Laman

Cari Materi

Kamis, 07 Maret 2013

Kala satu persalinan


Kala I Persalinan

2.1.1.                  Batasan
Persalinan adalah suatu proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
            Tanda dan gejala inpartu :
·           Penipisan dan pembukaan serviks
·           Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks
·           Adanya show

2.1.2.      Fase-fase dalam kala I persalinan
A.           Fase laten
·      Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
·      Berlangsung hingga serviks membuka < 4 cm
·      Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam
·      Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
B.            Fase aktif
·      Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
·      Dari pembungkaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam atau lebih dari 1cm hingga 2 cm

2.1.3.      Anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin
A.  Anamnesis
Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses menbuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai. Yang perlu ditanyakan pada ibu :
·           Nama, umur dan alamat
·           Gravida dan para
·           Hari pertama haid
·           Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
·           Riwayat alergi obat-obatan tertentu
·           Riwayat kehamilan sekarang
·           Riwayat kehamilan sebelumnya
·           Riwayat medis lainnya
·           Masalah medis saat ini
·           Pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas atau berbagai bentuk kekhawatiran lainnya.
B.  Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Informasi dari hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diramu/diolah untuk membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisi ibu.
Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan dan apa alasannya. Anjurkan mereka untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga mereka memahami kepentingan pemeriksaan. Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik :
1)        Cuci tangan sebelum melalui pemeriksaan fisik
2)        Tunjukkan sikap ramah dan sopan, tentramkan hati dan bantu ibu merasa nyaman.
3)        Minta ibu menarik nafas perlahan dan dalam, jika ia merasa tegang/gelisah.
4)        Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya. Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasanan hatinya, tingkat kegelisahan atau nyeri kontraksi, warna konjungtiva, kebersihan, status gizi dan kecukupan air tubuh.
5)        Nilai tanda-tanda vital ibu.
6)        Lakukan pemeriksaan abdomen.

C.       Pemeriksaan abdomen
1)        Menetukan tinggu fundus uteri
Pastikan pengukuran dilakuakn pada saat uterus tidak sedang kontraksi. Ukur tunggi fundus dengan menggunakan pita pengukur. Mulai dari tepi atas simfisis pubis kemudian rentangkan pita pengukur hingga kepuncak fundus mengikuti aksis atau linea medialis dinding abdomen. Lebar pita harus menempel pada dinding abdomen ibu. Jarak antara tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri adalah tinggi fundus.
2)        Mementau kontraksi uterus
Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding atau jam tangan untuk mementau kontraksi uterus. Secara hati-hati letakkan tangan penolong diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit. Tentukan durasi atau lama setiap kontraksi yang terjadi. Pada fase aktif, minimal terjadi dua kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih. Diantara dua kontraksi akan terkjadi relaksasi dinding uterus.
3)        Memantau denyut jantung janin
Gunakan fetoskop pinnards atau doppler untuk mendengar denyut jantaung janin (DJJ) dalam rahim ibu dan untuk menghitung jumlah DJJ per menit, gunakan jarum detik pada jam dinding atau jam tangan. Tentukan titik tertentu pada dinding abdomen ibu dimana suara DJJ terdengar paling kuat.
4)        Menentukan persentasi
Untuk menentukan persentasi bayi (apakah persentasi kepala atau bokong) :
·      Berdiri disamping ibu dan menghadap kearah kepala ibu (minta ibu engangkat tunkai atas dan menekukkan lutut).
·       Dengan ibu jari dan jari tengah dari satu tangan pegang bagian terbawah janin yang mengisi bagian bawah abdomen ibu. Bagian yang berada diantara ibu jari dan jari tengah penolong adalah penunjuk persentasi bayi.
·      Jika bagian terbawah janian belum masuk ke dalam rongga panggul, bagian tersebut masih dapat digerakkan.  Jika telah memesuki rongga panggul maka bagian terbawah janin sulit atau tidak dapat digerakkan lagi.
·      Untuk menentukan persentasi adalah bokong maka perhatikan dan pertimbangkan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian tersebut. Bagian berbentuk bulat teraba keras, berbatas tegas dan mudah digerakan biasanya adalah kepala. Jika bentuknya kurang tegas, teraba kenyal,  relatif besar dan sulit terpegang secara mantap maka bagian tersebut adalah bokong. Istilah sungsang digunakan untuk menunjukkan bahwa bagian terbawah adalah bokong.

5)   Menentukan bagian terbawah janin
Pemeriksaan penurunan bagaian erbawah janin kedalam rongga panggul melalui pengukuran pada dinding abdomen akan memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi ibu jika dibandingkan dengan malakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher).
Penurunan bagian terbawah dengan metode 5 jari (perlimaan) adalah :
·      5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas simfisis pubis
·      4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul
·      3/5 jika sebgian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul
·      2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada di simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga  panggul
·      1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk kedaam rongga panggul
·      0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan seluruh bagain terbawah janin sudah masuk kedalam rongga panggul.
clip_image008_thumb[2].jpg
6)   Lakukan pemeriksaan dalam.
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam :
a.    Tutupi badan ibu dengan sarung atau selimut
b.    Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan.
c.    Mencuci tangan
     Sampai sekarang tidak mungkin mensterilkan tangan kita dengan mencuci tangan, obat apapun yang dipergunakan.

Cara membersihkan tangan yang dianjurkan adalah :
·         Kuku tangan dipotong pendek dan kuku dibersihkan terutama dibawah kuku sebelum mencuci tangan.
·         Dengan sabun dan antiseptis tangan dan lengan sampai 5 cm diats siku dicuci salama satu menit kemudian disiram dengan air.
·         Dengan sikat tangan yang steril dan sabun antiseptis tangan masing-masing disikat selama 1 menit, kemudian lengan sampai 5 cm diatas siku masing-masing selama 0,5 menit dan kemudian dicuci dengan air mengalir.
Kalau penolong sudah lebih dari 24 jam tidak menyikat tangannya, maka masing-masing tangan disikat selama 1,5 menit dan lengan bawah 1 menit.
Walaupun mencuci tangan tidak menghasilkan tangan yang steril, kemungkinan infeksi kurang kalau sarung tangan robek.
d.        Tangan yang memeriksa memakai sarung tangan karet yang steril atau DTT
e.         Gunakan kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT atau larutan antiseptik. Basuh labia secara hati-hati, seka dari depan kebelakang untuk menghindarkan kontaminasi feses.
f.         Periksa genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan) termasuk kondilomata, varikositas vulva atau rektum, atau luka parut di perineum.
g.        Selanjutnya nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan per vaginam atau mekonium.
h.        Dengan hati-hati pisahkan labium mayus dengan jari manis dan ibu jari. Masukkan jari telunjuk yang diikuti oleh jari tengah. Jangan mengeluarkannya kedua jari tersebut sampai pemeriksaan selesai dilakukan. Jika selaput ketuban belum pecah, jangan melakukan tindakan amniotomi. Alasaanya amniotomi sebelum waktunya dapat meningkatkan risiko infeksi terhadap ibu dan janin serta gawat janin.
i.          Nilai vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat robekan perineum atau tindakan episiotomi sebelumnya. Hal ini merupakan informasi penting untuk menentukan tindakan pada saat kelahiran bayi.
j.          Nilai pembukaan dan penipisan serviks
k.        Pastikan tali dan/atau bagian-bagian kecil tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan dalam. Jika teraba maka ikuti langkah-langkah gawat darurat dan segara rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang lebih sesuia.
l.          Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian bawah tersebut telah masuk ke dalam rongga panggul bandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil pemeriksaan dalam dengan hasil pemeriksaan melalui dinding abdomen untuk menentukan kemajuan hasil persalinan
m.      Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya (ubun-ubun kecil, ubun-ubun besar atau fontanela magna) dan celah (sutura) sagitalis untuk menilai derajat penyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai dengan ukuran jalan lahir.
n.        Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan (hati-hati), celupkan sarung tangan kedalam larutan untuk dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan tadi secara terbalik dan rendam dalam larutan dekaontaminasi selama 10 menit.
o.        Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk bersih dan kering
p.        Bantu ibu untuk mengmbil posisi yang lebih nyaman
q.        Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya.
2.1.4.           Mencatat dan mengkaji hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
A.  Dilakuakan ketika anamnesis sudah lengkap :
1.    Catat semua hasil temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara teliti dan lengkap.
2.    Gunakan informasin yang ada untuk menentukan apakah ibu sudah inpartu, tahapan dan fase persalinan. Jika pembukaan serviks masih kurang dari 4 cm, berarti ibu masih dalam fase laten kala I persalinan dan perlu penilaian ulang 4 jam kemudian. Jika pembukaan telah mencapai atau lebih dari 4 cm maka ibu dalam fase aktif kala I persalinan sehingga perlu dimulai pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf.
3.    Tentukan ada atau tidaknya masalah atau penyulit yang harus ditatalaksana secara khusus.
4.    Setiap kali selesai melakukan penilaian, lakukan kajiann data yang terkumpul, dan buat diagnosis berdasarkan informasi tersebut. Susun rencana penatalaksanaan asuhan ibu bersalin. Penatalaksanaan harus didasarkan pada kajian hasil temuan dan  diagnosis.
5.    Jelaskan temuan, diagnosis dan penatalaksanaan kepada ibu dan keluraganya sehingga mereka mengerti tentang tujuan asuhan yang akan diberikan.


B.       Pengenalan Dini Terhadap Masalah dan penyulit
Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu waspasdaa terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Ingat bahwa menunda pemberian asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan risiko mortilitas dan morbiditas ibu dan bayi baru lahir. Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik, tetap waspada terhadap indikasi-indikasi dan segera lakukan tindakan yang diperlukan. Langkah dan tindakan yang akan dipilih sebaiknya dapat memberikan manfaat dan memastikan bahwa proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar sehingga akan berdampak baik terhadap keselamatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan.

C.       Persiapan asuhan persalianan
1)        Mempersiapkan ruangan untuk persalianan dan kelahiran bayi
       Persalianan dan kelahiran bayi mungkin terjadi di rumah di tempat bidan, puskesmas, polingdes atau rumah sakit. Pastikan ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang memadai. Laksanakan upaya pencegahan infeksi (PI) sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
       Dimanapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi diperlukan hal-hal pokok seperti berikut ini :
a.    Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin.
b.    Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
c.    Air disinfeksi tingkat tinggi untuk membersihkan vulva dan perineum sebelum dilakukan pemeriksaan dalam dan membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir.
d.   Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi dan proses peralatan.
e.    Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan.
f.     Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan, melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan.
g.    Penerangan yang cukup, baik yang siang maupun malam hari.
h.    Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutupi kasur dengan plastik atau lembaran yang mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama persalinan atau kelahiran bayi.
i.      Tempat yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.
j.      Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.
k.    Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.

2)        Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan
Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persaliana dan kelahiran bayi. Jika tempat persalinan dan kelahiran bayi akan terjadi jauh dari fasilitas kesehatan bawalah keperluan tersebut ke lokasi persalinan. Ketidak mampuan untu menyediakan semua perlengkapan, bahan-bahan dan obat esensial pada saat diperlukan akan meningkatkan risiko terjadinay penyulit pada ibu dan bayi baru lahir sehingga keadaan ini dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka.
3)        Persiapan rujukan
Jika terjadi penyulit, keterlambatan menuju ke fasilitas yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan/atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan/perawatan yang telah diberikan dan semua hasil penilaian (termasuk partograf) untuk dibawa ke fasilitas rujukan
4)        Memberikan asuhan sayang ibu
a.    Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu adalah :
·         Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
·         Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya.
·         Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk  hadir dan memberikan dukungannya
·         Waspadai gejala dan penyulit selama proses persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan
·         Siap dengan  rencana rujukan
b.        Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk :
·         Memberikan dukungan emosional
·         Membantu pengaturan posisi ibu
·         Memberikan cairan dan nutrisi
·         Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur
·         Pencegahan infeksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar