2.1.Peran Bidan Pada Bayi
Seluruh bayi baru lahir hendaknya
menjalani paling tidak dua pemeriksaan fisik sebelum dipulangkan dari tempat
bersalin atau rumah sakit atau sebelum bidan meninggalkan rumah setelah
persalinan di rumah pasien. Pemeriksaan itu
meliputi :
1.
Penapisan atau skrining yang dilakukan pada saat lahir.
2.
Pemeriksaan yang lebih menyeluruh dan meliputi penilaian
usia kehamilan.(1)
Jika
seorang bayi baru lahir dipulangkan setelah tinggal sebentar (6-12 jam) bayi
baru lahir tersebut harus dikunjungi pada hari ketiga dan kelima setelah lahir.
Jika anak tersebut berada di rumah sakit
selama 48 jam, kunjungan pertama dapat ditunda hingga bayi tersebut
berusia 10-14 hari. Tujuan kunjungan ini untuk memeriksa ulang bayi baru lahir
dan untuk mengkaji ulang petunjuk dan bimbingan kepada orang tua. Tujuan
kunjungan bayi mencakup tiga hal :
1.
Mengidentifikasi gejala-gejala penyakit.
2.
Melakukan pemeriksaan penapisan.
3.
Memberi pendidikan dan dukungan buat orang tua. (2)
Kalau
orang tua membawa seorang bayi baru lahir yang dalam keadaan sehat, harus
dikerahkan segala upaya agar anak tersebut tidak tertular anak sakit di ruang
tunggu. .(1)
Peran bidan pada bayi sehat sangat
bervariasi. Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keadaan bayi tetap
sehat selama 6 minggu pertama dengan melakukan kunjungan rumah. Kunjungan rumah
dilakukan yaitu untuk :
·
Mengidentifikasi gejala
penyakit
Dapat dilakukan dengan mengenali
tanda bahaya pada bayi. Bidan perlu memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya. Karena bidan tidak
selalu berada di dekat bayi.
·
Memantau pertumbuhan bayi
Dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan fisik, khususnya pemeriksaan berat badan dan panjang badan. Peran
bidan tidak lepas juga untuk memantau perkembangan bayi.
·
Mendidik dan memberi dukungan pada orang tua mengenai
perawatan bayi
Dapat
dilakukan dengan memberikan nasehat tentang perawatan bayi, meliputi
memandikan, perawatan tali pusat, perawatan genitalia dan perawatan mata.
·
Menjaga bayi dari penyakit
Dapat
dilakukan dengan melakukan imunisasi dan mendukung pemberian ASI eksklusif. .(2)
2.2. Bounding
Attachment
Bounding attachment/keterikatan
awal/ikatan batin adalah suatu proses
dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua
yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan
saling membutuhkan.
Proses
ikatan batin antara ibu dengan bayinya ini diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang
dikandung, dan dapat dimulai sejak kehamilan.
Ikatan
batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi
sehat dan tumbuh kembang bayi.
Beberapa
pemikiran dasar dari keterkaitan ini antara lain : Keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran.
Tetapi si ibu telah memelihara bayinya selama kehamilan, baik si ibu maupun si
ayah telah berangan-angan tentang bayi mereka kelak. Hal ini bisa menjadi
perasaan positif, negatif, netral.
·
Kelahiran merupakan sebuah
momen didalam kontinum keterkaitan ibu dengan bayinya ketika si bayi bergerak
keluar dari dalam tubuhnya.
·
Hubungan antara ibu dan bayi
adalah suatu simbiosis yang saling membutuhkan.
·
Rasa cinta menimbulkan ikatan
batin/keterikatan. Untuk memperkuat ikatan ibu dengan bayi (Marshall Kalus)
menyarankan ibu agar menciptakan waktu berduaan bersama bayi untuk saling
mengenal lebih dalam dan menikmati kebersamaan yang disebut babymoon. (2)
Ada tiga bagian dasar periode dimana keterikatan antara ibu dan bayi
berkembang
1.
Periode prenatal
Merupakan
periode selama kehamilan, dalam masa prenatal ini ketika wanita menerima fakta
kehamilan dan mendefinisikan dirinya sebagai seorang ibu, memeriksakan
kehamilan, mengidentifikasi bayinya sebagai individu yang terpisah dari
dirinya, bermimpi dan berfantasi tentang bayinya serta membuat persiapan untuk
bayi.
2.
Waktu kelahiran dan sesaat
setelahnya
Para peneliti telah memperlihatkan bahwa melodi yang menenangkan
dengan ritme yang tetap, seperti musik klasik atau blues membantu menenangkan
kebanyakan bayi, sedang sebagian besar dari mereka menjadi gelisah dan
menendang-nendang jika yang dimainkan adalah musik rock, ini berarti bahwa para
ibu dapat berkomunikasi dengan calon bayinya, jadi proses pembentukkan ikatan
batin yang begitu penting dapat dimulai waktu kelahiran dan sesaat
setelahnya.
Keterkaitan pada waktu kelahiran sejak kehamilan.ini dapat dimulai dengan
ibu menyentuh kepala bayinya
pada bagian introitus sesaat sebelum kelahiran dan ketika bayi ditempatkan
diatas perut ibu sesaat setelah kelahiran. Perilaku keterikatan ini seperti
penyentuhan si ibu pada bayinya ini dimulai dengan jari-jari tangan
(ekstrimitas) bayi lalu meningkat pada saat melingkari dada bayi dengan kedua
tangannya dan berakhir ketika dia melindungi keseluruhan tubuh bayi dalam
rengkuhan lengannya.
Perilaku lain dalam periode ini meliputi kontak mata dan
menghabiskan waktu dalam posisi en face (tatap muka), berbicara dengan bayi,
membandingkan bayi dengan bayi yang telah diimpikannya selama kehamilan (jenis
kelamin) dan menggunakan nama pada bayi. pada keterkaitan ini menyebabkan
respon yang menciptakan interaksi dua arah yang menguatkan antara ibu dan
bayinya hal ini difasilitasi karena bayi dalam fase waspada selama satu jam
pertama setelah kelahiran, ini membuat bayi reseptif terhadap rangsangan.
Pada bayi yang lahir normal, dapat dilakukan kontak kulit ke kulit
dengan meletakkan bayi diatas perut ibu. Kontak dini membantu agar bayi tetap
hangat. Penelitian memperlihatkan bahwa bayi-bayi yang dipegang dan disentuh
secara terus menerus akan bertumbuh, berkembang dan akhirnya mencapai perilaku
yang tertib, lebih cepat daripada mereka yang tidak diperlakukan demikian.
3.
Postpartum dan pengasuhan awal
Suatu hubungan berkembang seiring berjalannya waktu dan
bergantung pada partisipasi kedua pihak yang terlibat. Ibu mulai berperan
mengasuh bayinya dengan kasih sayang. Kemampuan untuk mengasuh agar
menghasilkan bayi yang sehat hal ini dapat menciptakan perasaan puas, rasa
percaya diri dan perasaan berkompeten dan sukses terhadap diri ibu.
Ada ayah yang cepat mendapatkan ikatan kuat dengan
bayinya adapula yang membutuhkan waktu agak lama. Ada beberapa faktor yang ikut
mempengaruhi terciptanya bounding salah satunya keterlibatan ayah saat bayi
dalam kandungan. Semakin terlibat ayah, semakin mudah ikatan terbentuk.
Keterkaitan antara ibu dan bayi pada masa postpartum
dapat dilakukan pada saat ibu menyusui bayi, menggantikan popok, memandikan,
membuai bayi dan lain-lain. Seorang ibu seharusnya melakukan hal-hal tersebut
di atas dengan melakukan komunikasi pada bayi dan melakukannya dengan penuh
kasih sanya, agar ikatan ibu dan bayi makin kuat.(2)
2.3. Metode
Kanguru
Kangaroo mother care (KMC) adalah kontak kulit
diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan
pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai
segera setelah lahir atau bayi stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau
dirumah setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meskipun belum
bisa menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. (3)
Durasi
Dijalankan sampai bayi berat badan 2500 gram atau
mendekati 40 minggu atau sampai bayi kurang nyaman dengan KMC, misalnya :
-
Sering bergerak
-
Gerakan ekstremitas
berlebihan
-
Bila akan dilakukan KMC
lagi, bayi menangis
Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan ayah,
saudara atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan, bayi diberi
pakaian hangat dan topi, dan diletakkan di box bayi dalam ruangan yang hangat.
Bila bayi sudah kurang nyaman dengan KMC, anjurkan
ibu untuk menyapih bayi dari KMC, dan dapat melakukan kontak kulit lagi pada
waktu bayi dari KMC, dan dapat melakukan kontak kulit lagi pada waktu bayi
sehabis mandi, waktu malam yang dingin atau kapan saja ia menginginkan. (3)
Pakaian dan posisi
·
Berilah bayi pakaian,
topi, popok dan kaos kaki yang telah dihangatkan lebih dulu.
·
Letakkan bayi di dada
ibu :
F Dengan
posisi tegak langsung ke kulit ibu dan lihat apakah kepala bayi sudah
terfiksasi pada dada ibu.
F Posisikan
bayi dalam “frog position” yaitu fleksi pada siku dan tungkai, kepala dan dada
bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak ekstensi.
·
Tutupi bayi dengan
pakaian ibu ditambah selimut yang sudah dihangatkan sebelumnya.
F Tidak
perlu baju khusus bila baju yang dikenakan sudah cukup hangat dan nyaman selama
bayi kontak dengan kulit ibu.
F Pada
waktu udara dingin, kamar harus hangat.
F Bila
baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dia dapat menggunakan handuk/kain (dilipat
diagonal dan difiksasi dengan ikatan atau peniti yang aman di bahu ibu), kain
lebar yang elastic atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh
bayi.
F Dapat
pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, bayi diletakkan
diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang
dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh. (3)
Aktivitas Ibu
·
Ibu dapat bebas
bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol.
·
Pada waktu tidur, KMC
dapat dilaksanakan dengan cara posisi ibu setengah duduk (15° horisontal) atau
dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu. (3)
Nutrisi dan pertumbuhan
bayi
·
Posisi KMC ideal untuk
menyusui bayi.
·
Ajari ibu cara menyusui
dan peletakan yang benar.
·
Bila ibu cemas tentang
pemberian minum pada bayi kecil, dorong ibu agar mampu melakukannya.
·
Bila ibu tidak dapat
menyusui, berilah ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara
pemberian minum.
·
Pantau dan nilai jumlah
ASI yang diberikan setiap hari. Bila ibu menyusui, catat waktu ibu menyusui
bayinya.
·
Timbang berat badan
bayi setiap hari dan nilai peningkatannya. (3)
Pemantauan
·
Jelaskan pada ibu
mengenai pola pernapasan dan warna kulit bayi normal serta kemungkinan
variasinya yang masih dianggap normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda
yang tidak biasanya ditemui atau tidak normal.
·
Jelaskan pula bahwa KMC
penting agar pernapasan bayi baik dan mengurangi risiko terjadinya apnea,
disbanding bila bayi diletakkan di dalam boks.
·
Ajari ibu cara
menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung atau menyentil kaki bayi) bila
bayi tampak biru di daerah lidah, bibir atau sekitar mulut atau napas berhenti
lama.
·
Tidak perlu melakukan
pemantauan suhu selama bayi kontak dengan kulit ibu :
F Bila
KMC tidak dapat dilakukan terus menerus, ukur suhu aksila tiap 6 jam.
F Bila
suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu tiap 12 jam selama 2 hari
kemudian hentikan pengukuran.
F Bila
suhu abnormal, lihat bab suhu tubuh abnormal. (3)
Memulangkan bayi
Butuh
waktu beberapa hari-minggu sampai bayi siap dipulangkan, tergantung berat
lahir.
·
Ibu dan bayi dapat
dipulangkan apabila bayi :
F Minum
baik.
F Tidak
ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
F Berat
badan naik ~20 g/kg/hari selama 3 hari berturut-turut.
·
Beri dorongan bahwa ibu
dapat merawat bayinya dan melanjutkan melakukan KMC di rumah dan dapat kembali
untuk melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin. (3)
Kunjungan tindak lanjut
·
Satu minggu setelah
pulang, timbang bayi setiap hari bila memungkinkan dan diskusikan setap masalah
yang ada dengan ibu. Beri dukungan kepada ibu.
·
Pada minggu ke II, lakukan
kunjungan 2 kali per minggu sampai bayi berumur 40 minggu konsepsi atau berat
bayi > 2500 g. Timbang bayi dan nasihati ibu untuk menghentikan KMC bila
bayi mulai kurang toleran (lihat atas).
·
Bila sudah lepas KMC,
lanjutkan kunjungan tindak lanjut tiap bulan sampai bayi berumur beberapa bulan
untuk memantau pemberian minum dan tumbuh kembang bayi. (3)
Metode
perawatan metode kangguru memiliki tiga komponen :
1. Kontak
kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh bayi dengan dada dan perut ibu
dalam baju kangguru
Ibu meupakan sumber panas bagi bayi.
Konak kulit dengan kulit dmulai saat setelah lahir dan berlanjut siang dan
malam. Bayi hanya memakai topi atau kain untuk menjaga kepala tetap hangat dan
bayi menggunakan bayi mendapatkan sumber
panas yang dilapisi plastik sehingga
bayi mendapatkan sumber panas secara terus menerus melalui konduksi dan
radiasi. Pengganti ibu boleh ayah, tante, nenek.
2. ASI
eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian minum hanya ASI sampai bayi berumur
6 bulan. Bayi menete segera setelah lahir dan sering. Kain yang membungkus
disekeliling ibu dan anak dilonggarkan untuk meneteki. Berikan infoormasi untuk
membantu ibu bagaimana meneteki bayi.
3. Memberikan
dukungan terhadap ibu dan bayi
Walaupun keb utuhan ibu dan bayi
terpenuhi dengan tidak memisahkan mereka. Ibu membutuhkan banyak dukungan dari
suami dan keluarga yang lain untuk menjaga kontak yang terus menerus ini. Di
fasilitas kesehatan petugas akan membantu. Di rumah keluarga akan membantu. (3)
BAYI
|
·
Pernapasan bayi baru
lahir menjadi teratur dan stabil
·
Suhu bayi baru lahir
meningkat dan stabil pada suhu normal (36,5-37,50C)
·
Mengurangi kejadian
infeksi (terutama infeksi saluran napas dan cerna)
·
BBLR mennetek dengan
baik dan berat badan menigkat dengan cepat
·
Istirahat/tidur bayi
lebih banyak
·
Bayi merasa aman dan
nyaman
|
IBU
|
·
Ibu menjadi lebih
dekat dengan bayinya secara emosional
·
Ibu menjadi merasa
mampu merawat bayinya
·
Produksi ASI
cukup/banyak sehingga tidak perlu tambahan susu formula
·
Ibu percaya diri,
sindroma ASI kurang (-)
·
Menghemat pengeluaran
biaya Rumah Tangga
|
Menolong ibu menjaga bayi tetap hangat dengan kontak
kulit dengan kulit
Mulai
kontak kulit dengan kulit segera mungkin setelah bayi lahir. Jika bayi bernapas
dengan baik dan tidak memerlukan resusitasi atau tindakan pengobatan, mulai
kontak kulit dengan kulit segera. (3)
2.4. Rencana Asuhan
Bidan harus mempunyai rencana untuk
kunjungan awal bayi sehat, yang harus :
1.
Mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat kelahiran, riwayat
penyakit yang terjadi pada neonatus.
2.
Mencakup pengamatan pada orang tua dan wawancara mengenai
penyesuaian keluarga.
3.
Mencatat riwayat tahap interval bayi baru lahir : pemberian
makan, tingkat kewaspadaan, tangis bayi, keadaan susu, kemih dan masalah lain.
4.
Mengukur berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
5.
Mengerjakan pemeriksaan fisik.
6.
Mengkaji ulang perlunya penapisan metabolik.
7.
Memberikan petunjuk dan bimbingan orang tua.
8.
Menjadwalkan kunjungan 6-8 minggu untuk imunisasi dan
check-up.
9. Mengingatkan kembali cara kontak
dengan bidan jika terjadi kegawatan. (2)
Kunjungan dimulai dengan wawancara
singkat mengenai keadaan ibu dan ayah. Perhatian khusus harus dicurahkan pada
perawatan segera bayi baru lahir setelah lahir. Orang tua perlu mendiskusikan
semua hal yang mereka ingat dan adanya salah tafsir mengenai periode waktu
kelahiran. (2)
Pemeriksaan Fisik yang dilakukan :
1.
Penampilan Umum.
2.
Tanda nafas (bernafas tanpa
kesulitan, normal 40-60 kali per menit), denyut jantung (120-160 kali/menit),
dan suhu (36,50 C – 37,50 C).
3.
Berat badan (2500 gram – 4000
gram).
4.
Periksa keseluruhan tubuh bayi
:
·
Kepala :
fontanela,
sutura, molase,
pembengkakan/lekukan.
·
Mata : infeksi.
·
Mulut : bentuk bibir
dan raba bagian dalam
mulut, refleks
menghisap.
·
Tulang belakang : pembengkakan/lekukan.
·
Lengan dan tungkai : kemampuan
bergerak.
·
Kulit : temperature,
warna dan kelainan.
·
Tali pusat : cairan atau bau busuk, tali pusat
bersih dan kering.
·
Alat kelamin :
- Laki-laki : periksa testis,
skrotum normal bentuknya,
- Perempuan : vagina normal (1)
Mengenal masalah/kebutuhan :
·
Tidur : bernafas mudah, tubuh merah muda, hangat jika disentuh.
·
Bangun : menghisap dengan baik, menangis kuat, kenaikan berat badan. (3)
Bayi dengan salah satu dari tanda-tanda bahaya berikut harus dirujuk
ke dokter :
·
Menyusui dan menghisap lemah.
·
Muntah terus menerus.
·
Lethargi.
·
Demam dan hipotermi
·
Sianosis pada bibir dan kulit.
·
Ikterus berat.
·
Muntah terus menerus.
·
Muntah disertai perut kembung.
·
Perilaku yang tidak biasa dan
menangis.
·
Mata mengeluarkan kotoran.
·
Kotoran bayi cair, campur
lendir/darah.
·
Merah, bengkak atau keluarnya
cairan dari tali pusat.
·
Diare.
·
Tidak buang air kecil beberapa
kali sehari ( < 6-8 kali sehari). (3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar