KEBUTUHAN DASAR IBU
MASA NIFAS
2.1
Nutrisi
dan cairan
Pada mereka yang melahirkan secara
normal, tidak ada pantangan diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh
minum dan makan seperti biasa bila ingin. Namun perlu diperhatikan jumlah kalori
dan protein ibu menyusui harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila
si Ibu tidak menyusui bayinya.
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui
meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang
meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak
500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan
aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai
ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti
susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin,
pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet
dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsure-unsur, seperti sumber
tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
1. Sumber
tenaga (energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk
pembakaran tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termsuk sumber
energy adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-padian,
kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie dan lain-lain. Lemak bisa diambil
dari hewani dan nabati. Lemak hewani yaitu mentega dan keju. Lemak nabati
berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarine.
2. Sumber
pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan
dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh
dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur,
daging, ikan, udang, kerang, susu dan keju. Sedangkan protein nabati banyak
terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan dan lain-lain.
3. Sumber
pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)
Mineral, air dan vitamin digunakan
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran
metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur bisa diperoleh dari semua jenis
sayur dan buah-buahan segar. Beberapa mineral yang penting, antara lain :
F Zat
kapur untuk pembentukan tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju, kacang-kacangan
dan sayur-sayuran yang berwarna hijau.
F Fosfor
untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari susu, keju dan
daging.
F Zat
besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari kuning telur, hati,
daging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.
F Yodium
untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya berasal dari ikan, ikan
laut dan garam beryodium.
F Kalsium
merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk pertumbuhan gigi anak.
Sumbernya berasal dari susu, keju dan lain-lain.
F Kebutuhan
akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Beberapa vitamin yang penting, antara lain :
ü Vitamin
A untuk penglihatan berasal dari kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna
hijau, wortel, tomat dan nangka.
ü Vitamin
B1 agar nafsu makan baik yang berasal dari hati, kuning telur, tomat, jeruk,
nanas.
ü Vitamin
B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal dari hati, kuning telur, susu,
keju, sayuran hijau.
ü Vitamin
B3 untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan saraf dan pertumbuhan.
Sumbernya antara lain susu, kuning telur, daging, hati, beras merah, jamur dan
tomat.
ü Vitamin
B6 untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi. Sumbernya
antara lain gandum, jagung, hati dan daging.
ü Vitamin
B12 untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumbernya
antara lain telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
ü Vitamin
C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua jaringan ikat (untuk
penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap
infeksi dan memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumbernya berasal dari
jeruk, tomat, melon, mangga, papaya dan sayuran.
ü Vitamin
D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium
dan fosfor. Sumbernya berasal dari minyak ikan, ikan, susu, margarine dan
penyinaran kulit dengan matahari pagi sebelum jam 9.
ü Vitamin
K untuk mencegah perdarahan. Sumbernya berasal dari hati, brokoli, bayam dan
kuning telur.
Untuk
kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus minum sedikitnya 3 liter air setiap
hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Kebutuhan nutrisi pada
masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan
cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu
menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk
melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI
serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti
susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin,
pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan
pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber
tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. Anjurkan makanan dengan menu
seimbang, bergizi untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup,
memperoleh tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI dan
mengembalikan tenaga setelah persalinan. tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung alkohol. Minum air minimal 2 liter setiap hari. Tablet zat besi
diminum minimal 40 hari pasca persalinan.
2.2
Ambulasi
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya
melakukan ambulasi dini. Yang dimaksud denga ambulasi dini adalah beberapa jam
setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih
kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan buang air besar juga dapat teratasi.
Mobilisasi sanagt bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas,
atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan
mobilisasi sedinu mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna
untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan
dan kekiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke
2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2.3
Eliminasi
Rasa nyeri kadangkala menyebabkan
keengganan untuk berkemih, tetapi usahakanlah untuk berkemih secara teratur,
karena kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim,
yang dapat menyebabkan timbulnya peradarahan dari rahim. Seperti halnya dengan
berkemih, perempuan pasca melahirkan sering tidak merasakan sensasi ingn buang
air besar, yang dapat disebabkan pengosongan usus besar (klisma) sebelum
melahirkan atau ketakutan menimbulkan robekan pada jahitan di kemaluan. Sebenarnya
kotoran yang dalam beberapa hari tidak dikeluarkan akan mengeras dan dapat
menyulitkan di kemudian hari.
Pengeluaran air seni akan meningkat
24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi
karena volume darah meningkat pada saat hamil tidak diperlukan lagi setelah
persalinan. oleh karena itu, ibu perlu belajar berkemih secara spontan dan
tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan. Menahan buang
air kecil akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni dan gangguan kontraksi
rahim sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancar. Sedangkan buang air
besar akan sulit karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau
karena adanya haemorroid (wasir). Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi
dini, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum.
2.4
Miksi
Pengeluaran air seni (urin) akan
meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan.
Ini terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak
diperlukan lagi setelah persalinan. Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.
Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan
oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincer ani selama persalinan.
Bila kandung kenih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan
kateterisasi.
Anjuran :
1. Ibu
perlu belajar berkemih secara spontan setelah melahirkan.
2. Tidak
menahan BAK ketika ada rasa sakit pada jahitan, karena akan menyebabkan
terjadinya bendungan air seni. Akibatnya akan timbul gangguan pada kontraksi
rahim sehingga pengeluaran lochea tidak lancar.
3. Miksi
harus secepatnya dilakukan sendiri.
4. Bila
kandung kemih penuh dan tidak bisa miksi sendiri, dilakukan kateterisasi.
5. Bila
perlu dipasang dauer catheter atau indwelling catheter untuk mengistirahatkan
otot-otot kandung kencing.
6. Dengan
melakukan mobilisasi secepatnya, tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.
2.5
Defekasi
Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi
karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya
haemorroid. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila
masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat
diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa
dilakukan klisma.
Anjuran
:
1. Mobilisasi
dini.
2. Konsumsi
makanan yang tinggi serat dan cukup minum. Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah
bisa BAB, jika pada hari ketiga belum BAB, ibu bisa menggunakan pencahar
berbentuk suppositoria (pil yang dibuat dari bahan yang mudah mencair dan
mengandung obat-obat untuk dimasukkan kedalam liang anus). Ini penting untuk
menghindari gangguan pada kontraksi uterus yang dapat menghambat pengeluaran
lochea.
3. Defekasi
harus ada dalam 3 hari pasca persalinan.
4. Bila
terjadi obstipasi dan timbul koprosstase hingga skibala tertimbun di rektum,
mungkin terjadi febris.
5. Lakukan
klisma atau berikan laksan per oral.
6. Dengan
melakukan mobilisasi sedini mungkin, tidak jarang kesulitan defekasi dapat
diatasi.
2.6
Menjaga
kebersihan diri
Menjaga kebersihan diri secara
keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
1. Kebersihan
alat genetalia
Setelah
melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak/memar dan mungkin ada luka
jahitan bekas robekan atau episiotomy.
Anjuran :
a. Menjaga
kebersihan alat genetalia dengan mencucinya menggunakan sabun dan air, kemudian
daerah vulva sampai anus harus kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap
kali selesai buang air besar atau kecil, pembalut diganti minimal 3 kali
sehari.
b. Cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah
genetalia.
c. Mengajarkan
ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar
vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
d. Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di
bawah matahari atau disetrika.
e. Sarankan
ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya.
f. Jika
ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan
sabun.
2. Pakaian
Sebaiknya
pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk
menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di
daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan
pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akiabt
lochea. Pakaian yang digunakan harus longgar, dalam keadaan kering dan juga
terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat
menjadi banyak (disamping urin). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk
menghilangkan ekstra volume saat hamil.
3. Kebersihan
rambut
Setelah
bayi lahir, ibu biasanya akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormone sehingga rambut menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan
normal. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih kembali setelah beberapa
bulan. Perawatan rambut perlu diperhatikan oleh ibu yaitu mencuci rambut dengan
conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisri yang lembut dan hindari
penggunaan pengering rambut.
4. Kebersihan
kulit
Setelah
persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah,
kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama
setelah melahirkan, ibu akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari
biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar kulit tetap dalam
keadaan kering.
Vulva
harus selalu dibersihkan dari depan ke belakang. Tidak perlu khawatir jahitan
akan terlepas. Justru vulva yang tidak dibersihkan akan meningkatkan risiko
terjadinya infeksi. Apabila ada pembengkakan daapt dikompres dengan es dan
untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat dengan duduk berendam di air hangat
setelah 24 jam pasca persalinan.
Bila
tidak ada infeksi tidak diperlukan penggunaan antisepstik, cukup dengan air
bersih saja. Walau caranya sederhana dan mudah, banyak ibu yang ragu-ragu
membersihkan daerah vaginanya di masa nifas. Beberapa alasan yang sering
dikeluhkan adalah takut sakit atau khawatir jahitan di antara anuas dan vagina
akan robek, padahal ini jelas tidak benar. Menurut dr. Rudiyanti, Sp. OG,
jahitan yang dilakukan pasca persalinan oleh dokter, tidak mudah lepas. “Memang
jahitan tersebut baru akan diserap tubuh dalam waktu lima sampai tujuh hari.
Jadi beberapa hari setelah melahirkan masih terasa bila tersentuh. Namun, tidak
mudah lepas.”
Lain
kalau alasannya takut sakit. Setelah persalinan normal, saat vagina dibersihkan
akan terasa nyeri karena ada bekas jahitan di daerah perineum (antara anus dan
alat kelamin). Namun, bukan berarti ibu boleh alpa membersihkannya, walau
terasa nyeri cebok setelah buang air kecil atau besar tetap perlu dilakukan dengan
seksama. “Wajar saja kalau setelah melahirkan, vagina terasa sakit saat
dibersihkan. Dokter biasanya akan memberikan obat penghilang rasa sakit.”
Tak
beda jauh dari proses setelah persalinan normal, ibu yang melahirkan dengan
bedah sesar pun akan mengalami masa nifas selama 40 hari. Meskipun vaginanya
tidak terluka, dari situ tetap akan keluar darah dan kotoran (lokia) yang
merupakan sisa jaringan di dalam rahim. “Jadi ibu yang melahirkan dengan
operasi pun harus juga membersihkan vaginanya dengan benar.
2.7
Mengapa
vagina harus bersih?
Pada prinsip, urgensi kebersihan vagina
pada saat nifas dilandasi beberapa alasan yaitu :
1. Banyak
darah dan kotoran yang keluar dari vagina.
2. Vagina
berada dekat saluran buang air kecil dan buang air besar yang tiap hari kita
lakukan.
3. Adanya
luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat terinfeksi.
4. Vagina
merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman untuk kemudian menjalar ke
rahim.
2.8
Menjaga
kebersihan vagina
Langkah-langkah untuk menjaga
kebersihan vagina yang benar adalah :
1. Siram
mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang
digunakan tidak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang
hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina baik itu dari
air seni maupun feases yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada
luka jahitan.
2. Vagina
boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptic karena dapat berfungsi
sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah tersebut
dengan saksama.
3. Bila
ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga kebersihan vagina
dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik selama 10
menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
4. Yang
kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila
seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut tersebut sudah
dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti, maka vagina
akan tetap lembap dan kotor.
5. Setelah
dibasuh, keringakan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut baru.
Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam
sekali atau bila sudah dirasa tidak nyaman.
6. Setelah
semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang
diresepkan oleh dokter.
2.9
Istirahat
Wanita pasca persalinan harus cukup
istirahat. Delapan jam pasca persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk
mencegah perdarahan. Sesudah 8 jam, ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan
untuk mencegah thrombosis. Ibu dan bayi ditempatkan pada satu kamar. Pada hari
kedua, bila perlu dilakuka latihan senam. Pada hari ketiga umumnya sudah dapat
duduk, hari keempat berjalan dan hari kelima dapat dipulangkan. Makanan yang
diberiakn harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein dan banyak buah.
Anjurkan
untuk memperoleh kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk rileks dan istirahat
yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Meminta bantuan suami dan keluarga
jika ibu merasa lelah. Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu
dan bayi istirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.
2.10
Sexual
Setelah persalinan pada masa ini ibu
menghadapi peran baru sebagai orang tua sehingga sering melupakan perannya
sebagai pasangan. Namun, segera setelah ibu mearasa percaya diri dengan peran
barunya dia akan menemukan waktu dan melihat sekelilingnya serta menyadari
bahwa ia sudah kehilangan aspek lain dalam kehidupannya yang juga penting. Oleh
karena itu perlu memahami perubahan yang terjadi dalam diri istri sehingga tidak
punya perasaan diabaikan.
Anjuran
:
1. Secara
fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Begitu ibu merasakan aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan
saja ibu siap.
2. Banyak
budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai waktu
tertentu setelah 40 hari atau 6 minggu pasca persalinan. Keputusan tergantung
kepada pasangan yang bersangkutan.
3. Kerjasama
dengan pasangan dalam merawat dan membersihkan kasih sayang pada bayinya sangat
dianjurkan.
4. Kebutuhan
yuang satu ini memang agak sensitif. Tidak heran kalau anda dan suami jadi
serba salah. Nah, berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul bila pasangan
baru punya anak.
v Sebaiknya
kapan saya bisa kembali berhubungan seksual?
Waktu yang paling tepat untuk
melakukannya adalah selesai masa nifas (keluarnya lokia). Pada masa ini, tubuh
memang sedang berjuang untuk kembali ke kondisi sebelum hamil dan biasanya ini berlangsung
selama 40 hari.
v Kenapa
sih kegiatan menyusui sepertinya mengganggu aktivitas seks?
Ketika menyusui, vagina memang jadi
lebih kering. Jadi, foreplay sebaiknya dilakukan lebih lama dari biasanya atau
gunakan “pelumas” untuk memperlicin vagina. Dan mungkin saja suami enggan
menyentuh payudara anda karena takut mengganggu kegiatan menyusui anda. Katakan
terus terang kalau ia boleh-boleh saja melakukannya.
v Vagina
saya agak lebih longgar setelah melahirkan. Apakah ini akan mengganggu
kemesraan saya dengan suami?
Bicarakan saja hal ini secara terbuka
dengan suami. Lalu, anda berdua sama-sama “bereksperimen” hingga ditemukan
posisi yang pas. Jangan lupa, rajin-rajin bersenam Kegel, karena otot-otot
vagina bisa jadi kencang.
v Saya
cepat sekali. Apakah ini penyebab menurunnya hasrat seks saya?
Seks memerlukan tenaga, baik secara
fisik dan psikis. Kedua sumber tenaga sering susah terpenuhi bila anda selalu
mengurus bayi baru anda. Jadi, hemat-hemat tenaga. Jangan sampai kecapaian
hingga melakukan hubungan seks sekali dalam seminggu pun tidak sanggup. Coba
delegasikan berbagai pekerjaan pada orang lain.
v Suami
saya tidak tertarik berhubungan seksual lagi. Kenapa ya?
Seringkali anda menyalahkan suami gara-gara perubahan tubuh
anda. Padahal, mungkin saja ia masih bingung dengan peran baru anda, yakin
sebagai “obyek” seks sekaligus ibu si kecil. Jadi, tegaskan kembali peran anda
dan peran suami anda. Dan lagi, fisik bukan satu-satunya faktor dalam melakukan
hubungan seksual. Kepribadian anda juga bisa jadi daya tarik sendiri.
2.11
Rencana
KB
Pemilihan kontrasepsi harus sudah
dipertimbangkan pada masa nifas. Apabila hendak memakai kontrasepsi yang
mengandung hormon, harus menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI.
Hubungan suami istri pada masa nifas tidak dianjurkan.
2.12
Senam
nifas
Latihan senam dapat diberiakn hari
kedua, misalnya :
1. Ibu
terlentang lalu kedua kai ditekuk, kedua tangan ditaruh di atas dan menekan
perut. Lakukan pernapasan dada lalu pernapasan perut.
2. Dengan
posisi yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali. Kedua kaki diluruskan dan
disilangkan lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan defekasi.
3. Duduklah
pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh tumit.
Ibu
diharap kembali memeriksakan diri pada 6 minggu pasca persalinan. Pemeriksaan
dilakukan untuk melihat keadaan umum, keadaan payudara dan puttingnya, dinding
perut apakah ada, keadaan perineum, kandung kemih apakah ada rektokel, tonus
otot sfingter ani dan adanya fluor albus. Kelainan yang dapat ditemukan selama
nifas ialah infeksi nifas, perdarahan pasca persalinan dan eklampsia
puerpurale.
2.13
Perawatan
payudara
Perawatan payudara dilakukan secara
rutin agar tidak terjadi pembengkakkan akibat bendungan ASI.
1. Ajarkan
untuk menjaga kebersihan payudara terutama putting susu.
2. Ajarkan
tehnik-tehnik perawatan apabila terjadi gangguan pada payudara, seperti putting
susu lecet dan pembengkakkan payudara.
3. Menggunakan
BH yang menyokong payudara
a. Menyusui
1. Ajarkan
tehnik menyusui yang benar.
2. Berikan
ASI kepada bayi sesering mungkin (sesuai kebutuhan) tanpa memakai jadwal.
b. Lingkungan
hidup
1. Bersosialisasi
dengan lingkungan hidup disekitar ibu.
2. Ciptakan
suasana yang tenang dan harmonis dengan keluarga.
3. Cegah
timbulnya pertentangan dalam hubungan keluarga yang menimbulkan perasaan kurang
menyenangkan dan kurang bahagia.
4. Berintegrasi
dan saling mendukung dengan pesangan dalam merawat dan mengasuh bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar