Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir
2.1.1. Asuhan Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir atau keluar dari
rahim seorang ibu melalui jalan lahir (liang vagina) atau melalui tindakan
medis dalam kurun waktu 0 smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir
adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah
kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukan usaha pernapasan
spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan
segera bayi yang baru lahir adalah:
a.
Jagalah bayi tetap hangat dan kering
b.
Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan
kulit ibunya sesegera mungkin.
Segera setelah melahirkan badan bayi :
a.
Sambil
secara cepat menilai pernafasannya. Letakkan bayi dengan diatas handuk diatas
perut ibu
b.
Dengan
kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk
mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernafasan bayi.
Catatan : sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan
dalam waktu 30 detik setelah lahir.
a.
Bila
bayi tersebut menangis atau bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling
sedikit 30x/menit). Biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
b.
Bila
bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari bantuan dan
mulailah langkah-langkah resusitasi.
Walaupun sebagian proses persalinan terfokus
pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil
kehamilan (bayi), maka penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil
apabila selain ibunya bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang
optimal. Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan bersih adalah bagian
esensial dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian besar (85 %-90 %) persalinan
adalah normal, tetapi gangguan dalam kehamilan dan proses persalinan dapat
mempengaruhi kesehatan bayi-bayi yang dilahirkan. Sebagian besar kesakitan dan
kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfiksia, hipotermi, dan atau infeksi.
Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfiksia segera diketahui dan ditatalaksana secara adekuat dibarengi
pula dengan pencegahan hipotermi dan infeksi (Depkes,RI, 2004). ( 3 )
2.1.1. Nutrisi
a. Air
Air merupakan zat gizi yang paling
mendasar. Tubuh manusia terdiri kira – kira 50 – 7- % air. Asupan air secara
teratur sangat penting dibandingkan dengan asupan nutrisi lain.
Bayi memiliki proporsi air yang lebih
besar dari pada orang dewasa. Semakin tua usia seseorang, maka proporsi air
tubuhnya semakin berkurang. Pada orang dewasa, asupan cairan berkisar antara
1200 – 1500 cc per hari, walaupun sering dianjurkan 1900 cc sebagai batas
optimum. Selain itu, air dapat masuk ke tubuh melalui makanan lain berkisar
antara 500 – 900 cc per hari. Disamping itu, juga dapat diperoleh dari hasil
akhir proses oksidasi. Kebutuhan air akan makin meningkat jika terjadi
peningkatan kehilangan air, misalnya berkeringat, muntah. Diare, atau adanya
gejala dehidrasi. ( 2 )
Tabel.
Kebutuhan cairan pada bayi
Usia
|
Rata-rata BB
|
Jml air dlm 24jm/ml
|
Jml air/kg BB dlm 24jm
|
0 – 6 hari
|
3, 0
|
250 – 300
|
80 - 100
|
b. Makan
Bayi kemungkinan akan
lapar 2 – 4 jam sepanjang hari. Untuk membantu bayi anda menyesuaikan diri
dengan jadwal ibu. Bangunkan bayi untuk di beri makan setiap 3 – 4 jam ketika
ibu terjaga. Bayi hanya memerlukan ASI atau susu formula selama 6 bulan
pertama. Memberi makanan bayi yang lain selain ASI tidak akan membantunya tidur
dengan lebih baik.
2.1.2. Eliminasi
a. Defekasi
Bayi
memiliki feses lengket berwarna hitam kehijauan selama dua hari pertaama. Ini
disebut mekonium. Feses bayi yang diberi ASI kemudian akan berubh warna menjadi
hijau – emas, lunak, dan terlihat seperti bibit. Bayi yang diberi susu formula
memiliki warana cokelat gelap, seperti pasta, atau padat. Bayidapat defekasi 1
– 4 kali per hari. Apabila bayi tetap tidak defekasi selama lebih dari dua
hari, segera hubungi dokter anak atau pelayanan kesehatan. ( 2 )
b. Berkemih
Bayi
harus membasahi 4 – 5 popok per hari hal itu mungkin sulit untuk dihitung. (
2 )
2.1.3. Tidur
Kebutuhan tidur pada
manusia bergantung pada tingkat perkembangan.
Umur
|
Tingkat
perkembangan
|
Jumlah
kebutuhan tidur
|
0 – 6 hari
|
Bayi
baru lahir
|
14
– 18 jml/hari
|
Tidur merupakan suatu kondisi tidak
dasar di mana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang
sesuai. Dengan perkataan lain, tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan
diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi
lebih kepadasuatu urutan siklus yang berulang. Tidur memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapatnya perubahan proses fisiologis, dan terjadinya penurunan
respons terhadap rangsangan dari luar. ( 2 )
2.1.4. Personal Hygiene
a.
Memandikan Bayi
Sebaiknya memandikan bayi ditunda sedikitnya dalam 6
jam setelah kelahiran bayi. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama
kehidupan dapat mengarah pada kondisi hipotermi dan sangat membahayakan
keselamatan bayi. Pada kebanyakan rumah sakit, tubuh bayi dibersihkan setiap
hari. Tubuh bayi dibersihkan dengn menggunakan bak mandi bayi (bukan dengan
menggunakan spons atau handuk kecil untuk membersihkan bayi pada boks bayi).
Setelah mengamati cara memandikan bayi, ibu harus didorong untuk melakukan
sendiri dan jika perlu bisa dibantu agar ibu mendapatkan kepercayaan diri
sebelum dari rumah sakit bersama bayinya dengan bantuan sedikitnya satu kali.
Bagi orang tua yang belum terbiasa dalam memandikan bayinya, pekerjaan ini
mungkin dilakukan dengan lambat sehingga kita perlu menekankan pentingnya untuk
menyiapkan segala perlengkapan terlebih dahulu sebelum bayi ditelanjangi agar
bayi tidak sampai menggigil kedinginan (farrer, 1999,hlm.184).
Mandi adalah waktu yang paling menyenangkan bagi bayi.
Air suam kuku di ruangan yang hangat (lebih baik dengan suhu kamar 75 – 80
derajat untuk bayi yang sedang dimandikan) dan sentuhan lembut anda akan
membuatnya senang. Namun ada beberapa bayi yang sangat ketakutan saat mandi
(Robinson, 2002,hlm.22). Kulit bayi baru lahir sangat rentan untuk mengering.
Selain menyebabkan ketidaknyamanan, mandi berlebihan dapat menyebabkan
dermatitis popok dan memperburuk cradle cap. Selama 24 sampai 48 jam pertama
penggunaan energi diperlukan oleh bayi baru lahir untuk mempertahankan suhu
selama dan setelah mandi harus dipertimbangkan keuntungan mandi. Keuntungan
potensial mandi adalah mencegah penyebaran infeksi dari bayi keorang lain
dengan menghilangkan cairan dan sekresi tubuh. Kewaspadaan standar harus
dipraktekkan ketika memegang bayi yang masih basah dari lahir dan sebelum mandi
pertama, serta ketika memegang cairan tubuh bayi (Walsh,2007,hlm.377). Bagi
sebagian orangtua, memandikan bayi dirasakan lebih mudah dan menyenangkan
dibandingkan hanya sekedar menyekanya. Tidak ada cara yang benar atau salah
dalam memandikan bayi. Dalam hal ini ada beberapa langkah atau prosedur tentang
cara memandikan bayi. Sebelum memandikan bayi perlu diperhatikan:
a.
Persiapan:
1)
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
2)
Siapkan keperluan mandi seperti:
·
Pakaian bersih
·
Popok
·
Handuk
·
Sabun
·
Bak mandi berisi air hangat
·
Kasa steril
b.
Prosedur
Memandikan Bayi
1)
Mandikan bayi ditempat yang aman, tepat, serta
yang memudahkan anda bergerak leluasa (tidak perlu membungkuk).
2)
Atur suhu ruangan sedikit hangat, jika mungkin
20oC – 25oC jika tidak ada pengatur suhu ruangan, hangatkan ruangan dengan
menempatkan air panas dan membiarkan uapnya memenuhi ruangan tersebut.
3)
Jika tali pusat atau bekas sunat masih belum
sembuh, bayi tidak boleh mandi berendam. Mandikan bayi dengan menggunakan lap
atau handuk basah.
4)
Lapisi tempat mandi bayi dengan alas tahan air
atau perlak.
5)
Siapkan semua keperluan mandi dan pakaian
sebelum baju bayi dilepaskan, seperti sabun, sampo bayi, lap pembasuh, gumpalan
kapas steril untuk membersihkan mata, handuk, popok, dan pakian bersih, salep
atau krim jika perlu, dan kasa steril untuk tali pusat.
6)
Lepaskan baju bayi secara bertahap.
7)
Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian
terbersih hingga yang terkotor.
8)
Sabuni tubuh bayi dengan tangan dan lap
pembasuh. Gunakan lap bersih untuk membersihkannya.
9)
Membersihkan kepala bayi. Gunakan sabun dan
sampo bayi, lalu basuh dengan bersih. Peganglah kepala bayi seperti memegang
bola dan tinggikan sedikit. Sebelum membersihkan bagian lain, keringkan kepala
bayi dengan handuk.
10)
Membersihkan wajah. Basahi kapas dengan air
hangat untuk membersihkan mata. Gunakan kapas berbeda untuk setiap mata. Jangan
menggunakan sabun untuk membersihkan wajah. Lap perlahan dari hidung kearah
luar. Pada bagian telinga, yang boleh dibersihkan hanya bagian luar. Keringkan
semua bagian wajah.
11)
Leher dan dada. Tidak diperlukan sabun kecuali
jika sangat kotor. Bersihkan bagian lipatan lalu keringkan.
12)
Membersihkan lengan. Rentangkan lengan agar
lipatan bisa dibersihkan. Tekan telapak tangan bayi agar kepalannya terbuka.
Bagian ini membutuhkan sedikit sabun, dan pastikan tangan yang sudah disabuni
dibersihkan dan dikeringkan karena bayi suka memasukan tangannya ke mulut.
13)
Bagian punggung. Balikkan tubuh bayi dengan
kepala yamg dimiringkan, lalu basuh punggungnya.
14)
Tungkai. bayi sering menolak merentangkan
kakinya, namun penting untuk membersihkan bagian belakang lutut.
15)
Kemudian angkat tubuh bayi dengan menggunakan
kedua tangan hati-hatilah karena tubuh bayi licin.
16)
Selimuti bayi dengan handuk. Kemudian keringkan
bayi dengan cepat secara perlahan-lahan,dan perhatikan daerah lipatan kulit.
17)
Pakaikan popok dan pakaian bayi yang bersih.
Kemudian tempatkan bayi ditempat tidur dan hangat.
Dalam hal memandikan bayi keamanan
dan keselamatan bayi perlu diperhatikan. Pada saat memasukkan air kebaskom
mandi, awali dengan air dingin agar bagian bawah bak tidak terlalu panas. Hal
ini juga mengurangi resiko luka bakar pada anak lainnya yang ingin bermain dengan
air pada saat bak tersebut diisi. Bayi tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan
dan harus selalu dipegang dengan baik agar kepala selalu berada diatas
permukaan air. Pada saat akan menempatkan bayi di dalam baskom mandi, sanggah
kepala dan leher bayi dengan lengan bawah dan pergelangan tangan nondominan,
kemudin lingkarkan ibu jari dan telunjuk di bagian atas lengan bayi. Tangan
yang dominan memegang pergelang kaki untuk mengangkat bayi pada saat masuk dan
keluar bak. Dudukkan bayi dengan tegak untuk membasuh punggung, topang kepala
bayi dengan pergelangan tangan atau lengan bawah dari tangan dominan, kemudian
kembalikan keposisi semula dengan hati-hati(Jonhson & Taylor, 2004,
hlm.109).
a.
Waktu memandikan bayi
Memandikan bayi itu mudah. Tidak ada
alasan mengapa anda harus terburu-buru di pagi hari. Meskipun semua orang
menyukai bayi yang bersih, bayi tidak perlu dimandikan setiap hari selama
beberapa bulan pertama. Namun penting untuk melakukan apa yang disebut dengan
“membersihkan bagian tertentu” atau mandi dengn spons setiap hari. Ini biasanya
dilakukan hanya setelah bayi diberi makan atau setelah ganti popok. Memandikan
bayi dianjurkan dua atau tiga hari sekali untuk bayi yang belum merangkak atau
yang lingkungannya tidak kotor. Jadwal mandi bayi tidak sebanyak orang dewasa.
Jika telah dilakukan pembersihan yang baik di tempat-tempat tertentu saat
mengganti popok atau menyusui, sebenarnya bayi tidak perlu dimandikan setiap
hari. Anda hanya perlu selalu membersihkan wajah, leher, dan bokong dengan handuk
atau busa basah. Jika memungkinkan, anda boleh memandikan bayi setiap
hari,terutama jika cuaca panas(Danuatmaja, 2003, hlm. 18). Tidak ada waktu yang
tepat kapan bayi harus dimandikan. Namun, memandikan bayi sebelum tidur dapat
membuatnay rileks sehingga memudahkannya tidur. Hindrai memandikan bayi sebelum
atau sesudah makan karena perut yang tertekan akan membuatnya mumtah.
Sebenarnya hanya dua hal yang perlu diperhatiakan saat merencanakan kapan waktu
memandikan bayi , yaitu:
1)
Sebelum menyusui biasanya lebih baik daripada
sesudahnya.
2)
Mandi diikuti menyusui membantu bayi tidur
nyenyak.
b. Perawatan Tali Pusat
Beberapa detik setelah lahir, tali pusat yang terhubung
dengan ari-ari akan dipotong, sehingga tali pusat yang melekat di pusat bayi
tersisa sepanjang kurang lebih tiga sentimeter.
Dalam keadaan normal, tali pusat akan pupus dengan
sendirinya dalam waktu lima sampai tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus bisa
sampai dua minggu. Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik talipusat.
Membersihkan tali pusat saat bayi tidak dalam air bak. Hindari waktu lama bayi
di air yang menyebabkan kondisi bayi hypotermi (suhu tubuh
rendah/kedinginan).
Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali
pusat sebelum mengolesi bayi dengan minyak dan bedak. Perawatan sehari-hari
cukup di bungkus dengan kasa steril kering tanpa diolesi dengan alkohol 70%.
Jangan pakai betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat masuk ke
peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar gondok. Jangan
mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak, karena dapat menjadi
media yang baik bagi tumbuhnya kuman, termasuk kuman tetanus.
Hari ke 7 biasanya tali pusat mengering dan berwarna
kehitaman, dan di pangkal yang melekat pada bayi, tali pusat terlihat sebagian
terlepas. Tetaplah rawat dengan menutupnya menggunakan kasa steril yang masih
terlipat cukup diletak diatasnya kemudian tetaplah menggunakan gurita bayi
untuk membantu menahan kasa seteril penutup tali pusat bayi yang akan lepas. Hari
kemudian jika lepasnya telah sempurna, selama 1-2 hari tetap gunakan kasa
steril untuk menutupnya hingga keringnya sempurna pula. ( 5 )
2.1.5. Keamanan
kebutuhan rasa aman dan
perlindungan dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis.
a.
Perlindungan fisik meliputi perlindungan
atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit, kecelakaan, bahaya
dari lingkungan, dan lain-lain.
b.
Perlindungan psikologis, yaitu ats
ancaman dari pengalaman yang baru dan asng. Misalnya kekhawatiran yang dialami
seseorang ketika masuk sekolah pertama karena mersa terancam oleh keharusan
untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan lain-lain. ( 2 )
2.1.6. Kehangatan
Hipotermi memperburuk
hipoksia karena oksigen dan glukosa esensial dialihkan dari pusat vital dalam
upaya menghasilkan panas agar dapat bertahan hidup. Handuk basah harus dilepas,
kepala dan badan bayi harus ditutupi dengan selimut hangat dengan menyisakan
bagian dada terbuka.
a. Pencegahan Kehilangan Panas
Dengan pengetahuan yang
dimiliki bidan tentang kebutuhan bayi pada masa transisi, bidan bertanggung
jawab memastikan dilakukannya persiapan yang tepat untuk kelahiran bayi
tersebut. Di mana pun bayi dilahirkan, baik di rumah atau dirumah sakit,
penting bagi bidan untuk berusaha menyediakan suhu yang sesuai 21 – 25o celcius.
Di beberapa wilayah terpencil dan pada kondisi darurat, hal ini mungkin sulit
untuk dilakukan. Bagaimapunjuga, pada kondisi terkontrol, penyediaan suhu yang
optimal merupakan hal terpenting agar dapat memfasilitasi transisi ke kehidupan
di luar kandungan yang sukses. Mematikan kipas angin sebelum pelahiran membantu
meminimalkan kehilangan panas melalui konveksi, dan menutup tirai mengurangi
hilangnya panas ke jendela melalui radiasi. Suhu tubuh bayi dapat turun pada
menit pertama kelahiran. Mengeringkan bayi saat lahir membantu mengurangi
hilangnya panas melalui evaporasi, dan penting untuk memastikan bahwa handuk yang basah perlu diganti, dan
bayi dibungkus di dalam handuk yang telah dihangatkan. Kontak antara kulit bayi
dan kulit ibu, misalnya meletakan bayi
di atas perut ibu ketika lahir, dapat menolong bayi mempertahankan panas
meskipun transfer panas dari ibu ke bayi minimal. Namun kehilangan panas yang
bermakna terus terjadi melalui konveksi, konduksi, dan radiasi, terutama dari
bagian kulit bayi yang terbuka. Hal ini dapat diminimalkan dengan menyelimuti
bayi menggunakan selimut penahan panas, membedong bayi, atau memakaikan baju
yang longgar, penting sekali untuk menutupi kepala bayi,atau memakaikan baju
dan topi yang dengan bahan yang menahan
panas lebih efektif digunakan dibandingkan dengan topi rajutan dalam mencegah
kehilangan panas. Bantalan pemanas listrik ditempat tidur bayi harus digunakan
dengan hati – hati guna menghindari luka bakar atau terlalu memanasi bayi.
Pencegahan terhadap kehilangan panas setelah kelahiran tetap merupakan hal yang
penting selama dan setelah, awal dan pemantapan pernafasan. Mencegah kehilangan
panas melalui upaya berikut :
1)
Keringkan bayi dengan seksama
2)
Mengeringkan
dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu
bayi memulai pernapasannya.
3)
Selimuti bayi
dengan selimut atau kain bersih dan hangat
4)
Ganti handuk
atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang
baru (hanngat, bersih, dan kering)
5)
Selimuti bagian
kepala bayi
6)
Bagian kepala
bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat
kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
7)
Anjurkan ibu
untuk memeluk dan menyusui bayinya
8)
Pelukan ibu pada
tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas.
Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama
kelahiran
9)
Jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir
10)
Karena bayi baru
lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan,
terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat
badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan
sedikitnya enam jam setelah lahir. (1)
b. Perawatan
Metode Kanguru
Asuhan kontak kulit dengan kulit, yang juga disebut
“perawatan metode kanguru”, merupakan bentuk interaksi orang tua dengan
bayinya, dimana ibu menggendong bayinya dengan kontak kulit dengan kulit pada
posisi vertikal, kepala di antara payudaranya selama 20 menit atau lebih.
Keuntungan Perawatan Metode Kangguru:
1.
Stabilisasi suhu tubuh
2.
Stabilisasi laju denyut jantung dan
pernapasan
Bayi premature suka
berhenti bernafas karena otaknya belum matang, dengan KMC ini ia terstimulasi
terus untuk bernapas karena mendengar napas ibunya. Begitu juga dengan denyut
jantung.
3.
Pengaruh terhadap berat badan dan
pertumbuhan
Umumnya berat bayi naik 30 gram/ hari,
dengan KMC bisa naik sampai 50 gram/hari. Karena makanan yang masuk tidak
dipakai untuk menghangatkan tubuhnya dan bisa dipakai untuk menaikkan berat
badan.
4.
Pengaruh terhadap tingkah laku
5.
Memfasilitasi pemberian ASI
6.
Mendorong kelekatan dan ikatan emosional
dengan orang tua (4)
2.1.7. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
a.
Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua
yang diminum. Dan ini tandanya bayi terkena infeksi berat.
b.
Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir
kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika melihat gejala atau gerakan
yang tak biasa dan terjadi secara berulang-ulang seperti menguap, mengunyah,
menghisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar dan
kaki seperti mengayuh sepeda yang tidak berhenti kemungkinan bayi kejang.
c.
Bayi lemah. Bergerak jika hanya dipegang.
Ini tandanya bayi sakit berat.
d.
Sesak nafas 60 kali permenit.
e.
Bayi merintih. Ini tanda bayi sakit
keras.
f.
Pusar kemerahan sampai dinding perut.
Jika kemerahan sudah sampai ke dinding perut tandanya sudah terjadi infeksi
berat.
g.
Demam. Suhu tubuh bayi lebih dari 37,5
derarat celcius atau tubuh teraba dingin suhunya dibawah 36,5 derajat celcius.
h.
Mata bayi bernanah banyak. Ini dapat menyebabkan
bayi menjadi buta.
i.
Bayi diare, mata cekung, tidak sadar.
Jika kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan
cairan yang berat bisa menyebabkan kematian.
j.
Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada
bayi berbahaya jika muncul pada hari pertama atau muncul setelah kurang dari 24
jam setelah lahir. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari dan kuning sampai ke
telapak tangan atau kaki.
k.
Buang air besar atau kotoran bayi
berwarna pucat segera periksakan bayi ke dokter, bidan atau perawat.
Jika
menemukan satu atau lebih dari tanda bahaya dari bayi, usahakan bayi tetap
hangat selama dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan. Dengan cara
membungkus bayi dengan kain yg tebal. (7)
2.1.8. Konseling Sebelum Pulang
Rencana
Pemulangan
Ibu baru dan bayi tidak
boleh tidak ditemani minimal selama 24 jam. Apabila ibu berencana untuk
meninggalkan rumah sakit atau rumah bersalin segera setelah melahirkan, bidan
harus menggali bantuan apa yang akan ibu miliki di rumah.
Praktik standar untuk
perawatan pascapartum ibu dan bayi baru lahir telah berkembang, salah satunya
adalah rawat inap yang sangat singkat disebagian besar rumah sakit. Perusahaan
asuransi semakin banyak mengharapkan bayi baru lahir cukup bulan yang sehat dipulangkan
dari rumah sakit setelah 24 jam. Rawat inap di rumah bersalin biasanya
berlangsung kurang dari 24 jam, kadang-kadang hanya selam 6 jam. Bidan harus
secara kontinu mengkaji apakah ibu dan bayi cukup sehat untuk dipulangkan.
Idealnya, bidan sudah meluangkan
waktu selama periode pranatal untuk mendiskusikan bagaimana menyiapkan
lingkungan rumah agar dapat memberikan bantuan yang tepat kepada ibu dan bayi
baru lahir. Ayah, nenek, atau orang yang terdekat lain harus dilibatkan dalam
beberapa diskusi pranatal. Mereka harus benar-benar memahami bahwa ibu dan bayi
tidak boleh ditinggal sendiri selama beberapa hari pertama di rumah. (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar