Perkembangan Masa Remaja
Masa remaja
merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan
peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang
dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai
berikut.
1) Masa
praremaja (remaja awal)
Masa
praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini
ditandai oleh sifat-sifat negative pada si remaja sehingga seringkali masa ini
disebut masa negative dengan gejalanya seperti tidak senang, kurang suka
bekerja, pesimisitik, dan sebagainya.
Secara
garis besar sifat-sifat negative tersebut dapat diringkas, yaitu
a) negative dalam prestasi, baik prestasi jasmani
maupun prestasi mental
b) negative dalam sosial, baik dalam bentuk
menarik diri dari masyarakat (negative positif) maupun dalam bentuk agresif
terhadap masyarakat (negative aktif).
2) Masa remaja
(remaja madya)
Pada
masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorong untuk hidup, kebutuhan akan adanya
teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan
suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang
menilai, pantas dijunjung tinggi dan di puja-puja sehingga masa ini disebut
masa merindu puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai dewa remaja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat di pandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuan nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama, karena tiadanya pedoman, si remaja merindukan sesuatu bayang dianggap bernilai, pantas dipuja walau pun sesuatu yang dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan seringkali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai nilai tertentu (jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru, sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.
masa merindu puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai dewa remaja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat di pandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuan nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama, karena tiadanya pedoman, si remaja merindukan sesuatu bayang dianggap bernilai, pantas dipuja walau pun sesuatu yang dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan seringkali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai nilai tertentu (jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru, sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.
3) Masa remaja akhir
Setelah
remaja telah ditentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah
masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja,
yaitu menemukan pendirian hidup masuklah individu ke dalam masa dewasa.
4) Masa Usia
Kemahasiswaan
Masa
usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0 sampai 25,0 tahun.Mereka dapat digolongkan
pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya. Dilihat dari
segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan
pendirian hidup
2.1.1 Karakteristik Perkembangan Remaja
Seiring
perkembangan dan pertumbuhan fisik, terjadi pula perubahan dan perkembangan di
dalam tubuhnya. Kelenjar kanak-kanaknya telah berakhir, berganti dengan
kelenjar endokrin yang memproduksi hormon, sehingga menggalakan Pertumbuhan
organ seks yang tumbuh menuju kesempurnaan. Organ seks menjadi besar disertai
dengan kemampuannya untuk melaksanakan fungsinya. Pada remaja putri terjadi
pembesaran payudara dan pembesaran pinggul. Di samping itu meningkat pula
dengan cepat berat dan tinggi badan. Sedangkan pada remaja pria mulai kelihatan
(membesar) jakun di lehernya dan suara menjadi sengau / besar. Di samping itu
bahunya bertambah lebar dan mulai tumbuh bulu di ketika dan di atas bibir
atasnya (kumis). Satu tanda Kematangan seksual dengan jelas pada remaja putri
tetapi hanya diketahui oleh yang bersangkutan saja, yaitu terjadinya datang
bulan / haid dan pada remaja putera mimpi basah. Tanda-tanda permulaan
Kematangan seksual tidak berarti bahwa secara langsung terjadi kemampuan
reproduksi.
2.1.2 Ciri-Ciri Masa
Remaja
1.
Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak
keperalihan masa dewasa.
2.
Masa remaja sebagai periode perubahan.
3.
Masa remaja sebagai usia bermasalah.
4.
Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
5.
Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian
diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan
penyesuaiandiri.
6.
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
7.
Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah
condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung,
dan perhatiannya terpusat pada dirinya.
2.1.3 Tugas-tugas
perkembangan remaja
William Kay
mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut :
a.
Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b.
Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mencapai
otoritas.
c.
Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan
teman sebaya atau orang lain, baik secara individu maupun kelompok.
d.
Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e.
Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri
f.
Memperkuat self-control (kemampuan
mengendalikan diri) atas dasar skala nilai. Prinsip-prinsip atau falsafah hidup
(Weltanschauung).
g.
Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kenak-kanakan.
2.1.4 Kebutuhan
Remaja
1.Kebutuhan
akan pengendalian diri
2.Kebutuhan
akan kebebasan
3.Kebutuhan
akan rasa kekeluargaan
4.Kebutuhan
akan penerimaan social
5.Kebutuhan
akan penyesuaian diri
6.Kebutuhan
akan agama dan nilai-nilai sosial
2.2 Kenakalan
Remaja
Kenakalan remaja dalam studi masalah
sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif
perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan
perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social
yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena
dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku
menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus
ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah
menyimpang.
Pada dasarnya kenakalan remaja
menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma
yang hidup di dalam masyarakatnya. remaja yang nakal biasanya disebut pula
sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh
pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai
oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Dalam sisi lain
kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat
anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku
dalam masyarakat. Dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua
kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu :
1. Kenakalan biasa, seperti suka
berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit.
2. Kenakalan yang menjurus pada
pelanggaran dan kejahatan seperti mengambil barang orang tua tanpa izin.
3. Kenakalan khusus seperti hubungan
seks diluar nikah. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja
dalam penelitian.
Dengan
adanya perubahan yang terjadi dalam fisik, psikologis dan sosial pada remaja
yang sangat cepat dan drastis menuntut remaja tersebut untuk bisa menyesuaikan
diri dengan perubahan tersebut dan tuntutan-tuntutan lingkungan baru yang
menyertainya. Pada kenyataannya tidak semua remaja dapat menyesuaikan dengaan
perubahan tersebut
2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Menyimpang Pada Remaja
1. Kelalaian orangtua dalam mendidik
anak (memberikan ajaran dan bimbingan tentang nilai-nilai agama).
2. Sikap perilaku orangtua yang buruk
terhadap anak.
3. Kehidupan ekonomi keluarga yang morat
marit (miskin/fakir).
4. Diperjualbelikannya minuman
keras/obat-obatan terlarang secara bebas.
5. Kehidupan moralitas masyarakat yang
bobrok.
6. Beredarnya film-film atau
bacaan-bacaan porno.
7. Perselisihan atau konflik orangtua
(antar anggota keluarga).
8. Perceraian orangtua.
9. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang
kurang terkontrol.
10. Hidup menganggur.
11. Kurang dapat memanfaatkan waktu
luang.
12. Pergaulan negatif (teman bergaul yang
sikap dan perilakunya kurang memperhatikan nilai-nilai moral).
2.3 Keberfungsian
social Keluarga dan Masyarakat terhadap Remaja
Istilah keberfungsian sosial mengacu
pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan kolektivitas seperti keluarga
dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta
dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan
yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial
tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari
keanggotaannya dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif diantarannya jika
suatu keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya,
Keberfungsian sosial kelurga
mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan, serta adaptasi resprokal
antara keluarga dengan anggotannya, dengan lingkungannya, dan dengan
tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif dan adaptif bagi
sebuah keluarga salah satunnya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota
keluarganya.
Pada remaja berperilaku menyimpang
seperti “Kenakalan Remaja” sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Karena Lingkungan yang tidak sesuai dengan remaja tersebut tidak akan mampu
merubah perilaku yang tak biasa menjadi biasa. Factor utama dalam perilaku remaja
biasanya melibatkan sosialisasi masyarakat dan keluarga karena itu adalah
factor yang sangat mempengaruhi perilaku remaja dengan keadaan kondisi remaja
yang labil sehingga dari factor-faktor diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi
social keluarga, masyarakat dan lingkungan dapat merubah perilaku remaja dari
awalnya baik menjadi tidak baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar