Laman

Cari Materi

Selasa, 28 Agustus 2018

Trauma pada fleksus brachialis


          Anatomi Fleksus Brachialis
Plexus brachialis dimulai dari lima rami ventral dari saraf spinal. Rami (tunggal: ramus yang berarti "akar") akan bergabung membentuk 3 trunkus yaitu: trunkus superior (C5 dan C6), trunkus inferior (C7) dan trunkus medialis (C8 dan T1).
Setiap trunkus akan bercabang membentuk dua divisi yaitu divisi anterior dan divisi posterior.
Enam divisi yang ada akan kembali menyatu dan membentuk fasciculus. Tiap fasciculus diberi nama sesuai letaknya terhadap arteri axillaris.
§  Fasciculus posterior terbentuk dari tiga divisi posterior tiap trunkus.
§  Fasciculus lateralis terbentuk dari divisi anterior trunkus anterior dan medalis.
§  Fasciculus medalis adalah kelanjutan dari trunkus inferior.

 

Cabang-cabang plexus brachialis

a.      3 Cabang dari ramus

Berasal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae.
2.      Nervus ke subclavius
Berasal dari ramus C5 dan C6, mempersarafi otot subclavius.
Berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafi otot serratus anterior.



b.      1 Cabang dari trunkus

Berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot supraspinatus dan infraspinatus.

c.       3 Cabang dari fasciculus lateralis

Berasal dari C5 dan C6, mempersarafi otot coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas.
3.      Cabang lateral nervus medianus
Memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus medianus.

d.      5 Cabang dari fasciculus posterior

Mempersarafi otot subscapularis.
Mempersarafi otot latissimus dorsi.
Mempersarafi bagian bawah otot subscapularis dan otot teres major.
4.      Nervus axillaris
Mempersarafi otot deltoideus, otot ters minor, sendi bahu, dan kulit di atas bagian inferior deltoideus.
5.      Nervus radialis
§  Mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah.
§  Mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah.
§  Merupakan saraf terbesar dari plexus.

e.       5 Cabang dari fasciculus medialis

Berasal dari C8 dan T1, mempersarafi otot pectoralis major dan otot pectoralis minor.
2.      Cabang medial nervus medianus
Memberikan cabang C8 dan T1 untuk nervus medianus.
Mempersarafi kulit sisi medial lengan atas.
Mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah.
5.      Nervus ulnaris
Mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0e/Brachial_plexus_2.svg/750px-Brachial_plexus_2.svg.png


2.2.    Pengertian Fleksus Brachialis
Fleksus brachialis adalah anyaman (latin : fleksus) serat saraf yang berjalan dari tulang belakang C4-T1, kemudian melewati bagian leher dan ketiak, dan akhirnya keseluruh lengan (atas dan bawah). Serabut saraf akan didistribusikan kebeberapa bagian lengan. Jaringan saraf dibentuk oleh cervical yang bersambungan dengan dada dan tulang belakang urat dan pengadaan di lengan dan bagian bahu.

2.3.    Macam-Macam Trauma Pada Fleksus Brachialis
Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam  kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal, di mana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga ibu mengedan dengan cara tidak dipaksakan dan kontaraksi kandung rahim tanpa mengalami akfiksi yang berat maupun trauma lahir seperti trauma pada fleksus brachialis
Macam-macam plesksus brachialis yaitu :
2.3.1.   Paralis Wajah dan Cedera Pleksus Brachialis
Cedera pada wajah termasuk memar karena penggunaan forsep atau paralis wajah yang disebabkan oleh forsep maupun tekanan sakkrum ibu.
Tanda-tanda paralis wajah termasuk wajah asimetris. Salah satu mata mungkin tetap terbuka.
Tindakan kebidanan dapat meliputi konsultasi penggunaan pelindung mata (eye patch) dan tetesan mata untuk lubrikasi. Paralis ini bersifat sementara.
Cedera fleksus brachialis dapat terjadi saat prenatal atau selama proses kelahiran saat traksi digunakan di leher. Cedera tersebut dapat terjadi pada kelahiran persentasi bokong atau kelahiran yang diperberat distosia bahu. Bahu baru lahir yang mengalami cedera fleksus brachialis rewel dan merasa nyeri. Manifentasi cedera bergantung pada radiks saraf yang terkena dan derajat cedera. Radiks sarafdapat terkena adalah radikssaraf servikal C5 dan C6 (paralis Erb-Duchenne), radiks C8 dan T1 (paralis Klumpk), atau keduanya.
Tanda-tanda fisik paralisis Erb-Duchenne termasuk hilangnya pergerakan secara pada lengan yang terkena dengan aduksi pada bagian bawah lengan tersubut. Hal ini menyebabkan karakteristik tanda “tip pelayanan” (waiter's tip) yang ditandai denga totasi iternal bagian bawah lengan dengan jari dan pergelangan tangan fleksi. Refles menggenggam tidak terganggu, tetapi reflex moro lemah pada sisi yang terkena.
Pada paralisis Klumpke, refles genggam hilang dan tangan bayi dalam postur seperti mencakar.
Cedera fleksus brachialis sering terjadi dan ditemukan pada hampir 1 dalam tersebut bIasanya terjadi setelah suatu persalinan yang sulit, namun kadangkala sesudah persalinan yang tampaknya mudah, bayi baru lahir dengan mengalami kelumpuhan. Paralisis Dukchenne atau Erb meliputi paralisis mulkulus deltoideus dan infraspinatus disamping lengan tanpak lemas dan tergantung disisi tubuh, dengan lengan bawah dalam keadaan ekstensi serta rotasi ke dalam. Fungsi jari-jari tangan biasanya tidak terganggu.
Lesi ini terjadi akibat regangan atau robekan pada radiks superior pleksus brachialis yang mudah mengalami tegangan ekstrim akibat tarikan kepala ke lateral, sehingga denag tajam memfleksikan pleksus tersebut kearah salah satu bahu. Mengingat traksi dengan arah ini sering dilakukan untuk melahirkan bahu pada presentasi verteks yang normal, paralisis Erb dapat tejadi pada persalinan yang tampak mudah. Karena itu, dalam melakukan ekstraksi kedua bahu bayi, kita harus berhati-hati agar tidak melakukan flaksi lateral leher yang berlebihan. Yang paling sering terjadi, pada kasus dengan persentasi kepala, janin yang menderita paralisis ini memiliki ukuran khas abnormal yang besar, yaitu denga berat 4000 gram atau lebih.
Pada ekstraksi bokong, kita harus memberikan perhatian terutama untuk mencegah ekstensi kedua lengan lewat kepala. Lengan yang ektensi bukan saj memperlambat persalinan bokong namun juga meningkatkan resiko paralisis. Prognosis keadaan ini biasanya baik bila dilakukan fisioterapi segera dan tepat. Namun, demikian kadangkala terdapat kasus yang tidak berhasil diatasi dengan segala tindakan dan lengan bayi mengalami paralisis permanen.
Yang lebih jarang terjadi, trauma terbatas pada nervus bagian distal dari pleksus brachialis yang menimbulkan paralisis tangan atau paralisis Klumpke.
Cedera pada radiks lebih tinggi, yaitu pada pleksus brachialis (C3-C5) dapat menyebabkan tanda gangguan pernapasan yang signifikan karena paralisis saraf frenikus dan gangguan diafragma. Bayi baru lahir yang mengalami tipe cedera saraf ini bernapas sangat dangkal dengan ekskursi pernapasan dan memerlukan dukungan pernapasan agresif saat lahir.  

2.3.2.   Paralisis Fleksus Brachialis
Timbul akibat tarikan kuat pada leher bayi, misal pada distosia bahu atau persalinan sunsang.
Kelainan ini terdiri atas :
a.  Paralisis Duchenne – Erb yaitu mengenai lengan atas dipersarafi cabang-cabang C5-C6,lengan dalam dengan ektensi dan aduksi dengan refleks biseps dan refleks Moro negatif atau dengan pengertian lain adalah kelumpuan bagian tubuh yang disarafi oleh cabang-cabang C5 dan C6 dari fleksus brachialis.disini terdapat kelemahan untuk fleksi, abduksi, serta  memutar keluar, disertai hilangnya refleks biseps dan Moro. Jadi bayi diangkat maka lengan yang lumpuh akan tergantung lemas.

b.  Paralisis Klumpke, yaitu mengenai lengan bawah yang depersarafi cabang-cabang C8-T1,sangat jarang ditemukan atau dengan kata lain kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh cabang C8-T1 dari fleksus brachialis. Disini terdapat kelemahan otot-otot freksor pergelangan tangan, sehingga bayi kehilangan refkes mengepal.
Kelainan ini timbul akibat tarikan yang kuat didaerah leher pada saat lahirnya bayi, sehingga terjadi kerusakan pada fleksus brachialis. Hal ini ditemukan pada persalinan sungsang apabila dilakukan traksi yang kuat dalam usaha melahirkan kepala bayi. Pada persalinan presentasi kepala, kelainan dapat terjadi pada janin pada bahu lebar.
Pengobatan ialah dengan imobilisasi lengan yang lumpuh dalam posisi lengan atas abduksi 90, siku fleksi 90disertai supinasi lengan bawah dan pergelangan tangan dalam ekstensi, selain 12 jam sehari, disertai massege dan latihan gerak. Atau penaggulangannya dengan jalan meletakkan lengan atas dalam posis abduksi 90 dan putaran keluar. Siku berada dalam fleksi 90 disertai supinasi lengan bawah dengan ektensi pergelangan dan telapak tangan menghadap kedepan. Penyembuhan biasanya setelah beberapa hari, kadang-kadang 3-6 bulan. Atau penyembuhan berpariasi antara 2 bulan sampai 2 tahun.

2.3.3.   Brachialis Palsi
a.  Pengertian
Kelumpuhan pada fleksus brachialis.
b.  Penyebab
1.  Tarikan lateral pada kepala dan leher pada waktu melahirkan bahu presentasi kepada.
2.  Apabilah dengan entensi melewati kepala pada presentasi bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada bahu

2.4.    Penyebab Dari Trauma Pada Flexus Brachialis
     Ada banyak penyebab kemungkinan lesi pleksus brachialis. Trauma adalah penyebabyang paling sering, selain itu juga konpresi local seperti pada tumor ideopatik, radiasi, post operasi dan cedera pada lahir.

2.5.    Tanda Dan Gejala Trauma Pada Fleksus Brachialis
1.    Gangguan motorik lengan atas
2.    Lengan atas dalam kedudukan ekstansi dan abduksi
3.    Jika anak diangkat maka lengan akan lemas tergantung
4.    Refleks moro negatif
5.    Hiperekstensi dan fleksi pada jari-jari
6.    Refleks meraih dengan tangan tidak ada
7.    Paralisis dari lengan atas dan lengan bawah
“Gejala-gejala tersebut tergantung besar kecilnya kelumpuhan”

2.6.    Cara Mendeteksi Trauma Pada Fleksus Brachialis
     Cara Mendeteksi Trauma Pada Fleksus Brachialis yang dapat dilakukan oleh bidan, melakukan pemeriksaan fisik dan reflex pada bayi baru lahir dengan menempatkan bayi diatas temat tidur yang keras.
    
2.7.    Asuhan Kebidanan Pada Trauma Flexus Brachialis
          2.7.1.   Asuhan yang diberikan di BPS
                     Penatalaksanaan kebidanan meliputi :
1.          Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai untuk mencegah terjadinya kontraktur.
2.          Beri penguat atau bidai selama 1-2 minggu pertama kehidupannya. Caranya : letakkan tamgan bayi yang lumpuh disamping kepalanya yaitu dengan memasang perban pada pergelangan tangan bayi kemudian dipanitikan dengan bantal atau seprei disamping kepalanya.
3.          Segera siapkan rujukan untuk membebat yang terkena dekat dengan tubuh dan konsultasi dengan tim pediatric. Orang tua harus dianjurkan untuk sebisa mungkin menghindari menyentuh ekstremitas yang tekena selama minggu pertama karena adanya nyeri.
4.          Konseling kepada orang tua supaya orang tua diyakinkan bahwa pada mayoritas kasus, paralisis hilang dalam 3-6 bulan, dengan perbaikan awal dibuktikan dalam beberapa minggu. Terapi ini bermanfaat setelah pembengkakan pertama berkurang.

          2.7.2.   Asuhan yang diberikan di RS
Pemeriksaan radiografi
1.  Foto vetebra vertical untuk mengetahui apakah ada fraktur pada vertebra vertical
2.  Foto bahu untuk mengetahui apakah ada fraktur scapula, klavekula dan hemerus
Terapi okupasi terutama diperlukan untuk memelihara luas gerak sendi bahu, membuat ortesa yang tepat untuk membantu fungsi tangan, siku dan lengan, mengotrol edema deficit sensorik.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar