Laman

Cari Materi

Senin, 25 Maret 2013

Anatomi jantung


Jantung
            Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru- paru dibagian tengah rongga thorax. 
2.1.1.   Permukaan Jantung
Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.  Bentuknya seperti kerucut tumpul.  Ujung atas yang lebar mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut mengarah kepanggul kiri.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh- pembuluh darah yang meliputi jantung merata/ datar, seperti di dasar dan di samping.  Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara sebelah kiri dan kanan serambi (atrium) dan bilik (ventrikel).
            Jantung memiliki tiga permukaan :  bagian depan (anterior), Permukaan diapragma (inferior), dan dasar jantung (posterior).  Jantung juga mempunyai apex yang arahnya  ke bawah, depan dan kiri.
.           Permukaan depan, terutama dibentuk oleh serambi kiri dan bilik kanan, yang dipisahkan satu sama lain oleh katup atrioventricularis.  Pinggir kanannya dibentuk oleh serambi kiri dan pinggir kirinya oleh bilik kiri dan sebagian lubang kanan.  Bilik  kanan dipisahkan dari bilik kiri oleh katup interventricularis depan.
            Permukaan diafragma, jantung terutama dibentuk oleh bilik kanan dan kiri yang dipisahkan oleh katup interventricularis belakang.  Permukaan bawah bilik kiri, tempat bermuara vena cava inferior, juga membentuk permukaan belakang.
            Dasar jantung, atau permukaan belakang terutama dibentuk oleh  serambi kiri, tempat bermuara empat venaepulmonales.  Dasar jantung berlawanan arah dengan puncak/atas jantung.
Atas jantung, dibentuk oleh bilik kiri, mengarah ke bawah, depan dan kekiri.  Pada daerah pangkal, denyut  biasanya dapat dilihat dan diraba pada orang hidup.
2.1.2.   Batas Jantung
            Batas kanan jantung di bentuk oleh serambi kiri, batas kiri oleh lubang kiri dan di bawah oleh bilik kanan.  Batas bawah terutama dibentuk oleh bilik kanan tetapi juga oleh serambi kiri dan atas oleh bilik kiri.  Batas- batas ini penting pada pemeriksaan radiografi jantung.
            2.1.3.   Ruang- Ruang Jantung
Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang:  serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri, bilik kanan.  Serambi kiri terletak berhadapan terhadap serambi kanan dan serambi kanan berhadapan dengan bilik kanan berhadapan terhadap bilik kiri.

Serambi kiri
Serambi kiri terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, lubang.  Pada permukaan jantung, pada tempat pertemuan serambi kanan dan lubang kanan terdapat sebuah katup lurus, ujung katup,  yang pada permukaan dalamnya terdapt rigi disebut crista terminalis.  Bagian utama serambi yang terletak berbelakangan terhadap rigi, berdinding licin dan bagian ini pada masa embrio berasal dari rongga vena.  Bagian serambi di depan rigi berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun berkas serabut- serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan dari crista terminalis ke auricula dextra.  Bagian depan secara embriologis berasal dari serambi primitif.
Bilik kanan
Bilik kanan berhubungan dengan serambi kiri melalui lubang atrioventriculare kiri dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis.  Waktu rongga mendekati ostium trunci pulmonalis bentuknya berubah seperti corong, tempat ini disebut infundibulum.

Dinding bilik kanan jauh lebih tebal dibandingkan dengan serambi kiri dan menunjukkan beberapa rigi yang menonjol ke dalam, yang dibentuk oleh berkas- berkas otot.  Rigi- rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding bilik terlihat seperti busa dan dikenal sebagai trabeculae carneaeTrabeculae carnae terdiri atas tiga jenis.  Jenis pertama terdiri atas otot papillares, yang menonjol kedalam, melekat melalui basisnya pada dinding bilik: puncaknya dihubungkan oleh tali- tali fibrosa (chordae tendineae) ke cupis valva tricuspidalis.  Jenis kedua yang melekat dengan ujungnya pada dinding bilik, dan bebas pada bagian tengahnya.  Salah satu diantaranya adalah trabecula septomarginalis, menyilang rongga bilik dari pembatas ke dinding serambi.  Trebecula septomarginalis, ini membawa fasciculus atrioventricularis tungkai kiri yang merupakan bagian dari sistem konduksi jantung.  Jenis ketiga hanya terdiri dari rigi- rigi yang menonjol.
Serambi kanan
Sama seperti serambi kiri, serambi kanan terdiri atas rongga utama dan lubang kiri.  Serambi kanan terletak dibelakang serambi kiri dan membentuk sebagian besar basis atau facies posterior jantung.  Dibelakang serambi kanan terdapat rongga miring selaput kandung jantung dan fibrosum kandung jantung memisahkannya dari oesophagus.  Bagian dalam serambi kanan licin, tetapi lubang kanan mempunyai rigi- rigi otot seperti pada lubang kiri.
Bilik kanan
Bilik kanan berhubungan dengan serambi kanan melalui ostium atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aortae.  Dinding bilik kiri tiga kali lebih tebal dari pada dinding bilik kanan.  Pada penampang melintang, bilik kiri berbentuk sirkular;  bilik kanan kresentrik (bulan sabit) karena penonjolan septum interventriculare kedalam rongga ventriculus dexter.  Terdapat trabeculae carneae yang berkembang biak, dua buah musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis.  Bagian ventrikel di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae.
Katup mitralis
Melindungi lubang atrioventriculare.  Katup terdiri atas dua cuspis, cuspis depan dan cuspis belakang, yang strukturnya sama dengan cuspis pada katup tricuspidalis.  Cuspis depan lebih besar dan terletak antara lubang atrioventriculare dan lubang aortae.  Pelekatan chordae tendineae ke cuspis dan musculi papillares sama seperti katup  tricuspidalis.

Katup pembuluh
Katup pembuluh melindungi lubang pembuluh dan mempunyai struktur yang sama dengan struktur katup truncipulmonalis.  Satu cuspis terletak di anterior (valvula semilunaris dextra) dan dua cuspis terletak di dinding posterior (valvula semilunaris sinistra dan posterior).  Di belakang setiap cuspis dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae.  Sinus aortae anterior merupakan tempat asal arteria coronaria dextra, dan sinus posterior sinistra tempat asal arteria coronaria sinistra.
            2.1.4.   Struktur Jantung
Jantung mempunya dua sisi, dimana setiap sisi bekerja sebagai pompa terpisah.  Setiap sisi dibagi lagi menjadi 2 ruangan, jadi keseluruhannya ada 4 ruangan.  Dua diatas atria, berfungsi sebagai tempat menampung, dua dibawah ventrical, berkontraksi memompa darah.  Sisi kanan jantunng menerima darah dari seluruh tubuh melalui vena dan memompa keparuh untuk mengambil oksigen.  Sisi kiri jantung menampung darah yang balik dari paru- paru dan memompa keseluruh tubuh yang memerlukan oksigen.
Dinding jantung terdiri dari atas lapisan tebal otot jantung myocardium, yang dibungkus dari luar oleh epicardium dan dibatasi di sebelah dalam oleh endocardium.  Bagian atrium jantung relatif mempunya dinding yang tipis dan dibagi dua oleh septum interatriale menjadi atrium dextrum dan atrium sinistrum.  Septum berjalan dari dinding anterior jantung menuju ke belakang dan kanan.  Bagian ventrikel jantung mempunyai dinding yang tebal dan dibagi dua oleh septum ventriculare (interventriculare) menjadi ventriculus dexter dan ventriculus sinister.  Septum terletak miring, dengan satu permukaan menghadap ke depan dan kanan serta permukaan lainnya menghadap ke belakang dan kiri.  Posisi diidentifikasi pada permukaan jantung sebagai sulcus interventricularis anterior dan posterior.
Yang disebut rangka jantung terdiri atas cincin- cincin fibrosa yang mengelilingi ostium atrioventriculare, ostium trunci pulmonalis dan ostium aortae dan melanjutkan diri ke pars membranosa, bagian atas septum ventriculare.  Cincin fibrosa disekeliling ostium atrioventiculare memisahkan dinding otot atrium dan ventrikel namun menyediakan tempat perletakan serabut- serabut otot.  Cincin fibrosa menyokong basis cuspis valva dan mencegah valva dari peregangan dan menjadi inkompeten
            2.1.5.   Sistem Konduksi Jantung
            Umumnya jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70 sampai 90 denyut per menit pada orang dewasa saat istirahat. 
            Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang terdapat pada nodus sinuatrialis, nodus atrioventricularis, fasiculus atrioventricularis beserta dengan crus dextrum dan crus sinistrumnya, dan plexus sub-endocardial serabut Purkinje.  (Serabut khusus otot jantung yang membentuk sistem konduksi jantung dikenal sebagai serabut Purkinje).
            Nodus sinuatrialis
Nodus sinuatrialis terletak pada dinding atrium dextrum di bagian atas sulcus terminalis, tetap disebelah kanan muara vena cava superior.  Nodus ini merupakan asal impuls ritmik elektronik yang secara sepontan disebarkan ke seluruh otot- otot jantung atrium dan menyebebkan otot- otot ini berkontraksi.
Nodus atrioventricularis
Nodus atrioventricularis terletak pada bagian bawah septum interatriale tepat di atas tempat perlekatan cuspis septalis valva tricuspidalis.  Dari sini, impuls jantung dikirim ke ventrikel oleh fasciculus atrioventricularis.  Nodus atrioventricularis distimulasi oleh gelombang eksitasi pada waktu gelombang ini melalui myocardium atrium.
Fasciculus Atrioventricularis
Fasciculus atrioventricularis merupakan satu- satunya jalur serabut otot jantung yang menghubungkan myocardium atrium dan mycardium ventriculus, oleh karena itu fasciculus ini merupakan satu- satunya jalan yang dipergunakan oleh impuls jantung dari atrium ke ventrikel.  Fasciculus ini berjalan turun melalui rangka fibrosa jantung.
Fasciculus atrioventricularis kemudian berjalan turun kebelakang cuspis septalis valva tricuspidalis untuk mencapai pinggir inferior pars membranacea septum interventriculare.  Pada pinggir pars muscularis septum, fasciculus ini terbelah menjadi dua cabang, satu cabang untuk setiap ventrikel.  Cabang berkas kanan (right bundle branch; RBB) berjalan turun pada sisi kanan septum interventriculare untung mencapai trabecula septomarginalis,tempat cabang ini menyilang dinding anterior ventriculus dexter.  Disini cabang tersebut melanjut sebagai serabut- serabut plexus Purkinje.
Cabang berkas kiri (left bundle branch; LBB) menembus septum dan berjalan turun pada sisi kiri di bawah endocardium.  Biasanya cabang ini bercabang dua (anterior dan posterior), yang akhirnya melanjutkan diri sebagai serabut- serabut plexus Purkinje ventriculus sinister.
Jadi terlihat bahwa sistem konduksi jantung bertanggung jawab tidak hanya untuk pembentukan, impuls jantung tetapi juga untuk penghantaran impuls ini dengan cepat ke seluruh myocardium jantung, sehingga ruang- ruang jantung berkontraksi secara terkondinasi dan efisien.
Aktivitas sistem konduksi/penghantar dapat dipengaruhi oleh saraf otonom yang menyarafi jantung.  Saraf parasimpatis memperlambat irama dan mengurangi kecepatan penghantaran impuls; saraf simpatis mempunyai efek yang berlawanan.
Jalur Konduksi Internodus
Impuls dari nodus sinuatrialis kenyataannya berjalan ke nodus atrioventricularis lebih cepat dari pada kesanggupannya berjalan sepanjang miokardium melalui jalan yang seharusnya.  Fenomena ini dijelaskan dengan adanya jalur- jalur khusus di dalam dinding serambi, yang terdiri atas struktur campuran antara serabut- serabut Purkinje dan sel-sel otot jantung.  Jalur internodus depan meninggalkan ujung anterior nodus sinuatrialis dan berjalan ke anterior menuju ke muara vena cava superior.  Jalur ini berjalan turun pada septum atrium dan berakhir pada nodus atrioventricularis.  Jalur internodus medius meninggalkan ujung posterior nodus sinoatrialis dan berjalan ke posterior menuju muara vena cava superior.  Jalur ini turun ke bawah pada septum atrium menuju ke nodus atrioventricularis.  Jalur internodus posterior meninggalkan bagian posterior nodus sinuatrialis dan turun melalui crista terminalis dan valva vena cava inferior menuju ke nodus atrioventricularis.

Minggu, 24 Maret 2013

Anatomi panggul Beserta isinya


Tulang panggul
Kerangka seorang pria lebih kuat dan kekar, sedangkan kerangka seorang wanita lebih ditujukan kepada pemenuhan fungsi reproduksi. Pada wanita bentuk thoraks mempunyai bagian bawah yang lebih luas untuk keperluan kehamilan, panggul berbentuk ginekoid dengan ala iliaka lebih lebar dan cekung, Promontorium kurang menonjol, simfisis lebih pendek. Di daerah lumbal lordosis lebih jelas. Inklinasi panggul pada wanita lebih besar dari pada inklinasi pada pria.
2.2 Dinding abdomen
Dinding depan abdomen terdiri atas kulit, pannikulus adiposus (lapisan lemak) yang kadang-kadang cukup tebal, fasia, dan otot-otot: muskulus rektus, muskulus obliquus eksternus, muskulus obliquus internus, serta muskulus transversus abdominis, dan aponeurosis.


Gambar 1-1. (A) Tulang panggul dari atas. Perhatikan luas pintu atas panggul pada wanita (B) Tulangpanggul dari depan. Perhatikan arkus pubis yang luas pada wanita

Muskulus rektus abdominis berpangkal pada sebelah depan kosta ke 5 dan ke 7, dan berjalan ke bawah ke simfisis; dengan otot-otot yang lain yang berjalan miring dan melintang dibentuk suatu sistem, sehingga dinding abdomen menjadi kuat sekali. Salah satu fungsi dinding abdomen yang penting ialah bersama-sama dengan diafragma mengecilkan kavum abdominis (rongga perut) dan meningkatkan tekanan dalam rongga perut; suatu fungsi yang penting pada persalinan. Aponeurosis adalah pangkal otot-otot yang bertemu di linea alba, dan merupakan pula sarung bagi muskulus rektus. Distal dari linea arkuata aponeurosis muskulus obliquus internus berjalan hanya di depan muskulus rektus, sehingga di bawah garis tersebut di belakang muskulus rektus tidak ditemukan fasia.

Gambar 1-2 (A) Potongan horisontal dinding abdomen antara pusat dan linea arkuata (B) Potongan horisontal dinding abdomen di bawah linea arkuata. Perhatikan letak an. Epigastrika inf. dan ligament umbilikalia dan tebal fasia transversalis abdominis

Pada pemotongan melintang di bawah pusat ditemukan 3 (tiga) ligamentum: yang di tengah-tengah adalah sisa chorda urachi, dan di kanan-kirinya terdapat bekas kedua arteria umbilikale laterale. Pembuluh-pembuluh darah dinding perut di bawah pusat berasal dari arteria epigastrika superfisialis, arteria pudenda eksterna (keduanya ranting dari arteria femoralis), dan arteria epigastrika inferior, ranting dari arteria iliaka eksterna.


Gambar 1-3. Aponeurosis dinding abdomen

2.3 Dasar panggul
Karena manusia berdiri tegak lurus, maka dasar panggul perlu mempunyai kekuatan untuk menahan semua beban yang diletakkan padanya, khususnya isi rongga perut dan tekanan intraabdominal. Beban ini ditahan oleh lapisan otot- otot dan fasia yang ada di dalam dasar panggul. Pada persalinan lapisan-lapisan otot dan fasia mengalami tekanan dan dorongan, sehingga dapat timbul prolapsus genitalis.
Pintu bawah panggul terdiri atas diafragma pelvis, diafragma urogenitale, dan lapisan-lapisan otot yang berada di luarnya.


Diafragma pelvis terbentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus koksigeus, dan menyerupai sebuah mangkok. Di garis tengah bagian depan mangkok ini terbuka (hiatus genitalis). Di sana urethra, vagina, dan rectum keluar dari pelvis minor. Diafragma urogenitalis yang menutup arkus pubis dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus perinei profundus dan muskulus transversus superfisialis. Di dalam sarung aponeurosis itu terdapat muskulus rhabdosfingter urethrae.

Gambar 1-6. Diafragma pelvis dan diafragma urogenitale

Lapisan paling luar (distal) dibentuk oleh muskulus bulbokavernosus yang melingkari genitalia eksterna, muskulus perinei transversus superfisialis, muskulus iskhiokavernosus, dan muskulus sfingter ani eksternus. Semua otot ini di bawah pengaruh saraf motorik dan dapat dikejangkan aktif. Fungsi otot-otot tersebut di atas adalah sebagai berikut: Muskulus levator ani menahan rektum dan vagina turun ke bawah, muskulus sfingter ani eksternus diperkuat oleh muskulus levator ani menutup anus, muskulus bulbokavernosus mengecilkan introitus vagina di samping memperkuat fungsi muskulus sfingter vesisae internus yang terdiri atas otot polos.
Gambar 1-7. Lapisan otot-otot paling luar dari pintu bawah panggul

Pada introitus vaginae ditemukan juga bulbus vestibuli yang terdiri atas jaringan yang mengandung banyak pembuluh darah sehingga dapat membesar jika pembuluh darah terisi.

2.4 Alat genital
Vulva
Vulva ialah tempat bermuaranya sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labia majora (bibir besar) yang ke belakang menjadi satu dan membentuk kommissura posterior dan perineum. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak serupa dengan yang ada di mons veneris. Medial dari bibir besar ditemukan bibir kecil (labia minora) yang ke arah perineum menjadi satu dan membentuk frenulum labiorum pudendi. Di depan frenulum ini terletak fossa navikulare. Kanan dan kiri dekat pada fossa navikulare ini dapat dilihat dua buah lubang kecil tempat saluran kedua glandulae Bartholini bermuara. Ke depan labia minora menjadi satu dan membentuk prepusium klitoridis dan frenulum klitoridis. Di bawah prepusium klitoridis terletak klitoris. Kira-kira 1,5 cm di bawah klitoris terdapat orifisium urethrae eksternum (lubang kemih). Di kanan kiri lubang kemih ini terdapat dua lubang kecil dari saluran yang buntu (duktus paraurethralis atau duktus Skene).

Gambar 1-8. Genitalia eksterna
Vagina
Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna. Introitus vaginae tertutup pada himen (selaput dara), suatu lipatan selaput setempat. Pada seorang virgo selaput daranya masih utuh, dan lubang selaput dara (hiatus himenalis) umumnya hanya dapat dilalui oleh jari kelingking.
Pada koitus pertama himen robek di beberapa tempat dan sisanya dinamakan karunkulae mirtiformes. Bentuk lain yang ditemukan pada himen ialah hymen kribriformis (menunjukkan beberapa lubang), himen septus, dan sebagainya; kadang-kadang himen tertutup sama sekali (himen imperforatus). Besarnya lubang himen tidak menentukan apakah wanita tersebut masih virgo atau tidak.
Hal ini baik diketahui sehubungan dengan kedokteran kehakiman. Di Indonesia keutuhan selaput dara pada seorang gadis/virgo masih dihargai sekali; maka selayaknya para dokter memperhatikan hal ini. Pada seorang gadis yang memerlukan pemeriksaan ginekologik sebaiknya dilakukan pemeriksaan rektal. Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah pinggir bawah simfisis ke Promontorium. Arah ini penting diketahui jika memasukkan jari ke dalam vagina pada pemeriksaan ginekologik.
Pada pertumbuhan janin dalam uterus 2/3 bagian atas vagina berasal dari duktus Miilleri (asal dari entoderm), sedangkan 1/3 bagian bawahnya dari lipatan-lipatan ektorderm. Hal ini penting diketahui dalam menghadapi kelainan-kelainan bawaan. Epitel vagina terdiri atas epitel skuamosa dalam beberapa lapisan. Lapisan tidak mengandung kelenjar, akan tetapi dapat mengadakan transudasi. Pada anak kecil epitel itu amat tipis, sehingga mudah terkena infeksi, khususnya oleh gonokokkus.
Mukosa vagina berlipat-lipat horisontal; lipatan itu dinamakan ruga di tengah-tengah bagian depan dan belakang ada bagian yang lebih mengeras, disebut kolumna rugarum. Ruga-ruga jelas dapat dilihat pada VS bagian distal vagina pada seorang virgo atau nullipara, sedang pada seorang multipara lipatan-lipatan untuk sebagian besar hilang. Di bawah epitel vagina terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah. Di bawah jaringan ikat terdapat otot-otot dengan susunan yang serupa dengan susunan otot usus.
Sebelah luar otot-otot terdapat fasia (jaringan ikat) yang akan berkurang elastisitasnya pada wanita yang lanjut usianya. Di sebelah depan dinding vagina bagian bawah terdapat urethra sepanjang 2,5-4 cm. Bagian atas vagina berbatasan dengan kandung kencing sampai ke forniks vaginae anterior. Dinding belakang vagina lebih panjang dan membentuk forniks posterior yang jauh lebih luas daripada forniks anterior. Di samping kedua forniks itu dikenal pula forniks lateralis sinistra dan dekstra. Umumnya dinding depan dan belakang vagina dekat mendekati. Pada wanita yang telah melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang kondor dan agak merosot (sistokele dan rektokele). Pada seorang virgo keadaan ini jarang ditemukan.


Uterus
Uterus pada seorang dewasa berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di tempat yang paling lebar 5,25 cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas korpus uteri (% bagian atas) dan serviks uteri (VS bagian bawah). Di dalam korpus uteri terdapat rongga (kavum uteri), yang membuka ke luar melalui saluran (kanalis servikalis) yang terletak di serviks. Bagian bawah serviks yang terletak di vagina dinamakan porsio uteri (pars vaginalis servisis uteri), sedangkan yang berada di atas vagina disebut pars supravaginalis servisis uteri. Antara korpus dan serviks masih ada bagian yang disebut isthmus uteri.
Bagian atas uterus disebut fundus uteri, di situ tuba Fallopii kanan dan kiri masuk ke uterus. Dinding uterus terdiri terutama atas miometrium, yang merupakan otot polos berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang antara kedua lapisan ini beranyaman. Miometrium dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan berrelaksasi.

Gambar 1-9. Potongan sagital melalui genitalia interna

Gambar 1-10. Bagian-bagian uterus


Gambar 1-11. Komponen-komponen uterus
Kavum uteri dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar, disebut endometrium. Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan stroma dengan banyak pembuluh-pembuluh darah yang berkeluk-keluk. Di korpus uteri endometrium licin, akan tetapi di serviks berkelok-kelok; kelenjar- kelenjar itu bermuara di kanalis servikalis (arbor vitae). Pertumbuhan dan fungsi endometrium dipengaruhi sekali oleh hormon steroid ovarium.
Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul dalam anteversiofleksio (serviks ke depan atas) dan membentuk sudut dengan vagina, sedang korpus uteri berarah ke depan dan membentuk sudut 120°-130° dengan serviks uteri. Di Indonesia uterus sering ditemukan dalam retrofleksio (korpus uteri berarah ke belakang) yang pada umumnya tidak memerlukan pengobatan.
Perbandingan antara panjang korpus uteri dan serviks berbeda-beda dalam pertumbuhan. Pada bayi perbandingan itu adalah 1 : 2, sedangkan pada wanita dewasa 2:1.
Di luar, uterus dilapisi oleh serosa (peritoneum viserale). Jadi, dari luar ke dalam ditemukan pada dinding korpus uteri serosa atau perimetrium, miometrium, dan endometrium. Uterus mendapat darah dari arteria uterina, ranting dari arteria iliaka interna, dan dari arteria ovarika.

Tuba
Tuba Fallopii ialah saluran telur berasal — seperti juga uterus — dari duktus Miilleri. Rata-rata panjangnya tuba 11-14 cm. Bagian yang berada di dinding
Gambar 1-12. Uterus dalam berbagai masa kehidupan wanita

uterus dinamakan pars intertisialis, lateral dari itu (3-6 cm) terdapat pars isthmika yang masih sempit (diameter 2-3 mm), dan lebih ke arah lateral lagi pars ampullaris yang lebih lebar (diameter 4-10 mm) dan mempunyai ujung terbuka menyerupai anemon yang disebut infundibulum. Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot di dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkuler. Lebih ke dalam lagi terdapat mukosa yang berlipat-lipat ke arah longitudinal dan terutama dapat ditemukan di bagian ampulla. Mukosa
tuba terdiri atas epitel kubik sampai silindrik, yang mempunyai bagian-bagian dengan serabut-serabut dan yang bersekresi. Yang bersekresi mengeluarkan getah, sedangkan yang berserabut dengan getarannya menimbulkan suatu arus ke arah kavum uteri.

Gambar 1-13. Tuba Fallopii. Perhatikan vaskularisasi uterus dan adneksa

Ovarium
Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah ke ovarium melalui ligamentum Suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopel- vikum).
Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bagian ovarium kecil berada di dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Di situ masuk pembuluh-pembuluh darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubung- kan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-silindrik, disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel-folikel primordial. Pada wanita diperkirakan terdapat banyak folikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel, berkembang menjadi folikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam, dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu korpus luteum

Gambar 1-14. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan

lapisan sel-sel saja sampai folikel de Graaf yang matang. Folikel yang matang ini terisi dengan likuor follikuli yang mengadung estrogen, dan siap untuk berovulasi. Pada waktu dilahirkan bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel- folikel. Pada umur 6-15 tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun menurun sampai 59.000, dan antara 34-45 hanya 34.000. Pada masa menopause semua folikel sudah menghilang.

2.5 Jaringan penunjang alat genital
Uterus berada di rongga panggul dalam anteversiofleksio sedemikian rupa, sehingga bagian depannya setinggi simfisis pubis, dan bagian belakang setinggi artikulasio sakrokoksigea.
Jaringan ikat di parametrium, dan ligamentum-ligamentum membentuk suatu sistem penunjang uterus, sehingga uterus terfiksasi relatif cukup baik.
Jaringan-jaringan itu ialah:
Ligamentum kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackenrodt) merupakan ligamentum yang terpenting untuk mencegah agar uterus tidak turun.

Gambar 1-15. Jaringan penunjang alat genital
Ligamentum ini terdiri atas jaringan ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterina.
Ligamentum sakrouterinum sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang juga menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kanan melalui dinding rektum ke arah ossakrum kiri dan kanan.
Ligamentum rotundum sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi, dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan.
Ligamentum pubovesikale sinistrum dan dekstrum, berjalan dari os pubis melalui kandung kencing, dan seterusnya sebagai ligamentum vesikouterinum sinistrum dan desktrum ke serviks.

Gambar 1-16. Topografi alat genital dan sekitarnya

Ligamentum latum sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang berjalan dari uterus ke arah lateral, dan tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebetulnya ligamentum ini adalah bagian peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba, dan berbentuk sebagai lipatan. Di bagian lateral dan belakang ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistrum dan dekstrum). Untuk menfiksasi uterus ligamentum ini tidak banyak artinya.
Ligamentum infundibulopelvikum, yakni ligamentum yang menahan tuba Fallopii, berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovarika. Sebagai alat penunjang ligamentum ini tidak banyak artinya.
Ligamentum ovarii proprium sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang berjalan dari sudut kiri dan kanan belakang fundus uteri ke ovarium. Ligamentum ovarii proprium ini berasal dari gubernakulum; jadi, asalnya sama dengan ligamentum rotundum, yang juga berasal dari gubernakulum. Ligamentum-ligamentum dan jaringan-jaringan di parametrium tidak semuanya berfungsi sebagai penunjang uterus. Terdapat ligamentum-ligamentum yang mudah sekali dikendorkan, sehingga alat-alat genital mudah berganti posisi. Ligamentum latum sebenarnya hanya suatu lipatan peritoneum yang menutupi uterus dan kedua tuba, dan, terdiri atas mesosalpinks, mesovarium, dan mesometrium. Di antara lipatan tersebut ditemukan jaringan ikat yang letaknya disebut intraligamenter (di dalam ruangan ligamentum latum).
Ruangan tersebut berhubungan pula dengan ruangan retroperitoneal yang terdapat di atas otot-otot dasar panggul dan di daerah ginjal. Bila ada abses di daerah ginjal, maka abses ini mudah sekali menjalar ke darah retroperitoneal di panggul.

2.6 Peritoneum
Peritoneum viserale menutupi sebagian besar alat genitalia interna. Bagian yang tidak ditutupi oleh peritoneum dinamakan retro- atau ekstra-peritoneal. Di depan dan di belakang uterus peritoenum viserale menutupi suatu cekungan: di depan terdapat ekskavasio vesikouterina, dan peritoneum viserale yang menutup dinamakan plika vesikouterina, sedang di belakang uterus terdapat ekskavasio rektouterina atau kavum Douglasi, yang diliputi pula oleh peritoenum.
Telah dikemukakan bahwa indung telur sebagian besar terletak intraperitoneal, dan hanya hilus ovarii letaknya ekstraperitoneal antara kedua lipatan ligamentum latum.




2.7 Sistem uropoetik di rongga panggul
Ureter yang di abdomen letaknya retroperitoneal masuk ke pelvis minor melewati arteria iliaka interna dan melintasi arteria uterina dekat pada serviks hampir tegak lurus, dan akhirnya bermuara di kandung kencing sisi belakang di trigonum Lieutaudi.

Gambar 1-17. Persilangan ureter dan arteria uterina

Pada operasi ginekologik jalan ureter harus diperhitungkan benar-benar, agar supaya ureter jangan sampai terpotong. Ureter mempunyai dinding otot polos sendiri yang masuk ke dalam dinding vesika urinaria. Di dalam lapisan otot ini ditemukan selaput mukosa (tunika mukosa) dan di luarnya jaringan ikat (tunika adventisia). Lumen ureter pada pemotongan berbentuk seperti bintang.
Pembuluh-pembuluh darah di sekitar ureter berasal dari arteria iliaka, dan khususnya bagian dekat pada kandung kencing mendapat darahnya dari arteria vesikalis, cabang dari arteria uterina. Pada pelepasan/membebaskan ureter pembuluh-pembuluh darah tersebut harus diperhatikan jangan sampai terpotong. Hal ini dapat menimbulkan nekrosis ureter. Lagi pula, perlu diketahui bahwa ureter dapat menunjukkan kelainan, dan ada yang mempunyai dua ureter di salah satu sisi, di kanan atau di kiri. Vesika urinaria (kandung kencing) umumnya mudah menampung 350 ml, akan tetapi dapat pula terisi cairan 600 ml atau lebih. Bagian kandung kencing yang mudah berkembang adalah bagian yang diliputi oleh peritoneum viserale.
Pada dasar kandung kencing terdapat trigonum Lieutaudi, yang bersamaan dengan urethra, dihubungkan oleh septum vesiko-urethro-vaginale dengan dinding depan vagina. Di trigonum Lieutaudi bermuara kedua (atau lebih) ureter. Dasar kandung kencing ini terfiksasi, tidak bergerak atau tidak

mengembang seperti bagian atas yang diliputi oleh serosa. Di septum vesiko- urethro-vaginale terdapat fasia yang dikenal sebagai fasia Halban. Dinding kandung kencing mempunyai lapisan otot polos yang kuat, beranyaman seperti anyaman tikar. Selaput kandung kencing di daerah trigonum Lieutaudi licin dan melekat pada dasarnya. Pada daerah kandung kencing dan bagian atas urethra terdapat muskulus lissosfingter, terdiri atas otot polos, dan berfungsi menutup jalan urine setempat.

Gambar 1-18. Vesika urinaria dari bawah. Perhatikan anyaman otot vesika (digambar secara skematik)
Urethra panjangnya 3,5 - 5 cm, berjalan dari kandung kencing ke depan di bawah dan belakang simfisis, dan bermuara di vulva. Pada wanita yang berbaring arahnya kurang lebih horisontal. Hal ini perlu difahami bila mengadakan kateterisasi. Lapisan-lapisan urethra kurang lebih sesuai dengan yang ditemukan pada kandung kencing. Di sepanjang urethra terdapat muskulus sfingter. Yang terkuat adalah muskulus lissosfingter dan muskulus rhabdosfingter. Yang terakhir ini adalah bagian dari diafragma urogenitale.

2.8 Rektum
Rektum berjalan melengkung sesuai dengan lengkungan os sakrum, dari atas ke anus. Antara rektum dan uterus terbentuk ekskavasio rektouterina, terkenal sebagai kavum Douglasi, yang diliputi oleh peritoneum viserale. Dalam klinik rongga ini mempunyai arti penting: rongga ini menonjol jika ada cairan (darah atau asites) atau ada tumor di daerah tersebut. Dasar rongga tersebut terletak 5-6 cm di atas anus. Anus ditutup oleh muskulus sfingter ani eksternus, diperkuat oleh muskulus bulbokavernosis, muskulus levator ani, dan jaringan ikat perineum.

2.9 Sisa-sisa embrional
Di mesosalpinks dapat dijumpai sisa-sisa mesonefros sebagai epooforon (parovarium), dan distal dari itu Parooforon.

Gambar 1-19. Genitalia interna dengan sisa-sisa alat fetal
Epooforon tidak jarang tumbuh sebagai suatu kista yang jelas berada di luar ovarium, dan dikenal sebagai kista parovarium. Sisa-sisa duktus Wolffii dapat ditemukan sebagai kista yang dinamakan kista Gärtner. Letaknya biasanya di dinding lateral vagina.

2.10 Sirkulasi darah alat genital
Genitalia interna dan eksterna mendapat darah dari cabang-cabang arteria iliaka interna (arteria hipogastrika) dan dari arteria ovarika. Arteria ovarika sinistra berasal dari arteria renalis sinistra. Arteria ovarika masuk ke ovarium dan tuba melalui ligamentum infundibulopelvikum dan mengadakan dua anastomosis yang pertama melalui tuba, dan yang kedua melalui ovarium dengan ramus asendens arteriae uterinae. Arteria uterina sendiri berasal dari arteria hipogastrika, masuk melalui ligamentum kardinale Mackendrodt dekat serviks, dan memberikan ramus asendens serta ramus desendens. Yang terakhir ini memberikan darah kepada serviks dan % bagian atas vagina. Vagina dan genitalia eksterna mendapat pula darah dari ranting-ranting arteria rektalis media dan arteria pudenda interna.

Gambar 1-20. Vaskularísasi alat-alat genitalia interna dan alat-alat sekitarnya


Vena (pembuluh darah balik) tidak berkatub, mempunyai banyak anastomo- sis, dan membentuk pleksus: pleksus pampiniformis (pleksus venosus ovarikus), pleksus uterinus, dan pleksus vaginalis. Klitoris mempunyai vaskularísasi yang baik sekali, sehingga pada perlukaan dapat timbul perdarahan banyak yang dapat membahayakan jiwa penderita. Arteriae umbilikale pada orang dewasa berobliterasi dan menjadi ligamentum umbilikale laterale (pada janin arteria umbilikale lateralis adalah arteria (foenikuli).

2.11 Saluran dan kelenjar limfe
Saluran dan kelenjar limfe sangat penting dalam hubungan dengan penyebaran tumor ganas. Pada waktu operasi tumor ganas, anatomi saluran dan kelenjar limfe perlu diketahui untuk dapat mengangkat anak sebar yang melalui saluran limfe ke kelenjar-kelenjar yang bersangkutan.
Gambar 1-21. Penyaluran getah bening serviks uteri

Serviks uteri
Limfe dari sini mengalir ke tiga jurusan utama:
1)      dari isthmus melalui parametrium ke kelenjar-kelenjar di sekitar vasa iliaka;
2)      dari bagian dekat ureter mengikuti pembuluh darah balik ke kelompok glandula iliaka eksterna;
3)      dari bagian belakang melalui ligamentum sakrouterinum menyebar melalui parametrium ke kelompok glandula hipogastrika dan glandula obturatoria; ada pula melalui ligamentum sakrouterinum ke kelompok glandula sakralis lateralis.

Gambar 1-22. Penyaluran getah bening serviks uteri
Korpus uteri
Saluran limfe dari korpus uteri mengalir ke 3 jurusan:
1)      dari bagian bawah korpus uteri ke kelompok glandula iliaka dan glandula sakralis lateralis;
2)      melalui ligamentum rotundum ke glandula inguinalis superfisialis terus ke glandula femoralis dan kelompok glandula iliaka eksterna;
3)      bersama-sama dengan saluran limfe dari tuba dan ovarium melalui ligamentum infundibulo-pelvikum ke kelompok glandula paraaorta.

Gambar 1-23. Penyaluran getah bening korpus uteri (1). gl vasa iliaka; (2). gl para aorta; (3) gl. inguinale

Vagina
Bagian 2A atas menyalurkan limfe ke glandula obturatoria dan ke kelenjar- kelenjar sekitar vasa iliaka; sebagian melalui ligamentum sakrouterinum ke kelompok glandula sakralis lateralis. Bagian bawah vagina menyalurkan limfe ke glandula-glandula inguinalis superfisialis dan profunda, dan selanjutnya ke kelompok kelenjar-kelenjar femoral dan iliaka eksterna.

Gambar 1 -24. Sistem getah bening vulva dan perineum (1). gl. inguinal superfisial; (2). gl. inguinal interna;
3). gl. di vasa iliaka; (4). pleksus di depan simfisis; (5) pleksus di belakang simfisis; (6) gl. di obtoratorium

Vulva
Saluran limfe dari klitoris, bagian atas labia minora dan labia majora menuju ke kelenjar-kelenjar inguinal terus ke kelenjar-kelenjar femoral dan iliaka eksterna. Bagian bawah labia, fossa navikulare dan perineum menyalurkan limfe ke glandula-glandula inguinalis. superfisialis dan terus ke glandula-glandula inguinalis profunda.

Gambar 1-25. Inervasi uterus

2.12 Urat-urat saraf
Sistem saraf alat genital pada umumnya otonom. Di samping itu masih ada sistem serebrospinal, yang memberi inervasi pada otot-otot dasar panggul. Invervasi uterus sendiri terdiri terutama atas sistem saraf simpatis, tetapi untuk sebagian juga atas sistem parasimpatis dan sistem serebrospinal. Bagian dari sistem parasimpatis berada di dalam panggul di sebelah kiri dan kanan depan os sakrum, berasal dari saraf sakral 2,3,4, dan selanjutnya memasuki pleksus Frankenhäuser. Bagian dari sistem simpatis masuk ke rongga panggul sebagai pleksus prasakralis (Cotte) lewat depannya bifurkasio aortae dan Promontorium, membagi dua kanan dan kiri, dan menuju ke bawah ke pleksus Frankenhauser. Pleksus ini terdiri atas ganglion-ganglion berukuran besar dan kecil, dan terletak terutama pada dasarnya ligamentum sakrouterinum kanan dan kiri. Serabut-serabut saraf dari kedua sistem itu memberi invervasi pada miometrium dan endometrium. Kedua-duanya mengandung unsur motorik dan sensorik dan bekerja antagonistik. Serabut saraf simpatis menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi, sedangkan serabut parasimpatis mencegah kontraksi dan menimbulkan vasodilatasi. Saraf yang berasal dari saraf torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sakral 2, 3, 4, sedangkan dari bawah vagina melalui nervus pudendus dan nervus ileoinguinalis.

Hormon-hormon dalam kehamilan


Faktor-Faktor Hormonal dalam Kehamilan
     Pada kehamilan, plasenta membentuk sejumlah besar human chorionic gonadotropin, estrogen, progesteron, dan  human chorionic somatomammotropin, di mana tiga hormon pertama, dan mungkin juga yang keempat, semuanya penting untuk berlangsungnya kehamilan normal.
Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
     Intinya fungsi dari hormon ini adalah untuk mempertahankan korpus luteum dan mencegah menstruasi. Normalnya, menstrasi terjadi kira-kira 14 hari setelah ovulasi, pada saat sebagian besar endometrium uterus terlepas dari dinding uterus dan dikeluarkan. Bila hal ini terjadi setelah ovum diimplantasikan, kehamilan akan terhenti. Namun, dengan adanya hCG yang disekresi oleh jaringan yang baru terbentuk proses luruhnya dinding uterus dapat dicegah.
     Bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas dari sebuah ovum yang baru dibuahi, hormon hCG disekresi oleh sel-sel sinsitiotrofoblas ke dalam cairan ibu. Sekresi hormon ini dapat diukur pertama kali dalam darah 8-9 hari setelah ovulasi, segeral setelah blastokista berimplantasi dalam endometrium. Kemudian kecepatan sekresi akan meningkat sampai maksimal 10-12 hari setelah ovulasi, dan menurun sampai kadar yang lebih rendah menjelang 16-20 minggu setelah ovulasi. Sekresi terus berlanjut pada kadar rendah ini selama sisa masa kehamilan.
     hCG merupakan glikoprotein dengan berat molekul 39.000 dan memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan LH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis. hCG juga menyebabkan sekresi hormon seks, progesteron dan estrogen dalam jumlah besar oleh korpus luteum untuk beberapa bulan ke depan. Seks hormon ini (progesteron dan estrogen) akan mencegah menstruasi dan menyebabkan endometrium terus berkembang dan menyimpan sejumlah besar nutrisi daripada menjadi luruh saat menstruasi. Akibatnya, sel-sel yang menyerupai desidua yang berkembang dalam endometrium selama siklus seksual wanita normal, menjadi sel-sel desidua yang sangat membengkak dan banyak mengandung nutrisi-nutrisi.
     Di bawah pengaruh hCG, korpus luteum tumbuh menjadi kira-kira dua kali dari ukuran awalnya menjelang satu bulan atau lebih setelah kehamilan dimulai, dan estrogen dan progesteron yang terus menerus disekresi akan mempertahankan sifat asli desidua endometrium uterus, yang diperlukan pada awal perkembangan fetus. Korpus luteum akan mengalami involusi secara perlahan setelah kehamilan berusia 13-17 minggu.
     Ternyata hCG juga mempengaruhi testis janin dengan merangsang sel-sel interstisial Leydig untuk menghasilkan testosteron dalam jumlah sedikit. Akibatnya organ-organ kelamin prialah yang lebih terbentuk.
Sekresi Estrogen oleh Plasenta
     Seperti korpus luteum, plasenta juga mensekresi estrogen dan progesteron. Pada penelitian yang telah dilakukan, ternyata kedua hormon seks ini juga disekresi oleh sel-sel sinsisial trofoblas. Tetapi estrogen yang dihasilkan oleh plasenta berbeda dalam beberapa hal dengan sekresi dari ovarium, yaitu:
     Pertama, secara kuantitatif, sebagian besar estrogen yang disekresi adalah estriol, yaitu estrogen yang sangat lemah dan dibentuk dalam jumlah kecil pada wanita tidak hamil.
     Kedua, estrogen yang disekresikan oleh plasenta tidak disintesis secara de novo dari zat-zat dasar dalam plasenta, namun dari senyawa steroid androgen, dehidroepiandrosteron dan 16-hidroksidehidroepiandrosteron, yang dibentuk pada kelenjar adrenal ibu dan fetus. Androgen yang lemah ini kemudian dibawa ke plasenta dan diubah oleh sel trofoblas menjadi estradiol, estron, dan estriol.
     Kadar estrogen yang tinggi selama kehamilan menyebabkan pembesaran uterus, pembesaran payudara dan pertumbuhan duktus payudara, serta pembesaran genitalia eksterna wanita. Estrogen juga merelaksasi berbagai ligamentum pelvis, sehingga persendian skroiliaka menjadi relatif lentur dan simfisis pubis menjadi elastis. Perubahan ini akan mempermudah jalannya fetus melalui jalan lahir.
Sekresi Progesteron oleh Plasenta
     Progesteron juga merupakan hormon yang penting dalam masa kehamilan. Progesteron juga dihasilkan dalam jumlah yang banyak oleh plasenta. Peranan progesteron pada kehamilan antara lain:
v  Progesteron menyebabkan sel-sel desidua tubuh dalam endometrium uterus, dan selanjutnya sel-sel ini berperan penting dalam nutrisi awal embrio.
v  Progesteron mempunyai pengaruh khusus dalam menurunkan kontraktilitas uterus gravid, jadi mencegah kontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan.
v  Membantu perkembangan hasil konseptus bahkan sebelum implantasi, sebab progesteron secara khusus meningkatkan sekresi tuba fallopi dan uterus untik menyediakan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula dan blastokista.
v  Membantu estrogen mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.
Human Chorionic Somatomammotropin (hCS)
     Merupakan hormon plasenta yang baru ditemukan. Hormon ini merupakan protein, dengan berat molekul 38.000, yang mulai disekresikan oleh plasenta kira-kira minggu ke-5 kehamilan. Sekresi hormon ini meningkat secara progresif sepanjang sisa masa kehamilan. Walaupun fungsi hCS masih belum pasti, tapi hormon ini memiliki beberapa fungsi penting dalam hubungannya dengan nutrisi khusus bagi ibu dan anak.
     Pertama, pada pemberian hCS pada beberapa jenis hewan tingkat rendah yang berbeda, hormon ini sedikitnya menyebabkan perkembangan payudara dan beberapa keadaan menyebabkan laktasi. hCS diyakini memilik fungsi yang sama seperti prolaktin. Akan tetapi usaha peningkatan laktasi manusia dengan hormon ini tidak berhasil.
     Kedua, memiliki kerja yang lemah serupa dengan hormon pertumbuhan. hCS menyebabkan deposit protein dengan cara yang sama seperti hormon pertumbuhan. Namun dibutuhkan hCS 100 kali lebih banyak daripada hormon pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan.
     Ketiga, hCS menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan menurunkan penggunaan glukosa oleh ibu, sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk fetus lebih besar. Perubahan ini sangat sinkron dengan fetus yang membutuhkan glukosa sebagai zat utama dalam pertumbuhannya. Lebih lanjut, hormon ini meningkatkan pelepasan asam lemak dari cadangan lemak ibu, sehingga menyediakan sumber energi pengganti untuk metabolisme ibu.
Faktor-faktor Hormonal lain dalam Kehamilan
Sekresi hipofisis
      Kelenjar hipofisis anterior membesar paling sedikit 50 persen selama kehamilan dan meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin.  Sebaliknya, FSH dan LH hampir ditekan akibat efek penghambat estrogen dan progesteron dari plasenta.
Sekresi kortikosteroid
      Kecepatan sekresi glukokortikoid korteks adrenal meningkat secara sedang selama kehamilan. Ada kemungkinan bahwa glukokortikoid membantu mobilisasi asam-asam amino dari jaringan ibu sehingga asam-asam amino ini dapat dipakai untuk sintesis jaringan fetus.
      Pada wanita hamil, sekresi aldosteron juga meningkat 2 kali lipat, mencapai puncaknya pada akhir kehamilan.  Keadaan ini, bersama dengan kerja estrogen, menyebabkan kecenderungan wanita hamil normal untuk mereabsorbsi kelebihan natrium dari tubulus ginjal dan oleh karena itu, retensi cairan, biasanya akan mengarah ke hipertensi.
Sekresi kelenjar tiroid
      Kelenjar tiroid biasanya membesar sampai 50 persen selama kehamilan dan meningkatkan produksi tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut. Peningkatan pembentukan tiroksin paling sedikit disebabkan oleh efek tirotropik hCG dan juga oleh sejumlah kecil hormon perangsang tiroid khusus, human chorionic tyrotropin, yang disekresi oleh plasenta.
Sekresi kelenjar paratiroid
      Kelenjar ini juga membesar selama kehamilan, khususnya jika si ibu mengalami defisiensi kalsium dalam makanannya. Pembesaran kelenjar ini menyebabkan absorpsi kalsium dari tulang ibu, sehingga mempertahankan kadar kalsium ke normal ketika fetus mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri. Sekresi hormon paratiroid ini akan semakin meningkat setelah kelahiran bayi, pada masa laktasi.
Sekresi ”relaksin” oleh ovarium dan plasenta
      Relaksin merupakan hormon tambahan yang disekresikan oleh korpus luteum ovarium dan juga oleh plasenta. Sekresi relaksin oleh korpus luteum ditingkatkan oleh hCG pada saat yang sama dengan disekresikannya sejumlah besar estrogen dan progesteron oleh korpus luteum. Pada penyuntikan relaksin pada tikus yang sedang birahi, menyebabkan relaksasi ligamen-ligamen simfisis pubis. Namun, pada wanita hamil efek ini sedikit bahkan tida ada. Juga telah dikumukakan bahwa relaksin melunakkan serviks wanita hamil pada saat persalinan.
Respon Tubuh Ibu terhadap Kehamilan
      Perubahan-perubahan yang paling nyata pada ibu pada masa kehamilan adalah peningkatan ukuran berbagai organ-organ kelamin. Misalnya, uterus membesar dari kira-kira 50 gram menjadi kira-kira 1100 gram, dan payudara membesar hampir dua kali ukurannya. Pada saat yang sama vagina membesar dan introitus vagina membuka lebih lebar. Pengaruh hormon dapat mempengaruhi penampilan wanita, seperti edema, jerawat, dan maskulinisasi atau gambaran akromegali.
Metabolisme selama kehamilan
       Sebagai akibat peningkatan sekresi berbagai hormon seperti tiroksin, hormon korteks adrenal, dan hormon-hormon kelamin, kecepatan metabolisme basal ibu hamil meningkat sekitar 15 persen selama pertengahan akhir kehamilan. Akibatnya, wanita hamil sering merasa kepanasan. Juga, karena beban ekstra yang dipikulnya, energi dalam jumlah yang lebih banyak dari normal harus dipergunakan untuk aktifitas otot.
Perubahan-perubahan dalam sistem sirkulasi ibu selama kehamilan
       Sekitar 625 ml darah mengalir melalui sirkulasi ibu dari plasenta setiap menitnya selama fase-fase akhir kehamilan. Ditambah dengan keadaan metabolik yang tinggi, curah jantung ibu akan meningkat 30 sampai 40 persen di atas normal pada minggu ke-27 kehamilan, tapi selanjutnya, tanpa sebab yang jelas, curah jantung turun sampai hanya sedikit di atas normal pada delapan minggu terakhir kehamilan, walaupun aliran darah uterus tinggi.
       Selain itu terjadi juga peningkatan volume darah pada pertengahan akhir kehamilan. Penyebab peningkatan volume terutama adalah faktor hormonal, karena aldosteron dan estrogen  yang sama-sama sangat meningkat dalam kehamilan menyebabkan retensi cairan oleh ginjal. Juga, sumsum tulang menjadi sangat aktif dan menghasilkan sel-sel darah merah tambahan serta kelebihan volume cairan. Oleh karena itu, pada saat kelahiran bayi, ibu memiliki kelebihan darah 1-2 liter dalam sirkulasinya. Tetapi hanya kira-kira seperempat dari jumlah ini akan hilang secara normal sewaktu melahirkan bayi, sehingga memungkinkan adanya suatu faktor pengaman bagi ibu.
Pernapasan selama kehamilan
       Karena peningkatan metabolisme basal pada wanita hamil dan juga karena penambahan besar tubuhnya, jumlah total oksigen yang dipakai oleh ibu sesaat sebelum kelahiran bayi sekitar 20 persen di atas normal, dan terbentuk jumlah CO2 yang sebanding. Efek ini menyebabkan ventilasi ibu semenit meningkat. Juga diyakini bahwa kadar progesteron yang tinggi selama kehamilan akan meningkatkan sensitivitas pusat pernapasan terhadap CO2. Secara bersamaan, uterus yang mebesar menekan isi abdomen ke atas dan isi abdomen ini selanjutnya mendorong diafragma ke atas, sehingga total pergerakan diafragma berkurang. Akibatnya, frekuensi pernapasan meningkat untuk mempertahankan ventilasi tambahan.
Estrogen
v  Struktur
      Estrogen alami yang paling kuat dalam tubuh manusia adalh 17b-estradiol, diikuti oleh estron dan akhirnya, estriol. Ketiganya adalah suatu steroid 18-karbon dengan sebuah cincin fenolat A. Konfigurasi ini menyebabkan steroid-steroid ini berikatan secara selektif dan erat dengan reseptor estrogen.
v  Pengaturan Sekresi
      Pembentukan estrogen berlangsung terutama di sel granulosa ovarium. Sekresi estrogen meningkat sebagai respon terhadap pengeluaran FSH dari kelenjar hipofisis anterior. Peningkatan kadar estradiol serum menekan pengeluaran GnRH dan FSH melalui efek umpan-balik negatif.
v  Efek estrogen
      Estrogen bekerja mengatur transkripsi sejumlah kecil gen responsif-steroid. Estrogen diperkirakan dapat menginduksi sintesis 50-100 jenis protein, yang bertanggung jawab menghasilkan efek fisiologis hormon estrogenik. Hormon ini mempengaruhi bermacam-macam jaringan.
o   Estrogen menginduksi proliferasi sel di jaringan labium, vagina, uterus, tuba fallopi, dan payudara. Estrogen juga mencetuskan diferensiasi kelenjar payudara, meningkatkan pertumbuhan duktus, perkembangan sel stroma, dan pertambahan jaringan adiposa di dalam payudara.
Melalui mekanisme yang belum diketahui, estrogen berperan menimbulkan kontur tubuh feminin serta ukuran dan bentuk kerangka wanita dan berperan menyebabkan penutupan lempeng epifisis.
o   Berperan dalam kemunculan dan pertumbuhan rambut seks sekunder serta menyebabkan peningkatan pigmentasi kulit di labium mayor vagina serta areola dan puting payudara setelah pubertas.
o   Estrogen mengatur transkripsi gen reseptor progestin, sehingga semakin banyak reseptor yang tersedia.
o   Estrogen juga mempengaruhi pembentukan protein neurokimia dan reseptor di sisitem saraf pusat. Hal ini mungkin berperan menimbulkan perubahan psikologis dan emosional yang dijumpai pada beberapa wanita selama masa prehaid.
o   Efek metabolik estrogen lainnya adalah pemeliharaan struktur normal kulit dan pembuluh darah pada wanita.
o   Estrogen menurunkan motilitas usus dan merangsang sintesis protein pengikat atau pengangkut di hati misalnya TBG dan SHBG.
o   Mempengaruhi metabolisme lemak, meningkatkan kadar HDL dan TAG dalam serum serta menurunkan LDL dan total