Ekstraksi
vakum adalah persalinan buatan yang dilakukan dengan cara membuat tekanan
negative pada kepala janin sehingga terbentuk kaput buatan dan janin dapat
dilahirkan pervaginam
Alat yang umumnya diperunakan ialah vakum
ekstraktor dari Malmstrom. Prinsip dari pada cara ini ialah bahwa kita
mengadakan suatu vakum (atau tekanan negative) melalui suatu cup pada kepala
bayi. Dengan demikian akan timbul caput secara artifisiil dan cup akan melekat
erat pada kepala bayi.
Penurunan tekanan
harus diatur perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan pada kulit kepala,
mencegah timbulnya perdarahan pada otak bayi dan supaya timbul caput
succedaneum.
Sebenarnya, dengan
memperhatikan indikasi, syarat, kontraindikasi serta tehnik aplikasi,
persalinan operatif per vaginam dengan menggunakan alat seperti misalnya EC
atau EV masih diperlukan untuk mengatasi tingginya biaya serta resiko tindakan
operasi SC.
Alat
Vakum terdiri dari:
1.Mangkukvakum
2.Rantaivakum
3.Pemegangvakum
4.Selang
penghubung mangkuk vakum ke botol vakum
5.Botolvakum
6.Pompa
vakum
Vakum ekstraktor terdiri dari :
1.
Cup dengan
berbagai ukuran biasanya 3, 5 dan 7 cm.
2.
Slang karet
yang menghubungkan cup dengan botol berisi air.
3.
Suatu
manometer untuk mengetahui tekanan negative.
4.
Slang karet
yang menghubungkan botol dengan pompa.
5.
Pompa vakum
electris atau pompa vakum tangan.
6.
Suatu
gaitan khusus untuk memudahkan penarikan.
2.2. Prasyarat Tindakan Ekstraksi Vakum
·
Informed
Consent
Pada setiap tindakan medik diperlukan “informed
consent” yang harus dilihat sebagai bagian dari suatu proses dan bukan
sekedar selembar formulir yang harus diisi dan ditanda tangani oleh penderita
dan atau keluarganya.
“Informed Consent” berisi
penjelasan mengenai perlunya satu tindakan medis harus dilakukan, manfaat serta
resiko yang mungkin terjadi serta bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Selain
itu harus disampaikan pula berbagai alternatif tindakan medis lain untuk
menyelesaikan masalah medik yang terjadi. Pada saat menjelaskan mengenai
hal-hal tersebut diatas, pasien dan keluarganya harus diberi kesempatan untuk
memperoleh penjelasan lebih lanjut mengenai semua hal yang mereka masih belum
mengerti.
Pembahasan rutin mengenai kemungkinan akan
dilakukannya intervensi tindakan medis lebih awal (yang dilakukan saat
kunjungan antenatal atau sebelum persalinan) adalah hal yang penting dengan
menyadari betapa sulitnya pengambilan
satu keputusan medis penting disaat yang amat genting.
·
Persiapan
Operator
Dokter harus faham tentang instrumen EV yang
dipilih, indikasi dan tehnik melakukan EV. Keputusan untuk melakukan tindakan
EV harus dilandasi dengan analisa proses persalinan, pemeriksaan vagina ,
penentuan posisi dan derajat penurunan (“station”) janin serta kapasitas
panggul.
·
Persiapan Pasien
1.
Persiapan terpenting adalah “informed
Consent”
2.
Selaput ketuban pecah atau
sudah dipecahkan
3.
Kandung kemih kosong atau
dikosongkan secara spontan atau melalui kateterisasi
4.
Dilatasi servik lengkap
5.
Kepala sudah engage
6.
Janin diperkirakan dapat
lahir per vaginam
Bila posisi dan derajat penurunan janin
masih belum jelas maka dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
transvaginal atau transperineal terlebih dulu. Ultrasonografi
dapat digunakan pula untuk menentukan ketepatan aplikasi cawan penghisap.
Posisi kepala ditentukan dengan melihat
kedudukan orbita janin dan identifikasi karakteristik anatomi intrakranial
(falx cerebri, fossa posterior) dan station kepala janin ditentukan berdasarkan
pemeriksaan utrasonografi translabial. Pemeriksaan konfirmatif
dengan ultrasonografi ini memerlukan pengalaman dan dilakukan secara “bedside”.
·
Analgesia dan anaesthesia
Persalinan EV - outlet dapat dilakukan tanpa anastesia atau analgesia. Bila diperlukan dapat diberikan anastesia regional (blok pudenda) atau yang lebih sering (dan lebih efektif ) , dilakukan anastesia spinal.
2.3. Indikasi
Ekstraksi Vakum
1.
Kala II memanjang
- Pada Nulipara 2
jam
- Pada Multipara 1
jam
2.
Mempersingkat Kala II :
- Kelainan jantung
- Kelainan
serebrovaskuler
- Kelainan
neuromuskuler
- Ibu lelah
3.
Gawat janin
2.4. Kontraindikasi Ekstraksi Vakum
·
Aplikasi cawan penghisap
secara tepat tidak dapat dilakukan
·
Riwayat gangguan kemajuan
persalinan kala I yang nyata
·
Indikasi tindakan EV tidak
jelas
·
Posisi dan penurunan kepala
janin tidak dapat ditentukan dengan jelas
·
Terdapat dugaan gangguan
imbang sepalopelvik
·
Kelainan letak (letak muka,
letak dahi)
·
Diduga atau terdapat
gangguan faal pembekuan darah pada janin.
Kontraindikasi
Relative
·
Kehamilan preterm : Masih
lunaknya kepala dan rentannya vaskularisasi kepala janin prematur.
·
Riwayat pengambilan
darah dari kulit kepala janin sebelumnya.
·
Aplikasi cunam
sebelumnya gagal : Struktur dan konsistensi kepala janin pasca aplikasi cunam yang
sudah berubah. Selain itu, kegagalan aplikasi tersebut dapat membuktikan bahwa
terdapat gangguan imbang sepaloelvik.
·
Molase dan pembentukan
caput succadenum yang berlebihan : keadaan ini sering
terjadi pada kasus gangguan imbang sepalopelvik.
·
Dugaan makrosomia (Berat badan janin > 4.5 kg).
·
Janin mati : Oleh karena
tidak dapat terbentuk caput succadeneum.
2.5. Batasan
AmericanCollege of Obstetricians and Gynecologists “
(ACOG) menetapkan batasan baku dari persalinan operatif per vaginam dengan
instrumen tertentu antara lain persalinan operatif pervaginam “outlet, Low dan Midpelvic”.
Penentuan batasan ini dibuat berdasarkan posisi
kepala dan derajat penurunan kepala janin sebelum dilakukan tindakan. Batasan
baku tersebut semula digunakan untuk aplikasi EC namun selanjutnya digunakan
pula untuk tindakan EV dengan sejumlah modikifikasi kecil.
Klasifikasi Tindakan Ekstraksi Vakum berdasarkan “fetal
station” dan “cranial postion”.
JENIS TINDAKAN
|
DESKRIPSI KLASIFIKASI*
|
Ekstraksi Vakum “Outlet”
|
Kepala sudah di perineum ;
tanpa menyisihkan labia sudah terlihat kulit kepala pada introitus ;
tengkorak kepala janin sudah didasar panggul. Sutura sagitalis
berada pada diameter antero posterior panggul ( posisi oksiput anterior –
kiri atau kanan ; posisi oksiput posterior – kiri atau kanan )
|
Esktraksi vakum
“ Low”
|
Posisi / station kepala
tidak memenuhi kriteria EV outlet ; station + 2 ( 5 cm ) namun belum mencapai
dasar panggul.
|
Subdivisi |
Posisi oksiput anterior (OA, LOA, ROA).
Posisi oksiput posterior (OP, LOP, ROP) atau transversal
(LOT, ROT).
|
Esktraksi
Vakum – “Mid Pelvic”
|
Station < +2 ( 5 cm ) ,
kepala sudah engage namun kriteria ekstraksi vakum rendah tak terpenuhi
|
Subdivisi |
Posisi oksiput anterior (OA, LOA, ROA).
Posisi oksiput posterior (OP, LOP, ROP) atau transversal
(LOT, ROT).
|
Persalinan Seksio Sesar dibantu dengan EV
|
Tehnik yang tidak spesifik |
Ekstraksi vakum khusus
|
Tehnik EV yang tidak
spesifik
|
Ekstraksi Vakum Tinggi
|
Prosedur tindakan EV yang
tidak memenuhi klasifikasi diatas
|
OA: occipitoanterior; ROA: right occipitoanterior; LOA: left
occipitoanterior;
OP: occipitoposterior; LOP: left occipitoposterior; ROP: right
occipitoposterior;
LOT: left occipitotransverse; ROT: right occipitotransverse
2.6. Desain Instrumen Ekstraksi Vakum
·
Instrumen
ekstraksi vakum
Berbagai model baru dari instrumen EV merupakan
modifikasi dari bentuk yang sudah ada seperti misalnya bentuk pompa tangan,
katub pelepas tekanan dan perubahan lain.
Cawan penghisap baru terbuat dari berbagai material
seperti polietilene atau silastik plastik. Desain cawan penghisap yang kaku dan
terbuat dari “stainless steel” ditemukan pada berbagai model dari
Malmstrom yang sudah dikenal sejak tahun 1960 an. Sekarang ini di produksi
berbagai cawan penghisap yang menyerupai model Malmstrom namun terbuat dari
bahan plastik yang lunak atau kaku. Model ini pertamakali digunakan pada kasus
posisi kepala defleksi atau pada posisio osipito posterior namun saat ini
peralatan tersebut sudah lazim digunakan pada berbagai jenis persalinan
pervaginam.
·
Perbandingan
berbagai peralatan
Cawan penghisap lunak sering menyebabkan kegagalan
EV dibandingkan dengan penggunaan cawan penghisap kaku (pastik atau metal )
atau EC25.
Hal ini terutama disebabkan oleh mudahnya cawan penghisap lunak tersebut lepas (“pop
off”) dari kepala saat dilakukan traksi. Akan tetapi, aplikasi cawan
penghisap lunak ini lebih jarang menyebabkan cedera pada kepala janin meskipun
daya cengekeramnya lebih kurang dibandingkan cawan yang kaku.
Masalah lain adalah bahwa sebagian desain alat
ekstraktor yang terbuat dari plastik memiliki tabung penghubung yang kaku
sehingga menyulitkan aplikasi cawan penghisap secara tepat khususnya pada letak
defleksi atau posisio osipitalis posterior dan ini merupakan faktor penyebab
kegagalan EV. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka EV dilakukan dengan
menggunakan instrumen Malmstrom klasik dan menggantikan cawan penghisap dengan
bahan yang terbuat dari bahan silastik atau plastik yang rigid.
2.7. Tehnik
Ekstraksi Vakum
Tehnik aplikasi yang tepat diperlukan agar tindakan
EV dapat dilakukan dengan aman dan berhasil.
1.
Akurasi aplikasi cawan
penghisap
2.
Pemilihan kasus yang tepat
3.
Tehnik traksi :
·
Kekuatan traksi
·
Vektor ( arah tarikan )
·
Metode aplikasi kekuatan
yang intermiten
4.
Posisi dan derajat penurunan
kepala
5.
Desain cawan penghisap
6.
Imbang fetopelvik
2.8. Aplikasi Cawan Penghisap
Setelah prasyarat tindakan EV dipenuhi maka harus kembali dilakukan
pemeriksaan vaginal untuk menentukan ulang posisi, derajat penurunan (station)
dan sikap (habitus) janin serta lebih dulu memeriksa persiapan instrumen yang
akan digunakan.
Protokol tindakan EV
·
“Ghosting” - Pasien dalam posisi litothomi didepan
operator. Operator memegang cawan penghisap didepan pasien dan membayangkan
bagaimana kedudukan cawan penghisap pada kepala janin nantinya didalam jalan
lahir. Posisi janin dapat dipastikan lebih lanjut dengan pemeriksaan
ultrasonografi transperineal.
·
Insersi - Cawan penghisap dilumuri dengan jelly atau cairan pelicin. Bila
menggunakan cawan penghisap lunak, maka sebagian cawan penghisap dapat
dikempiskan dengan tangan operator dan dimasukkan jalan lahir diantara labia.
Bila sifat cawan penghisap yang digunakan kaku, maka insersi kedalam jalan
lahir dilakukan secara miring setelah kedua labia disisihkan. Setelah berada
dalam jalan lahir maka cawan penghisap ditempatkan pada kepala janin.
·
Aplikasi cawan
penghisap secara tepat :
- Setelah cawan
penghisap sudah berada pada posisi yang tepat, dibuat tekanan vakum
secukupnya agar cawan tidak bergeser dan dipastikan bahwa tidak ada bagian
jalan lahir yang terjepit.
- Pusat diameter
cawan penghisap harus berada di satu titik penentu berupa titik imajiner
anatomis yang berada di sutura sagitalis kira kira 6 cm di belakang ubun
ubun besar atau 1 – 2 cm di depan ubun ubun kecil ( titik fleksi atau “
pivot point” ).
- Semakin jauh
titik pusat cawan penghisap bergeser dari sutura sagitalis semakin besar
pula kegagalan tindakan ekstraksi vakum dan semakin besar pula tenaga
yang diperlukan untuk melakukan traksi oleh karena arah tarikan miring
akan menyebabkan terjadinya defleksi kepala janin.
- Ultrasonografi
transperineal dapat digunakan untuk melihat ketepatan pemasangan cawan
penghisap
·
Traksi
- Bila pemasangan
cawan penghisap sudah tepat, maka diberikan tekanan vakum sebesar 550 –
600 mmHg dan dilakukan traksi bersamaan dengan adanya kontraksi uterus
dan usaha ibu untuk meneran. Traksi tidak perlu menunggu sampai
terbentuknya chignon .
- Arah tarikan
berubah sesuai dengan penurunan kepala dalam jalan lahir.
- Bila kontraksi
uterus mereda maka tekanan vakum diturunkan sampai sekitar 200 mmHg dan
traksi dihentikan ; traksi kepala diluar kontraksi uterus akan
memperbesar cedera pada kepala janin.
- Bila kontraksi
uterus mulai timbul kembali, tekanan dinaikkan sampai besaran yang telah
ditentukan dan dilanjutkan dengan traksi kepala janin.
- Selama traksi,
tangan kiri ( “non dominan hand” ) ditempatkan dalam vagina dengan ibu
jari pada cawan dan satu atau dua jari pada kepala janin. Aktivitas ini
dilakukan untuk mencegah terlepasnya cawan dari kepala.
- Umumnya dengan
traksi pertama sudah dapat diketahui apakah kepala janin semakin turun
atau tidak. Bila tidak maka operator dapat melakukan satu kali tarikan
lagi untuk memastikan apakah tindakan ekstraksi vakum dapat dilanjutkan
atau dihentikan.
- Pada 85% kasus,
persalinan diselesaikan dengan kurang dari 3 kali traksi.
2.9. Aplikasi Tindakan Ekstraksi Vakum Khusus
Pada operasi
seksio sesar, segmen bawah rahim yang tipis dan kepala janin yang sudah
mengadakan desensus yang jauh merupakan predisposisi ekstensi luka insisi pada
segmen bawah rahim saat melahirkan kepala. Hal yang sama juga terjadi pada saat
melakukan seksio sesar pada kasus letak lintang. Untuk mengatasi kesulitan
memngeluarkan kepala dapat digunakan EV atau ekstraksi dengan sendok cunam.
Kepala janin
yang sudah engage terlalu dalam sebaiknya di dorong lebih dulu dari bawah oleh
asisten dan dilanjutkan dengan pengeluaran dengan cara biasa ( tanpa alat )
atau dilanjutkan dengan pemasangan cawan penghisap dan dilanjutkan dengan
traksi. Aplikasi EV saat SS yang terbaik adalah pada kasus ketuban pecah dini
pada kepala yang masih tinggi. Setelah insisi segmen bawah rahim, dilakukan
manipulasi kepala melalui insisi tersebut secara manual dan dilanjutkan dengan
aplikasi cawan penghisap. Cara ini baik dikerjakan pada kasus letak lintang
atau untuk melahirkan janin kedua pada persalinan gemelli sehingga tidak
dilakukan ekstraksi bokong yang lebih berbahaya.
Aplikasi
Persalinan Operatif Pervaginam Secara Sekuensial
Aplikasi
penggunaan peralatan bantu persalinan per vaginam secara sekuensial ( ekstraksi
cunam gagal dan dilanjutkan dengan ekstraksi vakum atau sebaliknya ) merupakan
masalah yang kontroversial. Penelitian yang dilakukan oleh Gardella21 dan
Towner49
menunjukkan bahwa resiko perdarahan intrakranial pada aplikasi sekuensial
diatas lebih besar dibandingkan dengan aplikasi EV atau ekstraksi cunam saja.
Namun dari penelitian lain, tidak terlihat adanya perbedaan resiko tersebut.
Menurut penulis,
resiko yang berbeda tersebut disebabkan oleh karena disebabkan oleh gangguan
imbang sepalopelvik dan persalinan per vaginam yang sangat dipaksakan tanpa
menyadari bahaya dari penggunaan instrumen pembantu tersebut.
2.10. Cedera Persalinan
·
Cedera pada Neonatus
Tidak ada satu
tindakan persalinan operatif per vaginam yang tidak disertai peningkatan resiko
ibu dan atau anak .
Angka kejadian
kematian janin atau cedera neonatus yang berat akibat EV sangat rendah dan
berada pada rentang 0.1 – 3 kasus per 1000 tindakan EV.
Secara klinik,
cedera kulit kepala terutama disebabkan oleh sifat fisik cawan penghisap yang
digunakan. Saat diberikan tekanan negatif, kulit kepala akan masuk kedalam
cawan penghisap sehingga terjadi chignon. Traksi yang terlalu kuat akan
menyebabkan terpisahnya kulit kepala dari dasarnya sehingga meski jarang namun
dapat menyebabkan perdarahan (cephalohematoma dan hemoragia subgaleal).
Resiko lain yang dapat terjadi
pada tindakan EV adalah :
·
Laserasi kulit kepala
·
Hemoragia retina
·
Fraktura kranium
·
Perdarahan subarachnoid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar