Laman

Cari Materi

Selasa, 28 Agustus 2018

TUMOR JINAK OVARIUM


Tumor jinak Ovarium
Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan histopatologi atau embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubung dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.
Di bawah ini tumor-tumor dibagi dalam tumor-tumor nonneoplastik dan tumor-tumor neoplastik jinak, dan selanjutnya tumor-tumor neoplastik jinak dalam tumor-tumor kistik dan tumor-tumor solid.

2.2       Penyebab
·         Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagisn bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi terletak di depan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang-kandang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema pada tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesa dan lain-lain.

·         Akibat aktivitas hormonal
Pada umunya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon. Seperti akan diterangkan pada pembicaraan tumor ganas, sebuah tumor sel granulosa dapat menimbulkan hipermenorea, dan arhenoblastoma dapat menyebabkan amenorea.

·         Akibat komplikasi
Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5cm atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dank arena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut.
Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total. Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum perietale dan kini menimbulkan rasa sakit. Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor akibat dengan akibat pembesaran tumor dan terjadinya perdarahan di dalamnnya. Jika putaran tangkai berjalan terus, akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak diambil tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau perdarahan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang membuat sirkulai baru untuk tumor tersebut. Tumor mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi tumor parasit atau tumor pengembara.
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman pathogen, seperti appendicitis, diverticulitis, atau salpingitis akuta. Kista dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.
Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi sel-sel kista pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang mengisi rongga perut dan menyebabkan perlekatan-perlekatan dalam rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan nama pseudomiksoma peritonei.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma ovariis serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid. Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan adanya anak sebar (metastasis) memperkuat diagnosis keganasan.

2.3       Diagnosis
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor ; dalam hal ini mioma subserosum atau mioma intraligamneter dapat menimbulkan kesulitan dalam diagnosis. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kencing penuh. Umumnya dengan memikirkan kemungkinan ini, pada pengambilan anamnesis yang cermat dan disertai pemeriksaan tambahan, kemungkinan ini dapat disingkirkan.
Tumor-tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis ialah antara lain ginjal ektopik, limpa bertangkai dan tumor dari kolon sigmoideum. Pemeriksaan pielogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon dapat menentukan ada tidaknya kemungkinan itu.
Di Negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bias menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau asites, akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi. Jika terdapat asites, perlu ditentukan sebab asites. Fibroma ovarii (sindrom meigs) dan tumor ovarium ganas dapat menyebabkan asites, akan tetapi asites dapat pula disebabkan oleh penyakit lain, seperti sirrosis hepatis. Pemeriksaan bimanual sebelum atau sesudah fungsi asites bisa memberi petunjuk apakah ia disebabkan oleh tumor ovarium. Pemeriksaan kimiawi cairan dan pemeriksaan histologik sedimen cairan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis. Pada tuberkolosis peritonei terdapat pula cairan dalam rongga perut, akan tetapi di sini cairan tidak bergerak dengan bebas seperti pada asites, karena dibatasi oleh perlekatan-perlekatan.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejal-gejala kea rah peradangan genital, dan pad pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perlekatan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan di antaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
Jika tumor ovarium itu bersifat neoplastik, timbul persoalan apakah tumornya jinak atau ganas. Tidak jarang tentang hal ini tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan anlisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis diferensial.
Metoda-metoda yang selanjutnya dapat menolong dalam pembuatan diagnosis yang tepat ialah antara lain :
1)    Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2)    Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3)    Foto roentgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Penggunaan foto roentgen pada pielogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolom sudah disebut di atas.
4)    Parasentesis
Telah disebut bahwa pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

2.3.1    Diagnosa diferensial
Walaupun pada umumnya diagnosa tumor ovarium mudah, tetapi ada kasus-kasus yang sukar dibedakan dengan keadaan atau penyakit lain. Misalnya:
1.        Kehamilan
Dapat dibedakan dengan reaksi biologis, rontgen , dan auskultasi
2.        Ascites
Ascites kadang-kadang dapat menyerupai kista, terutama bila besar sekali.
Untuk membedakannya dapat diotanyakan pada penderita,apakah pernah menderita cirrhosis hepatis atau carcinoma peritonei yang sekunder.
3.        Peritonitis tbc
Keadaan ini dapat menyerupai kista ovarium. Hal ini disebabkan karena ascites yang dibentuk sering memepunyai kapsel, yang pada palpasi dan perkusi menyerupai kista
4.        Myoma uteri
Bila tumor masih kecil kadang-kadang sukar dibedakan antra keduanya, perbedaannya ialah tumor ovarium dapat dirasakan bahwa tumor tersebut dapat dipisahkan dari uterus. Caranya dengan tangan kiri diatas perut ,kita mendorong tumor tersebut keatas , tangan kanan beraba portio . bila tumor ini berasal dari ovarium , pada waktu tumor didorong portio akan tetap tidak ikut betrgerak. Pada myoma uteri portio ikut bergerak.
5.        Perut gemuk
Dapat dibedakan dengan perkusi dan pemeriksaan dalam.
6.        Diverticulitis
Dapat dibedakan dengan barium inloop.

2.4       Klasifikasi
     Klasifikasi tumor ovarii, sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik pembagian secara klinis mau pun secara patologis anatomis.
2.4.1    Tumor nonneoplastik
1.      Tumor akibat radang
            Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial dan kista tubo-ovarial. Tumor-tumor ini sudah dibicarakan dalam bab radang dan beberapa penyakit lain pada alat-alat genital.

2.    Tumor lain
·      Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa, dan besarnya biasanya dengan diameter 1-1½ cm.
Kista yang berdiri sendiri bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulose, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista jernih dan sering kali mengandung estrogen, oleh sebab itu, kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan, atau bias terjadi rupture dan kista menghilang pula.
Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya, jika diameter tumor tidak lebih dari 5cm, dapat ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.
1.    Gejala-gejalanya
Kista jenis ini tidak memneberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu berasal bersifat monofasis.
Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memeberikan rasa penuh yang tidak enak pada daerah yang dikenai.seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi.
2.      Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan , apakah kista ini neoplastik , kecuali bila ukurannya sangat besar. Sebaiknya diadakan beberapa observasi beberapa minggu.
3.      Terapi
biasanya tidak memerlukan terapi karena mengalami resorbsi spontan. bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh karena indikasi lain sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan keadaan.
·      Kista korpus luteum
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum persitens), perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang daripada kista folikel, dan yang pertama bias menjadi lebih besar daripada kedua.
Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah. Perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan rupture. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpu luteum memudahkan pembuatan diagnosis.
Penanganan kista korpu luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.




·      Kista lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.
Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulose dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.
1.    Gejala-gejala
Pada bebeapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik. Haid kadang-kadang terlambat , diikuti dengan pedaahan sedikit yang terus menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah.
Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit.
2.    Diagnosa
Oleh karena jaang membeikan gejala-gejala , maka diagnosa suka ditentukan . bila tumo ini cukup besar sehingga dapat teraba ai luar , maka sukar dibedakan dengan tumor ovarium lainnya.
3.    Terapi
Pada umunya kita bersikap konservatif saja oleh karena biasanya kista tersebut akan mengecil dengan sendirinya. Kalau kista itu besar sekali , sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi.

·      Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-nagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita yang lanjut umurnya. Dan besarnya jarang melebihi diameter 1cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium ; dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.

·      Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium dan dibahas dalam bab endometriosis.

·      Kista stein-leventhel
Pada tahun 1955 Stein dan Leventhal meminta perhatian terhadap segolongan wanita muda dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea atau oligomenorea sekunder, kadang-kadang agak gemuk, seringkali (dalam kurang lebih 50%) hiesutisme tanpa maskulinisasi, dan dengan kedua ovarium membesar. Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polokistik, dan permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal.
Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal.umumnya pada penderita terdapat gangguan ovulasi; oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasi endometrii sering ditemukan.
Diagnosis dibuat atas dasar gejala-gejala klinis ; laparoskopi dapat membentu dalam pembuatan diagnosis. Sebagai diagnosis diferensial perlu dipikirkan tumor ovarium yang mengeluarkan androgen; tetapi tumor yang akhir ini umumnya terdapat hanya pada satu ovarium dan menyebabkan perubahan suara dan pembesaran klitoris. Perlu disingkirkan pula kemungkinan hiperplapsia korteks adrenal atau tumor adrenal; pada sindrom Stein-Leventhal tidak ada tanda-tanda defeminisasi, dan fungsi glandula suprarenalis normal.
Terapi :    dahulu banyak dilakukan wedge resection ovarium, tetapi sekarang untuk sebagian besar diganti pengobatan dengan klomifen yang bertujuan menyebabkan ovulasi.
Wedge resection perlu dipertimbangkan, apabila tetapi dengan klomifen tidak berhasil menyebabkan ovulasi, atau menimbulkan efek sampingan

2.4.2    Tumor neoplastik jinak
1.      Tumor Kistik
·      Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisna epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tungkai) denga gejala-gejala mendadak diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum, yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.

·      Kistadenoma ovarii serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan ovarium.
1.    Perubahan ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasis dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik di golongkan ke dalam kelompok tumor ganas.
2.      Terapi
Terapi pada umunya sama seperti pada kistadenoma musimosum. Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang diperlukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

·      Kistadenoma ovarii musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari epitel germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.
1.      Angka kejadian
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium. Sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27% ; sedangkan Gunawan (1977) menemukan angka 29,9% ; sapardam (1970) 37,2% dan Djaswadi 15.1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa prapubertas.
2.      Gambaran klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler oleh karena itu, permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai, kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan degenerative, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan ; yang terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degenerative di dalm kista. Pada permukaan terdapat cairan lendir yang khas, kemtal seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat diantaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar ; kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kiata, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak pelekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan / inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena disitu dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.\
3.    Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu. Jika berhubung dengan besar kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista di angkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan

·      Kista endometroid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini yang ditemukan oleh Sarteson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.

·      Kista dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.
Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis.
1.      Gambaran klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, dibagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengadung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa straktur gastrointestinalis, epitel saluran pernafasan, dan jaringan tiroid (entodermal).
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula trejadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Ada kemungkinan pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas. Termasuk disini :
1.        Struma ovarium
       Tumor ini terdiri terutama atas jarinangan tiroid dan kadang-kaadang dapat menyebabkan hipertiroid.
2.        Kistadenoma ovarii musinosum dan kista denoma ovarii serosum
       Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu elemen dari epithelium germinativum
3.        Koriokarsinoma
       Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus di buktikan adanaya hormone koriogonadotropin.
Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya teratoma solid ialah satu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang dapat juga ditemukan teratoma solidum yang jinak. Terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan, biasanya dengan selurug ovarium.

2.      Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak)
·      Fibroma ovary
Semua umor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma mebrional yang padat. Fibroma ovary berasal dari elemen-elemen fibroblastic stroma ovarium atau dari sel mesenkin yang multipoten.
1.      Gambaran klinik
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu ke abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras yang di sebut fibroma durum, sebaliknya ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.
Kalau tumor dibelah, permukaannya biasanya homogeny. Akan tetapi, pada tumor yang agak besar mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis.
Neoplasmi ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah-tengah jaringan kolagen. Selain mempunyai struktur fibroma biasa, kadang-kadang terdapat bagian-bagian yang mengalami degenerasi hialin. Mungkin pula terdapat elemen-elemen otot polos dan kelenjar-kelenjar kisti. Vibroma ovary yang besar biasanya mempunyai tangkai, dan dapat terjadi torsi dengan gejala-gejala mendadak. Yang penting ialah bahwa tumor ini sering ditemukan sindrom meigs. Potensi keganasan pada fibroma ovari  sangat rendah, kurang dari 1%.
2.      Terapi
Terapi terdiri atas operasi yaitu ooforektomi. Sesudah operasi, asites dan hidrothoraks menghilang secara spontan.

·      Tumor Brenner
Tumor Brenner adalah suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang di temukan. Biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka frekuensinya ialah 0,5% dari semua tumor ovarium.
Menurut meyer, epitel pulau-pulau dalam tumor berasal dari sisa-sisa sel-sel walthard yang belum mengadakan diferensiassi.
Penyelidikan yang terakhir member petunjuk bahwa sarang-sarang tumor bernner berasal dari epitel selomik duktus mulleri
1.      Gambaran klinik
Besar tumor ini beraneka ragam, dari yang kecil sampai yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindrom meigs.
Mikroskopik gambaran tumor sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang luas dan padat. Sarang-sarang tadi dapat mengalami degenerasi, sehingga terbentuk ruang yang terisi sitoplasma, segala ssesuatu mirip folikel dalam ovarium.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih kecil biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium. Jika menjadi besar, beratnya sampai beberapa kilogram dan dapat memberi gejala seperti fibroma. Meskipun tumor Brenner biasanya jinak, namun telah dilaporkan beberapa kasus tumor ini yang histopatologik maupun klinis menunjukan keganasan. Dalam meneliti 402 kasus tumor bernner, Farrar dan kawan-kawan (1960) menyatakan bahwa 7,5% dari tumor ada tanda-tanda keganasan dikerjakan salpingo- ooforektomia bilateralis dan histerektomia totalis.
·      Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30 kasus. Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5-16 cm diameter. Tentang asalnya ada beberapa teori yang mendapat dukungan ialah  2 teori, yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkhim folikel primordial, yang lain mengatakan dari sel adrenal ektopik dalam ovarium.
Pada pembelahan warna permukaan tumor kuning, dan pada pemeriksaan histologik sel-sel disusun dalam stroma, seperti zona glomerulus dan zona fasikulata pada glandula suprarenalis.
Beberapa dari tunor ini menyebabkan gejala maskulinisasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi mamma, dan perubahan suara. Terapi terdiri atas pengangkatan tumor bersama ovarium.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar