1.1.
Oral Trush
1.1.1. Pengertian
Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir
atau perkontinuitatum.Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan
bibir. Lesi berupa bercak putih
yanglekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa
susu. Infeksi inidapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke
berbagai alat dalam. (1)
Oral Thrush adalah kandidiasis
selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum,
gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari
bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan
permukaan perdarahan mentah. Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit
atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun
lemah, serta kurang sering, pasien yang telah menjalani pengobatan dengan
antibiotik. (2)
Oral thrush disebut dengan oral
candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi tetapi seiring
dengan bertambahnya usia, angka kejadian semakin jarang, kecuali pada bayi yang
mendapatkan pengobatan antibiotic (kamus dorlan). (2)
Seiring dengan bertambahnya usia,
angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan
antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 1994: 638)
Oral trush adalah adanya bercak putih
pada lidah, langit – langit dan pipi bagian dalam (Wong : 1995). (3)
Oral Trush ini kadang sulit dibedakan
dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula (Pengganti
air Susu Ibu – PASI). Sisa susu yang berupa lapisan endapan putih tebal pada
lidah bayi ini dapat dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air
hangat.
Oral trush
ini juga harus denagn stomatitis. Stomatitis merupakan inflamasi dan ulserasi
pada membran mukosa mulut. Anak yang mengalami stomatitius biasanya tidak mau
makan atau minum (M. Scharin, 1994: 448) (3)
Trush
adalah infeksi jamur yang sering terjadi pada mulut bayi dan tidak berbahaya
yang dapat menular juga pada putting ibu. Jamur ini adalah jamur yang normalnya
hidup pada mulut dan saluran cerna manusia. Apabila jamur ini berkembang lebih
banyak dari biasanya maka menimbulkan infeksi jamur.(4)
1.1.2. Penyebab
Pada umumnya oral
thrush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan melalui vagina
ibu yang terinfeksi selama persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi
melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang
tidak benar. (2)
Oral thrush pada
bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur candida albicans bersifat
saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna
antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat dan
dapat menimbulkan infeksi berupa oral thrush dan diare, sehingga apabila
penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan
sariawan atau oral thrush yang menetap. (2)
Candida albicans
tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat
berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan. Oral thrush juga dapat terjadi
karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di mulut.
Lesi-lesi mulut mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak
keputihan yang menutupi daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut,
bercak bercak dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang
berdarahKeadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut,
superinfeksi setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan
hipoparatiroidisme. Infeksi berat dapat menyebar
menuruni esophagus. (2)
Penggunaan
antibiotik pada saat persalinan dan saat bayi lahir dapat memicu terjadinya
infeksi jamur. Antibiotik yang diminum dapat melelui ASI dan membunuh
bakteri-bakteri baik yang menjaga keseimbangan flora normal tubuh, sehingga
saat bakteri baik ini terbunuh oleh antibiotik, infeksi jamur muncul. (4)
Bayi yang
dilahirkan dengan SC sering menderita infeksi jamur akibat antibiotik yang
diberikan pada ibunya selama operasi. Apabila bayi menderita infeksi jamur maka
ia dapat menularkannya kepada ibu. Dan berlaku sebaliknya infeksi jamur di
putting ibu dapat menginfeksi bayi, dan ini menyebabkan infeksi bergantian,
oleh karena itu sangat penting memperhatikan kesehatan kulit payudara apabila
bayi mengelami trush. (4)
1.1.3. Faktor
Predisposisi
1.
Faktor endogen
: perubahan fisiologik, umur, imunologik (1)
2.
Faktor eksogen : iklim, kebersihan, kontak dengan
penderita(1)
1.1.4. Patofisiologis
Infeksi mulut yang
disebabkan oleh kandida albicans pada neonatus. Pada keadaan daya tahan tubuh
bayi menurun, dapat juga sebagai komplikasi akibat penggunaan antibiotik lama.
Infeksi mula-mula terdapat di mulut kemudian di esofagus ke traktus digestifus
timbul diare.(3)
1.1.5. Tanda
dan Gejala
Tanda dan gelala
oral trush diantaranya :
1. Terdapat bercak putih pada lidah,
bibirdan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengansisa susu (1)
2. Jika sisa susu mudah diangkat, namun
jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskandari dasarnya akan
menyebabkan basah, merah dan berdarah (1)
3. Diagnosa dapat diketahui dengan
sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dantampak miselium dan spora yang
khas (1)
4. Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusuMukosa
mulut mengelupas (2)
5. Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput
lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan
dan kemudian berdarah. (2)
6. Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa
(lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung
lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak. (2)
1.1.6. Komplikasi
KomplikasiPada bayi
baru lahir, apabila oral thrush tidak segera ditangani atau diobati maka akan
menebabkan kesukaran minum(menghisap puting susu atau dot) sehingga akan
berakibat bayi kekurangan makanan. (2)
Oral thrush
tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan dan menimbulkan
infeksi usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka bayi akan terserang
diare. Diare juga dapat terjadi apabila masukan susu kurang pada waktu yang
lama, bila diare tidak diobati dapat menyebabkan dehidrasi.(2)
1.1.7. pencegahan
1.
Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi (1)
2.
Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk
membilas sisasusu dalam mulut bayi (1)
3.
Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan
payudara (1)
4.
mencuci
bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus
hingga mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum dipakai.
5.
Jika bayi
menetek atau menyusu ibunya, untuk menghindari oral thrush sebelum menyusu
sebaiknya puting susu ibu dibersihkan terlebih dahulu atau ibu hendaknya selalu
menjaga kebersihan dirinya.Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum juga
dapat menjadi penyebab terjadinya oral thrush jika kebetulan ada bakteri di
dalam mulut. Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai
minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang
terdapat pada mulut tersebut
1.1.8. Penatalaksanaan
1.
Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat
2.
Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik
diobati
3.
Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir
4.
Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam
mulut bayi, pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari. Nistatin ini mengandung gula
5.
Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai
menyusui selama bayi diobati
6.
Memberikan
obat antijamur, misalnya Miconazol: mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam
gel bebas gula. Gel miconazole dapat diberikan ke lesi setelah makan.
1.1.9. Asuhan
bidan
1.
Memberitahu
pada ibu bahwa oral trush merupakan hal yang lazim terjadi pada bayi.
2.
Memberitahu
pada ibu bahwa oral trush (warna putih pada bagian mulut bayi) disebabkan
karena hygene yang kurang.
3.
Menjelaskan
pada ibu cara mengatasi oral trush, yaitu dengan gentian violet 5% dengan
teratur dan jaga kebersihan mulut bayi.
1.2.
Diaper Rush
1.2.1. Pengertian
Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup
popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut
bagian bawah. Berupa bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan
bernanah. (1)
Iritasi
terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper rash juga
merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari
maternal fecal.(1)
Ruam popok
adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat. Ini bisa terjadi jika ia
popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap
keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. (5)
Meskipun
ruam popok menyebabkan sakit dan sangat mengganggu bayi Ibu, namun
biasanya tidak berbahaya. Ruam popok umumnya terjadi pada bayi dengan
kulit yang lebih sensitif. (5)
Adalah
bintik-bintik warna merah dan bercak-bercak kasar ditengah daerah berwarna
lebih merah dari kulit sekitarnya. Apabila terjadi infeksi maka terdapat juga
gelembung kecil bernanah.
Lokasi : daerah yang berhubungan dengan popok ( lipatan paha, pantat, paha bagian dalam ). (6)
Lokasi : daerah yang berhubungan dengan popok ( lipatan paha, pantat, paha bagian dalam ). (6)
1.2.2. Penyebab
1. Sering terjadi pada usia
9-12 bulan, tidak sering mengganti pampers, modifikasi diet
2. Kebersihan kulit yang tidak
terjaga
3. Udara atau suhu lingkungan yang
teralu panas atau lembab
4. Kulit bayi masih peka
sehingga mudah iritasi
5. Popok yang basah karena urin
dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease danlipase)
6. Lebih parah pada bayi yang
mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandunganprotein lebih tinggi
sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
7. Infeksi jamur Candida albicans dan
infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkanperubahan sistem imun
8. Popok yang mengiritasi
akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
9. Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
1.2.3. Tanda
dan gejala
1.
Iritasi pada kulit yang terkena muncuul sebagai erithema
2.
Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut
bawah, pahabagian atas dan lipatan-lipatan kulit
3.
Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik
4.
Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan
ulcerasi
5.
Bayi menjadi
rewel karena rasa nyeri
1.2.4. Pencegahan
1.
Gunakan
popok kain dari bahan katun yang lembut.
2.
Jangan
terlalu ketat memakakan diaper, agar kulit bayi tidak tergesek.
3.
Bila
diaper penuh, sudah menggelembung atau menggantung, segera ganti dengan yang
baru.
4.
Hindari
pemakaian diaper yang terlalu sering (bahkan saat bepergian).
5.
Jangan ada sisa urine/kotoran
saat membersihkan bayi, karena kulit yang tidak bersih sangat mudah mengalami
ruam popok.
6.
Pastikan
Ibu mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan mengeringkannya
sebelum memakaikan yang baru.
7. Usahakan agar sesering mungkin kulit bayi
Anda berada dalam keadaan kering dan berhubungan dengan udara terbuka.
8. Jika Anda menggunakan kain sebagai popok, usahakan
untuk mencucinya dengan sabun lembut tanpa pewangi kemudian membilasnya sampai
bersih. Deterjen bisa menjadi penyebab iritasi pada
kulit bayi Anda.
9. Cuci popok dengan sabun dan antiseptik.
10. Menjaga kebersihan dan kelembaban
daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin,bokong, lipatan selangkangan
11. Menjaga kebersihan pakaian
dan perlengkapan bayi
12. Mengangin-anginkan kulit sebelum
pampers baru dipasang dan menggunkan pampersdengan daya serap yang tinggi dan
pas pemakaiannya
1.2.5. Penatalaksanaan
1. Jangan menggunakan sabun bila kulit bayi yang
tertutup diaper merah dan kasar.
2. Daerah yang terkena iritasi tidak
boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering)
3. Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
4. Untuk membersihkan kulit yang
iritasi dengan menggunakan kapas halus yang dioleskandengan minyak atau sabun
mild dan air hangat
5. Menggunakan popok yang tidak terlalu
ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki sirkulasi udara
6. Posisi tidur anak diatur supaya
tidak menekan kulit yang teriritasi
7. Pengobatan
Ø Mengoleskan krim dan lotion yang
mengandung zinc pada daerah yang sedangmeradang
Ø Memberikan salep/krim yang
mengandung kortikosteroid 1%
Ø Salep anti jamur dan bakteri
(miconazole, ketokonazole, nystatin)
1.2.6. Asuhan
1.
Memberitahu
pada ibu bahwa diaper rush adalah hal yang wajar yang terjadi pada bayi yang
menggunakan diaper, dan ini tidak membahayakan jika ditangani dengan benar
2.
Memberitahu
pada ibu bahwa diaper rush ini terjadi apabila popok tidak segera diganti jika
bayi BAB dan BAK, keadaan yang lembab, terlalu sering menggunakan diaper dan
kebersihan baju dan peralatan bayi.
3.
Menjelaskan
pada ibu cara mengatasi cara mencegah terjadinya DIAPER RUCH dan cara
mengatasinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar