Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata
kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan
antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
2.2. Kontrasepsi Suntik
2.2.1. Pengertian Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi
yang diberikan kepada wanita yang mendapat suntikan periodik untuk mencegah
kehamilan.
2.2.2. Sejarah
Alat Kontrasepi Suntik
Keluarga
berencana bukanlah hal baru, karena menurut catatan-catatan dan tulisan-tulisan
dari Yunani Kuno, Tiongkok Kuno dan India, hal ini telah mulai dipraktekkan
sejak berabad-abad yang lalu.Tetapi pada waktu itu cara-cara yang dipakai masih
kuno dan primitif.
Pada
zaman Yunani Kuno, Soranus dan Ephenus telah membuat tulisan ilmiah tentang
cara menjarangkan kelahiran. Cara waktu itu adalah mengeluarkan semen (air
mani) dengan membersihkan vagina dengan kain dan minyak setelah melakukan
hubungan seksual. Adapula yang memakai alat-alat yang dapat menghalangi
masuknya sperma kedalam rahim umpamanya dengan memasukkan rumput, daun-daunan
ataupun sepotong kain perca kedalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual.
Pada zaman Tiongkok Kuno telah ada obat dan jamu yang maksudnya untuk mencegah
kehamilan.
Di
Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga berencana modren mulai dikenal pada
tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh
masyarakat telah mulai membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah
pertumbuhan penduduk.
Secara
ringkas, inovasi teknologi kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana seperti
kondom, pil KB, suntik, susuk dan akhirnya cara yang sangat mantap yaitu
kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi dan vasektomi.
Suntikan
progestin pertama di temukan pada awal tahun 1950 an, yang pada mulanya
digunakan untuk pengobatan endometriosis dan kanker endometrium (carcinoma
endometrii). Baru pada awal tahun 1960, uji klinis penggunaan suntikan
progestin untuk keperluan kontrasepsi dilakukan.Terdapat dua jenis suntikan
progestin yang dipakai, yakni depo medroksiprogesteron asetat dan depo
noretisteron enantat. Sedangkan untuk suntikan depo estrogen-progesteron
(Cyclofem) ditemukan pada tahun 1960 an. Penambahan estrogen pada obat
kontrasepsi progesteron ternyata dapat memperbaiki siklus haid.
2.2.3. Suntikan KB 1 Bulan
Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan
keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya minat
pemakainya minat pemakai suntikan KB oleh karena aman, sederhana, efektif,
tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan.
A.
Dua farmasi menemukan suntikan KB
hampir bersamaan:
1.
Upjohn company (1958)
·
Depo provera yang mengandung
medroxyprogesteron acetat 150 mgr
·
Cyclofem yang mengandung
medroxyprogesteron acetat 50 mgr dan komponen estrogen.
2.
Schering AG (1957)
Norigest
200 mgr yang merupakanderivat testosteron
B.
Mekanisme kerja suntikan KB
Mekanisme kerja komponen progesteron atau derivat
testosteron adalah:
1.
Menghalangi pengeluaran FSH dan LH
sehingga tidak terjadi pelepasan ovum. Kadar progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi
ovulasi.24 Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak
terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah
ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).
2.
Mengentalkan lendir serviks, sehingga
sulit ditembus spermatozoa. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit,
mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma.
Perubahan-perubahan siklus yang normal pada lendir serviks.Secret dari serviks
tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi
spermatozoa.
3.
Perubahan peristaltik tuba fallopii,
sehingga konsepsi dihambat. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di
dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi
ovum (telur) melalui tuba.
4.
Mengubah suasana endometrium, sehingga
tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi. Membuat endometrium menjadi
kurang layak/baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu
mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di
buahi.
C.
Keuntungan suntikan KB (cyclofem)
1.
Suntikan KB cyclofem diberikan setiap
bulan dan peserta KB akan mendapatkan menstruasi
2.
Jadwal suntikannya : interval 4 minggu
3.
Hubungan seks dengan suntik KB bebas
4.
Pengawasan medis yang ringan
5.
Dapat dipakai/diberikan pascapersalinan,
pascakeguguran, atau pasca menstruasi.
6.
Tidak terpengaruh faktor lupa dari
pemakai seperti KB pil
7.
Dapat dipakai segala usia pada masa
reproduktif
8.
Membantu terjadinya kehamilan diluar
kandungan
D.
Kerugian suntik KB
1.
Perdarahan yang tidak menentu
2.
Masih terjadi kemungkinan hamil
3.
Berat badan tambah
Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan
peserta KB menghentikan suntikan KB
E.
Kapan suntikan KB dapat diberikan
1.
Pascapersalinan
·
Segera ketika masih dirumah sakit
·
Jadwal suntikan berikutnya
2.
Pascaabortus
·
Segera setelah perawatan
·
Jadwal waktu suntikan yang
diperhitungkan
3.
Interval
·
Hari kelima menstruasi
·
Jadwal waktu yang diperhitungkan
Dengan pedoman tersebut kepada peserta KB dapat
memperhitungkan kedatangannya dengan tenggang waktu yang cukup jelas. Suntikan
KB cyclofem merupakan suntikan KB masa depan, karena mempunyai keuntungan :
1.
Diberikan setiap 4 minggu
2.
Peserta suntikan cyclofem mendapat
menstruasi
3.
Pemberian aman, efektif, dan relatif
mudah.
2.2.4.
Suntikan
Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depomedroksi
progesterone astetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM.
Sebulan sekali (cyclofem), dan 50 mg noretindronenantat dan 5 mg estradiol
valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
A.
Efektifitas
Sangat
efektif (0,1-0,4 kehamilan/100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.
B.
Keuntungan kontrasepsi
1.
Risiko terhadap kesehatan kecil
2.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami
istri
3.
Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4.
Jamgka panjang
5.
Efek samping sangat kecil
6.
Klient tidak perlu menyimpan obat suntik
C.
Keuntungan NonKontrasepsi
1.
Mengurangi jumlah perdarahan
2.
Mengurangi nyeri saat haid
3.
Mencegah anemia
4.
Khasiat pencegahan terhadapa kanker
ovarium dan kanker ovarium
5.
Mengurangi penyakit payudara jinak dan
kista ovarium
6.
Mencegah kehamilan ektopik
7.
Melindungi klien dari penyakit-penyakit
tertentu radang panggul
8.
Pada keadaan tertentu dapat diberikan
pada usia perimenopause
D.
Kerugian
1.
Terjadi perubahan pada pola haid,
seperti tidak teratur, perdarahan bercak atau spotting, atau perdarahan sela
sampai 10 hari
2.
Mual, sakit kepala ringan, nyeri payudara
ringan dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
3.
Ketergantungan klien terhadap pelayanan
kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapakan suntikan.
4.
Efektifitasnya berkurang bila digunakan
bersamaan dnegan obat-obatan epilepsy (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberculosis (rimpampisin).
5.
Dapat terjadi efek samping yang serius,
seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan
kemungkinan timbulnya tumor hati
6.
Penambahan berat badan.
7.
Tidak menjamin perlindungan terhadap
penularan infeksi menular seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV.
8.
Kemungkinan terlambatnya pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian.
E.
Yang boleh menggunakan suntikan
kombinasi
1.
Usia reproduksi.
2.
Telah memiliki anak ataupun yang belum
memiliki anak.
3.
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan
efektifitas yang tinggi.
4.
Menyusui ASI pasca persalianan lebih
dari 6 bulan
5.
Pasca persalianan dan tidak menyusui.
6.
Anemia.
7.
Nyeri haid hebat.
8.
Haid teratur.
9.
Riwayat kehamilan ektopik.
10.
Sering lupa mengguanakan pil
kontrasepsi.
F.
Yang tidak boleh menggunakan
suntikan kombinasi
1.
Hamil atau diduga hamil
2.
Menyusui dibawah 6 bulan pasca
persalianan
3.
Perdarahan pervaginan yang belum jelas
penyebabnya
4.
Penyakit hati akut (virus hepatitis)
5.
Usia diatas 35 tahun yang merokok
6.
Riwayat penyakit jantung, stroke, atau
dnegan tekanan darah tinggi (lebih dari 180/110 mmHg)
7.
Riwayat kelainan tromboemboli atau
dengan ekncing manis lebih dari 20 tahun
8.
Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan
sakit kepala atau migrain
9.
Keganasan payudara
G.
Waktu Mulai Menggunakan Suntikan
kombinasi
1.
Suntikan pertama dapat diberikan dalam
waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlakukan kontrasepsi tambahan.
2.
Bila suntikan pertama diberikan setelah
hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
3.
Bila klien tidak haid, suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastiakn ibu tersebut tidak
hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanyaatau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari
4.
Bila klien pascapersalinan 6 bulan,
menyusui, serta sebelum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat
dipastikan tidak hamil.
5.
Bila pascapersalianan > 6 bulan,
menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada
siklus haid hari 1 dan 7
6.
Bila pascapersalinan < 6 bulan dan
menyusui, jangan diberikan suntikan kombinasi
7.
Bila pascapersalian 3 minggu dan tidak
menyusui, suntikan kombinasi dapat diberikan
8.
Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat
segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.
9.
Ibu yang sedang menggunakan metode
kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantikannya dengan kontrasepsi
hormonal kombinasi.
10.
Bila kontrasepsi sebelumnya juga
kontasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantikan dengan suntikan
kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai dengan
jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
11.
Ibu yang menggunakn metode kontrasepsi
non hormonal dan ingin menggantikanya dengan suntikan kombinasi maka suntikan
pertama dapat segara diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil,
pemberiannya tanpa menunggu datangnya haid. Bila sebelumnya menggunakan AKDR,
dan ingin menggantinya dengan siklus kombinasinya, maka suntikan yang diberikan
hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.
H.
Cara penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan IM.
Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang bisa diberikan 7 hari
lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga
diberikan setelah diberikan 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja
diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan untuk melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja.
Keadaan
yang perlu mendapat perhatian khusus
Efek samping/ Masalah
|
Penanganan
|
Tekanan darah tinggi
|
< 180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan
|
Kencing manis
|
Dapat diberikan pada kasus tanpa komplikasi dan kencing manis nya
terjadi kurang dari 20 tahun, perlu diawas
|
Migrain
|
Bila tidak ada gejala neurologic yang berhubungan dengan sakit kepala
boleh diberikan
|
Menggunakan obat tuberculosis atau obat epilepsy
|
Berikan pil kontrasepsi kombinasi dengan 50 μg etinilestradiol atau
cari metode kontrasepsi lain
|
Mempunyai penyakit anemia bulan sabit
|
Sebaiknya jangan menggunakan suntikan kombinasi
|
I.
Tanda-tanda yang harus diwaspadai
pada penggunaan suntikan kombinasi
1.
Nyeri dada hebat atau nafas pendek.
Kemungkinan adanya bekuan darah di paru, atau serangan jantung.
2.
Sakit kepala hebat, atau gangguan
pengelihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi, atau migraine
3.
Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah
terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai.
4.
Tidak terjadi perdarahan atau spotting
selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
2.2.5.
Injeksi
Medroksiprogesteron Asetat/ Estradiol Sipionat
Obat
kontrasepsi baru yang disuntikan setiap bulan telah disetujui oleh Food and
Drug administration. Obat ini mengandung 25 mg medroksiprogesteron asetat plus
5 mg estradiol sipinoat dan akan dipasarkan dengan nama lunelle atau
cyclo-provera.
A.
Mekanisme kerja
Obat ini menghambat ovulasi dan menekan prolifolasi
endometrium. Kadar estradiol mencapai puncak pada 3-4 hari pasca injeksi dengan
nilai yang setara dengan lonjakan pra-ovulasi dalam siklus menstruasi
ovulatorik normal. Kadar estradiol menetap setinggi ini selama sekitar 10-14
hari. Penurunan kadar estradiol selanjutnya menyebabkan perdarahan lucut 10-20
hari setelah penyuntikan.
B.
Efektivitas
Pernah
dilaporkan hanya terjadi 6 kegagalan metode pada 70.000 wanita pertahun
pemakaian. Efektivitas ini setara dengan prosedur sterilisasi wanita.
C.
Keunggulan dan kekurangan
Frekuensi penyuntikan merupakan masalah yang nyata,
tetapi kemungkinan besar obat akan dipasarkan dalan suatu alat steril sekali
pakai yang memungkinkan swa-injeksi serta mudah digunakan oleh perawat dan
dokter. Setelah 3 bulan pemakaian, ketidak teraturan perdarahan tampaknya
menjadi lebih jarang terjadi dibandingkan dengan injeksi Depo
medroksiprogesteron asetat. Dua pertiga pemakaian jangka panjang mengalami haid
yang teratur. Pulihnya kesuburan setelah penghentian berlangsung cepat, dengan hampir
83% wanita menjadi hamil dalam 12 bulan setelah penghentian. Angka pemulihan
kesuburan jauh lebih cepat daripada penghentian dari injeksi Depo
medroksiprogesteron asetat. Efek lain obat baru ini pada hipertensi, nyeri
kepala, pusing bergoyang, mastalgia, malaise, perubahan serviks dan pertambahan
berat badan serupa dengan yang terjadi pada injeksi medroksiprogesteron.
D.
Efek Metabolik
Faktor-faktor prokoagulan tidak meningkat pada
wanita yang menggunakan obat ini, dan hanya dijumpai sedikit penurunan aktivitas
faktor VII dan X. Faktor plasminogen jaringan meningkat sementara aktivitas
antitrombin III dan konsentrasi protein C sedikit menurun. Belum pernah
dilaporkan terjadinya stroke, tromboemboli, anafilaksis, atau infark
miokardium. Perubahan lemak tampaknya tidak penting secara klinis, tetapi
pernah dilaporkan terjadi perubahan ringan dalam beberapa hari setelah
penyuntikan dan pada satu tahun pemakaian. Respon glukosa sedikit meningkat,
dan respon insulin terhadap pemberian glukosa juga sedikit meningkat selama
pemakaian. Transaminase hati dan bilirubin juga sedikit meningkat sementara
kadar fosfatase alkali menurun. Belum ada laporan penelitian tentang pengaruh
obat ini terhadap kepadatan tulang.
E.
Perkiraan kontraindikasi
Kontraindikasi jangan digunakan pada wanita yang
mengalami salah satu keadaan dibawah ini :
1.
Gangguan tromboflebitis atau
tromboembolus
2.
Riwayat tromboflebitis vena dalam atau
gangguan tromboembulus
3.
Penyakit serebrovaskular atau arteri
koroner
4.
Diketahui atau dicurigai mempunyai karsinoma
payudara, karsinoma endomatrium atau diketahui atau dicurigai mempunyai
neoplasia dependen-estrogen
5.
Perdarahan genital abnormal yang tidak
diketahui sebabnya
6.
Ikterus kolestatik pada kehamilan atau
riwayat ikterus setelah menggunakan pil
7.
Adenoma atau karsinoma hati
8.
Diketahui atau dicurigai hamil
9.
Merokok meningkatkan efek samping
kardiovaskular yang serius akibat pemakaian kontrasepsi kombinasi.
10.
Resiko meningkat seiring dengan usia dan
merokok dalam jumlah besar (15 batang atau lebih perhari) dan sering mencolok
pada wanita berusia kurang lebih 35 tahun.
2.2.6.
Kontrasepsi suntikan hormon
kombinasi (lunelle)
Deskrifsi, kefektifan, dan respon pengguna lunelle
merupakan suspensi cair dosis 0,5ml yang diberikan per bulan, dan mengandung
25mg medroksiprogesteron dan 5mg estradiol cipionat (MPA/E2C).
Mekanisme kerja utamanya ialah menekan ovulasi. Suspensi ini juga menghambat
sperma masuk kedalam vagina dengan cara mengentalkan lendir serviks.
Suntikan tersebut dapat efektif selama 28 hari
dengan tenggang 10 hari (28±5 hari) untuk suntikan ulang. Suntikan hormon
kombinasi merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif MPA/E2C menawarkan banyak
keuntungan kepada penggunaan pil kontrasepsi oral kombinasi tanpa kewajiban
minum pil setiap hari. Hal ini merupakan perbedaan antara penggunaan umum pil
kontrasepsi oral kombinasi dan suntikan hormon kombinasi.
Manfaat kombinasi kontrasepsi hormon injeksi untuk
beberapa wanita antara lain sikus yang teratur dan cepat kembali ke masa subur.
A.
Kontraindikasi
Kontraindikasi dan pemilihan kontraindikasi mutlak
penggunaan suntikan ini sama dengan kontraindikasi pil kontrasepsi oral
kombinasi ditambah berapa hal dibawah ini:
1.
Hypertensi
2.
Diabetes yang melibatkan pembuluh darah
3.
Penyakit katup jantung disertai komplikasi
Bidan juga harus mengkaji risiko HIV dan penyakit
menular seksual pada klien. Lunelle tidak memberi perlindungan terhadap kedua
penyakit ini. Klien harus mendapat informasi ,menyeluruh tentang hal ini dan
diberi arahan untuk menggunakan kondom bila klien memiliki risiko.
Alasan klien memilih metode lunelle adalah lebih
menyukai suntikan bulanan ketimbang pil harian, menstruasi teratur ketimbang
perdarahan tidak teratur yang timbul pada penggunaan metode pil yang hanya
mengandung progestin, dan bisa kembali subur dengan cepat. Klien lain merasa
bahwa penyuntikan setiap bulan tidak praktis, khususnya bila klien harus
menunggu giliran disuntik saat berada di klinik. Keadaan ini dapat diatasi
melalui pengadaan sistem alur pasien yang terpisah bagi klien yang ingin
mendapat suntikan kontrasepsi teratur.
B.
Efek samping
Efek samping yang timbul sama dengan efek samping
pil kontrasepsi oral kombinasi. Perdarahan
tidak teratur terjadi terutama selama 3 bulan pertama, dan sebagian besar klien mengalami siklus menstruasi
teratur setelah 3 bulan. Klien yang mendapat suntikan bulanan, dengan jarak
rata-rata sama, mengalami pola perdarahan yang lebih dapat diprediksi.
Efek samping lain yang paling sering muncul adalah
nyeri tekan pada payudara, timbul jerawat, dan peningkatan berat badan.
Peningkatan berat badab merupakan penyebab utama klien menghentikan metode ini
dan rentangnya rata-rata 2 hingga 3 kg selama tahun pertama dan secara
progresif terus bertambah selama tahun ke-2.
Interaksinya dengan obat lain sama seperti pil oral
kontrasepsi oral kombinasi dan suntikan DMPA.
C.
Manfaat
Manfaat ssuntikan ini kemungkinan sama dengan pil
kontrasepsi oral kombinasi, kendati belum ada penelitian tentang hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar