Laman

Cari Materi

Selasa, 28 Agustus 2018

HIPOTERMI DAN HIPERTERMI PADA BAYI


2.1.      Hipotermi
Bayi baru lahir memiliki kecendrungan menjadi cepat stres karena perubahan suhu lingkungan karena suhu didalam uterus berfluktasi sedikit, janin tidak perlu mengatur suhu. Suhu janin biasanya lebih tinggi 0,6o C. Dari pada suhu ibu. Pada saat lahir faktor yang berperan dalam kehilangan panas pada bayi baru lahir meliputi area permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulasi lemak berat badan lahir tinggi dan fleksi otot yang baik memiliki perlindungan alami terbaik terhadap kehilangan panas. Namun, kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam mengendalikan suhu secara adekuat sampai dua hari setelah lahir, bahkan jika bayi lahir saat cukup bulan dan sehat. Bidan berkewajiban untuk mengorganisasikan lingkungan kelahiran sehingga kehilangan panas pada bayi baru lahir yang basah dapat diminimalkan.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui empat mekanisme yaitu konveksi, konduksi, radiasi, dan evaporasi. Tempat kelahiran harus dipersiapkan dengan adekuat untuk meminimalkan kehilangan panas pada neonatus.
Mekanisme hilangnya panas pada BBL Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu dengan :
1.      Radiasi yaitu panas yang hilang dari obyek yang hangat (bayi) ke obyek yang dingin.
2.      Konduksi yaitu hilangnya panas langsung dari obyek yang panas ke obyek yang dingin.
3.      Konveksi yaitu hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya.
4.      Evaporasi yaitu hilangnya panas akibat evaporasi air dari kulit tubuh bayi (misal cairan amnion pada BBL). (Indarso, F, 2001).

Neonatus dapat menghasilkan panas dengan tiga cara yaitu menggigil, aktivitas otot volunter, dan termogenesis (produksi panas tubuh) tanpa menggigil. Cara menggigil tidak efisien dan pada neonatus, terlihat pada kondisi stres dingin paling berat.
Aktivitas otot dapat menghasilkan panas, tetapi manfaatnya terbatas, bahkan pada bayi cukup bulan, yang memiliki kekuatan otot yang cukup untuk menangis dan tetap dalam posisi fleksi.
Termogenesis tanpa menggigil mengacu pada satu dari dua cara berikut ini, meningkatkan kecepatan metabilisme atau penggunaan lemak cokelat (brown fat) untuk memproduksi panas. Neonatus dapat menghasilkan panas dalam jumlah besar dengan meningkatkan kecepatan metabolisme mereka. Pada reaksi ini, norepinefrin mencetuskan pemecahana asam lemak, yang dioksidasi dan dilepas kedalam sirkulasi. Ini menyebabkan peningkatan penggunaan oksigen yang terlihat dengan jelas bahkan dapat membuat neonatus cukup bulan yang sehat menjadi lelah.
Pada caara kedua, lemak coklat dimobilisasi untuk menghasilkan panas. Lapisan lemak coklat berada pada dan sekitar tulang belakang bagian atas, klavikula dan sternum, dan ginjal serta pembuluh darah besar. Banyaknya lemak coklat bergantung pada usia gestasi dan berkurang pada bayi baru lahir yang mengalami retardasi pertumbuhan. Lemak coklat adalah sumber yang tidak dapat dipengaruhi pada bayi baru lahir. Penghasilan panas melalui penggunaan cadangan lemak cokelat dimulai pada saat bayi lahir akibat lonjakan katekolamin dan penghentian supresor prostaglandin dan adenosin yang dihasilkan plasenta. Stimulus dingin ketika kehilangan kehangatan tubuh ibu mencetus aktivitas dalam hipotalamus. Pesan-pesan kimia dikirim ke sel-sel lemak cokelat. Melalui mediasi glukosa dan glikogen, sel-sel lemak cokelat menghasilkan energi yang mengubah banyak vakuola lemak intraseluler kecil menjadi energi panas. Pada bayi baru lahir yang mengalami hipoglikemia atau disfungsi tiroid, penggunaan cadangan lemak cokelat tidak berlangsung dengan efisien.

2.1.1.      Definisi hipotermi
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 °C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5°C (suhu ketiak).
Suhu bayi baru lahir dapat dikaji di berbagai tempay dengan jenis termometer yang berbeda-beda. Dianjurkan bahwa suhu rektal dan aksila tetap dalam rentang 36,5-37,50C dan suhu kulit abdomen rentang 36-36,50 C. Termometer timpanik inframerah (dua detik dalam telinga) dapat digunakan untuk mengukur suhu, tetapi mungkin memiliki tingkat reabilitas terendah jika digunakan pada bayi . suhu inti (rektum) biasanya sedikit lebih tinggi (0,40C) dari pada suhu diaksila dan dapat mencapai (20C) lebih tinggi.
Suhu aksila dapat meningkat palsu pada seorang bayi yang mengalami stres dingin akibat metabolisme lemak cokelat. Pengkajian suhu yang tidak kontinu dapat akurat hanya jika termometer digunakan selama waktu yang adekuat (dua menit untuk pengukuran di rektum, tiga menit untuk di aksila). Apabila suhu dikajo dengan sensor kulit abdomen, snsor tersebut harus menyentuh kulit dengan baik dan ditutup dengan lapisan reflektif. Suhu kulit seharusnya sedikit lebih rendah dari pada suhu inti.
Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu 32-36°C). Disebut hipotermi berat bila suhu <32°C, diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25°C. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, 2001).
Disamping sebagai suatu gejala, hipotermi merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian. (Indarso, F, 2001). Sedangkan menurut Sandra M.T. (1997) bahwa hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C.


2.1.2.      Penyebab
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1.      Jaringan lemak subkutan tipis.
2.      Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3.      Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4.      BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan. (Indarso, F, 2001).
5.      Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi. ( Klaus, M.H et al, 1998).

2.1.3.      Tanda dan Gejala
Gejala awal hipotermi apabila suhu <36°C atau kedua kaki & tangan teraba dingin.

2.1.4.      Dampak hipotermi
Kehilangan panas neonatus segera berdampak pada keadaan bayi. Dampak tersebut merupakan akibat peningkatan kebutuhan metabolisme yang disebabkan oleh usaha bayi baru lahir untuk membuat zona suhu netral.
Akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipotermi yaitu :
1.      Hipoglikemi
2.      Asidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme anaerob.
3.      Kebutuhan oksigen yang meningkat.
4.      Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
5.      Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi berat.
6.      Shock
7.      Apnea
8.      Perdarahan Intra Ventricular. (Indarso, F, 2001).

2.1.5.      Pencegahan Hipotermi
Pencegahan terjadinya hioptermi dapat dilakukan beberapa hal:
1.         Hangatkan dahulu setiap selimut, topi, atau pakaian sebelum kelahiran.
2.         Segera keringkan bayi baru lahir.
3.         Ganti selimut basah setelah mengeringkan bayi baru lahir.
4.         Hangatkan dahulu area resusitasi bayi baru lahir.
5.         Atur suhu ruangan kelahiran pada 240 C.
6.         Jangan melakukan penghisapan pada bayi baru lahir di atas alas tempat tidur yang basah.
7.         Tunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu bayi stabil selama dua jam.
8.         Atur agar tempat peerawatan bayi baru lahir agar jauh dari jendela, dinding luar, atau pintu keluar.
9.         Pertahankan kepala bayi baru lahir tetap tertutup dan badannya dilindungi dengan baik selama 48 jam.
Mencegah Hipotermi Menurut Indarso, F (2001) menyatakan bahwa untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dalam mencegah hipotermi adalah : Mengeringkan bayi segera setelah lahir. Cara ini merupakan salah satu dari 7 rantai hangat :
1.         Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering dan bersih.
2.         Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir/ air ketuban segera setelah lahir dengan handuk yang kering dan bersih.
3.         Menjaga bayi hangat dengan cara mendekap bayi di dada ibu dengan keduanya diselimuti (Metode Kangguru).
4.         Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang pooting reflex dan bayi memperoleh kalori dengan :
Ø  Menyusui bayi.
Ø  Pada bayi kurang bulan yang belum bisa menetek ASI diberikan dengan sendok atau pipet.
Ø  Selama memberikan ASI bayi dalam dekapan ibu agar tetap hangat.
5.         Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu rujukan.
6.         Memberikan penghangatan pada bayi baru lahir secara mandiri.
7.         Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. Menunda memandikan bayi lahir sampai suhu tubuh normal Untuk mencegah terjadinya serangan dingin, ibu/keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi.
Ø  Pada bayi lahir sehat yaitu cukup bulan, berat < 2500 gram, langsung menangis kuat, memandikan bayi ditunda 24 jam setelah kelahiran. Pada saat memandikan bayi, gunakan air hangat.
Ø  Pada bayi lahir dengan resiko, keadaan umum bayi lemah atau bayi dengan berat lahir 2000 gram sebaiknya jangan dimandikan. Tunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.

2.1.6.      Penatalaksanaan hipotermi
Pemberian panas yang mendadak, berbahaya karena dapat terjadi apnea sehingga direkomendasikan penghangatan 0,5-1°C tiap jam (pada bayi < 1000 gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso, F, 2001). Alat-alat Inkubator Untuk bayi < 1000 gram, sebaiknya diletakkan dalam inkubator. Bayi-bayi tersebut dapat dikeluarkan dari inkubator apabila tubuhnya dapat tahan terhadap suhu lingkungan 30°C. Radiant Warner Adalah alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk tindakan-tindakan. Dapat menggunakan servo controle (dengan menggunakan probe untuk kulit) atau non servo controle (dengan mengatur suhu yang dibutuhkan secara manual).
Pengelolaan Menurut Indarso, F (2001) menyatakan bahwa pengelolaan bayi hipotermi :
1.        Bayi cukup bulan
Ø  Letakkan BBL pada Radiant Warner.
Ø  Keringkan untuk menghilangkan panas melalui evaporasi.
Ø  Tutup kepala. -Bungkus tubuh segera.
Ø  Bila stabil, dapat segera rawat gabung sedini mungkin setelah lahir bayi dapat disusukan.
2.        Bayi sakit
Ø  Seperti prosedur di atas.
Ø  Tetap letakkan pada radiant warmer sampai stabil.
3.        Bayi kurang bulan (prematur)
Ø  Seperti prosedur di atas.
Ø  Masukkan ke inkubator dengan servo controle atau radiant warner dengan servo controle.
4.      Bayi yang sangat kecil
Ø  Dengan radiant warner yang diatur dimana suhu kulit 36,5 °C. ­Tutup kepala. ­Kelembaban 40-50%. ­Dapat diberi plastik pada radiant warner. ­Dengan servo controle suhu kulit abdomen 36, 5°C. ­Dengan dinding double.
Ø  Kelembaban 40-50% atau lebih (bila kelembaban sangat tinggi, dapat dipakai sebagai sumber infeksi dan kehilangan panas berlebihan). ­Bila temperatur sulit dipertahankan, kelembaban dinaikkan. ­
Penetalaksanaan hipotermi neonatus resiko tinggi dengan mempertahankan suhu tubuh untuk menangani hipotermi:
1.        Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
2.        Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan setiap orang ialah metode dekap, yaitu bayi diletakkan telungkup dalam dekapan ibunya dan keduanya diselimuti agar bayi senantiasa hangat.
3.        Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang diseterika terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukan berulangkali sampai tubuh bayi hangat. Tidak boleh memakai buli-buli panas, bahaya luka bakar.
4.        Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit dan sesering mungkin. Bila bayi tidak dapat menghisap beri infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari.


2.2.      Hipertermi
2.2.1.      Definisi
Hipertertmia adalah suhu tubuh yang tinggi dan bukan disebabkan oleh mekanisme pengaturan panas hipotalamus.
Hipertermy adalah peningkatan suhu inti tubuh yang dapat disebabkan oleh suhu lingkungan yang berlebihan, infeksi, dehidrasi atau perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir pada otak atau Malformasi dan obat-obatan. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal).
Hipertermy adalah suhu tubuh yang tinggi dan bukan disebabkan oleh karena mekanisme pengaturan panas hipotalamus, mungkin disebabkan oleh meningkatnya produksi panas Endogen (misalnya: saat olahraga berat, Hipertermia mallana, Neuleptik mallana, Hiperteroidisme lapis), keracunan Atropin atau terpajan lama pada lingkungan bersuhu tinggi (sangat panas). (ilmu kesehatan anak).
Infeksi Sistemik selalu dipertanyakan pada bayi dengan kenaikan suhu inti tubuhnya. Seharusnya dipertimbangkan juga pemberian lingkungan yang merubah kontrol panas, tidak jarang ditemukan kenaikan suhu inti mengikuti kenaikan pamasukan panas pada reduksi Bilirubin, juga dapat terjadi pada inkubator yang diletakkan dibawah sinar matahari.
Bayi yang bersuhu tinggi akibat lingkungan akan vasodildtasi untuk menghilangkan panas,ekstrimitas dan badan bayi akan mempunyai suhu yang hampir sama, bayi yang terkena sepsis vasokontriksinya dan ekstrimitasnya lebih dingin dari pada bagian tubuh lainnya. Kadang-kadang  disebut Gradien “Perut Jari Kaki” (Tummy Toe). Saat kaki 2-3° C lebih dingin dari perut, waktunya dilakukan fungsi spinal. Lingkungan yang terlalu panas juga cukup berbahaya bagi neonatus.

2.2.2.      Etiologi
§  Lingkungan yang panas.
§  Pancaran sinar matahari yang terlalu lama
§  Infeksi sistemik.
§  Dehidrasi
§  Sepsis

2.2.3.      Macam-macam hipertermi
·         Hipertermia Maligna
Gangguan autosom dengan sifat dominan. Hal ini biasa  terjadi saat terjadi pajanan pada lingkungan yang sangat panas atau pada penderita Miopati.
·         Sindrom Neuroleptik Maligna
Terjadi pasca pajanan agen-agen mirip Fenil Azin dan dapat dibedakan dengan Hipertermia Maligna.
·         Demam  Obat
Kenaikan suhu pada demam obat antara 38-43° celcius. Agen yang sering menimbulkan demam obat  adalah Antibiotik (Penisilin, sefalosporin ), Antikovulsan (fenitoin), apabila demam obat terjadi maka tindakan pertama adalah segera hentikan pemberian obat. Demam ini biasanya akan sembuh dalam 72 jam setelah penghentian pemberian obat.

2.2.4.      Tanda dan Gejala
1.      Suhu badannya tinggi
2.      Terasa kehausan
3.      Mulut kering-kering
4.      Anoreksia (tidak selera makan)
5.      Nadi cepat dan
6.      Pernafasan tidak teratur.
7.      Suhu tubuh bayi > 37,5 °C
8.      frekuensi nafas bayi > 60 x / menit
9.      Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, jumlah
10.  urine berkurang

2.2.5.      Tindakan/ Pengobatan
1.      Bila suhu diduga karena paparan panas yang berlebihan :
·         Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25ºC – 28ºC).
·         Lepaskan sebagian atau seluruh pakaiannya bila perlu
·         Periksa suhu aksiler setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal.
·         Bila suhu sangat tinggi (<39ºC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-15 menit dalam air yg suhunya 4ºC lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
2.      Bila bayi diletakkan di bawah pemancar panas atau inkubator
·         Turunkan suhu alat penghangat, bila bayi di dalam inkubator, buka inkubator sampai suhu dalam batas normal.
·         Lepas sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10 menit kemudian.
·         Beri pakaian lagi sesuai dengan alat penghangat yang digunakan
·         Periksa suhu bayi setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal.
·         Periksa suhu inkubator atau pemancar panas setiap jam dan sesuaikan pengatur suhu.

3.      Manajemen lanjutan suhu lebih 37,5ºC
·         Yakinkan bayi mendapatkan masukan cukup cairan
o   Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Bila bayi tidak dapat menyusui, beri ASI peras dengan salah satu alternatif cara pemberian minum.
o   Bila terdapat tanda dehidrasi, tangani dehidrasinya.
·         Periksa kadar glukosa darah,bila kurang 45 mg/dl (2,6 mmol/l), tangani hipoglikemia.
·         Cari tanda sepsis sekarang dan ulangi leagi bila suhu tubuh mendapai batas normal.
·         Setelah suhu bayi normal :
o   Lakukan perawatan lanjutan
o   Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu badannya setiap 3 jam.
·         Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat diberi minum dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan, nasehati ibu cara menghangatkan bayi di rumah dan melindungi dari pancaran panas yang berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar