2.1. Sistem Skeletal (rangka)
Sistem Skeletal (rangka) adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau
gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur
lain seperti ligamen, tendon, otot,
dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun
jumlah ini dapat bervariasi antara individu.
Tulang disebut alat gerak pasif
karena digerakkan oleh otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting
karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.
Secara garis besar, rangka manusia
dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (sumbu
tubuh) dan rangka Apendikuler
(anggota tubuh).
2.1.1.
Rangka Aksial
Rangka aksial terdiri
dari tulang tengkorak, tulang belakang (vertebra), hyoid, tulang dada dan
tulang rusuk.
A.
Tengkorak
Tengkorak berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang
yang terdapat pada tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat digerakan.
B.
Hyoid
Hyoid merupakan tulang yang berbentuk U, terdapat
diantara laring dan mandibula. Hyoid berfungsi sebagai tempat pelekatan
beberapa otot mulut dan lidah.
C.
Tulang Belakang
Pada tulang belakang terjadi pelengkungan- pelengkungan yang
berfungsi untuk menyangga berat tubuh. tulang belakang memungkinkan manusia
melakukan berbagai macam posisi dan gerakkan, misalnya berdiri, duduk atau
berlari. Tulang-tulang vertebra terdiri dari 33 ruas tulang bersendi. Pada
setiap ujungnya terbentuk satu turus yang
luntur. Turus vertebra berfungsi untuk melindungi saraf tunjang yang
terletak dibagian tengahnya. Diantara tulang-tulang vertebra, terdapat cakera
rawan yang bertindak sebagai kusyen untuk penyerap hentakan (daya) dan
mengurangi geseran semasa pergerakan.
Gambar Tulang Belakang
D.
Tulang dada dan rusuk
Tulang dada dan rusuk bersama- sama membentuk perisai
pelindung bagi organ- organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru- paru dan
jantung.tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang.
Gambar Tulang
dada dan rusuk
2.1.2.
Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler
terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang- tulang lengan, tungkai,
dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler
menyusun alat gerak, tangan dan kaki.
Tulang rangka apendikuler
terdiri atas beberapa tulang sebagi berikut,
A.
Tulang selangka
Tulang selangka atau tulang leher membentuk bagian depan
bahu.
B.
Tulang belikat
Tulang belikat terdapat di atas sendi bahu dan merupakan
bagian pembentuk bahu.
C.
Tulang pangkal lengan (humerus), pengumpil (radius), hasta (ulna).
Tulang pangkal lengan (humerus) bersama tulang pengumpil (radius) dan tulang hasta (ulna)
menyusun lengan atas dan bawah menjadi ekstremitas atas.
D.
Tangan dan kaki
Tulang tangan tersusun atas tulang- tulang pergelangan
tangan, telapak tangan dan jari- jari. Jari tangan terdiri dari tiga ruas,
kecuali ibu jari yang mempunyai dua ruas.
Tulang kaki disusun oleh tulang paha, tempurung lutut, tulang
kering, tulang betis, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki, dan kari-
jari kaki. Tulang kaki akan membentuk ekstremitas bawah.
2.2. Jenis- jenis tulang
Di dalam tubuh kita terdapat dua
macam jenis tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat- sifat fisiknya,
yaitu tulang rawan (kartilago) dan
tulang keras (osteon).
2.2.1.
Tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan (kartilago)
bersifat bingkas dan lentur serta terdiri atas sel- sel rawan yang dapat
menghasilkan matriks berupa kondrin.
Pada anak- anak jaringan tulang rawan banyak mengandung sel- sel. Pada orang
dewasa, jaringan tulang rawan banyak mengandung matriks. Pada orang dewasa
tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat, misalnya cuping hidung,
cuping telinga, antara tulang rusuk dan tulang dada, sendi- sendi tulang, antar
ruas tulang belakang, dan pada cakra epifisis oleh selaput tulang rawan (perikondrium) yang mengandung sel- sel
pembentuk tulang rawan (kondroblas).
2.2.2.
Tulang Keras (osteon)
Tulangnya bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai
sistem rangka. Osteon tersusun atas
bagian- bagian sebagai berikut,
A.
Osteoblas
Merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit.
B.
Osteosit
Merupakan sel- sel tulang dewasa.
C.
Osteoprogenator
Merupakan sel khusus, yaitu derivate mesenkim yang
memiliki potensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas. Osteoprogenator terdapat dibagian luar membrane (periosteum).
D.
Osteoklas
Merupakan sel yang berkembang dari monosit yang terdapat
disekitar permukaan tulang. Fungsi osteoklas
untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan tulang.
2.3. Fungsi Tulang
Tulang- tulang pada manusia selain
menyusun rangka, juga mempunyai fungsi lain, yaitu:
A.
Memberi bentuk tubuh
B.
Melindungi alat tubuh yang
vital
C.
Menahan dan menegakan tubuh
D.
Tempat perlekatan otot
E.
Tempat menyimpan mineral
terutama kalsium dan fosfor.
F.
Tempat pembentukan sel darah
G.
Tempat menyimpan energi, yaitu
berupa lemak yang tersimpan di sumsum kuning tulang.
2.4. Pembentukan Tulang
Pembentukan tulang terjadi setelah
terbentuknya tulang rawan (kartilago). Kartilago dihasilkan dari sel- sel
mesenkim. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan terisi
osteoblas.
Osteoblas juga menempati jaringan seluruhnya dan membentuk sel- sel
tulang.
Sel- sel tulang dibentuk terutama
dari arah dalam ke luar, atau proses pembentukannya konsentris. Setiap satuan-
satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu
system yang disebut system Havers.
Di sekeliling sel- sel tulang terbentuk
senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Kelak, di dalam senyawa
protein ini terdapat pula kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan
mengeras. proses pembentukan tulang disebut juga proses osifikasi.
Pada usia nol- 30/35 tahun, disebut
modeling tulang, karena pada masa ini terbentuk model tulang seseorang.
Sehingga lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada usia 30- 35 tahun,
pertumbuhan tulang sudah selesai, di sebut remodeling dimana modeling sudah
selesai tinggal proses pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang
yang baru yang masih muda.
Secara alami setelah pembentukan
tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Hal ini bisa dicegah dengan
menjaga asupan kalsium setelah tercapainya puncak massa tulang. Dengan asupan kalsium 800 – 1200
mg perhari, puncak massa
tulang ini bisa dipertahankan. Massa tulang
dipertahankan untuk mencegah penurunan massa
tulang, dimana penurunan massa
tulang ini akan mengakibatkan berkurangnya kepadatan tulang, dan tulang akan
mengalami osteoporosis.
Komposisi Tulang
Tulang terdiri dari 2 bahan:
1. Matrik yang kaya mineral (70%) =
Bone (Tulang yang sudah matang)
2. Bahan-bahan organik (30%) yang
terdiri dari:
1. Sel (2%) :
1. Sel Osteoblast : yang membuat
matrik (bahan) tulang / sel pembentuk tulang
2. Sel Osteocyte : mempertahankan
matrik tulang
3. Sel Osteoclast : yang menyerap
osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang (matrik) / sel yang menyerap tulang.
2. Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit
mineral (osteoid=tulang muda)
2.5. Hubungan Antar Tulang
Tulang di dalam tubuh dapat
berhubungan secara erat atau tidak erat. Hubungan antar tulang disebut
artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, diperlukan struktur khusus yang
disebut sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi. Mula-
mula kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat.
Kemudian kedua ujung kartilago membentuk sel- sel tulang, keduanya diselaputi
oleh selaput sendi(membrane sinovial)
yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut cairan sinovial.
Di dalam system rangka mnusia
terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu sinartosis, amfiartosis, dan diartosis.
2.5.1.
Sinartosis
Adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah
sendi. Hubungan antar tulang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan ikat
yang kemudian menulang sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan.
Dua tipe utama sinartosis,
yaitu:
A.
Suture
Suture adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat
serabut padat, contohnya pada tulang tengkorak.
B.
Sinkondrosis
Sinkondrosis adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin,
contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
2.5.2.
Amfiartosis
Amfiartosis adalah se4ndi yang dihubungkan oleh
kartilago sehigga memungkinkan untuk sedikit gerakan. Amfiartosis dibagi
menjadi dua:
A.
Simfisis
Pada simfisis,
sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih, contohnya pada sendi
antartulang belakang dan pada tulang kemaluan.
B.
Sindesmosis
Pada sindesmosis,
sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen, contohnya sendi
antartulang betis dan tulang kering.
2.5.3.
diartosis
diartosis adalah hubungan antartulang yang kedua ujungnya tidak dihubungkan
oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan, disebut juga sendi. Diartosis disebut juga hubungan sinivial yang dicirikan oleh
keleluasaannya dalam bergerak dan fleksibel. Sendi ada yang bergerak ke satu
arah dan ada pula yang bergerak ke berbagai arah.
ciri- cirri diartosis
adalah sebagai berikut:
A.
Permukaan sendi dibalut oleh
selaput atau kapsul jaringan ikat fibrous (menyerabut).
B.
Bagian dalam kapsul dibatasi
oleh membran jaringan ikat yang disebut membran sinovial yang menghasilkan cairan
sinovial untuk mengurangi gesekan.
C.
Kapsul fibrousnya ada yang
diperkuat oleh ligament dan ada yang tidak.
D.
Di dalam kapsul biasanya
terdapat bantalan kartilago serabut.
2.6. Kelainan dan Gangguan pada
Tulang
Kelainan dan gangguan pada tulang
dapat mengganggu proses gerakan yang normal. Kelaian dan gangguan pada tulang
dapat terjadi karena kekurangan vitamin D, penyakit, kecelakaan, atau kareana
kebiasaan sikap tubuh yang salah dalam waktu lama.
2.6.1.
Kekurangan Vitamin D
Vitamin D (kalsoferol) adalah
vitamin yang diperlukan untuk kalsifikasi
(penulangan) pada tulng. Pada manusia, vitamin D dapat disintesis oleh
tubuh dari provitamin D dengan bantuan ultraviolet. Kekurangan vitamin D deapat
terjadi jika tubuh tidak menerima sinar matahari yang cukup. Kekurangan vitamin
D pada anak- anak menyebabkan rakhitis, biasanya terlihat pada pertumbuhannya
yang terganggu dan kaki berbentuk O atau X. pada orang dewasa, kekurangan
vitamin D dan zat kapur menyebabkan penyakit yang disebut osteomalasia.
2.6.2.
Kecelakaan
Gangguan pada tulang dapat berupa memar dan fraktura
seperti berikut ini,
A.
Memar
Gangguan ini merupakan sobeknya selaput sendi. Bila
sobeknya selaput sendi diikuti lepasnya ujung tulang dari sendi disebut urai sendi.
B.
Fraktura
Fraktura atau patah tulang dibedakan sebagai berikut,
a.
Patah tulang tertutup, bila
tulang yang patah tidak merobek kulit.
b.
Patahb tulang terbuka, bila
tulang yang patah merobek kulit dan tulang mencuat keluar.
c.
Fisura, bila tulang hanya
retak.
2.6.3.
Kebiasaan sikap tubuh yang salah
Kebiasaan posisi tubuh yang salah yang dilakukan dalam
waktu yang lam dapat menyebabkan kelainan tulang, lordosis, kifosis, dan scoliosis.
Lordosis adalah kelainan pada tulang leher dan panggul yang terlalu
membengkok ke depan
Kifosis adalah kelainan pada tulang punggung yang terllu membengkok ke
belakang. Kelainan ini dapat terjadi misalnya karena kebiasaan menilis yang terlalu
membungkuk yang dilakukan selama bertahun- tahun.
C.
Skoliosis
Scoliosis adalah kelainan pada ruas- ruas tulang belakang yang membengkok ke
samping. Scoliosis dapat terjadi jika
seseorang sering membebani salah satu sisi tulang belakang, dan kebiasaan ini
dilakukan selama bertahun- tahun.
2.6.4.
Nekrosa
Nekrosa terjadi bila selaput tulang (periosteum) rusak
sehingga bagian tulang tidak memperoleh makanan, lalu mati, dan mengerig.
2.6.5.
Gangguan persendian
Macam gangguan pada persendian antara lain dislokasi, ankilosis, terkilir, dan arthritis.
A.
Dislokasi
Dislokasi disebabkan bergesernya sendi dari kedudukan semula karena jaringan
penggantungnya ( ligamentum) sobek.
B.
Ankilosis
Ankilosis adalah suatu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan karena
seolah- olah menyatu.
C.
Terkilir
Terkilr adalah tertariknya ligamentum ke posisi yang tidak sesuai, tetapi
sendi tidak bergeser. Terkilir dapat terjadi karena gerakkan tiba- tiba atau
gerakkan yang jarang dan sulit dilakukan.
D.
Artritis
Artritis peradangan yang terjadi9 pada sendi. Arthritis dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a.
Artritis gout
Gout terjadi karena adanya timbunan asam urat pada jari-
jari tangan terutama pada sendi- sendi. Sebagai akibatnya ruas jari- jari
membesar dan terasa sakit jika digerakkan.
b.
Osteoartritis
Osteoartritis adalah menipisnya tulang rawan sehingga megalami degenerasi. Sebagai
akibatnya terjadi gangguan jika sendi digerakkan.
c.
Artritis eksudatif
Artritis eksudatif
adalah terisinya rongga cairan yang disebut getah
radang, penyakit ini terjadi karena serangan kuman.
d.
Artritis sika
Artritis sika adalah berkurangnya minyak sendi yang menyebabkan rasa nyeri saat
tulang digerakkan.
2.6.6.
Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah,
disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Secara normal di tubuh kita terjadi
suatu tahapan yang disebut remodeling tulang, yaiitu suatu proses pergantian
tulang yang sudah tua untuk diganti dengan tulang yang baru. Hal ini sudah terjadi
pada saat pembentukan tulang mulai berlangsung selam kkita hidup.
Proses Remodelling tulang
tersebut dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini :
Setiap saat terjadi remodeling tulang di tulang manusia.
Proses remodeling ini dimulai dengan terjadinya resorpsi atau penyerapan atau
penarikan tulang oleh sel tulang yaitu OSTEOKLAS, kemudian tulang yang sudah
diserap itu tadi akan diisi oleh tulang yang baru dengan bantuan sel tulang
yang bernama OSTEOBLAS.
Kejadian ini adalah suatu keadaan yang normal, dimana
pada saat proses pembentukan tulang sampai umur 30 – 35 tahun, jumlah tulang
yang diserap atau diresorpsi sama dengan jumlah tulang baru yang mengisi atau
menggantikan sehingga terbentuk PUNCAK MASSA TULANG, tapi setelah berumur 35
tahun keadaan ini tidak berjalan dengan seimbang lagi dimana jumlah tulang yang
diserap lebih besar dari jumlah tulang baru yang menggantikan. Hal inilah yang
mengakibatkan terjadinya penurunan massa
tulang yang berakibat pada OSTEOPOROSIS.
Perubahan Fisik yang terjadi karena Osteoporosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar