Laman

Cari Materi

Rabu, 29 Agustus 2018

Ekstraksi Forseps


Definisi
Tujuan dan kegunaan ekstraksi forseps:
1.      Traksi, yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan yang disebabakan oleh karena satu hal dan lainnya.
2.      Koreksi, merubah letak kepala bila ubun-ubun kecil (UUK) terletak dikiri atau dikanan depan, ataupun pada keadaan tertentu dimana UUK melintang kiri dan kanan atau UUK kiri atau kanan terletak di belakang, sehingga menjadi UUK depan (di bawah simfisis pubis.
3.      Kompresi, yaitu untuk menambah moulage kepala.
Forseps (cunam) obstetris dirancang untuk mengeluarkan janin.  Forseps  berfungsi sebagai ekstraktor, rotator, atau kduanya.  Fungsi terpentingnya adalah ekstraksi walaupun terutama pada posisi oksiput lintang atau posterior, forsep sanat berguna untuk melakukan rotasi. Secara umum, fosreps Simpson digunakan untuk melahirkan janin yang kepalanya mengalami molage, seperti ynag serinng dijumpai pada wanita nullipara. Instrumen Tucker-McLane sering digunakan untuk janin dengan kepala membulat, yang lebih sering dijumpai pada multipara. Namun, pada sebagian besar keadaan, kedua instrumen tersebut dapat digunakan. Pada beberapa keadaan, forseps mungkin lebih dibutuhkan, misalnya pada sebagian kasus kemacetan lintang dalam ( deef transverse arrest) dengan kepala janin dalam posisi melintang jauh di dalam panggul dengan oksiput dibawah spina. Apabila tidak jelas terdapat disproporsi sepalopelviks dan kontraksi uterus tidak adekuat, kemacetan lintang kadang-kadang dapat diatasi dengan stimulasi oxitosin. 
            Jenis tindakan forseps
            Berdasarkan pada jauhnya turun kepala, dapat dibedakan beberapa macam tindakan ekstraksi forseps.
-Forseps rendah (Low forseps=outlet forseps)
Pada forseps rendah, kepala sudah turun di H IV (st.+3) artinya ukuran kepala yang terbesar sudah melewati pintu atas panggul dan telah sampai ke dasar panggul, dan telah terlihat dari luar.
- forseps tengah (mid forseps
 forseps tengah, kepala sudah turun sampai H III(st.0), aertinya ukuran kepala terbesar telah melewati pintu atas panggul, tapi belum sampaia ke dasar panggul. Syarat-syarat untuk forseps rendah belum terpenuhi.
- forseps tinggi (high forseps)
Pada forseps tinggi, kepala sudah sampai H I-II (st.-2, belum memasuki pintu atas panggul), artinya ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul, dengan perkataan lain kepala masih dapat goyang. Forseps tinggi ini sekarang tidak dilakukan lagi karena banyak sekali komplikasi untuk ibu maupun untuk janin. sebagai gantinya sekarang dilakukan seksio sesarea.
Syarat-syarat ektraksi forseps:
1.    Kepala harus sudah cukup. Pembentukan kaput suksedaneum yang luas dan moulage dapat menyababkan station kepala jain sulit dipastikan. Apabila penentuan station sulit diakukan, perlu disadari bahwa prosedur forseps rendah mungkin sebenarnya adalah tindakan forseps tengah yng sulit. Forseps jangan digunakan sampai ketinggian kepala sudah cukup rendah agar prosedur terjamin aman. Prinsip penatalaksanaan  yang sama juga berlaku untuk penggunaan forseps pada bola frekuensi denyut jantung janin yang tidak meyakinkan saat kepala tidak berada dekat dasar panggul.
2.    Presentasi janin harus puncak kepala atau muka dengan dagu di anterior.
3.    Posisi kepala janin harus dikethui secara pasti sehingga forseps dapat dipasang dikepala dengan tepat.
4.    Serviks harus membuka lengkap sebelum forseps dipasang. Apabila janin harus segera dilahirkan sebelum serviks membuka lengkap, diindikasikan melakukan seksio sesaria.
5.    Sebelum pemasangan forseps, selaput ketuban harus dipecahkan agar kepala janin dapat dipegang dengan erat oleh daun forseps.
6.    Harus tidak ada disproporsi antara ukuran panggul atau pintu tengah panggul.
Indikasi forseps
Terminasi persalinnan menggunakan forseps, selama dilakukan dengan aman, di indikasikan untuk semua keadaan yang mengancam ibu atau janin dan besar kemungkinnan akan hilang setelah janin dilahirkan.
Indikasi pada ibu antara lain:
- penyakit jantung
- cedera atau gangguan paru
- penyakit neurologis tertentu
- kelelahan
- persalinnan kala dua yang berkepanjangan
Persalinan kala dua yang berkepanjangan didefinisikan oleh (ACOG,2000) sebagai persalinan kala dua yang lebih dari tiga jam dengan analgesia regional dan lebih dari dua jam tanpa analgesia regional pada wanita nullipara. Pada wanita para, keadaan ini didefinisikan sebagai persalinan kala dua yang lebih dari dua jam dan lebih dari satu jam tanpa analgesia regional. Forseps tengah jarang di indikasikan untuk terminasi persalinan semata-mata karena alasan pada pihak ibu. Dengan demikian, percepatan kala dua atas alasan ibu umumnya harus dilakukan dengan forseps pintu bawah panggul atau forseps rendah.
Indikasi pada janin untuk pelahiran dengan bantuan forseps atau vakum antara lain:
-            Prolaps tali pusat
-            Pemisahan plasenta prematur
-            Pola frekuensi denyut jantung janin yang tidak meyakinkan (takikardi ataupun bradikardi)
-            Adanya mekonium (pada janin letak kepala)
Pada kasus pola frekuensi denyut jantung janin yang tidak meyakinkan, perlu diterangkan pola frekuensi denyut jantung tersebut serta ketinggian aplikasi forseps yang direncanaan dalam catatan tertulis yang jelas.
Kontraindikasi
-                 Janin sudah lama mati sehingga kepala tidak bulat dan keras lagi, menyebabkan kepala sulit dipegang dengan forseps.
-                 Anensefalus
-                 Adanya disproporsi sefalopelvik
-                 Kepala masih tinggi (ukuran terbesar kepala belum melawati pintu atas panggul)
-                 Pembukaan belum lengkap
-                 Pasie bekas operasi vesiko-vaginal fistal
-                 Jika lingkaran kontraksi patologik Bandl sudah hampir setinggi pusat atau lebih

TEKNIK EKSRTAKSI FORSEP

Pemasangan Forsep
Forseps dibentuk sedemikian pas sehingga lengkung kepala pas dengan sisi kepala janin. diameter biparietal kepala janin bersesuaian dengan jarak terjauh antara kedua daun dalam keadaan terpasang. Karena itu, kepala jani akan terpegang erat hanya apabila sumbu panjang daun sesuai dengan diameter oksipitomentalis, dengan bagian terbesar daun menutupi muka janin, sedangkan tepi cekung daun mengarah ke sutura sagitalis atau muka. Apabila terpasang demikian, forseps tidak akan selip, dan traksi dapat dilakukan secara optimal. Namun, apabila forseps terpasang oblik, dengan satu daun diatas alis dan yang lain di regio mastoid yang berlawanan, pegangan akan kurang mantap dan kepala janin dapat mengalami trauma akibat tekanan. Pada sebagian besar forseps, apabila salah satu daun terpasang di alis dan yang lain menutupi oksiput, instrumen tidak dapat dikunci, atau apabila terkunci, daun-daun akan terlepas saat dilakukan traksi. Karena itu, forseps harus dipasang secara langsung ke sisi kepala janin disepanjang diameter oksipitomentalis, disebut sebagai aplikasi biparietal atau bimalar.

Pelahiran Dengan Forsep Outlet
Hambatan terhadap pelahiran biasanya adalah gaya dorongan yang tidak kuat, resisten perineum, atau keduanya. Pada keadaan semacam ini, sutura sagitalis menempati diameter anteroposterior dibawah pintu panggul, dengan ubun-ubun kecilmengarah ke simfisi pubis atau cekungan sakrum. Pada kedua keadaan, apabila dimasukan ke tiap sisipanggil, forseps akan memegang kepala janin dengan tepat.daun kiri dimasukkan dengan tangan kiri ke sisi kiri panggul, kemudian daun kanan dimasukkan dengan tangan kanan ke sisi kanan panggul, sebagi berikit:dua atau lebih jari tangan kanan termasun ke dalam vagina ke posterior vulva dan ke dalam vagina disamping.sendok kiri kemudian dipegang diantara ibu jari da i u jari tangan kiri, seperti memegang pena, dan ujung daun secara perlahan dimasukkan ke dalam vagina diantara kepala janin dam pembekuan palmar jari-jari tangan kanan yang berfungsi sebagai berikut:
Pegangan dan sendok mula-mula dipegang hampir vertikal; Tetapi sewaktu daun menyesuaikan bentuknya dengan kepala janin, pegangan dan sendok akan turun sehingga akhirnya berada dalam posisi horizontal.
Seperti sebelumnya, dua atau lebih jari tangan kiri kemudian dimasukkan kebagian posterior kanan vagina unuk berfungsi sebagai penuntun daun kanan yang dipegang oleh tangan kanan dan dimasukkan ke dalam vagina. Jari-jari penuntun tersebut kemudian dikeluarkan dan sendok yang telah berada posisi horizontal dikunci

Pemeriksaan Setelah Pemasangan
Pemasangan sekarang diperiksa sebelum penarika dilakukan. Pada posisi oksiput anterior, kedua daun yang terpasng dengan benar akan memiliki jarak yang sama dari sutura sagitalis. Pada posisi oksiput posterior, kedua daun memiliki jarak yang sama dari garis tengah, muka dan alis.

Traksi
Apabila sudah dipastikan bahwa daun terpasang dengan memuaskan, dilakukan tarikan ringan, intermiten, dan horizontal sampai perineum mulai mengembung. Pada beberapa kasus, dilakukan rotasi ke oksiput anterior sebelum dilakukan tarikan. Traksi harus selalu dlakukan dengan hati-hati dan jangn dengan kekuatan berlebihan. Sewaktu vulvateregang oleh oksiput, dapat dilakukan episiotomi apabila diindikasikan. Dilakukan tarikan yang lebih horizontal, dan pegangan forsepssecara bertahap diangkat, sehinggga akhirnya mengarah hampir tegak lurusa seiring dengan menyembulnya tulang-tulang parietal. Pada posisi kepala di oksiput anterior, perasat ini memenfaatkan diameter terkecilkepala janin dan membawa regio suboksipitalis ke bawah simfisis. Sewaktu pegangan di angkat, kepala terekstensi. Sewaktu melakukan tarikan, ke atas, keempat jaritangan harus menggenggampermukaan atas pegangan dan tangkai, sementara ibu jari melakukan tekanan dipermukaan bawah.
Sewaktu kepala janin lahir, sedapat mungkin persalinan menyerupai persalinan spontan. Dengan demikian, traksi harus intermiten,dan kepala didibiarkan turun dalam interval, seperti pada persalinan spontan. Kecuali apabila diindikasikan pelahiran secara cepat, misalnya bradikardia janin berat, pelahiran harus dilakukan cukup lamba, tidak tergesa-gesa, dan hati-hati untuk mencegah tekanan yang berlebihan pada kepala janin. tarikan sebaiknya dilakukan pada saat timbul his.

TEKNIK FORSEPS NAEGELE
1.             Lakukan pemeriksaan dalam lebih dahulu untuk memastikan posisi kepala anak (ubun-ubun kecil), besarnya pembukaan serviks uteri, dan turunnya kepala.
2.             Orientasi forseps
Artinya mengira-ngira dari luar kira-kira bagaimana letak forseps nanti jika sekiranya forseps sudah terpasang. Ancang-ancang forseps ini dilakukan dalam keadaan terkunci dimuka vulva. Kunci forseps hampir selalu menghadap kearah ubun-ubun kecil.
3.              Memasang forseps
Sebelum memasang forseps, kepala harus difiksir dulu dari atas simfisis pubis oleh seorang pembantu supaya kepala tidak naik lagi sewaktu sendok forseps dimasukkan.


4.             Forseps dikunci
Forseps baru bisa dikunci, jika kedua tangkai forseps berada dalam posisi sejajar

5.             Periksa dalam ulangan
Maksudnya untuk memeriksa:
·                Apakah ada bagian-bagian jalan lahir yang terjepit antara forseps dan kepala
·                Apakah letak forseps sudah betul
·                Apakah terjadi perubahan dari letak kepala
·                Apakah kepala naik lagi sewaktu memasukkan daun forseps

6.             Traksi percobaan
Dengan meletakkan tangan kiri diatas forseps dan ujung jari pada kepala, tangan kanan menarik forseps. Bila sewaktu menarik, kepala ikut tertarik dan terasa pada ujung jari ada dorongan kepala, ini artinya forseps sudah benar letaknya. Bila sewaktu menarik, kepala tidak ikut tertarik atau forseps terlepas, artinya forseps tidak benar letaknya.

7.             Traksi
Traksi harus dilakukan dengan tenaga yang tetap dan arah tarikan yang sesuai dengna sumbu jalan lahir

8.             Pengeluaran plasenta
Sesudah janin seluruhnya lahir, plasenta dikeluarkan secara manual (kalau memakai narkose umum, jika tidak plasenta dapat ditunggu lahir spontan.

9.             Eksplorasi kavum uteri
Lakukan eksplorasi dari kavum uteri untuk melihat apakah ada sisa-sisa plasenta yang ketinggalan atau apakah terjadi ruptura uteri.

10.         Inspeksi jalan lahir dengan spekulum

Tujuannya adalah untuk melihat apakah terjadi robekan-robekan pada serviks uteri, forniks posterior, dinding vagina atau apakah ada varices dari vagina yang pecah. Setelah hal-hal ini selesai, pasien selanjutnya dirawat seperti biasa.

Penggunaan Forceps dapat mengakibatkan komplikasi pada bayi salah satunya
1.      Kerusakan yang dangkal oleh tekanan dari forceps (kerusakan setempat)
·         Luka-luka, oedema atau haematoma pada kuliit muka
·         Tekanan pada N. facialis, plexus cervicalis
2.      Kerusakan yang dalam oleh tekanan forceps (kerusakan jauh)
·         Perdarahan dalam tengkorak
·         Fraktur dari dasar tengkorak
·         Impresi fraktur

Menurut (Broekhuizen, 1987 ; Dell dkk., 1985; Galbraith, 1994; Govart dkk., 1992). Adapula komplikasi yang dapat taerjadi karena forceps yaitu, perdarahan subkonjungtiva, fraktur clavikula, distosia bahu, cedera saraf cranialis ke 6 dan ke 7, Erb palsy, perdarahan retina dan kematian janin.
Hasil serupa dilaporkan Benjamin dan Khan (1993) serta Kuit dkk (1993). Berkus dkk (1985), dipihak lain, tidak mendapatkan peningkatan morbiditas neonatus yang serius, termasuk perdarahan retina.

Gejala-gejala perdarahan dalam tengkorak
·         Anak lahir dengan bebang putih
·         Menagis dengan merintih, tak kuat
·         Demam
·         Kejang-kejang
·         Nystagmus atau strabismus
Terapi
·         Bayi dimmasukan dalam couveuse, perawatan dalam tempat tidur
·         Kempala ditinggikan
·         Vitamin K
·         Luminal untuk kejang-kejang

Prognosa
Buruk, seringkali anak meninggal.
Kalau tidak mati, ada kemungkinan ia terkena keterbelakangan, bodoh atau menderita epilepsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar