Laman

Cari Materi

Minggu, 24 Maret 2013

pemeriksaan LAB ibu Hamil


2.1  MENETAPKAN KEBUTUHAN TES LAB
Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy.
Pemeriksaan laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan khusus yang dilakukan pada pasien untuk membantu menegakan diagnosis. Prosedur dan pemeriksaan khusus merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara tim. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang, setelah pemeriksaan utama yang dilakukan oleh seorang dokter. Penilaian hasil laboratorium sangat penting untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko, memantau perkembangan penyakit, memantau pengobatan dan lain-lain. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa dari suatu penyakit serta keluhan pasien.
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi tes darah berikut : golongan darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung darah lengkap (hematokrit), Rapid Plasma Reagin (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubela, HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan kultur urine. Kondisi umum klien memungkinkan pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan, tes tambahan seperti skrining tripel serum maternal juga diperlukan.(1)

  1. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan "sederhana" terhadap darah bertujuan untuk mengetahui:
·  Kadar hemoglobin: mendeteksi kemungkinan adanya anemia atau pendarahan. Kadar normal: 12-18.
·  Jumlah sel darah putih (leukosit): mendeteksi kemungkinan adanya infeksi. Kadar normal: 5.000 - 10.000.
·  Jumlah sel darah merah (eritrosit): mendeteksi kemungkinan adanya anemia. Kadar normal: 4,2 - 6,2 juta.
·  Jumlah trombosit: mendeteksi kemungkinan adanya pendarahan. Kadar normal: 150 - 450 ribu.
·  Angka hematokrit: mendeteksi kemungkinan adanya kekurangan cairan plasma yang menyebabkan angkanya tinggi, atau kekurangan produksi sel darah merah yang menyebabkan angkanya rendah. Kadar normal: 42 - 52.
·   Laju endap darah: mendeteksi kemungkinan adanya peradangan. Kadar normal 0 - 15.(1)

b. Pemeriksaan Urine
1. Urin sewaktu
Untuk berbagai pemeriksaan digunakan urin sewaktu, yakni urin dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan secara khusus.Pemeriksaan ini baik untuk pemeriksaan rutin tanpa keluhan khusus.

2. Urin pagi
Maksudnya, urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat daripada urin yang dikeluarkan di siang hari. Pemeriksaan urin pagi baik untuk sedimen, berat jenis, protein, juga tes kehamilan. Sebaliknya, urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring karena adanya glukosuria.

3. Urin postprandial

Maksudnya, urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5 - 3 jam sehabis makan. Sampel ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria.

4. Urin 24 jam
Sampel ini digunakan untuk mengetahui keandalan angka analisis. Untuk mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang ditutup dengan baik. Botol harus bersih dan memerlukan zat pengawet.
Cara mengumpulkan urin ini dikenal juga sebagai timed specimen, yakni urin siang 12 jam, dan urin malam 12 jam. Urin siang 12 jam dikumpulkan dari pukul 07.00 sampai 19.00Sementara urin malam 12 jam, dikumpulkan dari pukul 19.00 sampai pukul 7.00 keesokan harinya. Adakalanya urin 24 jam ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol dengan maksud tertentu. Contohnya, pada penderita diabetes melitus untuk melihat banyaknya glukosa dari santapan satu hingga santapan berikutnya.(1)

CONTOH DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM (3)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No.
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Gula Dalam urin

Persiapan Alat:
  • 2,5 cc Benedict
  • 1 Spuit 3 cc
  • 1 Pipet tetes Urin
  • Bunser Burner
  • 1 Korek api
  • 2 Tabung Reaksi
  • 1 Penjepit tabung reaksi
  • 1 pasang Handscoen
  • Pena dan buku catatan
  • Larutan Disinfektan dalam waskom
1
Isilah tabung reaksi dengan benedict masing-masing 2,5 cc

2
Tetesi tabung tersebut dengan 4 tetes urin

3
Panaskan urin yang sudah tercampur diatas lampu spiritus berjarak 2-3 cm dari ujung lampu sampai mendidih

4
Kocok dan bandingkan dengan tabung yang lain lihat perbedaaan

5
Membaca hasil dan mendokumentasikan




Pemeriksaan Protein Urine

Persiapan Alat:
  • 2-3 cc urin
  • 1 Spuit 3 cc
  • 1 Pipet tetes Asam asetat
  • Bunser Burner
  • 1 Korek api
  • 2 Tabung Reaksi
  • 1 Penjepit tabung reaksi
  • 1 pasang Handscoen
  • Pena dan buku catatan
  • Larutan Disinfektan dalam waskom

1
Isilah tabung reaksi dengan urin 2-3 cc
2
Panaskan urin di atas lampu spritus (Bunser Burner) berjarak 2-3 cm dari ujung lampu sampai mendidih

3
Kalau urin keruh tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%, ini menunjukkan adanya HR dan ini tidak signifikan untuk protein

4
Kalau urin tetap keruh panaskan sekali lagi

5
Kalau urin masih tetap keruh berarti ada protein dalam urin

6
Mencatat hasil pemeriksaan





Pemeriksaan HB Sahli

Persiapan Alat:
  • Hcl 0,1%
  • 1 lancet Blood
  • Tisu kering
  • Kapas alkohol
  • Aquabidest
  • 1 tabung pengencer
  • 1 Pipet darah
  • 1 Pipet pengencer
  • 1 pengaduk
  • Larutan Disinfektan dalam waskom

1
Isilah tabung Haemometer dengan Hel 1% sampai angka 2

2
Tusuk ujung jari dengan jarum yang steril, bersihkan darah yang pertama keluar dengan kapas/tisu

3
Gunakan pipet untuk menghisap darah mencapai warna biru pada tabung / 20 mm

4
Masukkan darah ke dalam tabung kemudian isap larutan keluar dan masuk pipet sampai semua darah keluar dari pipet

5
Aduk Hcl dengan darah samapai benar-benar tercampur

6
Masukkan aquadest tetes demi tetes ke dalam tabung, diaduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna standar

7
Lihat ujung paling atas dan baca angka diujung tersebut, itulah kadar Hbnya lalu catat hasilnya



Pembacaan Hasil Pemeriksaan

Protein Urin
Kondisi urin

Kekeruhan ringan tanpa butiran
(0,01-0,05%)
Lebih keruh dan terdapat butiran
(0,05-0,2%)
Urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping2
(0,2-0,5%)
Urin sangat keruh dan bergumpal2/memadat
(>0,5%)
Nilai
+
++
+++
++++

Glukosa Urin
warna urin

Kehijauan kekuning2an
(0,5-1%)
kuning keruh
(1-1,5%)
Jingga
(2-3,5%)
Merah keruh
(>3,5%)
Nilai
+
++
+++
++++

Hb Sahli
Kadar Hb

>10 - <11 gr %
≥7 – 10 gr %
<7 gr %
Klasifikasi
Anemia Ringan
Anemia Sedang
Anemia Berat

1 komentar: