2.1.
Batasan
Persalinan
adalah suatu proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan
dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
Tanda
dan gejala inpartu :
·
Penipisan
dan pembukaan serviks
·
Kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks
·
Adanya
show
2.2.
Fase-fase dalam kala I persalinan
2.2.1.
Fase
laten
·
Dimulai
sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap
·
Berlangsung
hingga serviks membuka < 4 cm
·
Pada
umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam
·
Kontraksi
mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
2.2.2.
Fase
aktif
·
Frekuensi
dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
·
Dari
pembungkaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam atau lebih dari 1cm hingga 2 cm
2.3.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu
bersalin
2.3.1. Anamnesis
Tujuan
anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan
dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses menbuat keputusan klinik
untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang
sesuai. Yang perlu ditanyakan pada ibu :
·
Nama, umur dan alamat
·
Gravida dan para
·
Hari pertama haid
·
Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran
ibu)
·
Riwayat alergi obat-obatan tertentu
·
Riwayat kehamilan sekarang
·
Riwayat kehamilan sebelumnya
·
Riwayat medis lainnya
·
Masalah medis saat ini
·
Pertanyaan tentang hal-hal yang belum
jelas atau berbagai bentuk kekhawatiran lainnya.
2.3.2. Pemeriksaan
fisik
Tujuan
pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya serta
tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Informasi dari hasil pemeriksaan fisik
dan anamnesis diramu/diolah untuk membuat keputusan klinik, menegakkan
diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai
dengan kondisi ibu.
Jelaskan
pada ibu dan keluarganya tentang apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan dan
apa alasannya. Anjurkan mereka untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang
diajukan sehingga mereka memahami kepentingan pemeriksaan. Langkah-langkah
dalam pemeriksaan fisik :
A. Cuci
tangan sebelum melalui pemeriksaan fisik
B. Tunjukkan
sikap ramah dan sopan, tentramkan hati dan bantu ibu merasa nyaman.
C. Minta
ibu menarik nafas perlahan dan dalam, jika ia merasa tegang/gelisah.
D. Minta
ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya. Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu,
suasanan hatinya, tingkat kegelisahan atau nyeri kontraksi, warna konjungtiva,
kebersihan, status gizi dan kecukupan air tubuh.
E. Nilai
tanda-tanda vital ibu.
F. Lakukan
pemeriksaan abdomen.
Pemeriksaan abdomen digunakan untuk
:
a. Menetukan
tinggu fundus uteri
Pastikan pengukuran dilakuakn pada
saat uterus tidak sedang kontraksi. Ukur tunggi fundus dengan menggunakan pita
pengukur. Mulai dari tepi atas simfisis pubis kemudian rentangkan pita pengukur
hingga kepuncak fundus mengikuti aksis atau linea medialis dinding abdomen.
Lebar pita harus menempel pada dinding abdomen ibu. Jarak antara tepi atas
simfisis pubis dan puncak fundus uteri adalah tinggi fundus.
b. Mementau
kontraksi uterus
Gunakan jarum detik yang ada pada
jam dinding atau jam tangan untuk mementau kontraksi uterus. Secara hati-hati
letakkan tangan penolong diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang
terjadi dalam kurun waktu 10 menit. Tentukan durasi atau lama setiap kontraksi
yang terjadi. Pada fase aktif, minimal terjadi dua kontraksi dalam 10 menit dan
lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih. Diantara dua kontraksi akan terkjadi
relaksasi dinding uterus.
c. Memantau
denyut jantung janin
Gunakan
fetoskop pinnards atau doppler untuk mendengar denyut jantaung janin (DJJ)
dalam rahim ibu dan untuk menghitung jumlah DJJ per menit, gunakan jarum detik
pada jam dinding atau jam tangan. Tentukan titik tertentu pada dinding abdomen
ibu dimana suara DJJ terdengar paling kuat.
d. Menentukan
persentasi
Untuk menentukan persentasi bayi
(apakah persentasi kepala atau bokong) :
·
Berdiri disamping ibu dan menghadap
kearah kepala ibu (minta ibu engangkat tunkai atas dan menekukkan lutut).
·
Dengan ibu jari dan jari tengah dari satu
tangan pegang bagian terbawah janin yang mengisi bagian bawah abdomen ibu.
Bagian yang berada diantara ibu jari dan jari tengah penolong adalah penunjuk
persentasi bayi.
·
Jika bagian terbawah janian belum masuk
ke dalam rongga panggul, bagian tersebut masih dapat digerakkan. Jika telah memesuki rongga panggul maka
bagian terbawah janin sulit atau tidak dapat digerakkan lagi.
·
Untuk menentukan persentasi adalah
bokong maka perhatikan dan pertimbangkan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian
tersebut. Bagian berbentuk bulat teraba keras, berbatas tegas dan mudah
digerakan biasanya adalah kepala. Jika bentuknya kurang tegas, teraba
kenyal, relatif besar dan sulit
terpegang secara mantap maka bagian tersebut adalah bokong. Istilah sungsang
digunakan untuk menunjukkan bahwa bagian terbawah adalah bokong.
e. Menentukan
bagian terbawah janin
Pemeriksaan penurunan bagaian
erbawah janin kedalam rongga panggul melalui pengukuran pada dinding abdomen
akan memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi ibu jika dibandingkan
dengan malakukan pemeriksaan dalam (vaginal
toucher).
Penurunan bagian terbawah dengan
metode 5 jari (perlimaan) adalah :
·
5/5 jika bagian terbawah janin
seluruhnya teraba di atas simfisis pubis
·
4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah
janin telah memasuki pintu atas panggul
·
3/5 jika sebgian (2/5) bagian terbawah
janin telah memasuki rongga panggul
·
2/5 jika hanya sebagian dari bagian
terbawah janin masih berada di simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati
bidang tengah rongga panggul
·
1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat
meraba bagian terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian telah
masuk kedaam rongga panggul
·
0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak
dapat diraba dari pemeriksaan luar dan seluruh bagain terbawah janin sudah
masuk kedalam rongga panggul.
G. Lakukan
pemeriksaan dalam.
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam :
a. Tutupi
badan ibu dengan sarung atau selimut
b. Minta
ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan.
c. Mencuci
tangan
Sampai sekarang
tidak mungkin mensterilkan tangan kita dengan mencuci tangan, obat apapun yang
dipergunakan.
Cara
membersihkan tangan yang dianjurkan adalah :
1)
Kuku tangan dipotong pendek dan kuku
dibersihkan terutama dibawah kuku sebelum mencuci tangan.
2)
Dengan sabun dan antiseptis tangan dan
lengan sampai 5 cm diats siku dicuci salama satu menit kemudian disiram dengan
air.
3)
Dengan sikat tangan yang steril dan
sabun antiseptis tangan masing-masing disikat selama 1 menit, kemudian lengan
sampai 5 cm diatas siku masing-masing selama 0,5 menit dan kemudian dicuci
dengan air mengalir
Kalau penolong sudah lebih dari 24
jam tidak menyikat tangannya, maka masing-masing tangan disikat selama 1,5
menit dan lengan bawah 1 menit.
Walaupun mencuci tangan tidak
menghasilkan tangan yang steril, kemungkinan infeksi kurang kalau sarung tangan
robek.
d. Tangan
yang memeriksa memakai sarung tangan karet yang steril atau DTT
e. Gunakan
kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT atau larutan
antiseptik. Basuh labia secara hati-hati, seka dari depan kebelakang untuk
menghindarkan kontaminasi feses.
f. Periksa
genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan) termasuk
kondilomata, varikositas vulva atau rektum, atau luka parut di perineum.
g. Selanjutnya
nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan per
vaginam atau mekonium.
h. Dengan
hati-hati pisahkan labium mayus dengan jari manis dan ibu jari. Masukkan jari
telunjuk yang diikuti oleh jari tengah. Jangan mengeluarkannya kedua jari
tersebut sampai pemeriksaan selesai dilakukan. Jika selaput ketuban belum
pecah, jangan melakukan tindakan amniotomi. Alasaanya amniotomi sebelum
waktunya dapat meningkatkan risiko infeksi terhadap ibu dan janin serta gawat
janin.
i.
Nilai vagina. Luka parut di vagina
mengindikasikan adanya riwayat robekan perineum atau tindakan episiotomi
sebelumnya. Hal ini merupakan informasi penting untuk menentukan tindakan pada
saat kelahiran bayi.
j.
Nilai pembukaan dan penipisan serviks
k. Pastikan
tali dan/atau bagian-bagian kecil tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan
dalam. Jika teraba maka ikuti langkah-langkah gawat darurat dan segara rujuk
ibu ke fasilitas kesehatan yang lebih sesuia.
l.
Nilai penurunan bagian terbawah janin
dan tentukan apakah bagian bawah tersebut telah masuk ke dalam rongga panggul
bandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil pemeriksaan dalam dengan hasil
pemeriksaan melalui dinding abdomen untuk menentukan kemajuan hasil persalinan
m. Jika
bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya (ubun-ubun kecil, ubun-ubun
besar atau fontanela magna) dan celah (sutura) sagitalis untuk menilai derajat
penyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin
sesuai dengan ukuran jalan lahir.
n. Jika
pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan (hati-hati),
celupkan sarung tangan kedalam larutan untuk dekontaminasi, lepaskan kedua
sarung tangan tadi secara terbalik dan rendam dalam larutan dekaontaminasi
selama 10 menit.
o. Cuci
kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk bersih dan kering
p. Bantu
ibu untuk mengmbil posisi yang lebih nyaman
q. Jelaskan
hasil-hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya.
2.3.3. Mencatat
dan mengkaji hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
Dilakuakan
ketika anamnesis sudah lengkap :
A. Catat
semua hasil temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara teliti dan lengkap.
B. Gunakan
informasin yang ada untuk menentukan apakah ibu sudah inpartu, tahapan dan fase
persalinan. Jika pembukaan serviks masih kurang dari 4 cm, berarti ibu masih
dalam fase laten kala I persalinan dan perlu penilaian ulang 4 jam kemudian.
Jika pembukaan telah mencapai atau lebih dari 4 cm maka ibu dalam fase aktif
kala I persalinan sehingga perlu dimulai pemantauan kemajuan persalinan dengan
menggunakan partograf.
C. Tentukan
ada atau tidaknya masalah atau penyulit yang harus ditatalaksana secara khusus.
D. Setiap
kali selesai melakukan penilaian, lakukan kajiann data yang terkumpul, dan buat
diagnosis berdasarkan informasi tersebut. Susun rencana penatalaksanaan asuhan
ibu bersalin. Penatalaksanaan harus didasarkan pada kajian hasil temuan
dan diagnosis.
E. Jelaskan
temuan, diagnosis dan penatalaksanaan kepada ibu dan keluraganya sehingga
mereka mengerti tentang tujuan asuhan yang akan diberikan.
2.4.
Pengenalan Dini Terhadap Masalah dan
penyulit
Pada
saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu waspasdaa
terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Ingat bahwa menunda
pemberian asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan risiko mortilitas dan
morbiditas ibu dan bayi baru lahir. Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik,
tetap waspada terhadap indikasi-indikasi dan segera lakukan tindakan yang
diperlukan. Langkah dan tindakan yang akan dipilih sebaiknya dapat memberikan
manfaat dan memastikan bahwa proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar
sehingga akan berdampak baik terhadap keselamatan ibu dan bayi yang akan
dilahirkan.
2.5.
Persiapan asuhan persalianan
2.5.1. Mempersiapkan
ruangan untuk persalianan dan kelahiran bayi
Persalianan
dan kelahiran bayi mungkin terjadi di rumah di tempat bidan, puskesmas,
polingdes atau rumah sakit. Pastikan ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang
memadai. Laksanakan upaya pencegahan infeksi (PI) sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Dimanapun
persalinan dan kelahiran bayi terjadi diperlukan hal-hal pokok seperti berikut
ini :
A. Ruangan
yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari
tiupan angin.
B. Sumber
air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebelum dan
sesudah melahirkan.
C. Air
disinfeksi tingkat tinggi untuk membersihkan vulva dan perineum sebelum
dilakukan pemeriksaan dalam dan membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir.
D. Kecukupan
air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan sarung tangan karet
untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi dan proses
peralatan.
E. Kamar
mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan.
F. Tempat
yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan, melahirkan
bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan.
G. Penerangan
yang cukup, baik yang siang maupun malam hari.
H. Tempat
tidur yang bersih untuk ibu. Tutupi kasur dengan plastik atau lembaran yang
mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama persalinan atau kelahiran bayi.
I. Tempat
yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.
J. Meja
yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.
K. Meja
untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.
2.5.2. Persiapan
perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan
Pastikan
kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan
siap pakai pada setiap persaliana dan kelahiran bayi. Jika tempat persalinan
dan kelahiran bayi akan terjadi jauh dari fasilitas kesehatan bawalah keperluan
tersebut ke lokasi persalinan. Ketidak mampuan untu menyediakan semua
perlengkapan, bahan-bahan dan obat esensial pada saat diperlukan akan
meningkatkan risiko terjadinay penyulit pada ibu dan bayi baru lahir sehingga
keadaan ini dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka.
2.5.3. Persiapan
rujukan
Jika
terjadi penyulit, keterlambatan menuju ke fasilitas yang sesuai dapat
membahayakan jiwa ibu dan/atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan
sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan/perawatan yang telah diberikan dan
semua hasil penilaian (termasuk partograf) untuk dibawa ke fasilitas rujukan
2.5.4. Memberikan
asuhan sayang ibu
A. Prinsip-prinsip
umum asuhan sayang ibu adalah :
a. Menyapa
ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang dan berikan dukungan
penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
b. Jawab
setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya.
c. Anjurkan
suami dan anggota keluarga ibu untuk
hadir dan memberikan dukungannya
d. Waspadai
gejala dan penyulit selama proses persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai
jika diperlukan
e. Siap
dengan rencana rujukan
B. Asuhan
sayang ibu selama persalinan termasuk :
a. Memberikan
dukungan emosional
b. Membantu
pengaturan posisi ibu
c. Memberikan
cairan dan nutrisi
d. Keleluasaan
untuk menggunakan kamar mandi secara teratur
e. Pencegahan
infeksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar