kista kelihatan putih, keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian
kistik kenyal, dibagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista
berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar
dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah
pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengadung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa
straktur gastrointestinalis, epitel saluran pernafasan, dan jaringan tiroid
(entodermal).
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala
nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula trejadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Ada
kemungkinan pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan
terjadinya tumor yang khas. Termasuk disini :
1.
Struma ovarium
Tumor ini terdiri terutama atas jarinangan tiroid dan
kadang-kaadang dapat menyebabkan hipertiroid.
2.
Kistadenoma ovarii
musinosum dan kista denoma ovarii serosum
Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari
satu elemen dari epithelium germinativum
3.
Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus di
buktikan adanaya hormone koriogonadotropin.
Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya
teratoma solid ialah satu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang dapat juga
ditemukan teratoma solidum yang jinak. Terapi pada kista dermoid terdiri atas
pengangkatan, biasanya dengan selurug ovarium.
2.
Solid (Tumor Ovarium yang
padat dan jinak)
·
Fibroma ovary
Semua umor ovarium yang padat adalah
neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma
yang ganas, meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas
ini sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma
ovarium dan sangat tinggi pada teratoma mebrional yang padat. Fibroma ovary
berasal dari elemen-elemen fibroblastic stroma ovarium atau dari sel mesenkin
yang multipoten.
1.
Gambaran klinik
Tumor ini dapat mencapai diameter 2
sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral.
Permukaannya tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu ke abuan.
Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras yang
di sebut fibroma durum, sebaliknya ada yang cukup lunak dan disebut fibroma
molle.
Kalau tumor dibelah, permukaannya
biasanya homogeny. Akan tetapi, pada tumor yang agak besar mungkin terdapat
bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis.
Neoplasmi ini terdiri atas jaringan
ikat dengan sel-sel di tengah-tengah jaringan kolagen. Selain mempunyai
struktur fibroma biasa, kadang-kadang terdapat bagian-bagian yang mengalami
degenerasi hialin. Mungkin pula terdapat elemen-elemen otot polos dan kelenjar-kelenjar
kisti. Vibroma ovary yang besar biasanya mempunyai tangkai, dan dapat terjadi
torsi dengan gejala-gejala mendadak. Yang penting ialah bahwa tumor ini sering
ditemukan sindrom meigs. Potensi keganasan pada fibroma ovari sangat rendah, kurang dari 1%.
2.
Terapi
Terapi terdiri atas
operasi yaitu ooforektomi. Sesudah operasi, asites dan hidrothoraks menghilang
secara spontan.
·
Tumor Brenner
Tumor Brenner adalah suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang di
temukan. Biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka frekuensinya
ialah 0,5% dari semua tumor ovarium.
Menurut meyer, epitel pulau-pulau dalam tumor berasal dari sisa-sisa
sel-sel walthard yang belum mengadakan diferensiassi.
Penyelidikan yang terakhir member petunjuk bahwa sarang-sarang tumor
bernner berasal dari epitel selomik duktus mulleri
1.
Gambaran klinik
Besar tumor ini beraneka ragam, dari yang kecil sampai
yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada
pembelahan berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista-kista kecil.
Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindrom meigs.
Mikroskopik gambaran tumor sangat khas, terdiri dari 2
elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi
oleh jaringan ikat yang luas dan padat. Sarang-sarang tadi dapat mengalami
degenerasi, sehingga terbentuk ruang yang terisi sitoplasma, segala ssesuatu
mirip folikel dalam ovarium.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik
yang khas, dan jika masih kecil biasanya ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan histopatologik ovarium. Jika menjadi besar, beratnya sampai
beberapa kilogram dan dapat memberi gejala seperti fibroma. Meskipun tumor
Brenner biasanya jinak, namun telah dilaporkan beberapa kasus tumor ini yang
histopatologik maupun klinis menunjukan keganasan. Dalam meneliti 402 kasus
tumor bernner, Farrar dan kawan-kawan (1960) menyatakan bahwa 7,5% dari tumor
ada tanda-tanda keganasan dikerjakan salpingo- ooforektomia bilateralis dan
histerektomia totalis.
·
Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang dalam
kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30 kasus. Tumor ini biasanya
unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5-16 cm diameter. Tentang asalnya
ada beberapa teori yang mendapat dukungan ialah
2 teori, yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkhim
folikel primordial, yang lain mengatakan dari sel adrenal ektopik dalam
ovarium.
Pada pembelahan warna permukaan tumor
kuning, dan pada pemeriksaan histologik sel-sel disusun dalam stroma, seperti
zona glomerulus dan zona fasikulata pada glandula suprarenalis.
Beberapa dari tunor ini menyebabkan
gejala maskulinisasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi
mamma, dan perubahan suara. Terapi terdiri atas pengangkatan tumor bersama ovarium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar