Laman

Cari Materi

Minggu, 24 Maret 2013

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN HASIL KONSEPSI


PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN HASIL KONSEPSI

2.1       Plasenta
2.1.1    Pengertian plasenta
Plasenta berasal dari penggabungan vili korionik dan endometrium uterus. Plasenta berbentuk bundar dengan diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. beratnya rata-rata 500 gram.
Umumnya plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan lebih kyrang 16 minggu letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri.
            2.1.2    Hubungan plasenta dengan tali pusat :                  
  • Ditengah : keadaan ini disebut Insersio sentralis.
  • Agak kepinggir : keadaan ini disebut Insersio lateralis.
  • Dipinggir : keadaan ini disebut Insersio marginalis.
  • Diluar plasenta  : keadaan ini disebut Insersio velamentosa. Hubungan tali pusat dengan plasenta  melalui selaput janin.
2.1.3          Pembentukan plasenta  :     
Pada awalnya, vili korionik dapat terlihat diatas keseluruhan permukaan embrio yang tertanam. Sejalan dengan semakin membesarnya embrio yang berkembang, vili dibawah bagian desidua kapsularis endometrium menghilang.
Vili korionik dibawah embrio tetap ada dan semakin berkembang. Percabangan dan pembesarrannya disebut korion frondosum. Korion frondosum dan bagian desidua basalis endometrium bergabung membentuk plasenta . Embrio dilekatkan oleh batang penghubung (korda umbilicus) ke plasenta.
2.1.4          Fungsi plasenta  :
  • sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif).
  • sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi).
  • sebagai alat yang memberi zat asam (O2), dan mengeluarkan CO2 (respirasi).
  • sebagai alat pembentuk hormon.        
  • sebagai alat menyalurkan pelbagai antibody ke janin.
Fungsi plasenta  adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Perlu diketahui bahwa plasenta dapat pula dilewati kuman-kuman dan obat-obatan tertentu. Penyaluran zat makanan dan zat lain dari ibu ke janin dan sebaliknya harus melewati lapisan trofoblas plasenta .
            2.1.5    Sirkulasi plasenta :                                                                           
Kapilar janin pada percabangan terminal vili korionik (korion frodosum) dibasahi dengan darah maternal dalam sinus darah desidua basalis endometrium uterus.permukaan jaringan janin dan maternal dipisahkan oleh ruang intervilus.
a) Di sisi maternal, darah memasuki ruang intervilus dari ateriol maternal yang terkikis. Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.
b) Di sisi janin, darah memasiki vili dari arteri umbilikus. Darah arteri umbilikus miskin akan oksigen dan kadar CO2 serta produk buangannya tinggi.
Setelah pertukaran gas, nutrien, dan produk buangan antara darah maternal dan janin dalam kapiler vili, darah kaya oksigen dan nutrien kembali ke janin melalui vena umbilikus. Darah maternal kembali melalui vena uterus.
a) Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi, transpor aktif, dan pinositosis.
b) Menjelang akhir kehamilan,plasenta  memungkinkan antibodi maternal memasuki sirkulasi  janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin.
c) Obat-obatan, alkohol, polutan lingkungan, virus, dan agens penyebab penyakit lainnya masuk dengan bebas dari sirkulasi  maternal ke sirkulasi  janin. Sebagai zat ini disebut teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.
2.2       SISTEM SIRKULASI PADA FETUS ( JANIN) https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2CYQeDssMEIjR6dDZspcQAxu_MIwqM-0_N7PW3PHnILtguylWE06eClJcUk8c22uBY07tq9BdlQkZ822yfFDFmnZ-kguV_aTZXkFGCGIDD4BYPI-TaLZvN971zfSSGzHaJOb0cDS8hWFB/s320/gmbr+2.JPG
Sirkulasi darah fetus, beberapa pokok yang harus diperhatikan dalam mempelajari sirkulasi darah fetus mencakup:
1. Oleh karena fetus menerima oksigen dan makanan dari plasenta, maka seluruh darah fetus harus melalui plasenta.
2. Semua darah tercampur, sehingga kita tidak dapat bicara tentang darah” murni” dan “ tak murni “ , meskipun istilah-istilah ini di guanakan lebih tepat disebut,: darah yang direoksigenisasi dari plasenta,tetapi darah ini tak pernah mencapai larutan 95 persen sampai 100 persen darah arteri seperti pada orang dewasa dan darah telah dideoksigenisasi ketika meninggalkan fetus untuk masuk kembali kedalam plasenta, darah fetus berisi kira-kira 80 persen larutan oksigen.
3. Fungsi paru-paru di jalankan oleh plasenta . in utero ( di dalam uterus ) fetus tidak mempunyai sirkulasi pulmoner seperti sirkulasi pada orang dewasa; pemberian darah secara terbatas mencapai paru-paru ,cukup hanya untuk makan dan pertumbuhan paru-paru itu sendiri.
4. Saluran pencernaan pada fetus juga tidak berfungsi, karena plasenta menyediakan makanan dan menyingkirkan bahan buangan keluar dari fetus.
Demikianlah maka fetus in utero mempunyai sirkulasi yang jelas berlainan dari kehidupan setelah lahir.
Darah yang sudah direoksigenisasikan meninggalkan plasenta melalui satu-satunya vena umblika; vena umbilika berjalan di dalam tali pusar ke umbilikus dan dari sana ada vena kecil yang berjalan ke porta hepatis . hampir tidak ada darah masuk ke dalam hati sebab vena umbilika langsung bersambung dengan vena kara inferior melalui sebuah pembuluh besar, yang di sebut duktus venosus,s sebuah setruktur yang ada hanya pada masa fetus. Setelah di dalam vena kava inferior.
  1. Darah berjalan keatas dan mencapai atrium kanan.   
  2. Sebagian besar darah bukan masuk ke dalam ventrikel kanan ( sebagimana anggapan berdasarkan pengetahuan tentang sirkulasi pada orang dewasa), bukan masuk atrium kiri , tetapi melalui lubang fetal yang hanya untuk sementara ada di dalam septum interatrial, yang di sebut foramen ovale.
  3. Setelah mencapai atrium kiri.
  4. Masuk melalui katup mitral ke dalam ventrikel kiri.
  5. Kontraksi ventrikel kiri mendorong darah masuk kedalam aorta asendens.
  6. Dari sini sebagian besar darah di distribusikan ke jantung , otak dan anggota atas darah yang tertinggal dalam lengkungan aorta.  Masuk kedalam aorta torasika- abdominalis desendens ; hal ini akan di uraikan di bawah.
  7. Setelah beredar dalam otak dan anggota atas darah kembali kejantung melalui vena kava superior.
  8. Dan mencapai atrium kanan, setelah berjalan terus ke bawah kedalam atrium kanan, kemudian melauli lubang trikuspid masuk kedalam ventrikel kanan.
  9. Dari sini darah di pompa masuk kedalam arteri pulmonalis.             
  10. Berdasarkan pengetahuan anatomi orang dewasa, kita akan menyangka bahwa darah akan di salurkan ke paru-paru , sebenarnya paru-paru dalam fetus tidak aktif dan hanya sedikit darah sebagian besar dari darah dalam arteri pulmonaris di salurkan langsug kedalam aorta melalui sebuah arteri besar berotot yang di sebut duktus arterious yang bergabung dengan aorta dekat akhir lengkungan aorta, aorta torasika desendens.
  11. Dengan demikian sebagian besar darah yang telah dideoksigenisasi yang mencapainya melalui duktus arterious dan sebagian kecil darah yang berisi oksigen, sebagaimana telah di sebut, dan mencapainya melalui lengkungan aorta.
2.3  Menentukan Kehamilan dan Waktu Melahirkan       
2.3.1          Waktu bayi terbentuk
Kehamilan secara konvensional ditandai dalam mingguan, dimulai dari hari pertama periode menstruasi terakhir.  Setelah kehamilan dipastikan, dokter menanyakan kapan periode menstruasi terakhir. Dokter menghitung tanggal yang mendekati melahirkan dengan menghitung mundur 3 bulan kalender dari hari pertama pada periode menstruasi terakhir dan menambahkan 1 tahun dan 7 hari. Misalnya, jika periode menstruasi terakhir adalah 1 Januari, dokter menghitung mundur 3 bulan dari 1 Oktober, kemudian menambahkan 1 tahun dan 7 hari. Perkiraan tanggal kelahiran seharusnya 8 Oktober tahun berikutnya. Hanya 10% atau sedikit wanita hamil melahirkan pada tanggal yang dihitung, tetapi 50% melahirkan dalam 1 minggu dan hampir 90% melahirkan  dalam  2  minggu (sebelum atau sesudah tanggalnya). Melahirkan antara 3 minggu sebelum dan 2 minggu setelah tanggal yang dihitung adalah normal.
Ovulasi biasanya terjadi sekitar 2 minggu setelah periode menstruasi seorang wanita dimulai, dan pembuahan biasanya terjadi pendek setelah ovulasi. Sebagai konsekwensi, embrio sekitar 2 minggu lebih muda dibandingkan jumlah minggu yang biasanya diharuskan pada kehamilan. Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu membawa embrio berusia 2 minggu. Jika periode seorang wanita tidak teratur, perbedaan sebenarnya kemungkinan lebih atau kurang dari 2 minggu.
Kehamilan berakhir rata-rata 266 hari (38 minggu) dari tanggal pembuahan (konsepsi) atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama pada periode menstruasi terakhir jika wanita tersebut memiliki periode teratur 28 hari. Kehamilan terbagi ke dalam 3 periode 3-bulanan, berdasarkan tanggal periode menstruasi terakhir :
  • Trismester 1 : 0 sampai 12 minggu kehamilan           
  • Trisemester kedua : 13 sampai 24 minggu
  • Trisemester ketiga : 25 minggu sampai melahirkan    
Cara yang paling tepat untuk memastikan kapan bayi terbentuk adalah ultrasonografi, terutama sekali jika hal ini terjadi salama 12 minggu pertama.
Jika periode menstruasi terlambat selama seminggu atau lebih pada seorang wanita yang biasanya memiliki periode menstruasi teratur, dia kemungkinan hamil. Kadangkala seorang wanita bisa menduga dia hamil karena dia memiliki gejala-gejala khas. Diantaranya termasuk hal-hal berikut di bawah ini :
  • Payudara yang membesar dan lembek
  • Mual kadangkala disertai muntah
  • Keinginan buang air seni sering
  • Kelelahan yang tidak biasa
  • Nafsu makan yang berubah   
Jika periode menstruasi terlambat, seorang wanita bisa menggunakan alat tes kehamilan rumahan untuk memastikan apakah dia hamil. Alat tes kehamilan rumahan mendeteksi human chorionic gonadotropin (HCG) pada air seni. Human chorionic gonadotropin adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hasil alat tes kehamilan rumahan akurat sekitar 97%. Jika hasilnya negatif tetapi wanita tersebut masih diduga hamil, dia harus mengulangi tes kehamilan di rumah beberapa hari kemudian. Tes pertama bisa jadi dilakukan terlalu cepat (sebelum periode menstruasi selanjutnya diharapkan dimulai). Jika hasilnya positif, wanita tersebut harus menghubungi dokter, yang bisa melakukan tes kehamilan lainnya untuk memastikan hasil tersebut.
2.4       menentukan usia kehamilan
Secara konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir, ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan. dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu. Jika menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2 minggu. untuk praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu, dikatakan telah hamil 6 minggu. kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi. untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan berikut:
- tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
- bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
- tahun menstruasi terakhir ditambah 1.
Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir 90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal perkiraan persalinan. persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal. kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai:
            - trimester pertama (minggu 1-12)                 
            - trimester kedua (minggu 13-24)            
- trimester ketiga (minggu 25-persalinan)
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garis memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha.
                        Garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae terjadi karena,  ada H yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan. Pada seorang primi gravida warnanya membiru dan disebut striae lividae.
Pada seseorang multigravida disamping striae yang biru terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrix) dari striae gravidarum pada kehamilan yang lalu. Biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita, Striae yang putih ini disebut striae albicans.
                        Dahulu diduga bahwab striae ini disebabkan karena kulit perut diregang, tetapi sekarang orang berpendapat bahwa striae ini timbul sebagai akibat dari hyperfungsi gl. Suprarenalis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar