2.1 MENETAPKAN
KEBUTUHAN TES LAB
Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur
pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa
urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy.
Pemeriksaan laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan
khusus yang dilakukan pada pasien untuk membantu menegakan diagnosis. Prosedur
dan pemeriksaan khusus merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dilaksanakan secara tim. Pemeriksaan laboratorium
merupakan pemeriksaan penunjang, setelah pemeriksaan utama yang dilakukan oleh
seorang dokter. Penilaian hasil laboratorium sangat penting untuk mendeteksi
penyakit, menentukan risiko, memantau perkembangan penyakit, memantau
pengobatan dan lain-lain. Hasil suatu pemeriksaan
laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa dari suatu penyakit serta keluhan pasien.
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi tes
darah berikut : golongan darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung
darah lengkap (hematokrit), Rapid Plasma
Reagin (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubela, HBSAg
dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan kultur urine. Kondisi umum klien
memungkinkan pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan, tes
tambahan seperti skrining tripel serum maternal juga diperlukan.(1)
- Pemeriksaan
Darah
Pemeriksaan "sederhana" terhadap darah
bertujuan untuk mengetahui:
·
Kadar hemoglobin: mendeteksi
kemungkinan adanya anemia atau pendarahan. Kadar normal: 12-18.
·
Jumlah sel darah putih (leukosit):
mendeteksi kemungkinan adanya infeksi. Kadar normal: 5.000 - 10.000.
·
Jumlah sel darah merah (eritrosit):
mendeteksi kemungkinan adanya anemia. Kadar normal: 4,2 - 6,2 juta.
·
Jumlah trombosit: mendeteksi
kemungkinan adanya pendarahan. Kadar normal: 150 - 450 ribu.
·
Angka hematokrit: mendeteksi kemungkinan
adanya kekurangan cairan plasma yang menyebabkan angkanya tinggi, atau
kekurangan produksi sel darah merah yang menyebabkan angkanya rendah. Kadar
normal: 42 - 52.
·
Laju endap darah: mendeteksi
kemungkinan adanya peradangan. Kadar normal 0 - 15.(1)
b. Pemeriksaan
Urine
1. Urin sewaktu
Untuk
berbagai pemeriksaan digunakan urin sewaktu, yakni urin dikeluarkan pada waktu
yang tidak ditentukan secara khusus.Pemeriksaan ini baik untuk pemeriksaan
rutin tanpa keluhan khusus.
2. Urin pagi
Maksudnya,
urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini
lebih pekat daripada urin yang dikeluarkan di siang hari. Pemeriksaan urin pagi
baik untuk sedimen, berat jenis, protein, juga tes kehamilan. Sebaliknya, urin
pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring karena adanya glukosuria.
3. Urin postprandial
Maksudnya,
urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5 - 3 jam sehabis makan. Sampel ini
berguna untuk pemeriksaan glukosuria.
4. Urin 24 jam
Sampel
ini digunakan untuk mengetahui keandalan angka analisis. Untuk mengumpulkan
urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang ditutup
dengan baik. Botol harus bersih dan memerlukan zat pengawet.
Cara
mengumpulkan urin ini dikenal juga sebagai timed specimen, yakni urin
siang 12 jam, dan urin malam 12 jam. Urin siang 12 jam dikumpulkan dari pukul
07.00 sampai 19.00Sementara urin malam 12 jam, dikumpulkan dari pukul 19.00
sampai pukul 7.00 keesokan harinya. Adakalanya urin 24 jam ditampung
terpisah-pisah dalam beberapa botol dengan maksud tertentu. Contohnya, pada
penderita diabetes melitus untuk melihat banyaknya glukosa dari santapan satu
hingga santapan berikutnya.(1)
CONTOH DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM (3)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
|
No.
|
LANGKAH-LANGKAH
PEMERIKSAAN
|
|||
Pemeriksaan Gula Dalam
urin
|
|
Persiapan Alat:
|
|||
1
|
Isilah tabung reaksi dengan benedict masing-masing 2,5 cc
|
||||
2
|
Tetesi tabung tersebut dengan 4 tetes urin
|
||||
3
|
Panaskan urin yang sudah tercampur diatas lampu spiritus
berjarak 2-3 cm dari ujung lampu sampai mendidih
|
||||
4
|
Kocok dan bandingkan dengan tabung yang lain lihat perbedaaan
|
||||
5
|
Membaca hasil dan mendokumentasikan
|
||||
|
|
||||
Pemeriksaan Protein
Urine
|
|
Persiapan Alat:
|
|||
1
|
Isilah tabung reaksi dengan urin 2-3 cc
|
||||
2
|
Panaskan urin di atas lampu spritus (Bunser Burner)
berjarak 2-3 cm dari ujung lampu sampai mendidih
|
||||
3
|
Kalau urin keruh tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%, ini
menunjukkan adanya HR dan ini tidak signifikan untuk protein
|
||||
4
|
Kalau urin tetap keruh panaskan sekali lagi
|
||||
5
|
Kalau urin masih tetap keruh berarti ada protein dalam urin
|
||||
6
|
Mencatat hasil pemeriksaan
|
||||
|
|
|
|||
Pemeriksaan HB Sahli
|
|
Persiapan Alat:
|
|||
1
|
Isilah tabung Haemometer dengan Hel 1% sampai angka 2
|
||||
2
|
Tusuk ujung jari dengan jarum yang steril, bersihkan darah
yang pertama keluar dengan kapas/tisu
|
||||
3
|
Gunakan pipet untuk menghisap darah mencapai warna biru
pada tabung / 20 mm
|
||||
4
|
Masukkan darah ke dalam tabung kemudian isap larutan keluar
dan masuk pipet sampai semua darah keluar dari pipet
|
||||
5
|
Aduk Hcl dengan darah samapai benar-benar tercampur
|
||||
6
|
Masukkan aquadest tetes demi tetes ke dalam tabung, diaduk
kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna standar
|
||||
7
|
Lihat ujung paling atas dan baca angka diujung tersebut,
itulah kadar Hbnya lalu catat hasilnya
|
||||
Pembacaan Hasil Pemeriksaan
Protein Urin
Kondisi urin
|
Kekeruhan ringan tanpa butiran
(0,01-0,05%)
|
Lebih keruh dan terdapat butiran
(0,05-0,2%)
|
Urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping2
(0,2-0,5%)
|
Urin sangat keruh dan bergumpal2/memadat
(>0,5%)
|
Nilai
|
+
|
++
|
+++
|
++++
|
Glukosa Urin
warna urin
|
Kehijauan kekuning2an
(0,5-1%)
|
kuning keruh
(1-1,5%)
|
Jingga
(2-3,5%)
|
Merah keruh
(>3,5%)
|
Nilai
|
+
|
++
|
+++
|
++++
|
Hb Sahli
Kadar Hb
|
>10 - <11 gr %
|
≥7 – 10 gr %
|
<7 gr %
|
Klasifikasi
|
Anemia Ringan
|
Anemia Sedang
|
Anemia Berat
|
2.2 MENETAPKAN
KEBUTUHAN BELAJAR(1)
Penuntun belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam pencapaian
elemen-elemen kompetensi oleh mahasiswa secara individual. Mulai dari latihan
di laboratorium keterampilan sampai saat melaksanakan praktik klinik kebidanan.
Bimbingan keterampilan untuk mencapai kompetensi di laboratorium keterampilan
asuhan kebidanan baru bisa dilaksanakan atau diikuti oleh seorang mahasiswa
bila mahasiswa tersebut telah mengikuti perkuliahan seluruh materi kuliah
asuhan kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I).
Dalam perkuliahan tersebut mahasiswa mendapat teori tentang teori tentang
fisiologi kehamilan, pertumbuhan kehamilan dari bulan ke bulan, kebutuhan fisik
dan psikologis ibu selama kehamilan, perubahan fisik dan psikologis ibu selama
hamil, perubahan fisik dan psikologis ibu dalam masa kehamilan, teori tentang
pendekatan dalam asuhan kehamilan (Manajemen Varney) dan dokumentasi asuhan
kehamilan. Dalam perkuliahan juga dilakukan demonstrasi dan simulasi
keterampilan yang mendukung kompetensi yang akan dilatih atau dipelajari.
Pembimbing melakukan evaluasi atau
penilaian terhadap :
1.
Keterampilan mahasiswa berdasarkan langkah-langkah kerja
ang ditentukan dalam penuntun belajar menggunakan format penilaian keterampilan
dengan teknik observasi atau pengamatan saat mahasiswa bekerja.
2.
Sikap mahasiswa yang mendukung selama melaksanakan
langkah kerja dengan teknik observasi atau pengamatan saat mahasiswa bekerja.
3.
Pengetahuan mahasiswa yang mendukung elemen kompetensi
asuhan yang dilatih dengan cara melakukan tanya jawab atau tes lisan.
2.3
MENETAPKAN
KEBUTUHAN PENGOBATAN RINGAN(1)
Tidak semua wanita mengalami semua ketidak nyamanan yang
umum muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat
ringan hingga berat. Bebasnya seorang wanita dari ketidak nyaman tersebut dapat
membuat perbedaan signifikan terhadap cara wanita memandang pengalamannya. Cara
mengatasi ketidak nyamanan ini didasarkan pada penyebab dan penatalaksanaan
didasarkan oada gejala yang muncul. Pada ibu hamil biasanya terdapat gejala-gejala ringan
seperti :
1.
Nausea
Nausea dengan atau tanpa disertai muntah-muntah, ditafsirkan keliru
sebagai morning sickness, tetapi paling sering terjadi pada siang atau sore
hari atau bahkan sepanjang hari. Nausea lebih kerap terjadi pada saat perut
kosong sehingga biasanya lebih parah di pagi hari. Nausea merupakan masalah
umum yang dialami oleh lebih dari sebagian hingga tiga perempat wanita hamil.
Ada banyak tindakan untuk meredkan morning sickness. Satu atau semua,
atau kombinasi berbagai tindakan atau malah tidak satupun diantaranya, dapat
merupakan cara yang efektif bagi individu tertentu. Metode ini member sebagian
besar wanita rasa nyaman dan lega karena telah mencoba sesuatu untuk
meringankan masalahnya. Saran berikut dapat diberikan :
a.
Makan porsi kecil, bahkan setiap dua jam karena hal ini lebih
mudah dipertahankan disbanding makan porsi besar tiga kali sehari.
b.
Makan biscuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari
tempat tidur di pagi hari.
c.
Jangan menyikat gigi anda segera setelah makan untuk
menghindari stimulasi reflex gag.
d.
Minumlah minuman yang mengandung karbonat, khususnya
gingerale.
e.
Hindari makanan beraroma kuat atau menyengat.
f.
Batasi lemak dalam diet anda.
2.
Nyeri punggung bagian atas (Nonpatologis)
Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat
peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat. Hal ini
merupakan salah satu tanda praduga kehamilan. Pembesaran ini dapat
mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak disokong adekuat.
Metode untuk mengurangi nyeri ini ialah dengan menggunakan bra yang
berukuran sesuai ukuran payudara. Dengan mengurangi mobilitas payudara, bra
penyokong yang berukuran tepat juga mengurangi ketidaknyamanan akibat nyeri
tekan pada payudara yang timbul karena pembesaran payudara.
3.
Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan konsistensi
kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama. Sekresi ini bersifat
asam akibat pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi
asam laktat oleh basil Doderlein. Basil ini berfungsi melindungi ibu dan janin
dari kemungkinan infeksi yang mengancam, tetapi basil ini merupakan medium yang
dapat mempercepat pertumbuhan organisme yang bertanggung jawab terhadap
terjadinya vaginitis.
Upaya untuk mengatasi leukorea adalah dengan memperhatikan kebersihan
tubuh pada area tersebut dan mengganti panty bertahan katun dengan sering.
4.
Peningkatan Frekuensi Berkemih (Nonpatologis)
Peningkatan frekuensi berkemih sebagai ketidaknyamanan nonpatologis pada
kehamilan sering terjadi pada dua kesempatan yang berbeda selama periode
antepartum. Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat
peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan berat pada fundus uterus ini
membuat isthmus menjadi lunak (tanda hegar), menyebabkan antefleksi pada uterus
yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Tekanan
ini akan berkurang seiring uterus terus membesar dan keluar dari panggul
sehingga menjadi salah satu organ abdomen, sementara kandung kemih tetap
merupakan organ panggul. Frekeunsi berkemih pada trimester ke tiga paling
sering dialami wanita primigravida setelah lightening terjadi.
Efek lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk ke dalam
panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Tekanan ini
menyebabkan wanita merasa perlu berkemih. Uterus yang membesar atau bagian
presentasi uterus juga mengambil ruang di dalam rongga panggul sehingga ruang
untuk distensi kandung kemih lebih kecil sebelum wanita tersebut merasa perlu
berkemih. Hal yang perlu diingat adalah pola berkemih yang tadinya diurnal
berubah menjadi pola nokturia karena edema dependen yang terakumulasi sepanjang
hari diekskresi.
Satu-satunya metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi
berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan mengurangi
asupan cairan sebelum tidur malam sehingga wanita tidak perlu bolak-balik ke
kamar mandi pada saat mencoba tidur.
5.
Nyeri Ulu Hati
Nyeri ulu hati ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir
trimester ke dua dan bertahan hingga trimester ke tiga adalah kata lain untuk
regurgitasi atau refluks isi lambung yang asam menuju esophagus bagian bawah
akibat peristaltis balikan. Isi lambung bersifat asam karena sifat asam
hidroklorida yang terdapat di dalam lambung. Keasaman ini menyebabkan materi
tersebut membakar tenggorok dan terasa tidak enak.
Penyebab nyeri
ulu hati sebagai berikut :
a.
Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesterone.
b.
Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat
relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesterone dan tekanan uterus.
c.
Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan
tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
Ada banyak cara untuk mengurangi nyeri ulu hati. Menemukan kombinasi yang
dapat membantu masing-masing wanita pada dasarnya adalah persoalan mencoba dan belajar
dari kesalahan. Saran yang dapat diberikan antara lain :
a.
Makan dalam porsi kecil, tetapi sering, untuk menghindari
lambung menjadi terlalu penuh.
b.
Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih
besar bagi lambung anda untuk menjalankan fungsinya.
c.
Regangkan lengan anda melampaui kepala untuk memberi ruang
bagi perut anda untuk berfungsi.
d.
Hindari makanan berlemak, lemak mengurangi motilitas usus dan
sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
6.
Kram Tungkai
Dasar fisiologis untuk kram kaki belum diketahui dengan pasti. Selama
beberapa tahun, kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium
atau asupan kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan rasio kalsium dan
fosfor dalam tubuh, namun penyebab-penyebab ini tidak lagi disertakan dalam
literature terkini. Salah satu dugaan lainnya adalah bahwa uterus yang membesar
memberi tekanan baik pada pembuluh darah panggul, sehingga mengganggu
sirkulasi, atau pada saraf sementara saraf ini melewati foramen obturator dalam
perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah.
7.
Edema Dependen
Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini
disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita
tersebut duduk atau berdiri dan pada vena kava inferior saat ia berada dalam
posisi telentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari
ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung
secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan harus dibedakan secara
cermat dengan edema yang berhubungan dengan preeklampsia/eklampsia.
Cara
penanganannaya sebagai berikut :
a.
Hindari menggunakan pakaian ketat.
b.
Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari.
c.
Posisi menghadap ke samping saat berbaring.
d.
Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang
dapat melonggarkan tekanan pada vena-vena panggul.
8.
Varises
Sejumlah factor turut mempengaruhi perkembangan varises selam kehamilan.
Varises vena lebih mudah muncul pada wanita yang memiliki kecenderungan
tersebut dalam keluarga atau memiliki factor predisposisi congenital. Varises
dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus yang
membesar pada vena panggul wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan
pada vena kava inferior saat ia berbaring. Pakaian yang ketat menghambat aliran
vena balik dari ekstremitas bagian bawah, atau posisi berdiri yang lama
memperberat masalah tersebut. Relaksasi dinding vena dan katup dan otot polos
sekeliling karena induksi juga turut menyebabkan timbulnya varises.
Varises yang terjadi selama kehamilan paling menonjol pada area kaki dan
atau vulva. Penanganan spesifik untuk mengatasi varises vulva pada saran
sebagai berikut :
a.
Kenakan kaos kaki penyokong, pembalut yang baik atau kaos
kaki elastic, apapun yang digunakan, sebaiknya dikenakan setelah anda
mengelevasi kaki anda dan sebelum bangkit.
b.
Hindari mengenakan pakaian ketat.
c.
Hindari berdiri lama.
d.
Sediakan waktu istirahat, dengan kaki dielevasi secara
periodik sepanjang hari.
e.
Berbaring dengan mengambil posisi sudut kanan beberapa kali
sehari.(1)
2.4
MENETAPKAN
KEBUTUHAN KONSULTASI ATAU RUJUKAN PADA TENAGA PROFESIONAL LAINNYA(3)
a. Definisi
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung
jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara
vertikal maupun horizontal.
Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit
lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit
provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis
fasilitas dan personalianya. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan
komunikasi antar unit yang ada dalam
satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan
anak.
- Tujuan umum
Terjaminnya pemerataan pelayanan kesehatan secara paripurna dan
komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkan, agar dapat tercapai peningk atan
derajat kesehatan yang maksimal.
- Tujuan Rujukan
- Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang
sebaik-baiknya
- Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya
- Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skill) melalui
pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah
- Permasalahan dalam rujukan
Keadaan
geografis.
Kurangnya tenaga
(kuantitatif & kualitatif).
Kurangnya
sarana, prasarana dan peralatan.
Belum terpadunya
sistem komunikasi, transportasi dan logistik.
Pengkotakan dan
duplikasi pembiayaan sistem rujukan.
·
Kurangnya informasi pemberi dan penerima pelayanan.
- Syarat rujukan
1. Adanya unit yang merujuk dan
menerima rujukan.
2. Adanya pengertian timbal balik.
3. Adanya pencatatan (surat rujukan,
kartu miskin, register).
4. Adanya pengertian petugas tentang
sistem rujukan.
5. Rujukan vertikal atau horizontal.
6. Bumil risti sebaiknya didampingi.
- jenis rujukan
1. Rujukan Medis
a. Rujukan Pasien
b. Rujukan Laboratorium
2. Rujukan Kesehatan
(Rujukan
Iptek dan Keterampilan)
3. Rujukan Manajemen
- Pengiriman informasi
- Bantuan biaya, tenaga, peralatan, obat
- Bantuan penyelesaian masalah
- jenis rujukan ditinjau dari upaya kesehatan
1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan:
- Rujukan kasus untuk diagnosa / tindakan
- Rujukan spesimen
- Rujukan ilmu untuk bimbingan / yan.medik
2. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat:
-
Rujukan sarana dan logistik
-
Rujukan tenaga
-
Rujukan operasional
h. Kegiatan rujukan
dan pelayanan ini antara lain berupa :
- Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke
unit kesehatan yang lebih lengkap
- Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
- Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti
kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan
spesialis
- Pengiriman bahan laboratorium
- Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai
dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)
- Prosedur
rujukan
·
Keadaan umum pasien harus diperbaiki dulu, dipertahankan
stabil selama dalam perjalanan
·
Sertakan surat rujukan, obat, peralatan dan tenaga
perawat/bidan
·
Tanggung jawab penderita ada ditangan yang merujuk sampai
pasien tiba di tempat rujukan
·
Penerima rujukan wajib merujuk kembali untuk dilakukan
tindak lanjut oleh unit asal rujukan dan/atau membuat laporan bila pasien
sembuh atau meninggal.
- Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa :
- Membalas
secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis
rehabilitas kepada unit yang mengirim
- Menjalin
kerjasama sistem pelaporan
data-data medis umumnya dan data-data parameter pelayanan kebidanan
khususnya terutama mengenai kematian maternal dan perinatal. Hal ini
sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
- Wilayah
binaan jejaring rujukan
Dapat berdasarkan:
Jarak, radius ≤
10 km dari sarana rujukan
Waktu
tempuh ≤ 2 jam ke sarana rujukan
Fasilitas
pelayanan kesehatan yang dibina (puskesmas, RB, dll.)
Data kunjungan
pasien dari dalam dan luar wilayah administratif
2.5 MENETAPKAN
KEBUTUHAN KONSELING HIV/PMS(2)
a. Definisi
Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan dan pembahasan
masalah-masalah antara kita dengan konselor (orang yang dilatih untuk mengatasi
masalah PMS).
b. Penyakit Menular seksual (PMS) dan AIDS
Penyakit Menular Seksual (PMS)
merupakan penyakit infeksi yang sering ditemukan dan ditularkan melalui
hubungan kelamin. Termasuk dalam
kelompok PMS adalah gonorhoe, sifilis, ulkus, molle, kondiloma akuminata,
herpes genital dan HIV/AIDS.
Walaupun PMS dapat disebabkan oleh
kuman yang berbeda, namun sering memberikan keluhan dan gejala yang sama. Sebagai contoh duh (cairan nanah) yang keluar
dari saluran kencing laki- laki atau dari liang senggama perempuan, dan borok
pada kelamin, merupakan keluhan sekaligus gejala PMS yang umum dijumpai.
Dari semua PMS, HIV/AIDS merupakan
jenis PMS yang paling berbahaya, karena belum ditemukan pengobatannya
danterakhir dengan kematian bagi penderitanya.
AIDS adalah PMS yang paling sering didengar belakangan ini. Ketakutan orang
tentang AIDS sangat besar, karena sejauh ini belum dapat disembuahkan.
Obat-obatan yang dapat membantu perawatan mereka yang sudah kena AIDS (bukan
menyembuhkan) juga sangat mahal.
Semua orang bisa saja terkena AIDS. Di Indonesia sudah ada bayi maupun rang
dewasa yang terkena AIDS. Karena itu, kita mesti waspada terhadap bahaya
penularan AIDS.
c. Catatan khusus tentang AIDS
·
Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS
(bibit penyakit AIDS) hanya berdasarkan penampilannya
·
AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau
jamu-jamuan
·
AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian
·
AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang
lain
·
Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang
biasa seperti TBC, tumor, radang paru, infeksi saluran pencernaan dan lain-lain
·
AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks
dengan seorang pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita, atau
dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual
d.
Beberapa Hal Penting yang Perlu
Diketahui Tentang PMS
1.
PMS dapat terjadi pada laki- laki maupun perempuan.
2.
Penularan PMS dapat terjadi, walaupun hanya sekali melakukan
hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan penderita PMS.
3.
Tidak ada seorangpun yang kebal terhadap PMS.
4.
Perempuan lebih mudah tertular PMS dari pasangannya
dibandingkan sebaliknya, karena bentuk alat kelaminnya dan luas permukaannya
yang terpapar oleh air mani pasangannya.
5.
Infeksi atau borok pada alat reproduksi perempuan sering
tersembunyi dan tidak mudah terlihat oleh petugas yang kurang teliti.
6.
ISR meningkatkan resiko penularan PMS/ HIV/ AIDS pada
perempuan sepuluh kali lebih besar.
7.
Beberpa PMS mungkin tidak menimbulkan gejala yang berarti
pada perempuan, tetapi dapat menularkan penyakit tersebut pada pasangannya.
8.
Tanda- tanda dan gejala PMS pada laki- laki biasanya tampak
jelas sebagai luka atau duh tubuh, sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih
awal.
9.
PMS sering tidak diobati dengan benar sehingga mengakibatkan
penularan dan penderitaan yang berkepanjangan.
Kebanyakan PMS dapat diobati bila pengobatannya tepat dan pada saat yang
tepat pula.
10. Kombinasi PMS seperti
kemandulan dapat dicegah bila PMS segera diobati.
11. Belum ada vaksin atau
imunisasi untuk PMS.
12. PMS meningkatkan
kemungkinan tertular HIV AIDS sebanyak empat kali.
e.
Cara Penularan PMS, Termasuk HIV/ AIDS
1.
Hubungan seksual yang tidak terlindung, baik melalui vagina,
anus, maupun oral. Cara ini merupakan
cara paling utama (lebih dari 90%).
2.
Penularan dari ibu kejanin selama kehamilan (HIV/ AIDS,
Herpes, Sifilis), pada persalinan (HIV/ AIDS, Gonorhoe, Klamidia), sesudah bayi
lahir (HIV/ AIDS).
3.
Melalui tranfusi darah, suntikan atau kontak langsung dengan
cairan darah atau produk darah (HIV/ AIDS).
f. Cara Pencegahan PMS
1.
Melakukan hubungan seksual hanya pada pasangan yang setia.
2.
Menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seksual.
3.
Bila terinfeksi PMS mencari pengobatan bersama pasangan
seksual.
4.
Menghindari hubungan seksual bila ada gejala PMS, misalnya
borok pada alat kelamin, atau keluar duh (cairan nanah) dari tubuh.
g.
Perilaku yang Beresiko Tinggi Terhadap
Penularan PMS, Termasuk HIV/ AIDS
Perilaku
yang berisiko tinggi terhadap penularan PMS, termasuk HIV/ AIDS :
1.
Sering berganti pasangan seksual atau mempunyai salah satu
lebih pasangan seksual baik yang dikenal atau yang tidak dikenal (misalnya
dengan penjaja seksual).
2.
Pasangan seksual mempunyai pasangan ganda. Penularan dari ibu ke janin/ bayinya sering
bersumber dari pasangan/ suami seperti ini.
3.
Terus melakukan hubungan seksual, walaupun mempunyai keluhan
PMS dan tidak memberitahukan kepada pasangannya tentang hal itu.
4.
Tidak memakai kondom saat melakulkan hubungan seksual dengan
pasangan yang berisiko.
5.
Pemakaian jarum suntik secara bersama- sama secara
bergantian, misalnya pada penderita ketergantungan narkotika atau kelainan
petugas kesehatan dalam menjaga sterilitas alat suntik.
h.
HIV/ AIDS (Human Immuno- defficiency Virus/ Acquired Immuno- Defficiency Syndrome)
HIV adalah virus yang
menyerang kekebalan tubuh manusia. Virus
HIV yang masuk ke dalam tubuh akan berkembang biak. Virus HIV akan masuk dalam sel darah putih
dan merusaknya, sehingga sel arah putih yang berfungsi sebagai pertahanan
terhadap infeksi akan menurun jumlahnya.
Akibatnya sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita mudah terkena
berbagai penyakit. Kondisi ini disebut
AIDS.
AIDS adalah kumpulan gejala
penyakit yang timbul karena rendahnya daya tahan tubuh. Pada awalnya penderita HIV positif sering
menunjukkan gejala sampai bertahun- tahun (5 tahun). Banyak faktor yang
mempengaruhi panjang pendeknya masa tanpa gejala ini, namun pada masa ini
penderita dapat menularkan penyakitnya pada orang lain. Sekitar 89% penderita HIV akan berkembang
menjadi AIDs. Semakin lama penderita
akan semakin lemah dan akhirnya akan berakhir dengan kematian, karena saat ini
belum ditemukan obat untuk mencegah atau menyembuhkan HIV/ AIDS.
i.
Hal- Hal yang Perlu Diketahui Tentang HIV/
AIDS
1.
Sekali virus HIV masuk kedalam tubuh, virus tersebut akan
menetap dalam tubuh untuk selamanya.
2.
Virus HIV hidup dalam darah, air mani, cairan dalam jalan
lahir, air liur, air mata, dan cairan tubuh lainnya.
3.
Sebagian besar infeksi HIV ditularkan melalui hubungan
seksual, disamping penularan melalu jarum suntik dan transfusi darah, serta
penularan dari ibu kepada janinnya.
4.
HIV tidak hanya menular pada kaum homo seksual.
5.
Perempuan 5 kali lebih mudah teratur HIV/AIDS dari laki-
laki, karena bentuk alat kelamin perempuan lebih luas permukaannya sehingga
mudah terpapar oleh cairan mani tinggal lebih lama dalam tubuh.
6.
Permukaan pada saluran kelamin memudahkan masuknya virus HIV.
7.
Hubungan seks melalui anus lebih berisiko dalam penularan
dari pada cara hubungan seks lainnya, karena jaringan anus lebih lembut.
8.
Kekerasan seksual, atau hubungan seksual dengan gadis remaja
lebih memudahkan terjadinya penularan.
j.
Pencegahan Penularan HIV/ AIDS Pada
Dasarnya Sama Dengan Pencegahan PMS
1.
Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan yang
setia atau menghindari hubungan- hubungan seksual dengan pasangan yang
berganti- ganti.
2.
Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setia
pada pasangan
3.
Setiap darah transfusi dicek terhadap HIV dan donor darah
kepada sanak saudara lebih sehat dan aman dibanding donor darah proffesional.
4.
Menghindari injeksi, periksa dalam, prosedur pembedahan yang
tidak steril dari petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab.
5.
kondom dengan hati-
hati, benar dan konsisten.
2.6 JADWAL KUNJUNGAN SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
KEHAMILAN(3)
Jadwal Kunjungan
Pranatal yang Direkomendasikan
Nulipara
|
Multipara
|
Kunjungan pertama 6-8 minggu
Kunjungan kedua dalam 4 minggu setelah kunjungan
pertama
Kunjungan ketiga 14-16 minggu
Kunjungan keempat,
24-28 minggu
Kunjungan kelima 32 minggu
Kunjungan keenam 36 minggu
Kunjungan ketujuh 18 minggu
Kunjungan kedelapan 40 minggu
Kunjungan kesembilan 41 minggu
|
Kunjungan pertama 6-8 minggu
Kunjungan kedua 14-16 minggu
Kunjungan ketiga 24-28 minggu
Kunjungan keempat 32 minggu
Kunjungan kelima 35 minggu
Kunjungan keenam 39 minggu
Kunjungan ketujuh 41. Minggu
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar