Laman

Cari Materi

Selasa, 28 Agustus 2018

Sibling rivalry


Definisi sibling rivarly

Sibling rivalry adalah persaingan antara saudara kandung dalam memperebutkan perhatian dan kasih sayang orangtua.(1)
Sibling rivalry adalah kecemburuan dan kemarahan yang lazim terjadi pada anak karena kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga, yang dalam hal ini adalah saudara kandungnya.(1)
Sibling rivalry dapat diartikan sebagai persaingan antara saudara kandung. Persaingan antara saudara kandung merupakan respon yang normal seorang anak karena merasa ada ancaman ganguan yang mengganggu kestabilan hubungan keluarganya dengan adanya saudara baru.(2)
Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. (3)
Sibling rivalry menjadi fenomena tersendiri, karena sejatinya kita adalah mahkluk sosial yang menuntut manusia hidup berkelompok dan bermasyarakat. Meskipun ruang lingkupnya kecil, keluarga adalah kumpulan orang, persaingan antara saudara kandung otomatis tidak bisa di hindarkan, baik positif ataupun negatif.(3)
Persaingan adalah sesuatu yang alamiah, bagi anak-anak ini semacam permainan, sedangkan bermain adalah proses pembelajaran anak tentang kehidupan. Sibling rivallry menjadi momen untuk mempelajari kebersamaan, keadilan, kelapangan hati untuk memaafkan.(3)
Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran adik baru. Kehamilan itu sendiri merupkan waktu ideal bagi anak-anak untuk memahami darimana bayi berasal dan bagaimana bayi itu dilahirkan.(4)
Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru, bergairalah karena mendapat teman bermain baru, takut akan ditelantarkan dan sering kecewa ketika sang adik tidak mau segera bermain. Akan tetapi persaingan sengit yang ditakutkan oleh banya orang tua bukan tidak dapat dihindari. Temperamen anak tertentu itu dan cara orang tua memperlakukan anak adalah faktor kunci yang menentukan seberapa besar persaigan yang terjadi di antara saudara kandung.(4)
Tidak mudah memang untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi baru dan membantu anak yang lebih besar mengatasi perubhahn itu. Usahakan agar anak yang lebih besar mendapat beberapa keistimewaan, mungkin dengan waktu tidur lebih larut atau waktu khusus untuk perhatian yang tidak terbagi untuknya. Pastikan pula bahwa anak yang lebih kecil dilindungi dari perlakuan marah dan suka memerintah dari anak yang lebih besar, lebih kuat dan lebih pandai.(2)
Percekcokan yang bercampur dengan permainan yang menyenangkan adalah pola yang lazim di antara kakak dan adik. Tidak bijaksana bila kita mengharapkan seseorang anak selalu bertindak adil menurut standar orang dewaasa. Baragkali lebih baik mengajar semua anak karena tidak bertengkar atau memarahi mereka semua ketika mereka berkelahi daripada mencoba menyelidiki siapa yang benar dan siapa yang salah. Walaupun tanpa bisa dihindari sekali waktu mungkin bertindak berlebihan, waspadalah agar seorang anak jangan selalu diberi dukungan dengan mengorbakan anak lain.(2)
Jika saudara kandung adalah anak prasekolah, dia akan lebih dapat lebih memahami apa yang sedang terjadi. Dengan mempersiapkan dia selama kehamilan, orang tua dapat membantu mengurangi kebingungan atau rasa irinya. Dia dapat memahami fakta dasar dari situasi tersebut dan dia kemungkinan akan sangat ingin tahu tentang orang yang ingin dia ketahui ini.(1)
Begitu bayi lahir, anak yang lebih besar merasa kehilangan orang tuanya dan marah karena bayi akan menjadi pusat perhatian baru. Tetapi dengan memuji dia karena telah membantu dan bertindak seperti “orang dewasa” akan membuat anak tahu bahwa dia juga mempunyai peran baru yang penting untuk dimainkan. Pastikan bahwa anak mendapatkan waktu menjadi “orang penting” dan diizinkan menjadi “bayi” sewaktu dia merasa perlu. Selain itu sering diberikan kesempatan agar dia tahu bahwa ada cukup ruang dan cinta kasih dalam hati orang tua untuk mereka berdua.(1)
Jika saudara kandung sudah memasuki usia sekolah, dia mungkin tidak lagi merasa terncam oleh pendatang baru dalam keluarga. Bahkan kemungkinan besar dia kagum dengan proses kehamilan dan persalinan, serta ingin sekali bertemu dengan bayi yang baru.(1)
Kehadiran anggota keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan krisis situasi yang perlu diantisipasi dan anak todler (1-3 tahun) dipersiapkan, terutama untuk anak pertama yang telah merasakan posisi yang menyenangkan menjadi “yang nomor satu”.(1)
2.2.      Penyebab sibling rivarly
Penyebab Sibling Rivalry Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
1.         Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan pada saudara mereka.
2.         Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang tua mereka.
3.         Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota keluarga baru/ bayi.
4.         Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5.         Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
6.         Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan saudara mereka.
7.         Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
8.         Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga adalah normal.
9.         Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
10.     Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
11.     Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
12.     Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.(4)
2.3.      Segi positif sibling rivarly

Segi Positif Sibling Rivalry Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara lain:

1.         Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting.
2.         Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
3.         Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.(3)
2.4.      Respon anak
Respon yang dapat ditunjukkan oleh anak, antara lain :
                                 1.         Memukul bayi (adiknya)
                                 2.         Mendorong bayi dari pangkuan ibu
                                 3.         Menjauhkan putting susu dari mulut bayi
                                 4.         Secara verbal menginginkan bayi kembali ke perut ibu
                                 5.         Ngompol lagi
                                 6.         Kembali bergantung pada susu botol
                                 7.         Bertingkah agresif.(1)
2.5.      Antisipasi orang tua
Cara mengantisipasi perubahan sikap dan perilaku anak adalah dengan menyiapkan mereka untuk kelahiran adiknya, yaitu :
                                 1.         Mulai memperkenalkan pada organ reproduksi dan seksual
                                 2.         Beri penjelasan yang konkret tentang pertumbuhan bayi dalam rahim dengan menunjukkan gambar sederhana tentang uterus dan perkembangan janin
                                 3.         Beri kesempatan anak untuk ikut gerakan janin
                                 4.         Libatkan anak dalam perawatan bayi
                                 5.         Beri pengertian mendasar tentang perubahan suasana rumah, seperti alasan pindah kamar
                                 6.         Lakukan aktivitas seperti biasanya dan lakukan bersama dengan anak, seperti mendongeng sebelum tidur atau piknik bersama.(1)

2.6.      Mengatasi sibling rivarly

Mengatasi Sibling Rivalry Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
1.           Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2.           Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3.           Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4.           Membuat anak-anak mampu bekerja sama dari pada bersaing antara satu sama lain.
5.           Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6.           Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
7.           Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8.           Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9.           Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
10.       Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik.
11.       Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak.
12.       Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13.       Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14.       Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.(4)
2.7.      Dinamika keluarga dalam memainkan peran

Ada sebuah keluarga kecil yang sedang berbahagia karena ibu muda ini akan melahirkan anak  ke duanya, sebelumnya ibu ini memiliki anak pertama yang usianya kini 3 tahun. Anak pertamanya ini adalah seorang anak laki-laki yang baik dan penurut, ibu merasa sangat senang dengan sikapnya yang sudah tidak rewel dan ibu pun tidak khawatir dengan kehamilannya untuk memberikan adik pada sang kakak.
Tetapi setalah ibu melahirkan ada hal yang berbeda dari anaknya yang pertama ini. Dia menjadi sangat rewel, cengeng,  suka ngompol padahal itu hal yang sudah tidak pernah dia perlihatkan lagi selama ibu hamil. Ibu dan ayah terkadang sangat kebingungan dengan hal ini, apalagi sekarang ada bayi kecil yang sangat perlu diperhatikan.

Ibu           : (sedang menggendong adik bayi sambil menyusui dan     menyanyikan lagu)
“ ade bobo,,oh..ade bobo.. kalau tidak bobo nanti di gigit nyamuk”
            Kakak  : “ibu- ibu lihat kakak gambar bu...”
            Ibu        :“iy ka,, sebentar ya, ibu kan lagi menyusui ade nie,..”
            Kakak : “ ibu kakak juga pengen susu,,bu,,”
            Ibu        :“iy,,kakak nanti ibu bikinin ya susunya buat kakak ,,”
            Kakak : “ ah,,, sekarang bikininnya,,ibu,,sekarang..”
   (sambil merengek-rengek dan menjauhkan adiknya dari     pangkuan ibu)
            Ibu       : “ayah,,,ayah,, tolong ini kakak,,”
            Ayah   :(ayah yang sedang membaca koran, berlari menghampiri ibu)
“ kenapa bu,, ada apa dengan kakak..??”
Ibu       : “ini kakaknya rewel, kepingin dibuatin susu ,,ibu lagi nyusuiin ade nie,,,”
Ayah   :(ayah melihat kakak merengek-rengek sambil mendorong adik bayinya)
“ kakak ga boleh gitu ya sayang,,yuk ayah bikinin susu buat kakak,,”
Kakak  : “ ga mau pingin di buatin sama ibu,,,”
                         (sambil menangis)
Ibu       : “ya sudah ayah tolong gendong adenya yah,, biar ibu yang buatin susu buat kakak ,,”
Ayah   : “ ya sudah kalau begitu “
                        (ayah mengambil adik bayi dari gendongan ibu)

Akhirnya susu pun dibuatkan oleh ibu dan diberikan kepada kakak, kakak pun merasa senang dan tersenyum kembali. Ibu merasa sangat kelelahan dengan sikap kakak yang semakin hari makin rewel, tidak mau kalah dari adiknya. Di malam  hari ibu yang sudah kelelahan berbincang-bincang dengan ayah.

Ibu       : “ yah,,gimana ya,, ibu takut kalau melihat perkembangan kakak, yang semakin tidak bisa menerima kehadiran adiknya”
Ayah   : “ya sudah bu,, jangan terlalu di pikirkan, mungkin karena kakak cemburu dengan adik bayi saja”
Ibu       : ya,, mungkin juga, tapi kalau di biarkan terlalu lama apa tidak akan terus ke bawa nanti sampai dewasa yah,,??”
Ayah   : “ bagaimana kalau kita tanyakan hal ini ke ibu bidan saja,,”
Ibu       : “ iya,, yah .. mungkin bu bidan lebih tau tentang hal ini ,,”

Perbincangan ayah dan ibu ini akhirnya di hentikan dengan semakin larutnya malam dan waktunya untuk meraka beristirahat. Keesokan harinya ayah dan ibu beserta anak-anaknya pergi ke tempat bidan yang telah membantu persalinan ibu. Sesampainya di tempat bidan ibu dan ayah disambut dengan ramah.

Bidan  : “selamat pagi ibu, bapak, hallo kakak,, mari silahkan duduk”
Ibu       : “iy,,bu bidan terima kasih,,
Bidan  : “iy,, baik bu..bagaimana kabarnya,,??
Ibu       : baik bu, alhamdulillah,,,
Bidan  : “ baik bu,, ada yang bisa saya bantu ..??”
Ibu       :“iya bu,, ini anak saya kakak, sekarang-sekarang ini sangat sering rewel dan ada perasaan cemburu dengan adiknya, padahal sewaktu masih hamil masih biasa-biasa saja “
Bidan : “begitu ya bu,,mungkin itu memang hal yang wajar menurut kakak, karena dia merasa mulai tidak di perhatikan lagi oleh orang tuanya semenjak kehadiran adiknya, mugkin ibu dan bapa juga lupa untuk meperhatikan kakak karena terfokus dengan adiknya, itu juga menjadi salah satu kecemburuan buat kakak”
Ibu       : “begitu ya bu bidan, terus saya harus seperti apa..?”
Bidan  : “sebaiknya ibu mulai mengajak kakak terlibat dalam beberapa hal yang bisa ia lakukan, contohnya ibu mengajak kakak untuk menyiapan pakaian adiknya setelah adik mandi, agar dia merasa ada tugas baru sebagai kakak yang melindungi adiknya.”
Ayah   : “betul juga ya bu bidan”
Bidan              : “untuk bapa juga harus bisa membantu ibu, agar dapat membagikan waktu bersama kakak dan juga adik barunya.”
Ayah   : “ baik bu bidan, insya alloh tentunya saya akan merawat dan menjaga anak-anak dan istri saya,”
Bidan  : “ baiklah ibu dan bapa, apa sudah dapat di pahami,,??
Ibu       : “insya alloh sudah paham bu bidan, saya harus bisa memberikan sedikit tanggung jawab untuk kakak agar dia punya peran baru sebagi seorang kaka dan lebih dekat dengan adiknya begitukan bu bidan,, lalu  kapan saya bisa menerapkan hal tersebut,,??’
Bidan : “ betul bu,, saya rasa ibu dan bapa dapat menerapkannya mulai dari sekarang ini,,  iy kakak, kakak sayang sama adik bayinya,,??
Kakak  : “ sayang,,” (sambil menganggukkan kepalanya)
Bidan  : “kalau gitu kakak jaga dan rawat adiknya yah,,”
Kakak  :”iyah,,di jaga yah,,”
Ayah   :” baiklah bu bidan, kita mau pamit saja, terima kasih banyak ya bu bidan”
Bidan : “ iya,,sama-sama bapa, ibu, saya juga berterima kasih karena sudah mau berbagi dengan saya.”

Akhirnya ayah dan ibu pun pulang dan di rumah mereka mulai menerapkan hal-hal kecil yang melibatkan anak pertamanya itu. Mulai dari menyiapkan pakaian adik dengan membawa popok dan mengajak adik bermain, sampai tertidur bersama adiknya. Kakak pun mulai tidak rewel lagi dan lebih banyak membatu ibu dan ayahnya, kakak menunjukan perannya sebagi seorang kakak yang bisa menjaga adiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar