Laman

Cari Materi

Rabu, 29 Agustus 2018

KONTRASEPSI MINI PIL


2.1.Progestin oral atau mini pil
Dalam bahasa aslinya disebut progestin-Only Pills atau disingkat POP atau minipil atau Breastfeeding Pill. Dalam bahasa Indonesia kita menyebut Pil Hanya Progestin atau Pil Progestin saja (PHP atau PPS), atau mini pil atau pil menyusui. Ditengah pertengahan tahun 1960an,sebagai alternatif terhadap pilkombinasi. Pil ini mengandung dosis progestin yang lebih rendah dibandingkan dengan progestin yang ada didalam pil kombinasi dan sama sekali tidak berisi estrogen. Di Indonesia dipasarkan dengan nama dagang Exluton (buatan Organon) yang mengandung 0,5 mg linestrenol (bandingkan dengan Ovostat yang mengandung 1,0 mg linestrenol dan 50 μg etinil estradiol). Pil mini diminum terus menerus setiap hari, meskipun sedang dalam keadaan menstruasi. (2)
Yang disebut sebagai mini-pil adalah pil yang hanya mengandung progestin 350µg atau kurang yang diminum setiap hari. Pil ini tidak terlalu popular karena insiden perdarahan ireguler dan angka kehamilan jauh lebih tinggi. Pil ini mengganggu kesuburan namun tidak selalu menghambat ovulasi. Kemungkinan sebabnya adalah terbentuknya mucus serviks yang menghambat penetrasi sperma dan perubahan pematangan endrometrium sehingga dapat menolak implantasi blastokista. Efektifitas kontrasepsi paling besar apabila terjadi supresi ovulasi, yang sebaliknya akan menyebabkan peningkatan insiden perdarahan uterus abnormal. Karena itu, apabila haid tidak terganggu atu hanya sedikit terganggu, kemungkinan besar ovulasi tidak terhambat dan resiko kehamilan meningkat.(1)
Mini Pil, yang berisikan microdose progestin saja, ternyata tidak memenuhi apa yang sebelumnya diharapkan daripadanya yaitu sebagai penerus dari kontrasepsi Pil-Oral Kombinasi. Diseluruh dunia, mini Pil tidak mendapatkan penerimaan yang luas, baik dari pihak wanita maupun dari pihak petugas medis KB. Dari lebih 50 juta akseptor kontrasepsi oral, hanya 1 dari 150 yang menggunakan Mini-Pil . Mini Pil bukan menjadi pengganti dari Pil Oral Kombinasi, tetapi hanya sebagai suplemen/tambahan yang digunakan oleh wanita – wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang menyusui atau untuk wanita yang harus menghindari etrogen oleh sebab apapun. (2)

2.2.Mekanisme kerja(2)
Mekanisme kerjanya terutama bertujuan menciptakan lingkungan lendir servik yang lembab dan tidak dapat dimasuki oleh sperma. Keadaan ini juga menekan ovulasi dan menyebabkan endometrium menjadi tipis dan atrofi sehingga tidak akan mengandung implantsi sel telur.(3)
a.       ovulasi
Dari penelitian-penelitian ternyata bahwa Mini-Pil hanya mencegah terjadinya ovulasi pada 15-40 % dari siklus haid.
Pencegahan ovulasi disebabkan gangguan pada sekresi hormon LH oleh kelenjar hypophyse, sehingga tidak terjadi puncak mid-siklus. (pada keadaan normal terjadi puncak sekresi LH pada pertengahan siklus dan ini menyebabkan pelepasan ovum dari folikelnya).
Tetapi, meskipun terjadi perubahan kadar hormon LH, tampaknya ovulasi kadang-kadang masih dapat terjadi.
b.      Perubahan dalam motilitas tuba
Transpor ovum melalui saluran tuba mungkin dipercepat sehinga mengurangi kemungkian terjadinya fertilisasi.
c.       Perubahan dalam motilitas tuba
Mungkin tidak terjadi perkembangan corpus luteum yang berfungsi bekas folikel setelah ovulasi, atau corpus luteum berfungsi abnormal dimana sekresi progesterone sangat sedikit sekali sehingga tidak terjadi konsepsi normal dan/atau implantasi.
d.      Perubahan lendir serviks, yang menggangu motilitas atau daya hidup spermatozoa
Progestin mencegah penipisan lendir serviks pada pertengahan siklus sehingga lendir serviks tetap kental dan sedikit, yang tidak memungkinkan penetrasi spermatozoa, spermatozoanya akan dimobilisir, pergerakannya sangat lambat sehingga hanya sedikit atau sama sekali tidak ada spermatozoa yang mencapai cavum uteri.
e.       Perubahan dalam endometrium sehingga implantasi ovum yang telah dibuahi tidak mungkin terjadi
Bila tetap terjadi ovulasi dan fertilisasi, Mini-Pil masih mungkin mencegah kehamilan melalui efeknya terhadap endometrium. Mini-Pil menggangu berkembangnya siklus endometrium sehingga endometrium berada dalam fase yang salah atau menunjukkan sifat-sifat ireguler atau atrofis, sehingga endometrium tidak dapat menerima ovum yang telah dibuahi.

2.3.Keefektifitasan mini pil
Sangat efektif pada penggunaan mini pil bila tidak terlupa atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan mini pil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari mini pil dapat terganggu.(4)
Obat yang dapat mempengaruhi metabolisme hati dengan meningkatkan klirens progestin dan kemudian mengurangi keefektifan pil progestin saja adalah sebagai berikut : (3)
·         Obat-obatan antituberkulosis : Rifamin (Rifamycin,Rifadin)
·         Anti kejang : Fenitoin (Dilantin), Karbamazepin (Tegretol)
·         Barbiturat : Fenobarbital (Donnatal)
Wanita yang sedang menjalani terapi menggunakan semua obat diatas harus memilih metode kontrasepsi lain.(3)
            Data tentang efek antibiotik spektrum luas pada keefektifan pil progestin saja masih jarang dan saling bertentangan. Bidan sebaiknya menasihatkan klien untuk menggunakan preparat spermisida dan kondom bila pernah mendapat antibiotik.(3)
Efektifitas kontrasepsi oral khusus progestrin berkurang karena barbiturat, rifampin dan mungkin oleh karbamazepin. Fenitoin juga mneuurunkan efektifitas kontraseptif pil khusus progestin dan efek antikonvulsan fenitoin juga mungkin meningkat. Penatalaksanaan terbaik adalah penggunaan kontrasepsi tambahan atau meningkatkan dosis bagi wanita yang mendapat karbamazepin dan fenitoin. Bagi wanita yang mendapat barbiturat dan rifampin, jangan gunakan pil khusus progestin, dan para wanita ini sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi alternatif.(1)
Wanita yang mendapat karbamazepin, fenitoin, atau rifampin sebiaknya tidak menggunakan implan levonorgestrel (norplant). Pada kasus semacam ini hahrus digunakan metode kontrasepsi alternatif. Akhirnya efektifitas kontrasepsi depo medroksiprogeteron menurun pada wanita yang mendapat aminoglutetimid. Pada para wanita ini juga harus digunakan metode kontrasepsi alternatif.(1)

2.4.Keuntungan
Manfaatnya serupa dengan yang dijelaskan sebelumnya untuk kontrasepsi oral kombinasi. Selain itu, formulasi ini belum terbukti meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular atau keganasan. Pil ini lebih kecil kemungkinannya menyebabkan peninggian tekanan darah atau nyeri kepala. Pil khusus progestin hampir tidak berefek pada metabolisme karbohidarat dan diperkirakan lebih jarang menyebabkan depresi, dismenorea, dan gejala pramenstruasi. Apabila digunakan oleh wanita menyususi, pil ini hampir 100% efektif sampai 6 bulan, dan efek pada asi sangat kecil. Perokok yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral kombinasi setelah usia 35 tahun dapat menggunakan pil ini. Akhirnya, pil ini dapat digunakan pada wanita dengan gangguan toleransi glukosa dan secara hati-hati pada wanita yang mengalami hipertensi atau nyeri kepala bila menggunakan kontrasepsi oral kombinasi.(1)
            Keuntungan utama penggunaan pil hanya mengandung progestin ialah pil tersebut sama sekali tidak mengandung estrogen sehingga dapat digunakan oleh wanita sebagai kontrasepsi hormonal ketika penggunaan pil kombinasi dikontraindikasikan baginya karena alasan yang terkait dengan estrogen.(3)
            Aliran darah yang keluar pada periode menstruasi serta dismenorea akan berkurang jika wanita menggunakan pil yang hanya mengandung progestin. Wanita akan kembali ke fase fertilitas dengan cepat setelah menghentikan penggunaan pil progestin saja ini.(3)

Adapun keuntungan kontrasepsi pil mini dibagi atas 2 yaitu : (4)
1.      Keuntungan Kontrasepsi : Sangat efektif bila digunakan secara benar; tidak mengganggu hubungan seksual; tidak mempengaruhi asi; kesuburan cepat kembali; nyaman dan mudah digunakan; sedikit efek samping; dapat dihentikan setiap saat; tidak mengandung estrogen.
2.      Keuntungan Pil Mini tidak hanya digunakan untuk kontrasepsi saja, tetapi dapat juga digunakan untuk wanita usia subur dengan keuntungan : Mengurangi nyeri haid; mengurangi jumlah darah haid; menurunkan tingkat anemia; mencegah kanker endometrium; melindungi dari penyakit radang panggul; tidak meningkatkan pembekuan darah; dapat diberikan pada penderita endometriosis; kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi; dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah); sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan kepada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.

2.5.Kerugian
Kerugian utama adalah kegagalan kontrasepsi dan meningkatnya insiden kehamilan ektopik apabila kontrasepsi gagal. Perdarahan uterus yang tidak teratur jelas-jelas menjadi kekurangan dan dapat berupa amenorea, spotting, breakthrough bleeding dan amenorea atau menorargia dalam waktu lama. Kisata ovarium fungsional terbentuk lebih sering pada wanita yang menggunakan pil ini. Kekeurangan lain adalah bahwa pil ini harus diminum pada waktu yang sama atau hampir sama setiap harinya. Apabila pil khusus progestin diminum terlambat, sekalipun hanya 3 jam, untuk 2 hari berikutnya harus digunakan kontrasepsi lain sebagai tambahan.(1)
Hampir 30 – 60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenore), peningkatan berat badan, harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama, bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar, payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatis atau jerawat, risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan mini pil.(4)

2.6.Efek samping
Efeksamping dan resiko komplikasi ketidak teraturan periode menstruasi disertai perdarahan yang sering dan tidak teratur umum terjadi dan merupakan alasan yang sering dikemukakan untuk menghentikan penggunaan pil.(3)
Efek sampingan utama dari kontrasepsi progestin adalah gangguan siklus haid berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan amenorea. Perdarahan banyak dan lama jarang sekali terjadi. Sebagaian besar penghentian pemakaian kontrasepsi progestin disebabkan gangguan pola perdarahan. (4)
Dalam menghadapi keluhan perdarahan pada pemakai kontrasepsi progestin pertama-tama harus disingkirkan perdarahan yang berhubungan dengan infeksi, kelainan faktor pembekuan, dan keganasan. Sampai saat ini patofisiologi terjadinya perdarahan pada akseptor kontrasepsi progestin masih belum banyak diketahui. Oleh karena itu pengobatannya masih bermacam-macam. Terdapat beberapa cara pengobatan yang dipakai menghentikan perdarahan pada akseptor kontrasepsi progestin, antara lain : Konseling; pemeriksaan fisik, ginekologik, dan laboratorium; pemberian progestin; pemberian estrogen; pemberian vitamin, ferum, atau placebo; kuratase.(4)

2.7.Yang boleh menggunakan mini pil
Usia reproduksi; telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak; menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui; pasca persalinan dan tidak menyusui; pasca keguguran; perokok segala usia; mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmhg) tetapi masih harus dalam pengawasan atau dengan masalah pembekuan darah.(4)

2.8.kontra indikasi
Pil khusus progestin dikontraindikasikan bagi wanita terutama wanita berumur dangen perdarahan uterus yang tidak jelas. Riwayat kehamilan ektopik atau kista ovarium fungsional juga harus dianggap sebagai kontraindikasi relatif. Food and drugs administration mengharuskan dicantumkannya label kontraindikasi yang sama dalam kemasan untuk kontrasepsi kontrasepsi oral kombinasi dan khusus progestin.(1)
Kontraindikasi karena pil ini hanya mengandung progestin tidak mengandung estrogen dan hanya mengandung progestin dosis rendah, maka pil ini dapat digunakan dengan aman pada wanita yang mengalami kondisi medis tertentu yang menjadi kontraindikasi pengguna pil kombinasi dengan estrogen.(3)
Kontraindikasi tersebut adalah sebagai berikut : (3)
1.      Kehamilan (diketahui atau dicurigai)
2.      Karsinoma payudara (diketahui atau dicurigai)
3.      Perdarahan genitalia abnormal yang tidak terdiagnosa
4.      Tumor hati benigna atau maligna (saat ini atau di masa lalu)
5.      Penyakit hati akut, ikterik, gagal hati.
6.      menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat)(4)
7.      riwayat kanker payudara(4)
8.      sering lupa menggunakan pil(4)
9.      miom uterus(4)

2.9.Memilih dan memulai penggunaan pil progestin
Rencana penatalaksanaan bagi klien pengguanaan pil progestin saja sama dengan langkah-langkah pada penatalaksanaan kontrasepsi hormonal kombinas. Saat ini ada tiga pil progestin saja yang beredar di pasaran. Micronor dan NorQD mengandung 0,35 mg noretindron dan Ovrette mengandung 0,075 mg norgestrel. Pemilihan pil progestin saja didasarkan pada tiga faktor penting bagi seorang wanita yang menginginkan kontrasepsi hormonal oral tersebut : (3)
1.      Dikontraindikasikan untuk pil kombinasi
2.      Secara mutlak dapat diandalkan untuk menggunakan pil pada saat yang sama setiap hari
3.      Mampu menoleransi ketidakteraturan perdarahan menstruasi
Pil ini merupakan pil pilihan bagi ibu pascapartum karena kurangnya estrogen mengurangi risiko gangguan tromboflebitis dan tromboembolik dan bagi ibu yang menyusui karena pil progestin saja tidak memberi dampak negatif terhadap produksi susu. Hal ini berlaku untuk pil mini bahkan bila pil mulai diminum segera setelah persalinan cukup bulan.(3)
Klien harus mulai meminum pil mini tersebut selama periode menstruasi guna meminimalkan sebanyak mungkin perdarahan tidak teratur yang terjadi akibat kerja pil progestin saja. Klien disarankan mulai meminumnya pada hari pertama. Namun pil yang hanya mengandung progestin dapat dimulai setiap saat pada siklus menstruasi selama bidan meyakini bahwa klien tersebut tidak sedang hamil. Bidan harus menganjurkan klien untuk menggunakan preparat spermisida dan kondom sebagai metode penunjang selama kurun waktu satu minggu.(3)

2.10.        Waktu Mulai Menggunakam Kontrasepsi Pil Mini(4)
1.      Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.
2.      Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
3.      Bila klien tidak haid (amenorea), mini pil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil.
4.      Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan.
5.      Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, mini pil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
6.      Mini pil dapat diberikan segera pasca keguguran.
7.      Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau Ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
8.      Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, mini pil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang lain.
9.      Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain.
10.  Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), mini pil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid.
11.  Minumlah satu pil, kurang lebih pada waktu yang sama pada setiap hari. Ketika menyelesaikan satu paket pil, mulailah paket pil baru pada hari berikutnya. Jangan pernah berhenti meminum satu pil setiap hari.(3)
a.       Apabila lupa minum satu pil atau terlambat minum pil lebih dari tiga jam, tidak terlindung dari kehamilan. Minum pil yang terlupa atau terlambat diminum tersebut begitu ingat dan minum pil berikutnya pada waktu rutin minum pil. Selain itu, gunakan preparat spermisida dan kondom selama tujuh hari berikutnya.(3)
b.      Apabila lupa minum dua pil atau lebih, berhenti minum pil dan gunakan suatu kontrasepsi bukan hormon, misalnya preparat spermisida dan kondom sampai kembali mengalami periode menstruasi atau kemungkinan hamil tidak ada lagi. Apabila melakukan senggama selama waktu ini, pertimbangkan untuk menggunakan suatu metode kontrasepsi darurat.(3)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar