Laman

Cari Materi

Selasa, 28 Agustus 2018

ASUHAN PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA


2.1.Peran Bidan Pada Bayi
Seluruh bayi baru lahir hendaknya menjalani paling tidak dua pemeriksaan fisik sebelum dipulangkan dari tempat bersalin atau rumah sakit atau sebelum bidan meninggalkan rumah setelah persalinan di rumah pasien. Pemeriksaan itu meliputi :
1.      Penapisan atau skrining yang dilakukan pada saat lahir.
2.      Pemeriksaan yang lebih menyeluruh dan meliputi penilaian usia kehamilan.(1)
            Jika seorang bayi baru lahir dipulangkan setelah tinggal sebentar (6-12 jam) bayi baru lahir tersebut harus dikunjungi pada hari ketiga dan kelima setelah lahir. Jika anak tersebut berada di rumah sakit  selama 48 jam, kunjungan pertama dapat ditunda hingga bayi tersebut berusia 10-14 hari. Tujuan kunjungan ini untuk memeriksa ulang bayi baru lahir dan untuk mengkaji ulang petunjuk dan bimbingan kepada orang tua. Tujuan kunjungan bayi mencakup tiga hal :
1.      Mengidentifikasi gejala-gejala penyakit.
2.      Melakukan pemeriksaan penapisan.
3.      Memberi pendidikan dan dukungan buat orang tua. (2)
            Kalau orang tua membawa seorang bayi baru lahir yang dalam keadaan sehat, harus dikerahkan segala upaya agar anak tersebut tidak tertular anak sakit di ruang tunggu. .(1)
            Peran bidan pada bayi sehat sangat bervariasi. Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keadaan bayi tetap sehat selama 6 minggu pertama dengan melakukan kunjungan rumah. Kunjungan rumah dilakukan yaitu untuk :
·           Mengidentifikasi gejala penyakit
         Dapat dilakukan dengan mengenali tanda bahaya pada bayi.   Bidan perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya. Karena bidan tidak selalu berada di dekat bayi.
·           Memantau pertumbuhan bayi
         Dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pemeriksaan berat badan dan panjang badan. Peran bidan tidak lepas juga untuk memantau perkembangan bayi.

·           Mendidik dan memberi dukungan pada orang tua mengenai perawatan bayi
Dapat dilakukan dengan memberikan nasehat tentang perawatan bayi, meliputi memandikan, perawatan tali pusat, perawatan genitalia dan perawatan mata.

·           Menjaga bayi dari penyakit
Dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi dan mendukung pemberian ASI eksklusif. .(2)

2.2.      Bounding Attachment
Bounding attachment/keterikatan awal/ikatan batin adalah suatu  proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Proses ikatan batin antara ibu dengan bayinya ini diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang dikandung, dan dapat dimulai sejak kehamilan.
Ikatan batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.
Beberapa pemikiran dasar dari keterkaitan ini antara lain : Keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran. Tetapi si ibu telah memelihara bayinya selama kehamilan, baik si ibu maupun si ayah telah berangan-angan tentang bayi mereka kelak. Hal ini bisa menjadi perasaan positif, negatif, netral.
·           Kelahiran merupakan sebuah momen didalam kontinum keterkaitan ibu dengan bayinya ketika si bayi bergerak keluar dari dalam tubuhnya.
·           Hubungan antara ibu dan bayi adalah suatu simbiosis yang saling membutuhkan.
·           Rasa cinta menimbulkan ikatan batin/keterikatan. Untuk memperkuat ikatan ibu dengan bayi (Marshall Kalus) menyarankan ibu agar menciptakan waktu berduaan bersama bayi untuk saling mengenal lebih dalam dan menikmati kebersamaan yang disebut babymoon. (2)
            Ada tiga bagian dasar periode dimana keterikatan antara ibu dan bayi berkembang
1.         Periode prenatal
Merupakan periode selama kehamilan, dalam masa prenatal ini ketika wanita menerima fakta kehamilan dan mendefinisikan dirinya sebagai seorang ibu, memeriksakan kehamilan, mengidentifikasi bayinya sebagai individu yang terpisah dari dirinya, bermimpi dan berfantasi tentang bayinya serta membuat persiapan untuk bayi.
2.         Waktu kelahiran dan sesaat setelahnya
            Para peneliti telah memperlihatkan bahwa melodi yang menenangkan dengan ritme yang tetap, seperti musik klasik atau blues membantu menenangkan kebanyakan bayi, sedang sebagian besar dari mereka menjadi gelisah dan menendang-nendang jika yang dimainkan adalah musik rock, ini berarti bahwa para ibu dapat berkomunikasi dengan calon bayinya, jadi proses pembentukkan ikatan batin yang begitu penting dapat dimulai  waktu kelahiran dan sesaat setelahnya.
            Keterkaitan pada waktu kelahiran sejak kehamilan.ini dapat dimulai   dengan     ibu   menyentuh kepala bayinya pada bagian introitus sesaat sebelum kelahiran dan ketika bayi ditempatkan diatas perut ibu sesaat setelah kelahiran. Perilaku keterikatan ini seperti penyentuhan si ibu pada bayinya ini dimulai dengan jari-jari tangan (ekstrimitas) bayi lalu meningkat pada saat melingkari dada bayi dengan kedua tangannya dan berakhir ketika dia melindungi keseluruhan tubuh bayi dalam rengkuhan lengannya.
            Perilaku lain dalam periode ini meliputi kontak mata dan menghabiskan waktu dalam posisi en face (tatap muka), berbicara dengan bayi, membandingkan bayi dengan bayi yang telah diimpikannya selama kehamilan (jenis kelamin) dan menggunakan nama pada bayi. pada keterkaitan ini menyebabkan respon yang menciptakan interaksi dua arah yang menguatkan antara ibu dan bayinya hal ini difasilitasi karena bayi dalam fase waspada selama satu jam pertama setelah kelahiran, ini membuat bayi reseptif terhadap rangsangan.
            Pada bayi yang lahir normal, dapat dilakukan kontak kulit ke kulit dengan meletakkan bayi diatas perut ibu. Kontak dini membantu agar bayi tetap hangat. Penelitian memperlihatkan bahwa bayi-bayi yang dipegang dan disentuh secara terus menerus akan bertumbuh, berkembang dan akhirnya mencapai perilaku yang tertib, lebih cepat daripada mereka yang tidak diperlakukan demikian.
3.        Postpartum dan pengasuhan awal
Suatu hubungan berkembang seiring berjalannya waktu dan bergantung pada partisipasi kedua pihak yang terlibat. Ibu mulai berperan mengasuh bayinya dengan kasih sayang. Kemampuan untuk mengasuh agar menghasilkan bayi yang sehat hal ini dapat menciptakan perasaan puas, rasa percaya diri dan perasaan berkompeten dan sukses terhadap diri ibu.
Ada ayah yang cepat mendapatkan ikatan kuat dengan bayinya adapula yang membutuhkan waktu agak lama. Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terciptanya bounding salah satunya keterlibatan ayah saat bayi dalam kandungan. Semakin terlibat ayah, semakin mudah ikatan terbentuk.
Keterkaitan antara ibu dan bayi pada masa postpartum dapat dilakukan pada saat ibu menyusui bayi, menggantikan popok, memandikan, membuai bayi dan lain-lain. Seorang ibu seharusnya melakukan hal-hal tersebut di atas dengan melakukan komunikasi pada bayi dan melakukannya dengan penuh kasih sanya, agar ikatan ibu dan bayi makin kuat.(2)

2.3.      Metode Kanguru
Kangaroo mother care (KMC) adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau bayi stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau dirumah setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif  cara pemberian minum. (3)
Durasi
Dijalankan sampai bayi berat badan 2500 gram atau mendekati 40 minggu atau sampai bayi kurang nyaman dengan KMC, misalnya :
-          Sering bergerak
-          Gerakan ekstremitas berlebihan
-          Bila akan dilakukan KMC lagi, bayi menangis
Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan ayah, saudara atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan, bayi diberi pakaian hangat dan topi, dan diletakkan di box bayi dalam ruangan yang hangat.
Bila bayi sudah kurang nyaman dengan KMC, anjurkan ibu untuk menyapih bayi dari KMC, dan dapat melakukan kontak kulit lagi pada waktu bayi dari KMC, dan dapat melakukan kontak kulit lagi pada waktu bayi sehabis mandi, waktu malam yang dingin atau kapan saja ia menginginkan. (3)
Pakaian dan posisi
·         Berilah bayi pakaian, topi, popok dan kaos kaki yang telah dihangatkan lebih dulu.
·         Letakkan bayi di dada ibu :
F Dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan lihat apakah kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu.
F Posisikan bayi dalam “frog position” yaitu fleksi pada siku dan tungkai, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak ekstensi.
·         Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah selimut yang sudah dihangatkan sebelumnya.
F Tidak perlu baju khusus bila baju yang dikenakan sudah cukup hangat dan nyaman selama bayi kontak dengan kulit ibu.
F Pada waktu udara dingin, kamar harus hangat.
F Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dia dapat menggunakan handuk/kain (dilipat diagonal dan difiksasi dengan ikatan atau peniti yang aman di bahu ibu), kain lebar yang elastic atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
F Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh. (3)


Aktivitas Ibu
·         Ibu dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol.
·         Pada waktu tidur, KMC dapat dilaksanakan dengan cara posisi ibu setengah duduk (15° horisontal) atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu. (3)
Nutrisi dan pertumbuhan bayi
·         Posisi KMC ideal untuk menyusui bayi.
·         Ajari ibu cara menyusui dan peletakan yang benar.
·         Bila ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi kecil, dorong ibu agar mampu melakukannya.
·         Bila ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
·         Pantau dan nilai jumlah ASI yang diberikan setiap hari. Bila ibu menyusui, catat waktu ibu menyusui bayinya.
·         Timbang berat badan bayi setiap hari dan nilai peningkatannya. (3)
Pemantauan
·         Jelaskan pada ibu mengenai pola pernapasan dan warna kulit bayi normal serta kemungkinan variasinya yang masih dianggap normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui atau tidak normal.
·         Jelaskan pula bahwa KMC penting agar pernapasan bayi baik dan mengurangi risiko terjadinya apnea, disbanding bila bayi diletakkan di dalam boks.
·         Ajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung atau menyentil kaki bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir atau sekitar mulut atau napas berhenti lama.
·         Tidak perlu melakukan pemantauan suhu selama bayi kontak dengan kulit ibu :
F Bila KMC tidak dapat dilakukan terus menerus, ukur suhu aksila tiap 6 jam.
F Bila suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu tiap 12 jam selama 2 hari kemudian hentikan pengukuran.
F Bila suhu abnormal, lihat bab suhu tubuh abnormal. (3)
Memulangkan bayi
Butuh waktu beberapa hari-minggu sampai bayi siap dipulangkan, tergantung berat lahir.
·         Ibu dan bayi dapat dipulangkan apabila bayi :
F Minum baik.
F Tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
F Berat badan naik ~20 g/kg/hari selama 3 hari berturut-turut.
·         Beri dorongan bahwa ibu dapat merawat bayinya dan melanjutkan melakukan KMC di rumah dan dapat kembali untuk melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin. (3)
Kunjungan tindak lanjut
·         Satu minggu setelah pulang, timbang bayi setiap hari bila memungkinkan dan diskusikan setap masalah yang ada dengan ibu. Beri dukungan kepada ibu.
·         Pada minggu ke II, lakukan kunjungan 2 kali per minggu sampai bayi berumur 40 minggu konsepsi atau berat bayi > 2500 g. Timbang bayi dan nasihati ibu untuk menghentikan KMC bila bayi mulai kurang toleran (lihat atas).
·         Bila sudah lepas KMC, lanjutkan kunjungan tindak lanjut tiap bulan sampai bayi berumur beberapa bulan untuk memantau pemberian minum dan tumbuh kembang bayi. (3)
Metode perawatan metode kangguru memiliki tiga komponen :
1.      Kontak kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh bayi dengan dada dan perut ibu dalam baju kangguru
Ibu meupakan sumber panas bagi bayi. Konak kulit dengan kulit dmulai saat setelah lahir dan berlanjut siang dan malam. Bayi hanya memakai topi atau kain untuk menjaga kepala tetap hangat dan bayi menggunakan  bayi mendapatkan sumber panas  yang dilapisi plastik sehingga bayi mendapatkan sumber panas secara terus menerus melalui konduksi dan radiasi. Pengganti ibu boleh ayah, tante, nenek.

2.      ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah  pemberian minum hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Bayi menete segera setelah lahir dan sering. Kain yang membungkus disekeliling ibu dan anak dilonggarkan untuk meneteki. Berikan infoormasi untuk membantu ibu bagaimana meneteki bayi.
3.      Memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi
Walaupun keb utuhan ibu dan bayi terpenuhi dengan tidak memisahkan mereka. Ibu membutuhkan banyak dukungan dari suami dan keluarga yang lain untuk menjaga kontak yang terus menerus ini. Di fasilitas kesehatan petugas akan membantu. Di rumah keluarga akan membantu. (3)

BAYI
·         Pernapasan bayi baru lahir menjadi teratur dan stabil
·         Suhu bayi baru lahir meningkat dan stabil pada suhu normal (36,5-37,50C)
·         Mengurangi kejadian infeksi (terutama infeksi saluran napas dan cerna)
·         BBLR mennetek dengan baik dan berat badan menigkat dengan cepat
·         Istirahat/tidur bayi lebih banyak
·         Bayi merasa aman dan nyaman
IBU
·         Ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya secara emosional
·         Ibu menjadi merasa mampu merawat bayinya
·         Produksi ASI cukup/banyak sehingga tidak perlu tambahan susu formula
·         Ibu percaya diri, sindroma ASI kurang (-)
·         Menghemat pengeluaran biaya Rumah Tangga

Menolong ibu menjaga bayi tetap hangat dengan kontak kulit dengan kulit
Mulai kontak kulit dengan kulit segera mungkin setelah bayi lahir. Jika bayi bernapas dengan baik dan tidak memerlukan resusitasi atau tindakan pengobatan, mulai kontak kulit dengan kulit segera. (3)


2.4.      Rencana Asuhan
            Bidan harus mempunyai rencana untuk kunjungan awal bayi sehat, yang harus :
1.         Mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat kelahiran, riwayat penyakit yang terjadi pada neonatus.
2.         Mencakup pengamatan pada orang tua dan wawancara mengenai penyesuaian keluarga.
3.         Mencatat riwayat tahap interval bayi baru lahir : pemberian makan, tingkat kewaspadaan, tangis bayi, keadaan susu, kemih dan masalah lain.
4.         Mengukur berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
5.         Mengerjakan pemeriksaan fisik.
6.         Mengkaji ulang perlunya penapisan metabolik.
7.         Memberikan petunjuk dan bimbingan orang tua.
8.         Menjadwalkan kunjungan 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up.
9.    Mengingatkan kembali cara kontak dengan bidan jika terjadi kegawatan. (2)
Kunjungan dimulai dengan wawancara singkat mengenai keadaan ibu dan ayah. Perhatian khusus harus dicurahkan pada perawatan segera bayi baru lahir setelah lahir. Orang tua perlu mendiskusikan semua hal yang mereka ingat dan adanya salah tafsir mengenai periode waktu kelahiran. (2)


Pemeriksaan Fisik yang dilakukan :
1.         Penampilan Umum.
2.         Tanda nafas (bernafas tanpa kesulitan, normal 40-60 kali per menit), denyut jantung (120-160 kali/menit), dan suhu (36,50 C – 37,50 C).
3.         Berat badan (2500 gram – 4000 gram).
4.         Periksa keseluruhan tubuh bayi :
·           Kepala                                   : fontanela, sutura, molase,
                                                pembengkakan/lekukan.
·           Mata                                      : infeksi.
·           Mulut                                    : bentuk bibir dan raba bagian dalam
                                                mulut, refleks menghisap.
·           Tulang belakang                    : pembengkakan/lekukan.
·           Lengan dan tungkai              : kemampuan bergerak.
·           Kulit                                      : temperature, warna dan kelainan.
·           Tali pusat                               : cairan atau bau busuk, tali pusat
                                                bersih dan kering.
·           Alat kelamin                          :
- Laki-laki      : periksa testis, skrotum normal bentuknya, 
       - Perempuan : vagina normal (1)
Mengenal masalah/kebutuhan :
·           Tidur        : bernafas mudah, tubuh merah muda, hangat jika disentuh.
·           Bangun     : menghisap dengan baik, menangis kuat, kenaikan berat badan. (3)
Bayi dengan salah satu dari tanda-tanda bahaya berikut harus dirujuk ke dokter :
·           Menyusui dan menghisap lemah.
·           Muntah terus menerus.
·           Lethargi.
·         Demam dan hipotermi
·         Sianosis pada bibir dan kulit.
·         Ikterus berat.
·         Muntah terus menerus.
·         Muntah disertai perut kembung.
·         Perilaku yang tidak biasa dan menangis.
·         Mata mengeluarkan kotoran.
·         Kotoran bayi cair, campur lendir/darah.
·         Merah, bengkak atau keluarnya cairan dari tali pusat.
·         Diare.
·         Tidak buang air kecil beberapa kali sehari ( < 6-8 kali sehari). (3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar