Laman

Cari Materi

Minggu, 24 Maret 2013

Anatomi panggul Beserta isinya


Tulang panggul
Kerangka seorang pria lebih kuat dan kekar, sedangkan kerangka seorang wanita lebih ditujukan kepada pemenuhan fungsi reproduksi. Pada wanita bentuk thoraks mempunyai bagian bawah yang lebih luas untuk keperluan kehamilan, panggul berbentuk ginekoid dengan ala iliaka lebih lebar dan cekung, Promontorium kurang menonjol, simfisis lebih pendek. Di daerah lumbal lordosis lebih jelas. Inklinasi panggul pada wanita lebih besar dari pada inklinasi pada pria.
2.2 Dinding abdomen
Dinding depan abdomen terdiri atas kulit, pannikulus adiposus (lapisan lemak) yang kadang-kadang cukup tebal, fasia, dan otot-otot: muskulus rektus, muskulus obliquus eksternus, muskulus obliquus internus, serta muskulus transversus abdominis, dan aponeurosis.


Gambar 1-1. (A) Tulang panggul dari atas. Perhatikan luas pintu atas panggul pada wanita (B) Tulangpanggul dari depan. Perhatikan arkus pubis yang luas pada wanita

Muskulus rektus abdominis berpangkal pada sebelah depan kosta ke 5 dan ke 7, dan berjalan ke bawah ke simfisis; dengan otot-otot yang lain yang berjalan miring dan melintang dibentuk suatu sistem, sehingga dinding abdomen menjadi kuat sekali. Salah satu fungsi dinding abdomen yang penting ialah bersama-sama dengan diafragma mengecilkan kavum abdominis (rongga perut) dan meningkatkan tekanan dalam rongga perut; suatu fungsi yang penting pada persalinan. Aponeurosis adalah pangkal otot-otot yang bertemu di linea alba, dan merupakan pula sarung bagi muskulus rektus. Distal dari linea arkuata aponeurosis muskulus obliquus internus berjalan hanya di depan muskulus rektus, sehingga di bawah garis tersebut di belakang muskulus rektus tidak ditemukan fasia.

Gambar 1-2 (A) Potongan horisontal dinding abdomen antara pusat dan linea arkuata (B) Potongan horisontal dinding abdomen di bawah linea arkuata. Perhatikan letak an. Epigastrika inf. dan ligament umbilikalia dan tebal fasia transversalis abdominis

Pada pemotongan melintang di bawah pusat ditemukan 3 (tiga) ligamentum: yang di tengah-tengah adalah sisa chorda urachi, dan di kanan-kirinya terdapat bekas kedua arteria umbilikale laterale. Pembuluh-pembuluh darah dinding perut di bawah pusat berasal dari arteria epigastrika superfisialis, arteria pudenda eksterna (keduanya ranting dari arteria femoralis), dan arteria epigastrika inferior, ranting dari arteria iliaka eksterna.


Gambar 1-3. Aponeurosis dinding abdomen

2.3 Dasar panggul
Karena manusia berdiri tegak lurus, maka dasar panggul perlu mempunyai kekuatan untuk menahan semua beban yang diletakkan padanya, khususnya isi rongga perut dan tekanan intraabdominal. Beban ini ditahan oleh lapisan otot- otot dan fasia yang ada di dalam dasar panggul. Pada persalinan lapisan-lapisan otot dan fasia mengalami tekanan dan dorongan, sehingga dapat timbul prolapsus genitalis.
Pintu bawah panggul terdiri atas diafragma pelvis, diafragma urogenitale, dan lapisan-lapisan otot yang berada di luarnya.


Diafragma pelvis terbentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus koksigeus, dan menyerupai sebuah mangkok. Di garis tengah bagian depan mangkok ini terbuka (hiatus genitalis). Di sana urethra, vagina, dan rectum keluar dari pelvis minor. Diafragma urogenitalis yang menutup arkus pubis dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus perinei profundus dan muskulus transversus superfisialis. Di dalam sarung aponeurosis itu terdapat muskulus rhabdosfingter urethrae.

Gambar 1-6. Diafragma pelvis dan diafragma urogenitale

Lapisan paling luar (distal) dibentuk oleh muskulus bulbokavernosus yang melingkari genitalia eksterna, muskulus perinei transversus superfisialis, muskulus iskhiokavernosus, dan muskulus sfingter ani eksternus. Semua otot ini di bawah pengaruh saraf motorik dan dapat dikejangkan aktif. Fungsi otot-otot tersebut di atas adalah sebagai berikut: Muskulus levator ani menahan rektum dan vagina turun ke bawah, muskulus sfingter ani eksternus diperkuat oleh muskulus levator ani menutup anus, muskulus bulbokavernosus mengecilkan introitus vagina di samping memperkuat fungsi muskulus sfingter vesisae internus yang terdiri atas otot polos.
Gambar 1-7. Lapisan otot-otot paling luar dari pintu bawah panggul

Pada introitus vaginae ditemukan juga bulbus vestibuli yang terdiri atas jaringan yang mengandung banyak pembuluh darah sehingga dapat membesar jika pembuluh darah terisi.

2.4 Alat genital
Vulva
Vulva ialah tempat bermuaranya sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labia majora (bibir besar) yang ke belakang menjadi satu dan membentuk kommissura posterior dan perineum. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak serupa dengan yang ada di mons veneris. Medial dari bibir besar ditemukan bibir kecil (labia minora) yang ke arah perineum menjadi satu dan membentuk frenulum labiorum pudendi. Di depan frenulum ini terletak fossa navikulare. Kanan dan kiri dekat pada fossa navikulare ini dapat dilihat dua buah lubang kecil tempat saluran kedua glandulae Bartholini bermuara. Ke depan labia minora menjadi satu dan membentuk prepusium klitoridis dan frenulum klitoridis. Di bawah prepusium klitoridis terletak klitoris. Kira-kira 1,5 cm di bawah klitoris terdapat orifisium urethrae eksternum (lubang kemih). Di kanan kiri lubang kemih ini terdapat dua lubang kecil dari saluran yang buntu (duktus paraurethralis atau duktus Skene).

Gambar 1-8. Genitalia eksterna
Vagina
Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna. Introitus vaginae tertutup pada himen (selaput dara), suatu lipatan selaput setempat. Pada seorang virgo selaput daranya masih utuh, dan lubang selaput dara (hiatus himenalis) umumnya hanya dapat dilalui oleh jari kelingking.
Pada koitus pertama himen robek di beberapa tempat dan sisanya dinamakan karunkulae mirtiformes. Bentuk lain yang ditemukan pada himen ialah hymen kribriformis (menunjukkan beberapa lubang), himen septus, dan sebagainya; kadang-kadang himen tertutup sama sekali (himen imperforatus). Besarnya lubang himen tidak menentukan apakah wanita tersebut masih virgo atau tidak.
Hal ini baik diketahui sehubungan dengan kedokteran kehakiman. Di Indonesia keutuhan selaput dara pada seorang gadis/virgo masih dihargai sekali; maka selayaknya para dokter memperhatikan hal ini. Pada seorang gadis yang memerlukan pemeriksaan ginekologik sebaiknya dilakukan pemeriksaan rektal. Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah pinggir bawah simfisis ke Promontorium. Arah ini penting diketahui jika memasukkan jari ke dalam vagina pada pemeriksaan ginekologik.
Pada pertumbuhan janin dalam uterus 2/3 bagian atas vagina berasal dari duktus Miilleri (asal dari entoderm), sedangkan 1/3 bagian bawahnya dari lipatan-lipatan ektorderm. Hal ini penting diketahui dalam menghadapi kelainan-kelainan bawaan. Epitel vagina terdiri atas epitel skuamosa dalam beberapa lapisan. Lapisan tidak mengandung kelenjar, akan tetapi dapat mengadakan transudasi. Pada anak kecil epitel itu amat tipis, sehingga mudah terkena infeksi, khususnya oleh gonokokkus.
Mukosa vagina berlipat-lipat horisontal; lipatan itu dinamakan ruga di tengah-tengah bagian depan dan belakang ada bagian yang lebih mengeras, disebut kolumna rugarum. Ruga-ruga jelas dapat dilihat pada VS bagian distal vagina pada seorang virgo atau nullipara, sedang pada seorang multipara lipatan-lipatan untuk sebagian besar hilang. Di bawah epitel vagina terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah. Di bawah jaringan ikat terdapat otot-otot dengan susunan yang serupa dengan susunan otot usus.
Sebelah luar otot-otot terdapat fasia (jaringan ikat) yang akan berkurang elastisitasnya pada wanita yang lanjut usianya. Di sebelah depan dinding vagina bagian bawah terdapat urethra sepanjang 2,5-4 cm. Bagian atas vagina berbatasan dengan kandung kencing sampai ke forniks vaginae anterior. Dinding belakang vagina lebih panjang dan membentuk forniks posterior yang jauh lebih luas daripada forniks anterior. Di samping kedua forniks itu dikenal pula forniks lateralis sinistra dan dekstra. Umumnya dinding depan dan belakang vagina dekat mendekati. Pada wanita yang telah melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang kondor dan agak merosot (sistokele dan rektokele). Pada seorang virgo keadaan ini jarang ditemukan.


Uterus
Uterus pada seorang dewasa berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di tempat yang paling lebar 5,25 cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas korpus uteri (% bagian atas) dan serviks uteri (VS bagian bawah). Di dalam korpus uteri terdapat rongga (kavum uteri), yang membuka ke luar melalui saluran (kanalis servikalis) yang terletak di serviks. Bagian bawah serviks yang terletak di vagina dinamakan porsio uteri (pars vaginalis servisis uteri), sedangkan yang berada di atas vagina disebut pars supravaginalis servisis uteri. Antara korpus dan serviks masih ada bagian yang disebut isthmus uteri.
Bagian atas uterus disebut fundus uteri, di situ tuba Fallopii kanan dan kiri masuk ke uterus. Dinding uterus terdiri terutama atas miometrium, yang merupakan otot polos berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang antara kedua lapisan ini beranyaman. Miometrium dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan berrelaksasi.

Gambar 1-9. Potongan sagital melalui genitalia interna

Gambar 1-10. Bagian-bagian uterus


Gambar 1-11. Komponen-komponen uterus
Kavum uteri dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar, disebut endometrium. Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan stroma dengan banyak pembuluh-pembuluh darah yang berkeluk-keluk. Di korpus uteri endometrium licin, akan tetapi di serviks berkelok-kelok; kelenjar- kelenjar itu bermuara di kanalis servikalis (arbor vitae). Pertumbuhan dan fungsi endometrium dipengaruhi sekali oleh hormon steroid ovarium.
Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul dalam anteversiofleksio (serviks ke depan atas) dan membentuk sudut dengan vagina, sedang korpus uteri berarah ke depan dan membentuk sudut 120°-130° dengan serviks uteri. Di Indonesia uterus sering ditemukan dalam retrofleksio (korpus uteri berarah ke belakang) yang pada umumnya tidak memerlukan pengobatan.
Perbandingan antara panjang korpus uteri dan serviks berbeda-beda dalam pertumbuhan. Pada bayi perbandingan itu adalah 1 : 2, sedangkan pada wanita dewasa 2:1.
Di luar, uterus dilapisi oleh serosa (peritoneum viserale). Jadi, dari luar ke dalam ditemukan pada dinding korpus uteri serosa atau perimetrium, miometrium, dan endometrium. Uterus mendapat darah dari arteria uterina, ranting dari arteria iliaka interna, dan dari arteria ovarika.

Tuba
Tuba Fallopii ialah saluran telur berasal — seperti juga uterus — dari duktus Miilleri. Rata-rata panjangnya tuba 11-14 cm. Bagian yang berada di dinding
Gambar 1-12. Uterus dalam berbagai masa kehidupan wanita

uterus dinamakan pars intertisialis, lateral dari itu (3-6 cm) terdapat pars isthmika yang masih sempit (diameter 2-3 mm), dan lebih ke arah lateral lagi pars ampullaris yang lebih lebar (diameter 4-10 mm) dan mempunyai ujung terbuka menyerupai anemon yang disebut infundibulum. Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot di dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkuler. Lebih ke dalam lagi terdapat mukosa yang berlipat-lipat ke arah longitudinal dan terutama dapat ditemukan di bagian ampulla. Mukosa
tuba terdiri atas epitel kubik sampai silindrik, yang mempunyai bagian-bagian dengan serabut-serabut dan yang bersekresi. Yang bersekresi mengeluarkan getah, sedangkan yang berserabut dengan getarannya menimbulkan suatu arus ke arah kavum uteri.

Gambar 1-13. Tuba Fallopii. Perhatikan vaskularisasi uterus dan adneksa

Ovarium
Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah ke ovarium melalui ligamentum Suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopel- vikum).
Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bagian ovarium kecil berada di dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Di situ masuk pembuluh-pembuluh darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubung- kan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-silindrik, disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel-folikel primordial. Pada wanita diperkirakan terdapat banyak folikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel, berkembang menjadi folikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam, dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu korpus luteum

Gambar 1-14. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan

lapisan sel-sel saja sampai folikel de Graaf yang matang. Folikel yang matang ini terisi dengan likuor follikuli yang mengadung estrogen, dan siap untuk berovulasi. Pada waktu dilahirkan bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel- folikel. Pada umur 6-15 tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun menurun sampai 59.000, dan antara 34-45 hanya 34.000. Pada masa menopause semua folikel sudah menghilang.

2.5 Jaringan penunjang alat genital
Uterus berada di rongga panggul dalam anteversiofleksio sedemikian rupa, sehingga bagian depannya setinggi simfisis pubis, dan bagian belakang setinggi artikulasio sakrokoksigea.
Jaringan ikat di parametrium, dan ligamentum-ligamentum membentuk suatu sistem penunjang uterus, sehingga uterus terfiksasi relatif cukup baik.
Jaringan-jaringan itu ialah:
Ligamentum kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackenrodt) merupakan ligamentum yang terpenting untuk mencegah agar uterus tidak turun.

Gambar 1-15. Jaringan penunjang alat genital
Ligamentum ini terdiri atas jaringan ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterina.
Ligamentum sakrouterinum sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang juga menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kanan melalui dinding rektum ke arah ossakrum kiri dan kanan.
Ligamentum rotundum sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi, dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan.
Ligamentum pubovesikale sinistrum dan dekstrum, berjalan dari os pubis melalui kandung kencing, dan seterusnya sebagai ligamentum vesikouterinum sinistrum dan desktrum ke serviks.

Gambar 1-16. Topografi alat genital dan sekitarnya

Ligamentum latum sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang berjalan dari uterus ke arah lateral, dan tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebetulnya ligamentum ini adalah bagian peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba, dan berbentuk sebagai lipatan. Di bagian lateral dan belakang ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistrum dan dekstrum). Untuk menfiksasi uterus ligamentum ini tidak banyak artinya.
Ligamentum infundibulopelvikum, yakni ligamentum yang menahan tuba Fallopii, berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovarika. Sebagai alat penunjang ligamentum ini tidak banyak artinya.
Ligamentum ovarii proprium sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang berjalan dari sudut kiri dan kanan belakang fundus uteri ke ovarium. Ligamentum ovarii proprium ini berasal dari gubernakulum; jadi, asalnya sama dengan ligamentum rotundum, yang juga berasal dari gubernakulum. Ligamentum-ligamentum dan jaringan-jaringan di parametrium tidak semuanya berfungsi sebagai penunjang uterus. Terdapat ligamentum-ligamentum yang mudah sekali dikendorkan, sehingga alat-alat genital mudah berganti posisi. Ligamentum latum sebenarnya hanya suatu lipatan peritoneum yang menutupi uterus dan kedua tuba, dan, terdiri atas mesosalpinks, mesovarium, dan mesometrium. Di antara lipatan tersebut ditemukan jaringan ikat yang letaknya disebut intraligamenter (di dalam ruangan ligamentum latum).
Ruangan tersebut berhubungan pula dengan ruangan retroperitoneal yang terdapat di atas otot-otot dasar panggul dan di daerah ginjal. Bila ada abses di daerah ginjal, maka abses ini mudah sekali menjalar ke darah retroperitoneal di panggul.

2.6 Peritoneum
Peritoneum viserale menutupi sebagian besar alat genitalia interna. Bagian yang tidak ditutupi oleh peritoneum dinamakan retro- atau ekstra-peritoneal. Di depan dan di belakang uterus peritoenum viserale menutupi suatu cekungan: di depan terdapat ekskavasio vesikouterina, dan peritoneum viserale yang menutup dinamakan plika vesikouterina, sedang di belakang uterus terdapat ekskavasio rektouterina atau kavum Douglasi, yang diliputi pula oleh peritoenum.
Telah dikemukakan bahwa indung telur sebagian besar terletak intraperitoneal, dan hanya hilus ovarii letaknya ekstraperitoneal antara kedua lipatan ligamentum latum.




2.7 Sistem uropoetik di rongga panggul
Ureter yang di abdomen letaknya retroperitoneal masuk ke pelvis minor melewati arteria iliaka interna dan melintasi arteria uterina dekat pada serviks hampir tegak lurus, dan akhirnya bermuara di kandung kencing sisi belakang di trigonum Lieutaudi.

Gambar 1-17. Persilangan ureter dan arteria uterina

Pada operasi ginekologik jalan ureter harus diperhitungkan benar-benar, agar supaya ureter jangan sampai terpotong. Ureter mempunyai dinding otot polos sendiri yang masuk ke dalam dinding vesika urinaria. Di dalam lapisan otot ini ditemukan selaput mukosa (tunika mukosa) dan di luarnya jaringan ikat (tunika adventisia). Lumen ureter pada pemotongan berbentuk seperti bintang.
Pembuluh-pembuluh darah di sekitar ureter berasal dari arteria iliaka, dan khususnya bagian dekat pada kandung kencing mendapat darahnya dari arteria vesikalis, cabang dari arteria uterina. Pada pelepasan/membebaskan ureter pembuluh-pembuluh darah tersebut harus diperhatikan jangan sampai terpotong. Hal ini dapat menimbulkan nekrosis ureter. Lagi pula, perlu diketahui bahwa ureter dapat menunjukkan kelainan, dan ada yang mempunyai dua ureter di salah satu sisi, di kanan atau di kiri. Vesika urinaria (kandung kencing) umumnya mudah menampung 350 ml, akan tetapi dapat pula terisi cairan 600 ml atau lebih. Bagian kandung kencing yang mudah berkembang adalah bagian yang diliputi oleh peritoneum viserale.
Pada dasar kandung kencing terdapat trigonum Lieutaudi, yang bersamaan dengan urethra, dihubungkan oleh septum vesiko-urethro-vaginale dengan dinding depan vagina. Di trigonum Lieutaudi bermuara kedua (atau lebih) ureter. Dasar kandung kencing ini terfiksasi, tidak bergerak atau tidak

mengembang seperti bagian atas yang diliputi oleh serosa. Di septum vesiko- urethro-vaginale terdapat fasia yang dikenal sebagai fasia Halban. Dinding kandung kencing mempunyai lapisan otot polos yang kuat, beranyaman seperti anyaman tikar. Selaput kandung kencing di daerah trigonum Lieutaudi licin dan melekat pada dasarnya. Pada daerah kandung kencing dan bagian atas urethra terdapat muskulus lissosfingter, terdiri atas otot polos, dan berfungsi menutup jalan urine setempat.

Gambar 1-18. Vesika urinaria dari bawah. Perhatikan anyaman otot vesika (digambar secara skematik)
Urethra panjangnya 3,5 - 5 cm, berjalan dari kandung kencing ke depan di bawah dan belakang simfisis, dan bermuara di vulva. Pada wanita yang berbaring arahnya kurang lebih horisontal. Hal ini perlu difahami bila mengadakan kateterisasi. Lapisan-lapisan urethra kurang lebih sesuai dengan yang ditemukan pada kandung kencing. Di sepanjang urethra terdapat muskulus sfingter. Yang terkuat adalah muskulus lissosfingter dan muskulus rhabdosfingter. Yang terakhir ini adalah bagian dari diafragma urogenitale.

2.8 Rektum
Rektum berjalan melengkung sesuai dengan lengkungan os sakrum, dari atas ke anus. Antara rektum dan uterus terbentuk ekskavasio rektouterina, terkenal sebagai kavum Douglasi, yang diliputi oleh peritoneum viserale. Dalam klinik rongga ini mempunyai arti penting: rongga ini menonjol jika ada cairan (darah atau asites) atau ada tumor di daerah tersebut. Dasar rongga tersebut terletak 5-6 cm di atas anus. Anus ditutup oleh muskulus sfingter ani eksternus, diperkuat oleh muskulus bulbokavernosis, muskulus levator ani, dan jaringan ikat perineum.

2.9 Sisa-sisa embrional
Di mesosalpinks dapat dijumpai sisa-sisa mesonefros sebagai epooforon (parovarium), dan distal dari itu Parooforon.

Gambar 1-19. Genitalia interna dengan sisa-sisa alat fetal
Epooforon tidak jarang tumbuh sebagai suatu kista yang jelas berada di luar ovarium, dan dikenal sebagai kista parovarium. Sisa-sisa duktus Wolffii dapat ditemukan sebagai kista yang dinamakan kista Gärtner. Letaknya biasanya di dinding lateral vagina.

2.10 Sirkulasi darah alat genital
Genitalia interna dan eksterna mendapat darah dari cabang-cabang arteria iliaka interna (arteria hipogastrika) dan dari arteria ovarika. Arteria ovarika sinistra berasal dari arteria renalis sinistra. Arteria ovarika masuk ke ovarium dan tuba melalui ligamentum infundibulopelvikum dan mengadakan dua anastomosis yang pertama melalui tuba, dan yang kedua melalui ovarium dengan ramus asendens arteriae uterinae. Arteria uterina sendiri berasal dari arteria hipogastrika, masuk melalui ligamentum kardinale Mackendrodt dekat serviks, dan memberikan ramus asendens serta ramus desendens. Yang terakhir ini memberikan darah kepada serviks dan % bagian atas vagina. Vagina dan genitalia eksterna mendapat pula darah dari ranting-ranting arteria rektalis media dan arteria pudenda interna.

Gambar 1-20. Vaskularísasi alat-alat genitalia interna dan alat-alat sekitarnya


Vena (pembuluh darah balik) tidak berkatub, mempunyai banyak anastomo- sis, dan membentuk pleksus: pleksus pampiniformis (pleksus venosus ovarikus), pleksus uterinus, dan pleksus vaginalis. Klitoris mempunyai vaskularísasi yang baik sekali, sehingga pada perlukaan dapat timbul perdarahan banyak yang dapat membahayakan jiwa penderita. Arteriae umbilikale pada orang dewasa berobliterasi dan menjadi ligamentum umbilikale laterale (pada janin arteria umbilikale lateralis adalah arteria (foenikuli).

2.11 Saluran dan kelenjar limfe
Saluran dan kelenjar limfe sangat penting dalam hubungan dengan penyebaran tumor ganas. Pada waktu operasi tumor ganas, anatomi saluran dan kelenjar limfe perlu diketahui untuk dapat mengangkat anak sebar yang melalui saluran limfe ke kelenjar-kelenjar yang bersangkutan.
Gambar 1-21. Penyaluran getah bening serviks uteri

Serviks uteri
Limfe dari sini mengalir ke tiga jurusan utama:
1)      dari isthmus melalui parametrium ke kelenjar-kelenjar di sekitar vasa iliaka;
2)      dari bagian dekat ureter mengikuti pembuluh darah balik ke kelompok glandula iliaka eksterna;
3)      dari bagian belakang melalui ligamentum sakrouterinum menyebar melalui parametrium ke kelompok glandula hipogastrika dan glandula obturatoria; ada pula melalui ligamentum sakrouterinum ke kelompok glandula sakralis lateralis.

Gambar 1-22. Penyaluran getah bening serviks uteri
Korpus uteri
Saluran limfe dari korpus uteri mengalir ke 3 jurusan:
1)      dari bagian bawah korpus uteri ke kelompok glandula iliaka dan glandula sakralis lateralis;
2)      melalui ligamentum rotundum ke glandula inguinalis superfisialis terus ke glandula femoralis dan kelompok glandula iliaka eksterna;
3)      bersama-sama dengan saluran limfe dari tuba dan ovarium melalui ligamentum infundibulo-pelvikum ke kelompok glandula paraaorta.

Gambar 1-23. Penyaluran getah bening korpus uteri (1). gl vasa iliaka; (2). gl para aorta; (3) gl. inguinale

Vagina
Bagian 2A atas menyalurkan limfe ke glandula obturatoria dan ke kelenjar- kelenjar sekitar vasa iliaka; sebagian melalui ligamentum sakrouterinum ke kelompok glandula sakralis lateralis. Bagian bawah vagina menyalurkan limfe ke glandula-glandula inguinalis superfisialis dan profunda, dan selanjutnya ke kelompok kelenjar-kelenjar femoral dan iliaka eksterna.

Gambar 1 -24. Sistem getah bening vulva dan perineum (1). gl. inguinal superfisial; (2). gl. inguinal interna;
3). gl. di vasa iliaka; (4). pleksus di depan simfisis; (5) pleksus di belakang simfisis; (6) gl. di obtoratorium

Vulva
Saluran limfe dari klitoris, bagian atas labia minora dan labia majora menuju ke kelenjar-kelenjar inguinal terus ke kelenjar-kelenjar femoral dan iliaka eksterna. Bagian bawah labia, fossa navikulare dan perineum menyalurkan limfe ke glandula-glandula inguinalis. superfisialis dan terus ke glandula-glandula inguinalis profunda.

Gambar 1-25. Inervasi uterus

2.12 Urat-urat saraf
Sistem saraf alat genital pada umumnya otonom. Di samping itu masih ada sistem serebrospinal, yang memberi inervasi pada otot-otot dasar panggul. Invervasi uterus sendiri terdiri terutama atas sistem saraf simpatis, tetapi untuk sebagian juga atas sistem parasimpatis dan sistem serebrospinal. Bagian dari sistem parasimpatis berada di dalam panggul di sebelah kiri dan kanan depan os sakrum, berasal dari saraf sakral 2,3,4, dan selanjutnya memasuki pleksus Frankenhäuser. Bagian dari sistem simpatis masuk ke rongga panggul sebagai pleksus prasakralis (Cotte) lewat depannya bifurkasio aortae dan Promontorium, membagi dua kanan dan kiri, dan menuju ke bawah ke pleksus Frankenhauser. Pleksus ini terdiri atas ganglion-ganglion berukuran besar dan kecil, dan terletak terutama pada dasarnya ligamentum sakrouterinum kanan dan kiri. Serabut-serabut saraf dari kedua sistem itu memberi invervasi pada miometrium dan endometrium. Kedua-duanya mengandung unsur motorik dan sensorik dan bekerja antagonistik. Serabut saraf simpatis menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi, sedangkan serabut parasimpatis mencegah kontraksi dan menimbulkan vasodilatasi. Saraf yang berasal dari saraf torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sakral 2, 3, 4, sedangkan dari bawah vagina melalui nervus pudendus dan nervus ileoinguinalis.

1 komentar: