Tulang panggul
Kerangka seorang pria lebih kuat dan kekar, sedangkan kerangka seorang wanita lebih ditujukan
kepada pemenuhan fungsi reproduksi. Pada wanita bentuk thoraks mempunyai bagian bawah yang lebih luas untuk
keperluan kehamilan, panggul
berbentuk ginekoid dengan ala iliaka lebih lebar dan cekung, Promontorium
kurang menonjol, simfisis lebih pendek. Di daerah lumbal lordosis lebih jelas.
Inklinasi panggul
pada wanita lebih
besar dari pada inklinasi pada pria.
2.2 Dinding
abdomen
Dinding depan abdomen terdiri atas kulit, pannikulus adiposus (lapisan
lemak) yang kadang-kadang cukup tebal, fasia, dan otot-otot: muskulus rektus, muskulus
obliquus eksternus, muskulus obliquus internus, serta muskulus transversus
abdominis, dan aponeurosis.
Gambar
1-1. (A) Tulang panggul
dari atas. Perhatikan luas pintu atas panggul pada wanita
(B) Tulangpanggul
dari depan. Perhatikan arkus pubis yang luas pada wanita
Muskulus rektus abdominis berpangkal pada sebelah depan kosta ke 5 dan ke
7, dan berjalan ke bawah ke simfisis; dengan otot-otot yang lain yang berjalan miring
dan melintang dibentuk suatu sistem, sehingga dinding abdomen menjadi kuat
sekali. Salah satu fungsi dinding abdomen yang penting ialah bersama-sama
dengan diafragma mengecilkan kavum abdominis (rongga perut) dan meningkatkan
tekanan dalam rongga perut; suatu fungsi yang penting pada persalinan. Aponeurosis
adalah pangkal otot-otot yang bertemu di linea alba, dan merupakan pula sarung
bagi muskulus rektus. Distal dari linea arkuata aponeurosis muskulus obliquus
internus berjalan hanya di depan muskulus rektus, sehingga di bawah garis
tersebut di belakang muskulus rektus tidak ditemukan fasia.
Gambar 1-2 (A)
Potongan horisontal dinding abdomen antara pusat dan linea arkuata (B) Potongan
horisontal dinding abdomen di bawah linea arkuata. Perhatikan letak an.
Epigastrika inf. dan ligament umbilikalia dan tebal fasia transversalis
abdominis
Pada pemotongan melintang di bawah pusat ditemukan 3 (tiga) ligamentum: yang
di tengah-tengah adalah sisa chorda urachi, dan di kanan-kirinya
terdapat bekas kedua arteria umbilikale laterale. Pembuluh-pembuluh darah
dinding perut di bawah pusat berasal dari arteria epigastrika superfisialis,
arteria pudenda eksterna (keduanya ranting dari arteria femoralis), dan arteria
epigastrika inferior, ranting dari arteria iliaka eksterna.
Gambar
1-3. Aponeurosis dinding abdomen
2.3 Dasar panggul
Karena manusia
berdiri tegak lurus, maka dasar panggul perlu mempunyai kekuatan untuk menahan semua beban yang
diletakkan padanya, khususnya isi rongga perut dan tekanan intraabdominal.
Beban ini ditahan oleh lapisan otot- otot dan fasia yang ada di dalam dasar panggul. Pada persalinan
lapisan-lapisan otot dan fasia mengalami tekanan dan dorongan, sehingga dapat
timbul prolapsus genitalis.
Pintu bawah panggul terdiri atas
diafragma pelvis, diafragma urogenitale, dan lapisan-lapisan otot yang berada
di luarnya.
Diafragma pelvis terbentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus koksigeus,
dan menyerupai sebuah mangkok. Di garis tengah bagian depan mangkok ini terbuka
(hiatus genitalis). Di sana urethra, vagina, dan rectum keluar dari pelvis
minor. Diafragma urogenitalis yang menutup arkus pubis dibentuk oleh
aponeurosis muskulus transversus perinei profundus dan muskulus transversus
superfisialis. Di dalam sarung aponeurosis itu terdapat muskulus rhabdosfingter
urethrae.
Gambar
1-6. Diafragma pelvis dan diafragma urogenitale
Lapisan paling luar (distal) dibentuk oleh muskulus bulbokavernosus yang melingkari
genitalia eksterna, muskulus perinei transversus superfisialis, muskulus
iskhiokavernosus, dan muskulus sfingter ani eksternus. Semua otot ini di bawah
pengaruh saraf motorik dan dapat dikejangkan aktif. Fungsi otot-otot tersebut
di atas adalah sebagai berikut: Muskulus levator ani menahan rektum dan vagina
turun ke bawah, muskulus sfingter ani eksternus diperkuat oleh muskulus levator
ani menutup anus, muskulus bulbokavernosus mengecilkan introitus vagina di
samping memperkuat fungsi muskulus sfingter vesisae internus yang terdiri atas
otot polos.
Gambar
1-7. Lapisan otot-otot paling luar dari pintu bawah panggul
Pada introitus vaginae ditemukan juga bulbus vestibuli yang terdiri atas jaringan
yang mengandung banyak pembuluh darah sehingga dapat membesar jika pembuluh darah
terisi.
2.4 Alat
genital
Vulva
Vulva ialah tempat bermuaranya sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari
oleh labia majora (bibir besar) yang ke belakang menjadi satu dan membentuk
kommissura posterior dan perineum. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak
serupa dengan yang ada di mons veneris. Medial dari bibir besar ditemukan bibir
kecil (labia minora) yang ke arah perineum menjadi satu dan membentuk frenulum
labiorum pudendi. Di depan frenulum ini terletak fossa navikulare. Kanan dan
kiri dekat pada fossa navikulare ini dapat dilihat dua buah lubang kecil tempat
saluran kedua glandulae Bartholini bermuara. Ke depan labia minora menjadi satu
dan membentuk prepusium klitoridis dan frenulum klitoridis. Di bawah prepusium
klitoridis terletak klitoris. Kira-kira 1,5 cm di bawah klitoris terdapat
orifisium urethrae eksternum (lubang kemih). Di kanan kiri lubang kemih ini
terdapat dua lubang kecil dari saluran yang buntu (duktus paraurethralis atau
duktus Skene).
Gambar
1-8. Genitalia eksterna
Vagina
Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna.
Introitus vaginae tertutup pada himen (selaput dara), suatu lipatan selaput
setempat. Pada seorang virgo selaput daranya masih utuh, dan lubang selaput
dara (hiatus himenalis) umumnya hanya dapat dilalui oleh jari kelingking.
Pada koitus
pertama himen robek di beberapa tempat dan sisanya dinamakan karunkulae
mirtiformes. Bentuk lain yang ditemukan pada himen ialah hymen kribriformis
(menunjukkan beberapa lubang), himen septus, dan sebagainya; kadang-kadang
himen tertutup sama sekali (himen imperforatus). Besarnya lubang himen tidak
menentukan apakah wanita
tersebut masih virgo atau tidak.
Hal ini baik
diketahui sehubungan dengan kedokteran kehakiman. Di Indonesia keutuhan selaput
dara pada seorang gadis/virgo masih dihargai sekali; maka selayaknya para
dokter memperhatikan hal ini. Pada seorang gadis yang memerlukan pemeriksaan
ginekologik sebaiknya dilakukan pemeriksaan rektal. Vagina berukuran di depan
6,5 cm dan dibelakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah
pinggir bawah simfisis ke Promontorium. Arah ini penting diketahui jika
memasukkan jari ke dalam vagina pada pemeriksaan ginekologik.
Pada pertumbuhan janin dalam uterus 2/3 bagian atas
vagina berasal dari duktus Miilleri (asal dari entoderm), sedangkan 1/3
bagian bawahnya dari lipatan-lipatan ektorderm. Hal ini penting diketahui dalam
menghadapi kelainan-kelainan bawaan. Epitel vagina terdiri atas epitel skuamosa
dalam beberapa lapisan. Lapisan tidak mengandung kelenjar, akan tetapi dapat
mengadakan transudasi. Pada anak kecil epitel itu amat tipis, sehingga mudah
terkena infeksi, khususnya oleh gonokokkus.
Mukosa vagina berlipat-lipat horisontal; lipatan itu dinamakan ruga di tengah-tengah
bagian depan dan belakang ada bagian yang lebih mengeras, disebut kolumna
rugarum. Ruga-ruga jelas dapat dilihat pada VS bagian distal vagina pada
seorang virgo atau nullipara, sedang pada seorang multipara lipatan-lipatan
untuk sebagian besar hilang. Di bawah epitel vagina terdapat jaringan ikat yang
mengandung banyak pembuluh darah. Di bawah jaringan ikat terdapat otot-otot
dengan susunan yang serupa dengan susunan otot usus.
Sebelah luar otot-otot terdapat fasia (jaringan ikat) yang akan berkurang
elastisitasnya pada wanita
yang lanjut usianya. Di sebelah depan dinding vagina bagian bawah terdapat
urethra sepanjang 2,5-4 cm. Bagian atas vagina berbatasan dengan kandung
kencing sampai ke forniks vaginae anterior. Dinding belakang vagina lebih
panjang dan membentuk forniks posterior yang jauh lebih luas daripada forniks
anterior. Di samping kedua forniks itu dikenal pula forniks lateralis sinistra
dan dekstra. Umumnya dinding depan dan belakang vagina dekat mendekati. Pada wanita yang telah
melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang kondor
dan agak merosot (sistokele dan rektokele). Pada seorang virgo keadaan ini
jarang ditemukan.
Uterus
Uterus pada
seorang dewasa berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang
sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di tempat yang
paling lebar 5,25 cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas korpus uteri (% bagian
atas) dan serviks uteri (VS bagian bawah). Di dalam korpus uteri terdapat
rongga (kavum uteri), yang membuka ke luar melalui saluran (kanalis servikalis)
yang terletak di serviks. Bagian bawah serviks yang terletak di vagina
dinamakan porsio uteri (pars vaginalis servisis uteri), sedangkan yang berada
di atas vagina disebut pars supravaginalis servisis uteri. Antara korpus dan
serviks masih ada bagian yang disebut isthmus uteri.
Bagian atas uterus disebut fundus uteri, di situ tuba Fallopii kanan dan
kiri masuk ke uterus. Dinding uterus terdiri terutama atas miometrium, yang merupakan
otot polos berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam
sirkuler, yang antara kedua lapisan ini beranyaman. Miometrium dalam
keseluruhannya dapat berkontraksi dan berrelaksasi.
Gambar
1-9. Potongan sagital melalui genitalia interna
Gambar
1-10. Bagian-bagian uterus
Gambar
1-11. Komponen-komponen uterus
Kavum uteri dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar,
disebut endometrium. Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar,
dan stroma dengan banyak pembuluh-pembuluh darah yang berkeluk-keluk. Di korpus
uteri endometrium licin, akan tetapi di serviks berkelok-kelok; kelenjar- kelenjar
itu bermuara di kanalis servikalis (arbor vitae). Pertumbuhan dan fungsi
endometrium dipengaruhi sekali oleh hormon steroid ovarium.
Uterus pada wanita
dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul dalam anteversiofleksio (serviks ke depan atas) dan
membentuk sudut dengan vagina, sedang korpus uteri berarah ke depan dan
membentuk sudut 120°-130° dengan serviks uteri. Di Indonesia uterus sering
ditemukan dalam retrofleksio (korpus uteri berarah ke belakang) yang pada
umumnya tidak memerlukan pengobatan.
Perbandingan
antara panjang korpus uteri dan serviks berbeda-beda dalam pertumbuhan. Pada
bayi perbandingan itu adalah 1 : 2, sedangkan pada wanita dewasa 2:1.
Di luar, uterus dilapisi oleh serosa (peritoneum viserale). Jadi, dari
luar ke dalam ditemukan pada dinding korpus uteri serosa atau perimetrium, miometrium,
dan endometrium. Uterus mendapat darah dari arteria uterina, ranting dari
arteria iliaka interna, dan dari arteria ovarika.
Tuba
Tuba Fallopii ialah saluran telur berasal — seperti juga uterus — dari
duktus Miilleri. Rata-rata panjangnya tuba 11-14 cm. Bagian yang berada di
dinding
Gambar
1-12. Uterus dalam berbagai masa kehidupan wanita
uterus dinamakan
pars intertisialis, lateral dari itu (3-6 cm) terdapat pars isthmika yang masih
sempit (diameter 2-3 mm), dan lebih ke arah lateral lagi pars ampullaris yang
lebih lebar (diameter 4-10 mm) dan mempunyai ujung terbuka menyerupai anemon
yang disebut infundibulum. Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale,
yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot di dinding tuba terdiri atas
(dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkuler. Lebih ke dalam lagi
terdapat mukosa yang berlipat-lipat ke arah longitudinal dan terutama dapat
ditemukan di bagian ampulla. Mukosa
tuba terdiri
atas epitel kubik sampai silindrik, yang mempunyai bagian-bagian dengan
serabut-serabut dan yang bersekresi. Yang bersekresi mengeluarkan getah,
sedangkan yang berserabut dengan getarannya menimbulkan suatu arus ke arah
kavum uteri.
Gambar
1-13. Tuba Fallopii. Perhatikan vaskularisasi uterus dan adneksa
Ovarium
Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di
kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium
berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah ke ovarium
melalui ligamentum Suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopel- vikum).
Ovarium terletak
pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium berada
intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bagian ovarium kecil berada
di dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Di situ masuk pembuluh-pembuluh darah
dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubung- kan lapisan belakang ligamentum
latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-silindrik,
disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika albuginea
dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel-folikel primordial.
Pada wanita
diperkirakan terdapat banyak folikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang
dua folikel, berkembang menjadi folikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan
bagian ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam
letak yang beraneka ragam, dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari
satu sel telur yang dikelilingi oleh satu korpus luteum
Gambar
1-14. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan
lapisan sel-sel
saja sampai folikel de Graaf yang matang. Folikel yang matang ini terisi dengan
likuor follikuli yang mengadung estrogen, dan siap untuk berovulasi. Pada waktu
dilahirkan bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini
berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel- folikel. Pada umur 6-15
tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun
menurun sampai 59.000, dan antara 34-45 hanya 34.000. Pada masa menopause semua
folikel sudah menghilang.
2.5 Jaringan
penunjang alat genital
Uterus berada di
rongga panggul dalam
anteversiofleksio sedemikian rupa, sehingga bagian depannya setinggi simfisis
pubis, dan bagian belakang setinggi artikulasio sakrokoksigea.
Jaringan ikat di
parametrium, dan ligamentum-ligamentum membentuk suatu sistem penunjang uterus,
sehingga uterus terfiksasi relatif cukup baik.
Jaringan-jaringan
itu ialah:
Ligamentum
kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackenrodt) merupakan ligamentum yang
terpenting untuk mencegah agar uterus tidak turun.
Gambar
1-15. Jaringan penunjang alat genital
Ligamentum ini
terdiri atas jaringan ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina
ke arah lateral ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah,
antara lain vena dan arteria uterina.
Ligamentum sakrouterinum sinistrum dan
dekstrum, yakni ligamentum yang juga menahan uterus supaya tidak
banyak bergerak, berjalan melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan
kanan melalui dinding rektum ke arah ossakrum kiri dan kanan.
Ligamentum rotundum sinistrum dan
dekstrum, yakni ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi,
dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah inguinal kiri dan
kanan.
Ligamentum pubovesikale sinistrum dan
dekstrum, berjalan dari os pubis melalui kandung kencing, dan
seterusnya sebagai ligamentum vesikouterinum sinistrum dan desktrum ke serviks.
Gambar
1-16. Topografi alat genital dan sekitarnya
Ligamentum
latum sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang berjalan dari uterus ke arah lateral,
dan tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebetulnya ligamentum ini adalah
bagian peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba, dan berbentuk
sebagai lipatan. Di bagian lateral dan belakang ligamentum ini ditemukan indung
telur (ovarium sinistrum dan dekstrum).
Untuk menfiksasi uterus ligamentum ini tidak banyak artinya.
Ligamentum
infundibulopelvikum,
yakni ligamentum yang menahan tuba Fallopii, berjalan dari arah
infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat saraf,
saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovarika. Sebagai alat penunjang
ligamentum ini tidak banyak artinya.
Ligamentum ovarii proprium sinistrum dan dekstrum, yakni
ligamentum yang berjalan dari sudut kiri dan kanan belakang fundus uteri ke
ovarium. Ligamentum ovarii proprium ini berasal dari gubernakulum; jadi,
asalnya sama dengan ligamentum rotundum, yang juga berasal dari gubernakulum. Ligamentum-ligamentum
dan jaringan-jaringan di parametrium tidak semuanya berfungsi sebagai penunjang
uterus. Terdapat ligamentum-ligamentum yang mudah sekali dikendorkan, sehingga
alat-alat genital mudah berganti posisi. Ligamentum latum sebenarnya hanya
suatu lipatan peritoneum yang menutupi uterus dan kedua tuba, dan, terdiri atas
mesosalpinks, mesovarium, dan mesometrium. Di antara lipatan tersebut ditemukan
jaringan ikat yang letaknya disebut intraligamenter (di dalam ruangan
ligamentum latum).
Ruangan tersebut
berhubungan pula dengan ruangan retroperitoneal yang terdapat di atas otot-otot
dasar panggul dan di daerah ginjal. Bila ada abses di daerah ginjal, maka abses
ini mudah sekali menjalar ke darah retroperitoneal di panggul.
2.6 Peritoneum
Peritoneum
viserale menutupi sebagian besar alat genitalia interna. Bagian yang tidak
ditutupi oleh peritoneum dinamakan retro- atau ekstra-peritoneal. Di depan dan
di belakang uterus peritoenum viserale menutupi suatu cekungan: di depan
terdapat ekskavasio vesikouterina, dan peritoneum viserale yang menutup
dinamakan plika vesikouterina, sedang di belakang uterus terdapat ekskavasio
rektouterina atau kavum Douglasi, yang diliputi pula oleh peritoenum.
Telah
dikemukakan bahwa indung telur sebagian besar terletak intraperitoneal, dan
hanya hilus ovarii letaknya ekstraperitoneal antara kedua lipatan ligamentum
latum.
2.7 Sistem
uropoetik di rongga panggul
Ureter yang di
abdomen letaknya retroperitoneal masuk ke pelvis minor melewati arteria iliaka
interna dan melintasi arteria uterina dekat pada serviks hampir tegak lurus,
dan akhirnya bermuara di kandung kencing sisi belakang di trigonum Lieutaudi.
Gambar
1-17. Persilangan ureter dan arteria uterina
Pada operasi
ginekologik jalan ureter harus diperhitungkan benar-benar, agar supaya ureter
jangan sampai terpotong. Ureter mempunyai dinding otot polos sendiri yang masuk
ke dalam dinding vesika urinaria. Di dalam lapisan otot ini ditemukan selaput
mukosa (tunika mukosa) dan di luarnya jaringan ikat (tunika adventisia). Lumen
ureter pada pemotongan berbentuk seperti bintang.
Pembuluh-pembuluh
darah di sekitar ureter berasal dari arteria iliaka, dan khususnya bagian dekat
pada kandung kencing mendapat darahnya dari arteria vesikalis, cabang dari
arteria uterina. Pada pelepasan/membebaskan ureter pembuluh-pembuluh darah
tersebut harus diperhatikan jangan sampai terpotong. Hal ini dapat menimbulkan
nekrosis ureter. Lagi pula, perlu diketahui bahwa ureter dapat menunjukkan
kelainan, dan ada yang mempunyai dua ureter di salah satu sisi, di kanan atau
di kiri. Vesika urinaria (kandung kencing) umumnya mudah menampung 350 ml, akan
tetapi dapat pula terisi cairan 600 ml atau lebih. Bagian kandung kencing yang
mudah berkembang adalah bagian yang diliputi oleh peritoneum viserale.
Pada dasar
kandung kencing terdapat trigonum Lieutaudi, yang bersamaan dengan urethra,
dihubungkan oleh septum vesiko-urethro-vaginale dengan dinding depan vagina. Di
trigonum Lieutaudi bermuara kedua (atau lebih) ureter. Dasar kandung kencing
ini terfiksasi, tidak bergerak atau tidak
mengembang
seperti bagian atas yang diliputi oleh serosa. Di septum vesiko- urethro-vaginale
terdapat fasia yang dikenal sebagai fasia Halban. Dinding kandung kencing
mempunyai lapisan otot polos yang kuat, beranyaman seperti anyaman tikar.
Selaput kandung kencing di daerah trigonum Lieutaudi licin dan melekat pada
dasarnya. Pada daerah kandung kencing dan bagian atas urethra terdapat muskulus
lissosfingter, terdiri atas otot polos, dan berfungsi menutup jalan urine
setempat.
Gambar
1-18. Vesika urinaria dari bawah. Perhatikan anyaman otot vesika (digambar secara
skematik)
Urethra panjangnya 3,5 - 5 cm, berjalan dari kandung kencing ke depan di bawah
dan belakang simfisis, dan bermuara di vulva. Pada wanita yang berbaring
arahnya kurang lebih horisontal. Hal ini perlu difahami bila mengadakan
kateterisasi. Lapisan-lapisan urethra kurang lebih sesuai dengan yang ditemukan
pada kandung kencing. Di sepanjang urethra terdapat muskulus sfingter. Yang
terkuat adalah muskulus lissosfingter dan muskulus rhabdosfingter. Yang
terakhir ini adalah bagian dari diafragma urogenitale.
2.8 Rektum
Rektum berjalan
melengkung sesuai dengan lengkungan os sakrum, dari atas ke anus. Antara rektum
dan uterus terbentuk ekskavasio rektouterina, terkenal sebagai kavum Douglasi,
yang diliputi oleh peritoneum viserale. Dalam klinik rongga ini mempunyai arti
penting: rongga ini menonjol jika ada cairan (darah atau asites) atau ada tumor
di daerah tersebut. Dasar rongga tersebut terletak 5-6 cm di atas anus. Anus
ditutup oleh muskulus sfingter ani eksternus, diperkuat oleh muskulus
bulbokavernosis, muskulus levator ani, dan jaringan ikat perineum.
2.9 Sisa-sisa
embrional
Di mesosalpinks dapat dijumpai sisa-sisa
mesonefros sebagai epooforon (parovarium), dan distal dari itu Parooforon.
Gambar
1-19. Genitalia interna dengan sisa-sisa alat fetal
Epooforon tidak
jarang tumbuh sebagai suatu kista yang jelas berada di luar ovarium, dan
dikenal sebagai kista parovarium. Sisa-sisa duktus Wolffii dapat ditemukan
sebagai kista yang dinamakan kista Gärtner. Letaknya biasanya di dinding
lateral vagina.
2.10 Sirkulasi
darah alat genital
Genitalia
interna dan eksterna mendapat darah dari cabang-cabang arteria iliaka interna
(arteria hipogastrika) dan dari arteria ovarika. Arteria ovarika sinistra berasal
dari arteria renalis sinistra. Arteria ovarika masuk ke ovarium dan tuba melalui
ligamentum infundibulopelvikum dan mengadakan dua anastomosis yang pertama
melalui tuba, dan yang kedua melalui ovarium dengan ramus asendens arteriae
uterinae. Arteria uterina sendiri berasal dari arteria hipogastrika, masuk
melalui ligamentum kardinale Mackendrodt dekat serviks, dan memberikan ramus
asendens serta ramus desendens. Yang terakhir ini memberikan darah kepada
serviks dan % bagian atas vagina. Vagina dan genitalia eksterna mendapat pula
darah dari ranting-ranting arteria rektalis media dan arteria pudenda interna.
Gambar
1-20. Vaskularísasi alat-alat genitalia interna dan alat-alat sekitarnya
Vena (pembuluh darah balik) tidak berkatub, mempunyai banyak anastomo- sis,
dan membentuk pleksus: pleksus pampiniformis (pleksus venosus ovarikus),
pleksus uterinus, dan pleksus vaginalis. Klitoris mempunyai vaskularísasi yang
baik sekali, sehingga pada perlukaan dapat timbul perdarahan banyak yang dapat
membahayakan jiwa penderita. Arteriae umbilikale pada orang dewasa
berobliterasi dan menjadi ligamentum umbilikale laterale (pada janin arteria
umbilikale lateralis adalah arteria (foenikuli).
2.11 Saluran
dan kelenjar limfe
Saluran dan
kelenjar limfe sangat penting dalam hubungan dengan penyebaran tumor ganas.
Pada waktu operasi tumor ganas, anatomi saluran dan kelenjar limfe perlu
diketahui untuk dapat mengangkat anak sebar yang melalui saluran limfe ke
kelenjar-kelenjar yang bersangkutan.
Gambar
1-21. Penyaluran getah bening serviks
uteri
Serviks
uteri
Limfe dari sini
mengalir ke tiga jurusan utama:
1)
dari isthmus melalui parametrium ke kelenjar-kelenjar
di sekitar vasa iliaka;
2)
dari bagian dekat ureter mengikuti pembuluh darah balik
ke kelompok glandula iliaka eksterna;
3)
dari bagian belakang melalui ligamentum sakrouterinum
menyebar melalui parametrium ke kelompok glandula hipogastrika dan glandula
obturatoria; ada pula melalui ligamentum sakrouterinum ke kelompok glandula
sakralis lateralis.
Gambar
1-22. Penyaluran getah bening serviks uteri
Korpus uteri
Saluran limfe
dari korpus uteri mengalir ke 3 jurusan:
1)
dari bagian bawah korpus uteri ke kelompok glandula
iliaka dan glandula sakralis lateralis;
2)
melalui ligamentum rotundum ke glandula inguinalis
superfisialis terus ke glandula femoralis dan kelompok glandula iliaka
eksterna;
3)
bersama-sama dengan saluran limfe dari tuba dan ovarium
melalui ligamentum infundibulo-pelvikum ke kelompok glandula paraaorta.
Gambar
1-23. Penyaluran getah bening korpus uteri (1). gl vasa iliaka; (2). gl para
aorta; (3) gl. inguinale
Vagina
Bagian 2A atas
menyalurkan limfe ke glandula obturatoria dan ke kelenjar- kelenjar sekitar
vasa iliaka; sebagian melalui ligamentum sakrouterinum ke kelompok glandula
sakralis lateralis. Bagian bawah vagina menyalurkan limfe ke glandula-glandula
inguinalis superfisialis dan profunda, dan selanjutnya ke kelompok kelenjar-kelenjar
femoral dan iliaka eksterna.
Gambar 1 -24. Sistem getah bening vulva dan
perineum (1). gl. inguinal superfisial; (2). gl. inguinal interna;
3). gl. di vasa iliaka; (4). pleksus di depan
simfisis; (5) pleksus di belakang simfisis; (6) gl. di obtoratorium
Vulva
Saluran limfe
dari klitoris, bagian atas labia minora dan labia majora menuju ke kelenjar-kelenjar
inguinal terus ke kelenjar-kelenjar femoral dan iliaka eksterna. Bagian bawah
labia, fossa navikulare dan perineum menyalurkan limfe ke glandula-glandula
inguinalis. superfisialis dan terus ke glandula-glandula inguinalis profunda.
Gambar
1-25. Inervasi uterus
2.12 Urat-urat
saraf
Sistem saraf
alat genital pada umumnya otonom. Di samping itu masih ada sistem
serebrospinal, yang memberi inervasi pada otot-otot dasar panggul. Invervasi uterus sendiri terdiri terutama
atas sistem saraf simpatis, tetapi untuk sebagian juga atas sistem parasimpatis
dan sistem serebrospinal. Bagian dari sistem parasimpatis berada di dalam
panggul di sebelah kiri dan kanan depan os sakrum, berasal dari saraf sakral
2,3,4, dan selanjutnya memasuki pleksus Frankenhäuser. Bagian dari sistem
simpatis masuk ke rongga panggul sebagai pleksus prasakralis (Cotte) lewat
depannya bifurkasio aortae dan Promontorium, membagi dua kanan dan kiri, dan
menuju ke bawah ke pleksus Frankenhauser. Pleksus ini terdiri atas
ganglion-ganglion berukuran besar dan kecil, dan terletak terutama pada
dasarnya ligamentum sakrouterinum kanan dan kiri. Serabut-serabut saraf dari
kedua sistem itu memberi invervasi pada miometrium dan endometrium.
Kedua-duanya mengandung unsur motorik dan sensorik dan bekerja antagonistik.
Serabut saraf simpatis menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi, sedangkan
serabut parasimpatis mencegah kontraksi dan menimbulkan vasodilatasi. Saraf
yang berasal dari saraf torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari uterus
dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf
sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sakral 2, 3, 4,
sedangkan dari bawah vagina melalui nervus pudendus dan nervus ileoinguinalis.