PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN HASIL KONSEPSI
2.1 Plasenta
2.1.1 Pengertian
plasenta
Plasenta berasal
dari penggabungan vili korionik dan endometrium uterus. Plasenta berbentuk bundar
dengan diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. beratnya
rata-rata 500 gram.
Umumnya plasenta berbentuk
lengkap pada kehamilan lebih kyrang 16 minggu letak plasenta umumnya di depan
atau di belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri.
2.1.2 Hubungan plasenta dengan tali pusat :
- Ditengah
: keadaan ini disebut Insersio sentralis.
- Agak
kepinggir : keadaan ini disebut Insersio lateralis.
- Dipinggir
: keadaan ini disebut Insersio marginalis.
- Diluar plasenta : keadaan ini disebut Insersio
velamentosa. Hubungan tali pusat dengan plasenta
melalui selaput janin.
2.1.3 Pembentukan plasenta :
Pada awalnya, vili korionik dapat terlihat diatas keseluruhan permukaan
embrio yang tertanam. Sejalan dengan semakin membesarnya embrio yang
berkembang, vili dibawah bagian desidua kapsularis endometrium menghilang.
Vili korionik dibawah embrio tetap ada dan semakin berkembang. Percabangan
dan pembesarrannya disebut korion frondosum. Korion frondosum dan bagian
desidua basalis endometrium bergabung membentuk plasenta . Embrio dilekatkan oleh batang penghubung
(korda umbilicus) ke
plasenta.
2.1.4 Fungsi plasenta
:
- sebagai
alat yang memberi makanan pada janin (nutritif).
- sebagai
alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi).
- sebagai
alat yang memberi zat asam (O2), dan mengeluarkan CO2 (respirasi).
- sebagai
alat pembentuk hormon.
- sebagai
alat menyalurkan pelbagai antibody ke janin.
Fungsi plasenta adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik.
Untuk pertumbuhan ini dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino,
vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan CO2 serta sampah
metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Perlu diketahui bahwa
plasenta dapat pula dilewati kuman-kuman dan obat-obatan
tertentu. Penyaluran zat makanan dan zat lain dari ibu ke janin dan sebaliknya
harus melewati lapisan trofoblas plasenta .
2.1.5 Sirkulasi plasenta :
Kapilar janin
pada percabangan terminal vili korionik (korion frodosum) dibasahi dengan darah
maternal dalam sinus darah desidua basalis endometrium uterus.permukaan
jaringan janin dan maternal dipisahkan oleh ruang intervilus.
a) Di sisi maternal,
darah memasuki ruang intervilus dari ateriol maternal yang terkikis. Darah
arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.
b) Di sisi janin,
darah memasiki vili dari arteri umbilikus. Darah arteri umbilikus miskin akan
oksigen dan kadar CO2 serta produk buangannya tinggi.
Setelah pertukaran
gas, nutrien, dan produk buangan antara darah maternal dan janin dalam kapiler
vili, darah kaya oksigen dan nutrien kembali ke janin melalui vena umbilikus.
Darah maternal kembali melalui vena uterus.
a) Darah janin dan
maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki hubungan langsung.
Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi, transpor
aktif, dan pinositosis.
b) Menjelang akhir kehamilan,plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif
sementara pada janin.
c) Obat-obatan,
alkohol, polutan lingkungan, virus, dan agens penyebab penyakit lainnya masuk
dengan bebas dari sirkulasi maternal ke
sirkulasi janin. Sebagai zat ini disebut teratogen atau
agens yang dapat menyebabkan defek lahir.
Sirkulasi darah fetus,
beberapa pokok yang harus diperhatikan dalam mempelajari sirkulasi darah fetus
mencakup:
1. Oleh karena fetus
menerima oksigen dan makanan dari plasenta, maka seluruh darah fetus harus
melalui plasenta.
2. Semua darah tercampur,
sehingga kita tidak dapat bicara tentang darah” murni” dan “ tak murni “ ,
meskipun istilah-istilah ini di guanakan lebih tepat disebut,: darah yang
direoksigenisasi dari plasenta,tetapi darah ini tak pernah mencapai larutan 95
persen sampai 100 persen darah arteri seperti pada orang dewasa dan darah telah
dideoksigenisasi ketika meninggalkan fetus untuk masuk kembali kedalam
plasenta, darah fetus berisi kira-kira 80 persen larutan oksigen.
3. Fungsi paru-paru di
jalankan oleh plasenta . in utero ( di dalam uterus ) fetus tidak mempunyai
sirkulasi pulmoner seperti sirkulasi pada orang dewasa; pemberian darah secara
terbatas mencapai paru-paru ,cukup hanya untuk makan dan pertumbuhan paru-paru
itu sendiri.
4. Saluran pencernaan
pada fetus juga tidak berfungsi, karena plasenta menyediakan makanan dan
menyingkirkan bahan buangan keluar dari fetus.
Demikianlah maka fetus in
utero mempunyai sirkulasi yang jelas berlainan dari kehidupan setelah lahir.
Darah yang sudah
direoksigenisasikan meninggalkan plasenta melalui satu-satunya vena umblika;
vena umbilika berjalan di dalam tali pusar ke umbilikus dan dari sana ada vena
kecil yang berjalan ke porta hepatis . hampir tidak ada darah masuk ke dalam
hati sebab vena umbilika langsung bersambung dengan vena kara inferior melalui
sebuah pembuluh besar, yang di sebut duktus venosus,s sebuah setruktur yang ada
hanya pada masa fetus. Setelah di dalam vena kava inferior.
- Darah berjalan keatas dan
mencapai atrium kanan.
- Sebagian besar darah bukan masuk
ke dalam ventrikel kanan ( sebagimana anggapan berdasarkan pengetahuan
tentang sirkulasi pada orang dewasa), bukan masuk atrium kiri , tetapi
melalui lubang fetal yang hanya untuk sementara ada di dalam septum
interatrial, yang di sebut foramen ovale.
- Setelah mencapai atrium kiri.
- Masuk melalui katup mitral ke
dalam ventrikel kiri.
- Kontraksi ventrikel kiri
mendorong darah masuk kedalam aorta asendens.
- Dari sini sebagian besar darah
di distribusikan ke jantung , otak dan anggota atas darah yang tertinggal
dalam lengkungan aorta. Masuk
kedalam aorta torasika- abdominalis desendens ; hal ini akan di uraikan di
bawah.
- Setelah beredar dalam otak dan
anggota atas darah kembali kejantung melalui vena kava superior.
- Dan mencapai atrium kanan,
setelah berjalan terus ke bawah kedalam atrium kanan, kemudian melauli
lubang trikuspid masuk kedalam ventrikel kanan.
- Dari sini darah di pompa masuk
kedalam arteri pulmonalis.
- Berdasarkan pengetahuan anatomi
orang dewasa, kita akan menyangka bahwa darah akan di salurkan ke
paru-paru , sebenarnya paru-paru dalam fetus tidak aktif dan hanya sedikit
darah sebagian besar dari darah dalam arteri pulmonaris di salurkan
langsug kedalam aorta melalui sebuah arteri besar berotot yang di sebut
duktus arterious yang bergabung dengan aorta dekat akhir lengkungan aorta,
aorta torasika desendens.
- Dengan demikian sebagian besar
darah yang telah dideoksigenisasi yang mencapainya melalui duktus
arterious dan sebagian kecil darah yang berisi oksigen, sebagaimana telah
di sebut, dan mencapainya melalui lengkungan aorta.
2.3
Menentukan
Kehamilan dan Waktu Melahirkan
2.3.1 Waktu bayi terbentuk
Kehamilan
secara konvensional ditandai dalam mingguan, dimulai dari hari pertama periode
menstruasi terakhir. Setelah kehamilan
dipastikan, dokter menanyakan kapan periode menstruasi terakhir. Dokter
menghitung tanggal yang mendekati melahirkan dengan menghitung mundur 3 bulan
kalender dari hari pertama pada periode menstruasi terakhir dan menambahkan 1
tahun dan 7 hari. Misalnya, jika periode menstruasi terakhir adalah 1 Januari,
dokter menghitung mundur 3 bulan dari 1 Oktober, kemudian menambahkan 1 tahun
dan 7 hari. Perkiraan tanggal kelahiran seharusnya 8 Oktober tahun berikutnya.
Hanya 10% atau sedikit wanita hamil melahirkan pada tanggal yang dihitung,
tetapi 50% melahirkan dalam 1 minggu dan hampir 90% melahirkan dalam 2
minggu (sebelum atau sesudah
tanggalnya). Melahirkan antara 3 minggu sebelum dan 2 minggu setelah tanggal
yang dihitung adalah normal.
Ovulasi
biasanya terjadi sekitar 2 minggu setelah periode menstruasi seorang wanita
dimulai, dan pembuahan biasanya terjadi pendek setelah ovulasi. Sebagai
konsekwensi, embrio sekitar 2 minggu lebih muda dibandingkan jumlah minggu yang
biasanya diharuskan pada kehamilan. Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil
4 minggu membawa embrio berusia 2 minggu. Jika periode seorang wanita tidak
teratur, perbedaan sebenarnya kemungkinan lebih atau kurang dari 2 minggu.
Kehamilan
berakhir rata-rata 266 hari (38 minggu) dari tanggal pembuahan (konsepsi) atau
280 hari (40 minggu) dari hari pertama pada periode menstruasi terakhir jika
wanita tersebut memiliki periode teratur 28 hari. Kehamilan terbagi ke dalam 3
periode 3-bulanan, berdasarkan tanggal periode menstruasi terakhir :
- Trismester
1 : 0 sampai 12 minggu kehamilan
- Trisemester
kedua : 13 sampai 24 minggu
- Trisemester
ketiga : 25 minggu sampai melahirkan
Cara
yang paling tepat untuk memastikan kapan bayi terbentuk adalah ultrasonografi,
terutama sekali jika hal ini terjadi salama 12 minggu pertama.
Jika
periode menstruasi terlambat selama seminggu atau lebih pada seorang wanita
yang biasanya memiliki periode menstruasi teratur, dia kemungkinan hamil.
Kadangkala seorang wanita bisa menduga dia hamil karena dia memiliki
gejala-gejala khas. Diantaranya termasuk hal-hal berikut di bawah ini :
- Payudara
yang membesar dan lembek
- Mual
kadangkala disertai muntah
- Keinginan
buang air seni sering
- Kelelahan
yang tidak biasa
- Nafsu
makan yang berubah
Jika
periode menstruasi terlambat, seorang wanita bisa menggunakan alat tes
kehamilan rumahan untuk memastikan apakah dia hamil. Alat tes kehamilan rumahan
mendeteksi human chorionic gonadotropin (HCG) pada air seni. Human
chorionic gonadotropin adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hasil
alat tes kehamilan rumahan akurat sekitar 97%. Jika hasilnya negatif tetapi
wanita tersebut masih diduga hamil, dia harus mengulangi tes kehamilan di rumah
beberapa hari kemudian. Tes pertama bisa jadi dilakukan terlalu cepat (sebelum
periode menstruasi selanjutnya diharapkan dimulai). Jika hasilnya positif, wanita
tersebut harus menghubungi dokter, yang bisa melakukan tes kehamilan lainnya
untuk memastikan hasil tersebut.
2.4 menentukan usia kehamilan
Secara
konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari hari pertama
menstruasi terakhir, ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan
pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena itu secara kasar usia
embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara
tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan. dengan kata lain, seorang
wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu. Jika
menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang
dari 2 minggu. untuk praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2
minggu, dikatakan telah hamil 6 minggu. kehamilan berlangsung rata-rata selama
266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari
pertama menstruasi. untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa
dilakukan perhitungan berikut:
-
tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
-
bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
- tahun menstruasi terakhir
ditambah 1.
Hanya 10% wanita hamil yang
melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir 90% yang
melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal perkiraan
persalinan. persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun sesudah perkiraan
persalinan masih dianggap normal. kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan,
yang disebut sebagai:
- trimester pertama (minggu 1-12)
- trimester kedua (minggu 13-24)
-
trimester ketiga (minggu 25-persalinan)
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul
garis-garis memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae
gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan
paha.
Garis-garis
yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae terjadi karena, ada H yang berlebihan dan ada pembesaran/
peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di
bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas
seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi putih,
karena sudah mengalami
peregangan. Pada seorang primi gravida warnanya membiru dan disebut striae
lividae.
Pada seseorang multigravida disamping striae yang biru
terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrix) dari
striae gravidarum pada kehamilan yang lalu. Biasanya terdapat pada buah
dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada
penderita, Striae yang putih
ini disebut striae albicans.
Dahulu diduga bahwab
striae ini disebabkan karena kulit perut diregang, tetapi sekarang orang
berpendapat bahwa striae ini timbul sebagai akibat dari hyperfungsi gl.
Suprarenalis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar