Laman

Cari Materi

Rabu, 29 Agustus 2018

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) Hormonal


Pengertian AKDR Hormonal
AKDR/IUD adalah alat kontrasepsi yang disisipkan kedalam rahim, yang terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral, dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya.
Kontrasepsi Hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesteron. Hormonal IUD adalah plastik berbentuk T- bingkai dengan urutan terpasang. Alat ini akan dimasukkan ke dalam rahim dan dapat tetap di tempat sampai lima tahun. IUD yang berisi progestin disebut levonorgestrel yang inhibits sperma. Bentuk dari IUD yang menghambat sperma dari perjalanan ke saluran telur ke kandungan rahim, inhibting pemupukan.
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan suatu alat yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya macam-macam, Alat ini berfungsi untuk mencegah bersemainya sel telur yang telah dibuahi rahim. Alat ini sangat efektif dengan kemampuan sampai 97-98% dalam mencegah kehamilan, Lama pemakaiannya dapat mencapai 4-5 tahun. Selama pemakaian akan diajarkan bagaimana memeriksa sendiri apakah alat kontrasepsi tersebut masih ada didalam rahim dengan cara meraba rahim didalam meraba benang AKDR/IUD tersebut dengan vagina.

           
2.2         Jenis AKDR Hormonal
Secara umum, AKDR terdiri dari dua jenis. Jenis yang secara kimiawi inert terdiri dari bahan tidak terserap terutama polietilen, dan dibubuhi oleh barium sulfat agar radioopak. Pada AKDR yang aktif secara kimiawi terjadi ilusi tembaga atau zat progestasional secara kimiawi.

2.2.1        Progestasert
Ko-polimer etilen vinil berbentuk T ini memiliki batang vertikal yang mengandung 38 mg progesteron dan barium  sulfat dalam dasar silikon. Alat ini mengeluarkan progesteron sekitar 65 µg per hari ke dalam rongga uterus selama satu tahun. Jumlah ini tidak mempengaruhi kadar progesteron plasma. Alat ini memiliki panjang 32 mm, dan terdapat benang hitam atau biru tua yang melekat ke pangkal batang.
2.2.2        Akdr levonorgestrel (AKDR-LNg)
Alat ini serupa dengan progestasert tetapi mengandung levonorgestrel. Saat ini, AKDR tersebut digunakan di Eropa dan sedang di uji di Amerika Serikat. Keunggulan utamanya adalah keharusan mengganti setiap 5 tahun, dibandingkan dengan progesttasert yang setiap tahun. alat ini membebaskan levonorgestrel ke dalam uterus dengan kecepatan relatif konstan 20 µg per hari yang secara nyata mengurangi efek sistemik progestin. AKDR ini adalah polietilen  berbentuk huruf T yang batangnya terbungkus oleh campuran polidimetilsiloksan / levonorgestrel. Capuran ini dilapisi oleh suatu membran permeabel yang mengatur kecepatan pembebasan hormon.

2.3     Mekanisme kerja
·      Menganggu penetrasi sperma melewati mukus serviks yang mengental.
·      Endometrium mengalami transformasi yang irregular, epitel atrofi sehingga mengganggu implantasi.
·      Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum dengan sperma.
·      Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii.
·      Menginaktifkan sperma.

2.4         Efektivitas
Alat kontrasepsi dalam rahim menduduki peringkat ke-2 angka keberlajutan dan jangka panjang dibawah kontrasepsi implant. Angka keberlanjutan satu tahun setara dengan pada kontrasepsi oral. Hal ini hampir pasti disebabkan oleh efektivitas dan sikap konrasepsi yang hanya sekali pasang.
Efektivitas alat ini serupa dengan efektivitas kontrasepsi oral. Meski demkian, angka kegagalan 5 tahun untuk Progestasert adalah dua kali lipat dibandingkan dengan angka untuk Cu T 380A (2,0 versus 0,8%). Cu T 380A adalah salah satu cara kontrasepsi paling efektif yang tersedia. Yang  utama, angka kehamilan yang tidak di inginkan menurun secara progresif setelah tahun pertama pemakaian. Kegagalan ini sebgaian disebabkan kegagalan metode dan bukan kegagalan pemakai. AKDR LNg  tampaknya lebih efektif daripada Cu T 380A dengan angka kegagalan pemakaian sempurna dan biasa  0,1%.

2.5         Keuntungan
Alat kontrasepsi dalam rahim yang mengandung progesteron dan levonorgestrel mengurangi pengeluaran darah saat menstruasi dan bahkan dapat digunakan untuk mengobati menorrarghia. Selain itu, berkurangnya darah menstruasi sering dilaporkan disertai oleh penurunan dismenorea. Walaupun biaya awal pemberian alat dana pemasangannya tinggi, pemakaian  AKDR Cu T 380A dan LNg yang lama menyebabkan kedua metode ini sangat efektif biaya. Wanita yang dikontraindikasikan untuk kontrasepsi oral kombinasi dan norplant sering dapat mengguakan alat ini. AKDR-LNg pun dapat digunakan karena alat ini mengeluarkan hormon dalam jumlah sangat kecil. AKDR-LNg juga dilaporkan mengurangi insiden infeksi panggul dan bermanfaat bagi wanita dengan fibroid uteri. Setelah penghentian kesuburan tidak terganggu. Keuntungannya ada kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Kontrasepsi:
·         Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun).
·         Tidak menggganggu hubungan suami istri.
·         Tidak berpengaruh terhadap ASI.
·         Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat.
·         Efek sampingnya sangat kecil.
·         Memilki efek sistemik yang sangat kecil.
Nonkontrasepsi:
·         Mengurangi nyeri haid.
·         Dapat diberikan pada usia perimenopause bersamaan dengan pemberian estrogen untuk pencegahan hyperplasia endometrium.
·         Mengurangi jumlah darah haid.
·         Sebagai pengobatan alternatif pengganti operasi pada perdarahan uterus disfungsional dan adenomiosis.
·         Merupakan kontrasepsi pilihan utama pada perempuan perimenoupause.
·         Tidak mengurangi kerja obat tuberculosis ataupun obat epilepsy, karean AKDR yang mengandung progestin kerjanya terutama lokal pada endometrium.



2.6         Kerugian
1.    Perforasi uterus dan abortus
Efek merugikan dari awal adalah yang berkaitan dengan  pemasangan. Efek tersebut adalah perforasi uterus yang secara klinis nyata, baik pada saat memasang sonde uterus maupun memasukan alat, serta abortus kehamilan yang tidak diketahui sebelumnya. Frekuensi penyulit-penyulit ini bergantung pada keterampilan operator dan tindakan-tindakan pencegahan yang diambil agar tidak terjadi interupsi suatu kehamilan. Walaupun alat dapat migrasi secara spontan ke dalam dan menembus dinding uterus, sebagian besar perforasi terjadi, atau paling tidak dimulai pada saat pemasangan.  
2.    Kram dan perdarahan uterus
Kram (kejang) uterus dan perdarahan kecil kemungkinan terjaadi segera setelah pemasangan, dan keluaha ini menetap untuk waktu yang bervariasi. Kram ini dapat dikurangi dengan memberikan obat anti-imflamsi nonsteroid sekitar 1 jam sebelum pemasangan. Kadang-kadang terjadi peningkatan kram saat haid yang juga dapat diatasi denga cara serupa.
3.    Infeksi
Infeksi panggul, termasuk abortus seftik, dapat terjadi pada pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim. Apabila di curigai ada infeksi alat harus segera dikeluarkan dan wanita yang bersangkutan diterafi dengan antibiotik yang efektif.

2.7         Keterbatasan
·         Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genitalia sebelum pemasangan AKDR.
·         Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKDR.
·         Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat, sehingga sangat tergantung pada tenaga kesehatan.
·         Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea.
·         Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi.
·         Kejadian kehamilan ektopik relatif tinggi.
·         Bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul sehingga dapat menyebabkan infertilitas.
·         Mahal.
·         Progestin sedikit meningkatkan risiko thrombosis sehingga perlu hati-hati pada perempuan perimenopause. Risiko ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pil kombinasi.
·         Progestin dapat menurunkan kadar HDL-kolesterol pada pemberian jangka panjang sehingga perlu hati-hati pada perempuan dengan penyakit kardiovaskular.
·         Memperburuk perjalanan penyakit kanker payudara.
·         Progestin dapat mempengaruhi jenis-jenis tertentu hiperlipidemia.
·         Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus.

2.8          Indikasi           
·      Usia reproduksi.
·      Telah memiliki anak ataupun belum
·      Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan.
·      Pasca keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul.
·      Sering lupa menggunakan pil.
·      Usia perimenopause
2.9       Kontraindikasi
·         Hamil atau diduga hamil.
·         Riwayat kehamilan ektopik
·         Endometritis pasca partum
·         AKDR sebelumnya terpasang belum dikeluarkan
·         Pasien atau pasangannya memiliki banyak pasangan seksual
·         Involusi uterus yang tidak sempurna setelah abortus atau kelahiran anak.
·         Dicurigai terdapat keganasan pada uterus dan serviks
·         Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
·         Menderita vaginitis, salpingitis, endometritis.
·         Menderita penyakit radang panggul
·         Kelainan congenital rahim.
·         Rahim yang sulit digerakkan.
·         Terbukti menderita penyakit tuberculosis panggul.
·         Gangguan toleransi glukosa. Progestin menyebabkan sedikit peningkatan kadar gula dan kadar insulin.

2.10     Waktu AKDR dengan progestin dipasang
·         Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil
·         Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama pasca persalinan, 6-8 minggu, ataupun lebih sesudah melahirkan.
·         Segera sesudah induksi haid, pasca keguguran spontan atau keguguran buatan dengan syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi.

2.11     Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
1.      Nyeri haid hebat
Anjuran : Dapat disebabkan oleh AKDR, klien perlu dirujuk. Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian. Pada dasarnya progestin mengurangi nyeri haid.
2.      Riwayat kehamilan ektopik
Anjuran : Jelaskan kepada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila ada segera mencari pertolongan di rumah sakit.
3.      Gejala penyakit katup jantung
Anjuran : Berikan antibiotik saat insersi AKDR. Bila anemia (Hb <9 g/dl), ganti dengan metode kontrasepsi lain.
4.      Menderita nyeri kepala atau migrain
Anjuran : Paling sering ditemukan pada AKDR yang mengandung progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut AKDR. Pada keluhan ringan cukup berikan analgesik (jangan berikan aspirin).
5.      Penyakit hati aktif (virus hepatitis)
Anjuran : Sebaiknya jangan diberi AKDR yanbg mengandung progestin.
6.      Penyakit jantung
Anjuran : Sebaiknya jangan diberi AKDR yang mengandung progestin, karena progentin mempengaruhi lipid dan vasokonstriksi.
7.      Stoke atau riwayat stroke
Anjuran : Sebaiknya jangan menggunakan AKDR yang mengandung progestin.
8.      Tumor jinak maupun ganas pada hati
Anjuran : Progestin dapat memicu pertumbuhan tumor, sebaiknya jangan diberikan AKDR yang mengandung progestin.

2.12   Instruksi kepada klien           
Dalam keadaan normal klien kembali untuk control rutin sesudah menstruasi pertama kali pasca pemasangan (4-6 minggu) tetapi jangan melewati 3 bulan sesudah pemasangan AKDR. Cek benang AKDR dan jika terjadi salah satu keadaan berikut ini, klien harus kembali ke klinik. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
·         Timbul kram perut di bagian bawah.
·         Adanya perdarahan bercak antar haid atau sesudah melakukan senggama.
·         Nyeri sesudah senggama atau jika suaminya mengalami perasaan kurang enak sewaktu melakukan senggama.
·         AKDR perlu diangkat setelah 1 tahun ataupun lebih awal bila dikehendaki.
·         Bila ekspulsi AKDR, atau keluar cairan yang berlebihan dari kemaluan. Lihat terjadi infeksi atau tidak.
·         Muncul keluhan sakit kepala atau sakit kepala makin parah.

2.12 Informasi lain yang perlu disampaikan
·         AKDR yang digunakan tersebut segera efektif.
·         Pada bulan pertama pemakaian dapat terjadi ekspulsi.
·         Pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi amenorrea.
·         AKDR dapat saja dicabut setiap saat sesuai keinginan klien.
·         AKDR tidak dapat melindungi klien terhadap penyakit hubungan seksual dan AIDS atau HIV.

2.13      Jadwal kunjungan ulang
Normalnya klien harus kembali kontrol pertama sesudah datang haid pertama setelah AKDR dipasang (4-6 minggu), tetapi jangan lebih dari 3 bulan. Ditanyakan masalah-masalah yang muncul selama pemakaian AKDR.

2.14 Peringatan khusus untuk pemakai AKDR dengan progestin
·         Tidak datang haid disertai dengan keluhan mual dan nyeri payudara perlu dicurigai terjadinya kehamilan.
·         Nyeri perut bagian bawah perlu dicurigai kemungkinan kehamilan ektopik.
·         Kram atau nyeri perut bagian bawah, terutama bila disertai dengan tidak enak badan, demam atau menggigil perlu dicurigai kemungkinan terjadi infeksi panggul.
·         AKDR jenis ini tidak dapat melindungi diri dari penyakit hubungan seksual dan AIDS atau HIV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar