Laman

Cari Materi

Selasa, 28 Agustus 2018

KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS


KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS
2.1              Nutrisi dan cairan
Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan seperti biasa bila ingin. Namun perlu diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si Ibu tidak menyusui bayinya.
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsure-unsur, seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
1.      Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termsuk sumber energy adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-padian, kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie dan lain-lain. Lemak bisa diambil dari hewani dan nabati. Lemak hewani yaitu mentega dan keju. Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarine.
2.      Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang, kerang, susu dan keju. Sedangkan protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan dan lain-lain.
3.      Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)
Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar. Beberapa mineral yang penting, antara lain :
F Zat kapur untuk pembentukan tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju, kacang-kacangan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau.
F Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari susu, keju dan daging.
F Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari kuning telur, hati, daging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.
F Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya berasal dari ikan, ikan laut dan garam beryodium.
F Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu, keju dan lain-lain.
F Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Beberapa vitamin yang penting, antara lain :
ü  Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau, wortel, tomat dan nangka.
ü  Vitamin B1 agar nafsu makan baik yang berasal dari hati, kuning telur, tomat, jeruk, nanas.
ü  Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal dari hati, kuning telur, susu, keju, sayuran hijau.
ü  Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan saraf dan pertumbuhan. Sumbernya antara lain susu, kuning telur, daging, hati, beras merah, jamur dan tomat.
ü  Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi. Sumbernya antara lain gandum, jagung, hati dan daging.
ü  Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
ü  Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua jaringan ikat (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi dan memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumbernya berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga, papaya dan sayuran.
ü  Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya berasal dari minyak ikan, ikan, susu, margarine dan penyinaran kulit dengan matahari pagi sebelum jam 9.
ü  Vitamin K untuk mencegah perdarahan. Sumbernya berasal dari hati, brokoli, bayam dan kuning telur.
Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. Anjurkan makanan dengan menu seimbang, bergizi untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, memperoleh tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI dan mengembalikan tenaga setelah persalinan. tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol. Minum air minimal 2 liter setiap hari. Tablet zat besi diminum minimal 40 hari pasca persalinan.
2.2              Ambulasi
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang dimaksud denga ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan buang air besar juga dapat teratasi. Mobilisasi sanagt bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedinu mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2.3              Eliminasi
Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk berkemih, tetapi usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan timbulnya peradarahan dari rahim. Seperti halnya dengan berkemih, perempuan pasca melahirkan sering tidak merasakan sensasi ingn buang air besar, yang dapat disebabkan pengosongan usus besar (klisma) sebelum melahirkan atau ketakutan menimbulkan robekan pada jahitan di kemaluan. Sebenarnya kotoran yang dalam beberapa hari tidak dikeluarkan akan mengeras dan dapat menyulitkan di kemudian hari.
Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume darah meningkat pada saat hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. oleh karena itu, ibu perlu belajar berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan. Menahan buang air kecil akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni dan gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancar. Sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya haemorroid (wasir). Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum.


2.4              Miksi
Pengeluaran air seni (urin) akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan. Ini terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Hendaknya  kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincer ani selama persalinan. Bila kandung kenih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
Anjuran :                                                        
1.      Ibu perlu belajar berkemih secara spontan setelah melahirkan.
2.      Tidak menahan BAK ketika ada rasa sakit pada jahitan, karena akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni. Akibatnya akan timbul gangguan pada kontraksi rahim sehingga pengeluaran lochea tidak lancar.
3.      Miksi harus secepatnya dilakukan sendiri.
4.      Bila kandung kemih penuh dan tidak bisa miksi sendiri, dilakukan kateterisasi.
5.      Bila perlu dipasang dauer catheter atau indwelling catheter untuk mengistirahatkan otot-otot kandung kencing.
6.      Dengan melakukan mobilisasi secepatnya, tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.
2.5              Defekasi
Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya haemorroid. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
Anjuran :
1.      Mobilisasi dini.
2.      Konsumsi makanan yang tinggi serat dan cukup minum. Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa BAB, jika pada hari ketiga belum BAB, ibu bisa menggunakan pencahar berbentuk suppositoria (pil yang dibuat dari bahan yang mudah mencair dan mengandung obat-obat untuk dimasukkan kedalam liang anus). Ini penting untuk menghindari gangguan pada kontraksi uterus yang dapat menghambat pengeluaran lochea.
3.      Defekasi harus ada dalam 3 hari pasca persalinan.
4.      Bila terjadi obstipasi dan timbul koprosstase hingga skibala tertimbun di rektum, mungkin terjadi febris.
5.      Lakukan klisma atau berikan laksan per oral.
6.      Dengan melakukan mobilisasi sedini mungkin, tidak jarang kesulitan defekasi dapat diatasi.
2.6              Menjaga kebersihan diri
Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
1.      Kebersihan alat genetalia
Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomy.
Anjuran :
a.       Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya menggunakan sabun dan air, kemudian daerah vulva sampai anus harus kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali selesai buang air besar atau kecil, pembalut diganti minimal 3 kali sehari.
b.      Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah genetalia.
c.       Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
d.      Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
e.       Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
f.       Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
2.      Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akiabt lochea. Pakaian yang digunakan harus longgar, dalam keadaan kering dan juga terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak (disamping urin). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil.
3.      Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu biasanya akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormone sehingga rambut menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Perawatan rambut perlu diperhatikan oleh ibu yaitu mencuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisri yang lembut dan hindari penggunaan pengering rambut.
4.      Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar kulit tetap dalam keadaan kering.
Vulva harus selalu dibersihkan dari depan ke belakang. Tidak perlu khawatir jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak dibersihkan akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Apabila ada pembengkakan daapt dikompres dengan es dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat dengan duduk berendam di air hangat setelah 24 jam pasca persalinan.
Bila tidak ada infeksi tidak diperlukan penggunaan antisepstik, cukup dengan air bersih saja. Walau caranya sederhana dan mudah, banyak ibu yang ragu-ragu membersihkan daerah vaginanya di masa nifas. Beberapa alasan yang sering dikeluhkan adalah takut sakit atau khawatir jahitan di antara anuas dan vagina akan robek, padahal ini jelas tidak benar. Menurut dr. Rudiyanti, Sp. OG, jahitan yang dilakukan pasca persalinan oleh dokter, tidak mudah lepas. “Memang jahitan tersebut baru akan diserap tubuh dalam waktu lima sampai tujuh hari. Jadi beberapa hari setelah melahirkan masih terasa bila tersentuh. Namun, tidak mudah lepas.”
Lain kalau alasannya takut sakit. Setelah persalinan normal, saat vagina dibersihkan akan terasa nyeri karena ada bekas jahitan di daerah perineum (antara anus dan alat kelamin). Namun, bukan berarti ibu boleh alpa membersihkannya, walau terasa nyeri cebok setelah buang air kecil atau besar tetap perlu dilakukan dengan seksama. “Wajar saja kalau setelah melahirkan, vagina terasa sakit saat dibersihkan. Dokter biasanya akan memberikan obat penghilang rasa sakit.”
Tak beda jauh dari proses setelah persalinan normal, ibu yang melahirkan dengan bedah sesar pun akan mengalami masa nifas selama 40 hari. Meskipun vaginanya tidak terluka, dari situ tetap akan keluar darah dan kotoran (lokia) yang merupakan sisa jaringan di dalam rahim. “Jadi ibu yang melahirkan dengan operasi pun harus juga membersihkan vaginanya dengan benar.
2.7              Mengapa vagina harus bersih?
Pada prinsip, urgensi kebersihan vagina pada saat nifas dilandasi beberapa alasan yaitu :
1.      Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.
2.      Vagina berada dekat saluran buang air kecil dan buang air besar yang tiap hari kita lakukan.
3.      Adanya luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat terinfeksi.
4.      Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman untuk kemudian menjalar ke rahim.

2.8              Menjaga kebersihan vagina
Langkah-langkah untuk menjaga kebersihan vagina yang benar adalah :
1.      Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tidak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina baik itu dari air seni maupun feases yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
2.      Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptic karena dapat berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah tersebut dengan saksama.
3.      Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
4.      Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut tersebut sudah dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti, maka vagina akan tetap lembap dan kotor.
5.      Setelah dibasuh, keringakan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tidak nyaman.
6.      Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
2.9              Istirahat
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam pasca persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Sesudah 8 jam, ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah thrombosis. Ibu dan bayi ditempatkan pada satu kamar. Pada hari kedua, bila perlu dilakuka latihan senam. Pada hari ketiga umumnya sudah dapat duduk, hari keempat berjalan dan hari kelima dapat dipulangkan. Makanan yang diberiakn harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein dan banyak buah.
Anjurkan untuk memperoleh kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi istirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.
2.10          Sexual
Setelah persalinan pada masa ini ibu menghadapi peran baru sebagai orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai pasangan. Namun, segera setelah ibu mearasa percaya diri dengan peran barunya dia akan menemukan waktu dan melihat sekelilingnya serta menyadari bahwa ia sudah kehilangan aspek lain dalam kehidupannya yang juga penting. Oleh karena itu perlu memahami perubahan yang terjadi dalam diri istri sehingga tidak punya perasaan diabaikan.
Anjuran :
1.      Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu ibu merasakan aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
2.      Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai waktu tertentu setelah 40 hari atau 6 minggu pasca persalinan. Keputusan tergantung kepada pasangan yang bersangkutan.
3.      Kerjasama dengan pasangan dalam merawat dan membersihkan kasih sayang pada bayinya sangat dianjurkan.
4.      Kebutuhan yuang satu ini memang agak sensitif. Tidak heran kalau anda dan suami jadi serba salah. Nah, berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul bila pasangan baru punya anak.
v  Sebaiknya kapan saya bisa kembali berhubungan seksual?
Waktu yang paling tepat untuk melakukannya adalah selesai masa nifas (keluarnya lokia). Pada masa ini, tubuh memang sedang berjuang untuk kembali ke kondisi sebelum hamil dan biasanya ini berlangsung selama 40 hari.
v  Kenapa sih kegiatan menyusui sepertinya mengganggu aktivitas seks?
Ketika menyusui, vagina memang jadi lebih kering. Jadi, foreplay sebaiknya dilakukan lebih lama dari biasanya atau gunakan “pelumas” untuk memperlicin vagina. Dan mungkin saja suami enggan menyentuh payudara anda karena takut mengganggu kegiatan menyusui anda. Katakan terus terang kalau ia boleh-boleh saja melakukannya.
v  Vagina saya agak lebih longgar setelah melahirkan. Apakah ini akan mengganggu kemesraan saya dengan suami?
Bicarakan saja hal ini secara terbuka dengan suami. Lalu, anda berdua sama-sama “bereksperimen” hingga ditemukan posisi yang pas. Jangan lupa, rajin-rajin bersenam Kegel, karena otot-otot vagina bisa jadi kencang.
v  Saya cepat sekali. Apakah ini penyebab menurunnya hasrat seks saya?
Seks memerlukan tenaga, baik secara fisik dan psikis. Kedua sumber tenaga sering susah terpenuhi bila anda selalu mengurus bayi baru anda. Jadi, hemat-hemat tenaga. Jangan sampai kecapaian hingga melakukan hubungan seks sekali dalam seminggu pun tidak sanggup. Coba delegasikan berbagai pekerjaan pada orang lain.
v  Suami saya tidak tertarik berhubungan seksual lagi. Kenapa ya?
Seringkali anda menyalahkan suami gara-gara perubahan tubuh anda. Padahal, mungkin saja ia masih bingung dengan peran baru anda, yakin sebagai “obyek” seks sekaligus ibu si kecil. Jadi, tegaskan kembali peran anda dan peran suami anda. Dan lagi, fisik bukan satu-satunya faktor dalam melakukan hubungan seksual. Kepribadian anda juga bisa jadi daya tarik sendiri.
2.11          Rencana KB
Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas. Apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormon, harus menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI. Hubungan suami istri pada masa nifas tidak dianjurkan.
2.12          Senam nifas
Latihan senam dapat diberiakn hari kedua, misalnya :
1.      Ibu terlentang lalu kedua kai ditekuk, kedua tangan ditaruh di atas dan menekan perut. Lakukan pernapasan dada lalu pernapasan perut.
2.      Dengan posisi yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan defekasi.
3.      Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh tumit.
Ibu diharap kembali memeriksakan diri pada 6 minggu pasca persalinan. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat keadaan umum, keadaan payudara dan puttingnya, dinding perut apakah ada, keadaan perineum, kandung kemih apakah ada rektokel, tonus otot sfingter ani dan adanya fluor albus. Kelainan yang dapat ditemukan selama nifas ialah infeksi nifas, perdarahan pasca persalinan dan eklampsia puerpurale.
2.13          Perawatan payudara
Perawatan payudara dilakukan secara rutin agar tidak terjadi pembengkakkan akibat bendungan ASI.
1.      Ajarkan untuk menjaga kebersihan payudara terutama putting susu.
2.      Ajarkan tehnik-tehnik perawatan apabila terjadi gangguan pada payudara, seperti putting susu lecet dan pembengkakkan payudara.
3.      Menggunakan BH yang menyokong payudara
a.       Menyusui
1.      Ajarkan tehnik menyusui yang benar.
2.      Berikan ASI kepada bayi sesering mungkin (sesuai kebutuhan) tanpa memakai jadwal.
b.      Lingkungan hidup
1.      Bersosialisasi dengan lingkungan hidup disekitar ibu.
2.      Ciptakan suasana yang tenang dan harmonis dengan keluarga.
3.      Cegah timbulnya pertentangan dalam hubungan keluarga yang menimbulkan perasaan kurang menyenangkan dan kurang bahagia.
4.      Berintegrasi dan saling mendukung dengan pesangan dalam merawat dan mengasuh bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar