Laman

Cari Materi

Kamis, 07 Maret 2013

Asuhan Bayi Baru Lahir (Kuliah Bidan)


  Asuhan Bayi Baru Lahir


Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas dan mendeteksi adanya penyimpangan.
1. Pengkajian segera BBL
a. Penilaian awal
Nilai kondisi bayi :
1.        Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan ?
2.        Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?
3.        Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat/biru?
  
2. Asuhan segera Bayi Baru Lahir
  • Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran.
  • Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan/gangguan
  • Oleh karena itu penting diperhatikan dalam memberikan asuhan segera, yaitu jaga bayi tetap kering dan hangat, kotak antara kulit bayi dengan kulit ibu sesegera mungkin

a. Membersihkan jalan nafas

1.      Menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu
2.      Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan kering/ kassa
3.      Periksa ulang pernafasan
4.      Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir

Jika tidak dapat menangis spontan lakukan :
1.       Letakan bayi pada posisi terlentang di tempat yg keras dan hangat
2.      Gulung sepotong kain dan letakan di bawqh bahu sehingga leher bayi ekstensi
3.      Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi denga  jari tangan yang dibungkus kasa steril
4.      Tepuk telapak kaki bayi sebanyak 2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar

Kebiasaan yang harus dihindari
LANGKAH-LANGKAH ALASAN TIDAK DIANJURKAN
·      Menepuk pantat bayi Trauma/cedera
·      Menekan dada Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian
·      Menekan kaki bayi ke bagian perutnya Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa, perdarahan
·      Membuka sphincter anusnya Merusak /melukai sphincter ani
·      Menggunakan bungkusan panas/dingin Membakar/hipotermi
·      Meniupkan oksigen/udara dingin pada tubuh/wajah bayi hipotermi

Penghisapan lendir
1.        Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yg steril, sediakan juga tabung oksigen dan selangnya
2.        Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
3.        Memantau mencatat usaha nafas yg pertama
4.        Warna kulit, adanya cairan / mekonium dalam hidung / mulut harus diperhatikan

1.5.1        Pencegahan infeksi
Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang di sebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut :
1.        Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi.
2.        Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
3.        Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, pengisap lender DeLee dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola kain yang baru dan bersih yang akan melakukan pengisapan lender dengan alat tersebut (jangan bola karet penghisap yang sama untuk lebih dari satu bayi)
4.        Pastikan semua pakaina, handuk, selimut, dan kain yang digunakan untuk bayi sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop, dan setiap kali setelah digunakan.

1.5.2        Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak dilakukan upaya pencegahan kehilangan panastubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, sangat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yangtubuhnya dalam keadaanbasah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relative hangat.

1.5.3                                Mekanisme kehilangan  panas
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut
·         Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
·         Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme kondusi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.
·         Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi alairan udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
·         Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekar benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan dengan cara ini karena benda-benda menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

1.5.4                                Mencegah kehilangan panas
Mencegah terjadinya kehilangan panas sebagai berikut :
A.       Keringkan bayi dengan seksama
       Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban dari tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan dengan cara menyekah tubuh bayi juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasan.
B.       Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
       Segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban kemudian selimuti tubh bayi dengan selimut atau kain yang hangat dan bersih. Kain basah didekap tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimut atau kain yang basah telah diganti denga selimut atau kain yang baru.
C.       Selimut bagian kepala bayi
       Pastikan bagian kepala bayi ditutupi setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang retatif luas dan bayi akan denga cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
D.       Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
       Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.
E.        Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
       Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilang panas tubh nya ( terutama jika tidak berpakaian). Sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimut bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi  dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian atau diselimuti dikurangi dengan berat pakaian atau selimut. Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) 6 jam setelah lahir. Memndikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.
F.        Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
       Idealnya bayi baru lahir ditempatkan ditempat tidur yang sam dengan ibunya ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.

1.5.5        Merawat tali pusat
Mengikat tali pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai stabil maka lakukan pengikatan puntung tali pusat atau jepit denga klem plastik tali pusat.
·      Jangan membungkus tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun kepuntung tali pusat.
·      Nasehati hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.
·      Mengoleskan alkohol (terutama jika pemotong tali pusat tidak terjamin DTT atau steril).
·      Masih diperkanankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebakan tali pusat basah.

      2.5.6    Upaya profilaksis terhadap gangguan mata
Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya.
Tehnik pemberian profilaksis mata :
1.      Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
2.      Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan, yakinkan mereka bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayi.
3.      Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata.
4.      Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes menyentuh mata bayi.
5.      Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar keluarganya tidak menghapus obat tersebut.

Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir
a.       Pernafasan à sulit / > 60x/menit.
b.      Kehangatan à terlalu panas (>38oC atau terlalu dingin <36oC)
c.       Warna à kuning (terutama pada 24 jam pertama). Biru/pucat, memar.
d.      Pemberian makan à hisapah lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e.       Tali pusat à merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,berdarah.
f.       Infeksi à suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan nanah,bau busuk, pernafasan sulit.
g.      Tinja / kemih à tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
h.      Aktivitas à menggigil, atau tangis tidak bisa, sangat mudah tersinggung lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

2.5.7        Rangsang taktil
            Jika bayi baru lahir tidak mulai bernafas secara memadai setelah tubuhnya dikeringkan dan lendirnya dihisap, berikan rangsang taktil secara singkat. Pada saat melakukan rangsang taktil, pastikan bahwa bayi diletakkan dalam posisi yang benar dan jalan nafasnya telah bersih. Rangsang taktil harus dilakukan secara lembut dan hati-hati.
·         Dengan lembut, gosok punggung, tubuh, kaki atau tangan (ekstremitas) satu atau dua kali.
·         Dengan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi satu atau dua kali.
·         Proses mengeringkan, menghisap, lendir dan merangsang bayi tidak berlangsung lebih dari 30-06 detik dari sejak lahir hingga proses tersebut selesai. Jika bayi terus mengalami kesulitan bernafas, segera mulai tindakan ventilasi aktif terhadap bayi meneruskan rangsangan pada bayi tidak memberi respon untuk bernafas hanya akan membuang waktu yang bertharga dan membahayakan kesehatan dan kenyamanan bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar