Definisi
Tujuan
dan kegunaan ekstraksi forseps:
1. Traksi,
yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan yang disebabakan oleh karena
satu hal dan lainnya.
2. Koreksi,
merubah letak kepala bila ubun-ubun kecil (UUK) terletak dikiri atau dikanan
depan, ataupun pada keadaan tertentu dimana UUK melintang kiri dan kanan atau
UUK kiri atau kanan terletak di belakang, sehingga menjadi UUK depan (di bawah
simfisis pubis.
3. Kompresi,
yaitu untuk menambah moulage kepala.
Forseps (cunam) obstetris dirancang untuk
mengeluarkan janin. Forseps berfungsi sebagai ekstraktor, rotator, atau
kduanya. Fungsi terpentingnya adalah
ekstraksi walaupun terutama pada posisi oksiput lintang atau posterior, forsep
sanat berguna untuk melakukan rotasi. Secara umum, fosreps Simpson digunakan
untuk melahirkan janin yang kepalanya mengalami molage, seperti ynag serinng
dijumpai pada wanita nullipara. Instrumen Tucker-McLane sering digunakan untuk
janin dengan kepala membulat, yang lebih sering dijumpai pada multipara. Namun,
pada sebagian besar keadaan, kedua instrumen tersebut dapat digunakan. Pada
beberapa keadaan, forseps mungkin lebih dibutuhkan, misalnya pada sebagian
kasus kemacetan lintang dalam ( deef
transverse arrest) dengan kepala janin dalam posisi melintang jauh di dalam
panggul dengan oksiput dibawah spina. Apabila tidak jelas terdapat disproporsi
sepalopelviks dan kontraksi uterus tidak adekuat, kemacetan lintang
kadang-kadang dapat diatasi dengan stimulasi oxitosin.
Jenis
tindakan forseps
Berdasarkan pada jauhnya turun
kepala, dapat dibedakan beberapa macam tindakan ekstraksi forseps.
-Forseps
rendah (Low forseps=outlet forseps)
Pada forseps rendah, kepala sudah turun di H IV
(st.+3) artinya ukuran kepala yang terbesar sudah melewati pintu atas panggul
dan telah sampai ke dasar panggul, dan telah terlihat dari luar.
-
forseps tengah (mid forseps
forseps
tengah, kepala sudah turun sampai H III(st.0), aertinya ukuran kepala terbesar
telah melewati pintu atas panggul, tapi belum sampaia ke dasar panggul.
Syarat-syarat untuk forseps rendah belum terpenuhi.
-
forseps tinggi (high forseps)
Pada forseps tinggi, kepala sudah sampai H I-II
(st.-2, belum memasuki pintu atas panggul), artinya ukuran terbesar kepala
belum melewati pintu atas panggul, dengan perkataan lain kepala masih dapat
goyang. Forseps tinggi ini sekarang tidak dilakukan lagi karena banyak sekali
komplikasi untuk ibu maupun untuk janin. sebagai gantinya sekarang dilakukan
seksio sesarea.
Syarat-syarat ektraksi
forseps:
1. Kepala
harus sudah cukup. Pembentukan kaput suksedaneum yang luas dan moulage dapat
menyababkan station kepala jain sulit dipastikan. Apabila penentuan station
sulit diakukan, perlu disadari bahwa prosedur forseps rendah mungkin sebenarnya
adalah tindakan forseps tengah yng sulit. Forseps jangan digunakan sampai
ketinggian kepala sudah cukup rendah agar prosedur terjamin aman. Prinsip
penatalaksanaan yang sama juga berlaku
untuk penggunaan forseps pada bola frekuensi denyut jantung janin yang tidak
meyakinkan saat kepala tidak berada dekat dasar panggul.
2. Presentasi
janin harus puncak kepala atau muka dengan dagu di anterior.
3. Posisi
kepala janin harus dikethui secara pasti sehingga forseps dapat dipasang
dikepala dengan tepat.
4. Serviks
harus membuka lengkap sebelum forseps dipasang. Apabila janin harus segera
dilahirkan sebelum serviks membuka lengkap, diindikasikan melakukan seksio
sesaria.
5. Sebelum
pemasangan forseps, selaput ketuban harus dipecahkan agar kepala janin dapat
dipegang dengan erat oleh daun forseps.
6. Harus
tidak ada disproporsi antara ukuran panggul atau pintu tengah panggul.
Indikasi forseps
Terminasi persalinnan menggunakan forseps,
selama dilakukan dengan aman, di indikasikan untuk semua keadaan yang mengancam
ibu atau janin dan besar kemungkinnan akan hilang setelah janin dilahirkan.
Indikasi
pada ibu antara lain:
-
penyakit jantung
- cedera
atau gangguan paru
- penyakit
neurologis tertentu
- kelelahan
- persalinnan
kala dua yang berkepanjangan
Persalinan kala dua yang berkepanjangan
didefinisikan oleh (ACOG,2000) sebagai
persalinan kala dua yang lebih dari tiga jam dengan analgesia regional dan
lebih dari dua jam tanpa analgesia regional pada wanita nullipara. Pada wanita
para, keadaan ini didefinisikan sebagai persalinan kala dua yang lebih dari dua
jam dan lebih dari satu jam tanpa analgesia regional. Forseps tengah jarang di
indikasikan untuk terminasi persalinan semata-mata karena alasan pada pihak
ibu. Dengan demikian, percepatan kala dua atas alasan ibu umumnya harus
dilakukan dengan forseps pintu bawah panggul atau forseps rendah.
Indikasi pada janin untuk pelahiran dengan
bantuan forseps atau vakum antara lain:
-
Prolaps tali pusat
-
Pemisahan plasenta prematur
-
Pola frekuensi denyut jantung janin yang tidak
meyakinkan (takikardi ataupun bradikardi)
-
Adanya mekonium (pada janin letak kepala)
Pada kasus pola frekuensi denyut jantung janin
yang tidak meyakinkan, perlu diterangkan pola frekuensi denyut jantung tersebut
serta ketinggian aplikasi forseps yang direncanaan dalam catatan tertulis yang
jelas.
Kontraindikasi
-
Janin sudah lama mati sehingga kepala tidak
bulat dan keras lagi, menyebabkan kepala sulit dipegang dengan forseps.
-
Anensefalus
-
Adanya disproporsi sefalopelvik
-
Kepala masih tinggi (ukuran terbesar kepala
belum melawati pintu atas panggul)
-
Pembukaan belum lengkap
-
Pasie bekas operasi vesiko-vaginal fistal
-
Jika lingkaran kontraksi patologik Bandl sudah
hampir setinggi pusat atau lebih
TEKNIK EKSRTAKSI FORSEP
Pemasangan Forsep
Forseps
dibentuk sedemikian pas sehingga lengkung kepala pas dengan sisi kepala janin.
diameter biparietal kepala janin bersesuaian dengan jarak terjauh antara kedua
daun dalam keadaan terpasang. Karena itu, kepala jani akan terpegang erat hanya
apabila sumbu panjang daun sesuai dengan diameter oksipitomentalis, dengan
bagian terbesar daun menutupi muka janin, sedangkan tepi cekung daun mengarah ke
sutura sagitalis atau muka. Apabila terpasang demikian, forseps tidak akan
selip, dan traksi dapat dilakukan secara optimal. Namun, apabila forseps
terpasang oblik, dengan satu daun diatas alis dan yang lain di regio mastoid yang
berlawanan, pegangan akan kurang mantap dan kepala janin dapat mengalami trauma
akibat tekanan. Pada sebagian besar forseps, apabila salah satu daun terpasang
di alis dan yang lain menutupi oksiput, instrumen tidak dapat dikunci, atau
apabila terkunci, daun-daun akan terlepas saat dilakukan traksi. Karena itu,
forseps harus dipasang secara langsung ke sisi kepala janin disepanjang
diameter oksipitomentalis, disebut sebagai aplikasi biparietal atau bimalar.
Pelahiran Dengan Forsep Outlet
Hambatan
terhadap pelahiran biasanya adalah gaya dorongan yang tidak kuat, resisten
perineum, atau keduanya. Pada keadaan semacam ini, sutura sagitalis menempati
diameter anteroposterior dibawah pintu panggul, dengan ubun-ubun kecilmengarah
ke simfisi pubis atau cekungan sakrum. Pada kedua keadaan, apabila dimasukan ke
tiap sisipanggil, forseps akan memegang kepala janin dengan tepat.daun kiri
dimasukkan dengan tangan kiri ke sisi kiri panggul, kemudian daun kanan
dimasukkan dengan tangan kanan ke sisi kanan panggul, sebagi berikit:dua atau
lebih jari tangan kanan termasun ke dalam vagina ke posterior vulva dan ke
dalam vagina disamping.sendok kiri kemudian dipegang diantara ibu jari da i u
jari tangan kiri, seperti memegang pena, dan ujung daun secara perlahan
dimasukkan ke dalam vagina diantara kepala janin dam pembekuan palmar jari-jari
tangan kanan yang berfungsi sebagai berikut:
Pegangan
dan sendok mula-mula dipegang hampir vertikal; Tetapi sewaktu daun menyesuaikan
bentuknya dengan kepala janin, pegangan dan sendok akan turun sehingga akhirnya
berada dalam posisi horizontal.
Seperti
sebelumnya, dua atau lebih jari tangan kiri kemudian dimasukkan kebagian
posterior kanan vagina unuk berfungsi sebagai penuntun daun kanan yang dipegang
oleh tangan kanan dan dimasukkan ke dalam vagina. Jari-jari penuntun tersebut
kemudian dikeluarkan dan sendok yang telah berada posisi horizontal dikunci
Pemeriksaan Setelah Pemasangan
Pemasangan
sekarang diperiksa sebelum penarika dilakukan. Pada posisi oksiput anterior,
kedua daun yang terpasng dengan benar akan memiliki jarak yang sama dari sutura
sagitalis. Pada posisi oksiput posterior, kedua daun memiliki jarak yang sama dari
garis tengah, muka dan alis.
Traksi
Apabila
sudah dipastikan bahwa daun terpasang dengan memuaskan, dilakukan tarikan
ringan, intermiten, dan horizontal sampai perineum mulai mengembung. Pada
beberapa kasus, dilakukan rotasi ke oksiput anterior sebelum dilakukan tarikan.
Traksi harus selalu dlakukan dengan hati-hati dan jangn dengan kekuatan
berlebihan. Sewaktu vulvateregang oleh oksiput, dapat dilakukan episiotomi
apabila diindikasikan. Dilakukan tarikan yang lebih horizontal, dan pegangan
forsepssecara bertahap diangkat, sehinggga akhirnya mengarah hampir tegak
lurusa seiring dengan menyembulnya tulang-tulang parietal. Pada posisi kepala
di oksiput anterior, perasat ini memenfaatkan diameter terkecilkepala janin dan
membawa regio suboksipitalis ke bawah simfisis. Sewaktu pegangan di angkat,
kepala terekstensi. Sewaktu melakukan tarikan, ke atas, keempat jaritangan
harus menggenggampermukaan atas pegangan dan tangkai, sementara ibu jari
melakukan tekanan dipermukaan bawah.
Sewaktu
kepala janin lahir, sedapat mungkin persalinan menyerupai persalinan spontan. Dengan
demikian, traksi harus intermiten,dan kepala didibiarkan turun dalam interval,
seperti pada persalinan spontan. Kecuali apabila diindikasikan pelahiran secara
cepat, misalnya bradikardia janin berat, pelahiran harus dilakukan cukup lamba,
tidak tergesa-gesa, dan hati-hati untuk mencegah tekanan yang berlebihan pada
kepala janin. tarikan sebaiknya dilakukan pada saat timbul his.
TEKNIK
FORSEPS NAEGELE
1.
Lakukan pemeriksaan dalam lebih dahulu
untuk memastikan posisi kepala anak (ubun-ubun kecil), besarnya pembukaan
serviks uteri, dan turunnya kepala.
2.
Orientasi forseps
Artinya mengira-ngira
dari luar kira-kira bagaimana letak forseps nanti jika sekiranya forseps sudah
terpasang. Ancang-ancang forseps ini dilakukan dalam keadaan terkunci dimuka
vulva. Kunci forseps hampir selalu menghadap kearah ubun-ubun kecil.
3.
Memasang
forseps
Sebelum memasang
forseps, kepala harus difiksir dulu dari atas simfisis pubis oleh seorang
pembantu supaya kepala tidak naik lagi sewaktu sendok forseps dimasukkan.
4.
Forseps dikunci
Forseps baru bisa dikunci, jika kedua
tangkai forseps berada dalam posisi sejajar
5.
Periksa dalam ulangan
Maksudnya untuk
memeriksa:
·
Apakah ada bagian-bagian jalan lahir
yang terjepit antara forseps dan kepala
·
Apakah letak forseps sudah betul
·
Apakah terjadi perubahan dari letak
kepala
·
Apakah kepala naik lagi sewaktu
memasukkan daun forseps
6.
Traksi percobaan
Dengan meletakkan
tangan kiri diatas forseps dan ujung jari pada kepala, tangan kanan menarik
forseps. Bila sewaktu menarik, kepala ikut tertarik dan terasa pada ujung jari
ada dorongan kepala, ini artinya forseps sudah benar letaknya. Bila sewaktu
menarik, kepala tidak ikut tertarik atau forseps terlepas, artinya forseps
tidak benar letaknya.
7.
Traksi
Traksi harus dilakukan
dengan tenaga yang tetap dan arah tarikan yang sesuai dengna sumbu jalan lahir
8.
Pengeluaran plasenta
Sesudah janin
seluruhnya lahir, plasenta dikeluarkan secara manual (kalau memakai narkose
umum, jika tidak plasenta dapat ditunggu lahir spontan.
9.
Eksplorasi kavum uteri
Lakukan eksplorasi dari
kavum uteri untuk melihat apakah ada sisa-sisa plasenta yang ketinggalan atau
apakah terjadi ruptura uteri.
10.
Inspeksi jalan lahir dengan spekulum
Tujuannya adalah
untuk melihat apakah terjadi robekan-robekan pada serviks uteri, forniks
posterior, dinding vagina atau apakah ada varices dari vagina yang pecah.
Setelah hal-hal ini selesai, pasien selanjutnya dirawat seperti biasa.
Penggunaan Forceps dapat
mengakibatkan komplikasi pada bayi salah satunya
1. Kerusakan
yang dangkal oleh tekanan dari forceps (kerusakan setempat)
·
Luka-luka, oedema atau
haematoma pada kuliit muka
·
Tekanan pada N.
facialis, plexus cervicalis
2. Kerusakan
yang dalam oleh tekanan forceps (kerusakan jauh)
·
Perdarahan dalam
tengkorak
·
Fraktur dari dasar
tengkorak
·
Impresi fraktur
Menurut
(Broekhuizen, 1987 ; Dell dkk., 1985; Galbraith, 1994; Govart dkk., 1992).
Adapula komplikasi yang dapat taerjadi karena forceps yaitu, perdarahan
subkonjungtiva, fraktur clavikula, distosia bahu, cedera saraf cranialis ke 6
dan ke 7, Erb palsy, perdarahan retina dan kematian janin.
Hasil serupa
dilaporkan Benjamin dan Khan (1993) serta Kuit dkk (1993). Berkus dkk (1985),
dipihak lain, tidak mendapatkan peningkatan morbiditas neonatus yang serius,
termasuk perdarahan retina.
Gejala-gejala
perdarahan dalam tengkorak
·
Anak lahir dengan
bebang putih
·
Menagis dengan
merintih, tak kuat
·
Demam
·
Kejang-kejang
·
Nystagmus atau
strabismus
Terapi
·
Bayi dimmasukan dalam
couveuse, perawatan dalam tempat tidur
·
Kempala ditinggikan
·
Vitamin K
·
Luminal untuk
kejang-kejang
Prognosa
Buruk,
seringkali anak meninggal.
Kalau
tidak mati, ada kemungkinan ia terkena keterbelakangan, bodoh atau menderita
epilepsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar