Pengertian AKDR Hormonal
AKDR/IUD adalah alat kontrasepsi yang
disisipkan kedalam rahim, yang terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula
yang dililit tembaga dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin
banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral, dipasang, kesehatan ibu
harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya.
Kontrasepsi Hormonal adalah alat atau obat
kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan
bakunya mengandung preparat estrogen dan progesteron. Hormonal IUD adalah
plastik berbentuk T- bingkai dengan urutan terpasang. Alat ini akan dimasukkan
ke dalam rahim dan dapat tetap di tempat sampai lima tahun. IUD yang berisi
progestin disebut levonorgestrel yang inhibits sperma. Bentuk dari IUD yang
menghambat sperma dari perjalanan ke saluran telur ke kandungan rahim,
inhibting pemupukan.
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
merupakan suatu alat yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya macam-macam,
Alat ini berfungsi untuk mencegah bersemainya sel telur yang telah dibuahi
rahim. Alat ini sangat efektif dengan kemampuan sampai 97-98% dalam mencegah
kehamilan, Lama pemakaiannya dapat mencapai 4-5 tahun. Selama pemakaian akan
diajarkan bagaimana memeriksa sendiri apakah alat kontrasepsi tersebut masih
ada didalam rahim dengan cara meraba rahim didalam meraba benang AKDR/IUD
tersebut dengan vagina.
2.2
Jenis
AKDR Hormonal
Secara
umum, AKDR terdiri dari dua jenis. Jenis yang secara kimiawi inert terdiri dari
bahan tidak terserap terutama polietilen, dan dibubuhi oleh barium sulfat agar
radioopak. Pada AKDR yang aktif secara kimiawi terjadi ilusi tembaga atau zat
progestasional secara kimiawi.
2.2.1
Progestasert
Ko-polimer
etilen vinil berbentuk T ini memiliki batang vertikal yang mengandung 38 mg
progesteron dan barium sulfat dalam
dasar silikon. Alat ini mengeluarkan progesteron sekitar 65 µg per hari ke
dalam rongga uterus selama satu tahun. Jumlah ini tidak mempengaruhi kadar
progesteron plasma. Alat ini memiliki panjang 32 mm, dan terdapat benang hitam
atau biru tua yang melekat ke pangkal batang.
2.2.2
Akdr
levonorgestrel (AKDR-LNg)
Alat
ini serupa dengan progestasert tetapi mengandung levonorgestrel. Saat ini, AKDR
tersebut digunakan di Eropa
dan sedang di uji di Amerika Serikat. Keunggulan utamanya adalah keharusan
mengganti setiap 5 tahun, dibandingkan dengan progesttasert yang setiap tahun.
alat ini membebaskan levonorgestrel ke dalam uterus dengan kecepatan relatif
konstan 20 µg per hari yang secara nyata mengurangi efek sistemik progestin.
AKDR ini adalah polietilen berbentuk
huruf T yang batangnya terbungkus oleh campuran polidimetilsiloksan /
levonorgestrel. Capuran ini dilapisi oleh suatu membran permeabel yang mengatur
kecepatan pembebasan hormon.
2.3
Mekanisme kerja
·
Menganggu penetrasi sperma melewati
mukus serviks yang mengental.
·
Endometrium mengalami transformasi yang
irregular, epitel atrofi sehingga mengganggu implantasi.
·
Mencegah terjadinya pembuahan dengan
mengeblok bersatunya ovum dengan sperma.
·
Mengurangi jumlah sperma yang mencapai
tuba falopii.
·
Menginaktifkan sperma.
2.4
Efektivitas
Alat
kontrasepsi dalam rahim menduduki peringkat ke-2 angka keberlajutan dan jangka
panjang dibawah kontrasepsi implant. Angka keberlanjutan satu tahun setara
dengan pada kontrasepsi oral. Hal ini hampir pasti disebabkan oleh efektivitas
dan sikap konrasepsi yang hanya sekali pasang.
Efektivitas
alat ini serupa dengan efektivitas kontrasepsi oral. Meski demkian, angka
kegagalan 5 tahun untuk Progestasert adalah dua kali lipat dibandingkan dengan
angka untuk Cu T 380A (2,0 versus 0,8%). Cu T 380A adalah salah satu cara
kontrasepsi paling efektif yang tersedia. Yang
utama, angka kehamilan yang tidak di inginkan menurun secara progresif
setelah tahun pertama pemakaian. Kegagalan ini sebgaian disebabkan kegagalan
metode dan bukan kegagalan pemakai. AKDR LNg
tampaknya lebih efektif daripada Cu T 380A dengan angka kegagalan
pemakaian sempurna dan biasa 0,1%.
2.5
Keuntungan
Alat
kontrasepsi dalam rahim yang mengandung progesteron dan levonorgestrel
mengurangi pengeluaran darah saat menstruasi dan bahkan dapat digunakan untuk
mengobati menorrarghia. Selain itu, berkurangnya darah menstruasi sering dilaporkan
disertai oleh penurunan dismenorea. Walaupun biaya awal pemberian alat dana
pemasangannya tinggi, pemakaian AKDR Cu
T 380A dan LNg yang lama menyebabkan kedua metode ini sangat efektif biaya.
Wanita yang dikontraindikasikan untuk kontrasepsi oral kombinasi dan norplant
sering dapat mengguakan alat ini. AKDR-LNg pun dapat digunakan karena alat ini
mengeluarkan hormon dalam jumlah sangat kecil. AKDR-LNg juga dilaporkan
mengurangi insiden infeksi panggul dan bermanfaat bagi wanita dengan fibroid
uteri. Setelah penghentian kesuburan tidak terganggu. Keuntungannya ada
kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Kontrasepsi:
·
Efektif dengan proteksi jangka panjang
(satu tahun).
·
Tidak menggganggu hubungan suami istri.
·
Tidak berpengaruh terhadap ASI.
·
Kesuburan segera kembali sesudah AKDR
diangkat.
·
Efek sampingnya sangat kecil.
·
Memilki efek sistemik yang sangat kecil.
Nonkontrasepsi:
·
Mengurangi nyeri haid.
·
Dapat diberikan pada usia perimenopause
bersamaan dengan pemberian estrogen untuk pencegahan hyperplasia endometrium.
·
Mengurangi jumlah darah haid.
·
Sebagai pengobatan alternatif pengganti
operasi pada perdarahan uterus disfungsional dan adenomiosis.
·
Merupakan kontrasepsi pilihan utama pada
perempuan perimenoupause.
·
Tidak mengurangi kerja obat tuberculosis
ataupun obat epilepsy, karean AKDR yang mengandung progestin kerjanya terutama
lokal pada endometrium.
2.6
Kerugian
1. Perforasi
uterus dan abortus
Efek merugikan dari
awal adalah yang berkaitan dengan
pemasangan. Efek tersebut adalah perforasi uterus yang secara klinis
nyata, baik pada saat memasang sonde uterus maupun memasukan alat, serta
abortus kehamilan yang tidak diketahui sebelumnya. Frekuensi penyulit-penyulit
ini bergantung pada keterampilan operator dan tindakan-tindakan pencegahan yang
diambil agar tidak terjadi interupsi suatu kehamilan. Walaupun alat dapat
migrasi secara spontan ke dalam dan menembus dinding uterus, sebagian besar
perforasi terjadi, atau paling tidak dimulai pada saat pemasangan.
2. Kram
dan perdarahan uterus
Kram (kejang) uterus
dan perdarahan kecil kemungkinan terjaadi segera setelah pemasangan, dan
keluaha ini menetap untuk waktu yang bervariasi. Kram ini dapat dikurangi
dengan memberikan obat anti-imflamsi nonsteroid sekitar 1 jam sebelum
pemasangan. Kadang-kadang terjadi peningkatan kram saat haid yang juga dapat
diatasi denga cara serupa.
3. Infeksi
Infeksi panggul,
termasuk abortus seftik, dapat terjadi pada pemakaian alat kontrasepsi dalam
rahim. Apabila di curigai ada infeksi alat harus segera dikeluarkan dan wanita
yang bersangkutan diterafi dengan antibiotik yang efektif.
2.7
Keterbatasan
·
Diperlukan pemeriksaan dalam dan
penyaringan infeksi genitalia sebelum pemasangan AKDR.
·
Diperlukan tenaga terlatih untuk
pemasangan dan pencabutan AKDR.
·
Klien tidak dapat menghentikan sendiri
setiap saat, sehingga sangat tergantung pada tenaga kesehatan.
·
Pada penggunaan jangka panjang dapat
terjadi amenorea.
·
Dapat terjadi perforasi uterus pada saat
insersi.
·
Kejadian kehamilan ektopik relatif
tinggi.
·
Bertambahnya risiko mendapat penyakit
radang panggul sehingga dapat menyebabkan infertilitas.
·
Mahal.
·
Progestin sedikit meningkatkan risiko
thrombosis sehingga perlu hati-hati pada perempuan perimenopause. Risiko ini
lebih rendah bila dibandingkan dengan pil kombinasi.
·
Progestin dapat menurunkan kadar
HDL-kolesterol pada pemberian jangka panjang sehingga perlu hati-hati pada
perempuan dengan penyakit kardiovaskular.
·
Memperburuk perjalanan penyakit kanker
payudara.
·
Progestin dapat mempengaruhi jenis-jenis
tertentu hiperlipidemia.
·
Progestin dapat memicu pertumbuhan miom
uterus.
2.8
Indikasi
· Usia
reproduksi.
· Telah
memiliki anak ataupun belum
· Menginginkan
kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan.
· Pasca
keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul.
· Sering
lupa menggunakan pil.
· Usia
perimenopause
2.9 Kontraindikasi
·
Hamil atau diduga hamil.
·
Riwayat kehamilan ektopik
·
Endometritis pasca partum
·
AKDR sebelumnya terpasang belum
dikeluarkan
·
Pasien atau pasangannya memiliki banyak
pasangan seksual
·
Involusi uterus yang tidak sempurna
setelah abortus atau kelahiran anak.
·
Dicurigai terdapat keganasan pada uterus
dan serviks
·
Perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya.
·
Menderita vaginitis, salpingitis,
endometritis.
·
Menderita penyakit radang panggul
·
Kelainan congenital rahim.
·
Rahim yang sulit digerakkan.
·
Terbukti menderita penyakit tuberculosis
panggul.
·
Gangguan toleransi glukosa. Progestin
menyebabkan sedikit peningkatan kadar gula dan kadar insulin.
2.10 Waktu AKDR dengan progestin dipasang
·
Setiap waktu selama siklus haid, jika
ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil
·
Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam
pertama pasca persalinan, 6-8 minggu, ataupun lebih sesudah melahirkan.
·
Segera sesudah induksi haid, pasca
keguguran spontan atau keguguran buatan dengan syarat tidak terdapat
bukti-bukti adanya infeksi.
2.11 Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
1. Nyeri
haid hebat
Anjuran : Dapat
disebabkan oleh AKDR, klien perlu dirujuk. Umumnya terjadi pada permulaan
pemakaian. Pada dasarnya progestin mengurangi nyeri haid.
2. Riwayat
kehamilan ektopik
Anjuran : Jelaskan
kepada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila ada segera mencari
pertolongan di rumah sakit.
3. Gejala
penyakit katup jantung
Anjuran : Berikan
antibiotik saat insersi AKDR. Bila anemia (Hb <9 g/dl), ganti dengan metode
kontrasepsi lain.
4. Menderita
nyeri kepala atau migrain
Anjuran : Paling sering
ditemukan pada AKDR yang mengandung progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien
dan cabut AKDR. Pada keluhan ringan cukup berikan analgesik (jangan berikan
aspirin).
5. Penyakit
hati aktif (virus hepatitis)
Anjuran : Sebaiknya
jangan diberi AKDR yanbg mengandung progestin.
6. Penyakit
jantung
Anjuran : Sebaiknya
jangan diberi AKDR yang mengandung progestin, karena progentin mempengaruhi
lipid dan vasokonstriksi.
7. Stoke
atau riwayat stroke
Anjuran : Sebaiknya
jangan menggunakan AKDR yang mengandung progestin.
8. Tumor
jinak maupun ganas pada hati
Anjuran : Progestin dapat memicu
pertumbuhan tumor, sebaiknya jangan diberikan AKDR yang mengandung progestin.
2.12 Instruksi kepada klien
Dalam
keadaan normal klien kembali untuk control rutin sesudah menstruasi pertama
kali pasca pemasangan (4-6 minggu) tetapi jangan melewati 3 bulan sesudah
pemasangan AKDR. Cek benang AKDR dan jika terjadi salah satu keadaan berikut
ini, klien harus kembali ke klinik. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
·
Timbul kram perut di bagian bawah.
·
Adanya perdarahan bercak antar haid atau
sesudah melakukan senggama.
·
Nyeri sesudah senggama atau jika
suaminya mengalami perasaan kurang enak sewaktu melakukan senggama.
·
AKDR perlu diangkat setelah 1 tahun
ataupun lebih awal bila dikehendaki.
·
Bila ekspulsi AKDR, atau keluar cairan
yang berlebihan dari kemaluan. Lihat terjadi infeksi atau tidak.
·
Muncul keluhan sakit kepala atau sakit
kepala makin parah.
2.12
Informasi lain yang perlu disampaikan
·
AKDR yang digunakan tersebut segera
efektif.
·
Pada bulan pertama pemakaian dapat
terjadi ekspulsi.
·
Pada pemakaian jangka panjang dapat
terjadi amenorrea.
·
AKDR dapat saja dicabut setiap saat
sesuai keinginan klien.
·
AKDR tidak dapat melindungi klien
terhadap penyakit hubungan seksual dan AIDS atau HIV.
2.13 Jadwal kunjungan ulang
Normalnya
klien harus kembali kontrol pertama sesudah datang haid pertama setelah AKDR
dipasang (4-6 minggu), tetapi jangan lebih dari 3 bulan. Ditanyakan
masalah-masalah yang muncul selama pemakaian AKDR.
2.14
Peringatan khusus untuk pemakai AKDR dengan progestin
·
Tidak datang haid disertai dengan
keluhan mual dan nyeri payudara perlu dicurigai terjadinya kehamilan.
·
Nyeri perut bagian bawah perlu dicurigai
kemungkinan kehamilan ektopik.
·
Kram atau nyeri perut bagian bawah,
terutama bila disertai dengan tidak enak badan, demam atau menggigil perlu
dicurigai kemungkinan terjadi infeksi panggul.
·
AKDR jenis ini tidak dapat melindungi
diri dari penyakit hubungan seksual dan AIDS atau HIV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar