2.1
Konsep Dasar Rooming-In
Rooming in sering juga disebut
dengan rawat gabung yaitu menyatukan antara ibu dan bayinya dalam satu kamar,
agar antara ibu dan bayinya terjalin suatu hubungan bathin dan ibu bisa menjadi
lebih dekat dengan bayinya. Sedangkan pengertian rooming in menurut
Soetjiningsih adalah system perawatan ibu dan anak bersama–sama atau pada
tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-sewaktu,setiap saat ibu
tersebut dapat menyusui anaknya.(1)
Bayi yang lahir di rumah dan juga
yang lahir di lembaga kesehatan hendaknya dijaga agar tetap berada bersama
ibunya selama 24 jam sehari, sebaiknya ditempat tidur yang sama, diruangan yang
hangat (sedikitnya bersuhu 25˚C). Bila ibu dan bayi berada bersama-sama, maka
akan lebih mudah menjaga agar bayi tetap hangat dan juga untuk menyusuinya atas
permintaan. Pada lembaga kesehatan, rooming in atau rawat gabung dan sering disebut
juga dengan penyatu kamaran membatasi agar bayi tidak terkena infeksi yang
ditularkan dalam rumah sakit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu dekat
ibunya semenjak dilahirkan sampai saatnya pulang karena ini bukanlah hal yang
baru lagi. (1)
Kontak fisik, sentuhan kulit, bau
dan suara ibu sangat penting pada minggu pertama usia bayi. Sang Ibu tentu juga
sudah menunggu ingin melihat putra atau putrinya dengan cemas. Ada perasaan
gelisah ketika melihat dirumah bersalin itu banyak bayi yang sama-sama dilahirkan
pada waktu yang hampir bersamaan. Kekhawatiran akan semakin tinggi jika pihak
manajemen rumah sakit kurang hati-hati dan teliti dalam mengelola bayi-bayi
yang lahir dirumah sakit itu, sehingga dimungkinkan terjadinya bayi tertukar
atau bayi tertular penyakit.(2)
Itulah sebabnya dilakukan rawat
gabung atau konsep perawatan melekatan, yakni ibu dan bayi dirawat dalam satu
ruangan, dengan tujuan utama untuk membentuk ikatan bayi dengan ibu. Sedangkan
tujuan kedua adalah memberikan kemantapan dan sugesti kepada ibu karena bayinya
tidak mungkin tertukar dengan bayi yang lain. Karena sudah diawasi sendiri
secara intensif. (2)
Rawat gabung artinya ibu dan
bayinya akan dirawat dikamar privat. Bila ibu memilih rawat gabung, bayinya
sedapat mungkin didekat dengan ibunya kecuali pada jam berkunjung. Pada jam
berkunjung ini bayi akan didorong kembali ke kamar bayi. Mendekatkan ibu dan
bayinya pada saat-saat dan hari-hari pertama setelah melahirkan dianggap sangat
penting untuk menumbuhkan hubungan cinta kasih antara ibu dan bayinya bahkan
antara orang tua dan bayinya. Tumbuhnya cinta kasih ibu sejak saat-saat pertama
bayi lahir akan merangsang keluarnya air susu ibu, makanan paling baik buat
bayi untuk dapat tumbuh kembang dengan sempurna. Dalam konsep ini, pihak rumah
bersalin bayi dengan didampingi ibunya. Jika kesehatan ibunya sedikit
memungkinkan, maka bidan atau petugas kesehatan akan menyerahkan urusan bayi
kepada pelukan kasih sayang sang ibu. (2)
Tentu saja sebelumnya ibu diberi
petunjuk tentang cara mengganti popok yang benar, membersihkan bayi buang air kecil atau buang
air besar, cara member ASI yang benar dan lainnya. Sang ibu sebaiknya tidak
sebentar-bentar untuk memenggil petugas kesehatan. Perawat datang secara
berkala hanya untuk mengecek kondisi bayi. Kecuali apabila ibu mau ke toilet
sementara si buah hati tidak ada yang menunggu, atau ingin istirahat dan tidur.
Perawat akan membawa si buah hati ke ruang bayi. Akan tetapi, sesudah ibu
bangun kembali, si buah hati akan di kembalikan lagi pada si ibu. (1)
Di samping membuat hubungan bayi
dan ibu menjadi makin melekat, dengan rawat gabung bayi pun dapat mudah
mendapat ASI karena ibu bisa memberikannya setiap saat bayi mau. Proses
menyusuipun akan berjalan baik dan memberikan dampak yang baik. Antar lain,
produksi ASI makin banyak dan bayi menjadi mempunyai daya tahan yang jauh lebih
baik disamping itu, masa tinggal bayi lebih pendek sehingga tidak perlu
berlama-lama dirumah bersalin. (2)
Rawat gabung juga terbukti
menurunkan resiko infeksi pada bayi yang lahir. Salah satunya, mencegah
terjadinya infeksi yang didapatkan dari lingkungan sekitar sesudah bayi
dilahirkan dikamar perawatan bayi, bayi bisa tertular dari bayi yang lain yang
kebetulan sakit. (2)
Oleh karenanya, bagi ibu-ibu yang
baru melahirkan, jangan merasa risih dan menolak apabila dokter menawarkan
untuk dirawat gabung dengan bayi. Memang, sang ibu menjadi sedikit repot karena
sudah mulai merawat bayinya sendiri. Akan tetapi, manfaat yang didapatkan akan
jauh lebih besar. (2)
Bila keadaan ibu dan bayi
mengijinkan, bayi dirawat bersama ibu dalam satu kamar. Bayi ini pada
waktu-waktu tertentu dikumpulkan dalam ruangan bayi yang berada di dekat kamar
ibu, supaya ibu dapat beristirahat dan tidur dengan tenang tanpa diganggu oleh
tangisan bayi. Kontak dengan para pengunjung perlu dihindari. Bidan atau
perawat yang merawat ibu dan bayi bertanggung jawab penuh terhadap bimbingan
untuk ibu mengenai cara pemberian minum (dengan ASI atau dengan botol), cara
merawat bayi sehari-hari sampai ibu dapat dan cukup kuat melakukannya sendiri,
serta cara mengetahui dan mengenal perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi
yang patut dicatat dan dilaporkan pada dokter. Disamping itu seorang dokter
harus melihat dan memeriksa bayi dalam rawat gabung setiap hari untuk mengetahui
apakah bayi tersebut tetap dalam keadaan baik, atau perlu mendapat pengobatan
tertentu, atau perlu dipindahkan ketempat perawatan bayi yang intensif.
Keuntungan rawat gabung ialah mencegah atau mengurangi infeksi silang (cross-infection) dan loving and tender care dapat diberikan
ibu kepada bayinya sejak lahir. Menurut para ahli jiwa hal ini sangat berarti
bagi kehidupannya dikehidupan hari. (2)
Suatu cara yang tepat untuk
mencegah infeksi adalah perawatan gabung. Perawatan gabung berarti ibu dan bayi
dirawat bersama dalam satu ruangan yang tidak terpisah. Manfaat perawat gabung
ialah :
1. Infeksi
saling dibatasi
2. Promosi
penggunaan ASI
3. Ibu
dapat segera dilatih keterampilannya mengurus bayi
4. Hubungan
psikologi ibu dan bayi lebih baik
5. Membantu
tenaga perawatan
Sering kali timbul pertanyaan
apakah dengan adanya kunjungan keluarga tidak menimbulkan infeksi. Ternyata
penelitian di Indonesia dan pengalaman di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta infeksi silang lebih banyak terdapat pada bayi yang dirawat terpisah.
Pada rooming in infeksi silang dapat
dibatasi lagi dengan membatasi pengunjung yaitu mereka yang menderita demam,
batuk pilek dan diare tidak boleh masuk kamar ibu dan bayi. Demikian pula
sebaliknya pengunjung tidak boleh memegang bayi.
Walaupun perawatan gabung ini
banyak kebaikannya, bayi yang tidak dapat dirawat gabung adalah :
1. Bayi
yang lahir dengan asfiksia neonatal
2. Bayi
dengan kesulitan pemasangan
3. Bayi
dengan cacat bawaan
4. Bayi
yang lahir dengan partus dengan tindakan
5. Bayi
yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram
6. Bayi
yang masa kehamilannya kurang dari 37 minggu
7. Bayi
yang sakit
8. Ibu
yang sakit
Penyimpangan dari kebijaksanaan ini
tentu saja dapat dilaksanakan asal ada pengawasan ketat dari dokter. Dalam
perawatan gabung ini sang ibu harus diberi instruksi pengamatan gejala-gejala
yang berbahaya yaitu :
1. Kesulitan
pernapasan, frekuensi pernapasan lebih dari 60 menit.
2. Perdarahan
3. Muntah
4. Sianosis
5. Kejang
atau tremor
6. Ikterus
7. Perut
kembung
8. Diare
9. Tidak
mau menyusui atau minum
10. Tangisan
bayi yang lemah atau terlalu keras
Bila
terjadi gejala ini harus segera dilaporkan pada petugas kesehatan. (2)
2.2 Tujuan
Rooming In
Tujuan dari
rooming in adalah untuk mendekatkan ibu kepada bayinya, mengajarkan ibu
bagaimana cara menyusui bayi dengan baik dan benar. Selain dari pada tujuan
dari rooming in adalah sebagai berikut : (4)
1)
Bantuan
emosional
Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah
dalam proses persalinan si ibu akan sangat senang dan bahagia bila dekat dengan
bayinya. Si ibu dapat membelai-belai bayi, mendengar tangisnya serta
memperhatikannya disaat buah hatinya tidur. Hubungan ibu dan bayi ini sangat
penting ditumbuhkan pada saat-saat awal dan bayi akan memperoleh kehangatan
tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayangnya.
2)
Penggunaan
ASI
Dari segala sudut pertimbangan maka ASI adalah makanan
terbaik bagi bayi dan produksi ASI akan makin cepat dan makin banyak bila
menyusui dilakukan sesegera dan sesering mungkin. Pada hari-hari pertama yang keluar adalah kolostrum yang
jumlahnya sedikit. Tetapi hal itu tak perlu dikhawatirkan karena kebutuhan bayi
masih sedikit.
3)
Pencegahan
infeksi
Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian infeksi
silang akan sulit dicegah. Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi silang
dapat dihindari. Kolostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi, akan
melapisi seluruh permukaan mukosa dari saluran pencernaan bayi dan diserap oleh
bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan ini akan
mencegah infeksi terutama terhadap diare.
4)
Pendidikan
kesehatan
Pada saat melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan
untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara. Bagaimana
teknik menyusui, memandikan bayi, merawat tali pusat, perawatan payudara dan
nasihat makan yang baik, merupakan bahan-bahan yang diperlukan si ibu.
Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur, menggendong bayi dan merawat diri
akan mempercepat mobilisasi, sehingga si ibu akan lebih cepat pulih dari
persalinan.
2.3 Manfaat rawat gabung
Manfaat dan keuntungan rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek sesuai
dengan tujuannya, adalah sebagai berikut : (4)
1. Aspek
fisik.
Bila ibu
dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk
melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya
menginginkan. Dengan
perawatan sendiri dan menyusui sedini mungkin, akan mengurangi kemungkinan
terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau petugas kesehatan. Dengan
menyusui dini maka ASI pertama
keluar yang erwarna kuning atau biasa disebut dengan kolostrum dapat memberikan kekebalan /
antibodi yang sangat berharga bagi bayi. Karena ibu setiap saat dapat melihat
bayinya, maka ibu dengan mudah dapat mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi pada bayinya yang mungkin berhubungan dengan kesehatannya.
2. Aspek
fisiologis.
Bila ibu
dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih
sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi
mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui
maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis
involusi rahim. Di samping itu akan timbul refleks prolaktin yang akan memacu
proses produksi ASI. Efek menyusui dalam usaha menjarangkan kelahiran telah
banyak dipelajari di banyak negara berkembang. Secara umum seorang ibu akan
terlindung dari kesuburan sepanjang ia masih menyusui dan belum haid, khususnya
bila frekuensi menyusui lebih sering dan sama sekali tidak menggunakan
pengganti ASI (menyusui secara eksklusif). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
daya proteksi menyusui eksklusif terhadap usaha KB tidak kalah dengan alat KB
yang lain.
3. Aspek psikologis
Dengan rawat
gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Dengan pemberian
ASI kapan saja bayi membutuhkan, akan memberikan kepuasan pada ibu bahwa ia
dapat berfungsi sebagaimana seorang ibu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi
bayinya, di samping merasa dirinya sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak
dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini akan memperlancar produksi ASI
karena seperti telah diketahui, refleks let-down bersifat psikosomatis.
Sebaliknya bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, merupakan dasar bagi
terbentuknya rasa percaya pada diri anak. Ibu akan merasa bangga karena dapat
menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila suaminya berkunjung, akan terasa
adanya suatu ikatan kesatuan keluarga.
4. Aspek edukatif.
Dengan rawat
gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu
menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama di rumah
sakit ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbingan bagaimana cara menyusui
secara benar, bagaimana cara merawat payudara, merawat tali pusat, memandikan
bayi dsb. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri setelah pulang dari rumah sakit. Di samping
pendidikan bagi ibu, dapat juga dipakai sebagai sarana pendidikan bagi
keluarga, terutama suami, dengan cara mengajarkan suami dalam membantu istri
untuk proses di atas. Suami akan termotivasi untuk memberi dorongan moral bagi
istrinya agar mau menyusui bayinya. Jangan sampai terjadi seorang suami
melarang istrinya menyusui bayinya karena suami takut payudara istrinya akan
menjadi jelek. Bentuk payudara akan berubah karena usia adalah hal alami,
meskipun dengan menggunakan kutang penyangga yang baik, ditambah dengan nutrisi
yang baik, dan latihan otot-otot dada serta menerapkan posisi yang benar,
ketakutan mengendornya payudara dapat dikurangi.
5. Aspek ekonomi
Dengan rawat
gabung maka pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah bersalin
terutama rumah sakit pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan
anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot serta
peralatan lain yang dibutuhkan. Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu
berperan besar dalam merawat bayinya sendiri, sehingga waktu terluang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Lama perawatan ibu menjadi lebih pendek karena
involusi rahim terjadi lebih cepat dan memungkinkan tempat tidur digunakan
untuk penderita lain. Demikian pula infeksi nosokomial dapat dicegah atau
dikurangi, berarti penghematan biaya bagi rumahsakit maupun keluarga ibu. Bagi
ibu juga penghematan oleh karena lama perawatan menjadi singkat.
6. Aspek medis
Dengan
pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial
pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
2.4 Pelaksanaan rawat gabung dan kegiatan
penunjangnya
Dalam rawat gabung bayi
ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan sedemikian rupa sehingga ibu dapat melihat dan menjangkaunya kapan
saja bayi atau ibu membutuhkannya. Bayi dapat diletakkan
di tempat tidur bersama ibunya, atau dalam boks di
samping tempat tidur ibu. Modifikasi lain dengan membuat sebuah boks yang
ditempatkan di atas tempat tidur di sebelah ujung kaki ibu. Yang
penting ibu harus bisa melihat dan mengawasi bayinya,
apakah ia menangis karena lapar, kencing, digigit nyamuk
dan sebagainya. Tangis bayi merupakan rangsangan sendiri bagi ibu untuk membantu produksi ASI.(4)
Perawat harus memperhatikan
keadaan umum bayi dan dapat mengenali keadaan- keadaan abnormal, kemudian melaporkannya kepada dokter. Bayi kuning
sering merupakan masalah bagi ibu meskipun sebenarnya
keadaan ini seringkali masih dalam batas fisiologis.
Dokter (terutama dokter anak dan kebidanan) mengadakan kunjungan sekurang-kurangnya sekali dalam sehari. Dokter harus memperhatikan
keadaan ibu maupun bayi, terutama yang berhubungan dengan
masalah menyusui. Perlu diperhatikan apakah ASI sudah
keluar, adakah pembengkakan payudara, bagaimana putingnya, adakah rasa sakit yang mengganggu saat menyusui, dan sebagainya. Demikian
pula dengan bayinya, apakah sudah dapat mengisap, kuat
atau tidak, rewel atau tidak, apakah muntah, mencret dan
keluhan yang lainnya. (4)
Ibu menyusui sewaktu-waktu
sesuai dengan keinginan bayi, tidak dikenal lagi penjadwalan dalam memberikan ASI kepada bayi. Perawat harus membantu
ibu untuk merawat payudara, menyusui, menyendawakan dan
merawat bayi secara benar. Bila bayi sakit/perlu
diobservasi lebih lanjut, bayi dipindah ke ruang rawat bayi baru lahir (neonatologi). Bayi akan memperoleh perawatan lebih intensif, meskipun
bukan berarti ASI tidak diberikan. ASI tetap diberikan
dengan cara ibu berkunjung, atau ASI diperas dan
diberikan dengan sendok. (4)
Bila ibu dan bayi sudah
diperbolehkan pulang, diberikan penyuluhan lagi tentang cara merawat bayi, payudara dan cara meneteki yang benar
sehingga ibu di rumah terampil melakukan rawat gabung
serta cara mempertahankan meneteki sekalipun ibu harus
berpisah dengan bayinya. Harus ditekankan bahwa bayi tidak boleh diberi dot/kempengan.
Selanjutnya perawat mengumpulkan data ibu dan bayi dalam sebuah lembar catatan
medik yang sudah disiapkan. (4)
2.5 Praktek Rawat Gabung
A. Cara memandikan bayi (4)
a.
Siapkan alat-alat
b.
Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi
c. Bayi
diletakkan telentang di atas tempat tidur/meja dengan alas perlak dan
handuk
d. Muka dan telinga dibersihkan
dengan kain (waslap) basah kemudian
dikeringkan dengan handuk
e. Seluruh tubuh
bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi sabun (leher, dada, perut, lipatan ketiak, kedua tangan / lengan,
kedua kaki / tungkai, bagian belakang bayi)
f. Bayi
dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember mandi bayi
g. Bayi diangkat dan dikeringkan
dengan handuk
h. Tali pusat ditutup dengan kain
kasa yang telah direndam dalam alkohol 70%.
i. Dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti
pangkal paha, ketiak dan leher diberi bedak supaya tidak mudah
lecet, dan diberi pakaian.
B. Cara merawat tali pusat (4)
a. Siapkan alat-alat
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
c. Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa yang
dibasahi alkohol 70%
d. Setelah bersih, tali pusat dikompres
alkohol/povidon iodine 10% (betadine) lalu dibungkus dengan kain kasa steril
kering
e. Setelah tali pusat terlepas/puput, pusar tetap
dikompres dengan
alkohol/povidon iodine 10% sampai kering.
C. Bagaimana Menyusui dengan Benar (6)
Kegagalan menyusui sering kali
disebabkan karena kesalahan memposisikan dan meletakkan bayi. Puting ibu menjadi lecet dan menimbulkan luka yang terkadang membuatnya
menjadi malas untuk menyusui, menyebabkan produksi ASI berkurang dan pada akhirnya bayi pun menjadi malas menyusu. Jika kondisi seperti
terus berlanjut, bisa jadi proses menyusui akan terhenti
dan si bayi akan kehilangan manfaat ASI yang luar biasa
bagi pertumbuhannya. Oleh karena itu sebagai seorang ibu yang ingin berhasil
dalam menyusui bayinya, harus melakukan langkah menyusui bayi
yang benar berikut ini:
1. Cucilah tangan dengan air bersih yang mengalir agar terhindar
dari kuman dan bakteri.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya.
Manfaatnya adalah sebagai desinfektan
dan menjaga kelembapan puting susu.
3.
Ibu duduk dengan santai dan kaki tidak boleh menggantung.
4.
Posisikan bayi dengan benar:
· Bayi
dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu,
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
· Perut
bayi menempel ke tubuh ibu
· Mulut
bayi berada di depan puting ibu
· Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan
berada di antara tubuh ibu dan
bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu
· Telinga
dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus
5. Bibir bayi dirangsang
dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta
areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
6. Cek apakah perlekatan sudah benar:
· Dagu
menempel ke payudara ibu
· Mulut
terbuka lebar
· Sebagian
besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi
· Bibir
bayi terlipat keluar
· Pipi
bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI)
· Tidak
boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan.
· Ibu
tidak kesakitan
· Bayi
tenang
· Apabila
posisi dan perlekatan sudah benar, maka diharapkan produksi ASI tetap banyak
7. Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke
sebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
8. Cara melepaskan puting susu dari mulut bayi, dengan menekan
dagu bayi ke arah bawah atau dengan memasukkan jari ibu antara mulut bayi dan
payudara ibu.
9. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi
dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat.
10. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya
udara yang terhisap bisa keluar.
Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, keluarkan dengan alat pompa susu.
2.6 Kontra Indikasi
Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :
a. Ibu
·
Penyakit
jantung derajat III
·
Pasca
eklamsi
·
Penyakit
infeksi akut, TBC
·
Hepatitis,
terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek
·
Karsinoma
payudara
b. Bayi
·
Bayi
kejang
·
Sakit
berat pada jantung
·
Bayi
yang memerlukan pengawasan intensif
·
Catat
bawaan sehingga tidak mampu menyusu
2.7 Persyaratan
Rawat Gabung
a. Bayi
·
Tempat tidur bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh
ibu
·
Bagi
yang memerlukan tersedia rak bayi
·
Ukuran
tempat tidur anak 40 x 60 cm
c. Ruang
- Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m
- Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan
perawatan)
d. Sarana
·
Lemari
pakaian
·
Tempat
mandi bayi dan perlengkapannya
·
Tempat
cuci tangan ibu
·
Setiap
kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri
·
Ada
sarana penghubung
·
Petunjuk/sarana
perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa
yang sederhana
2.8 Model
Pengaturan Rawat Gabung
a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya
b.empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi
pada kamar yang lain bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus
meninggalkan tempat tidurnya
c. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur
yang sama
d. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu
2.9 Keuntungan
dan Kerugian
a. Keuntungan
·
Bayi dapat terjaga
kemanannya
·
Menggalakkan
penggunaan ASI
·
Kontak
emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat
·
Bayi akan nyaman
bersama ibunya
·
Suhu tubuh bayi akan
selalu terjaga
·
Ibu
segera dapat melaporkan keadaan-keadaan bayi yang aneh
·
Ibu
dapat belajar merawat bayi
·
Mengurangi
ketergantungan ibu pada bidan
·
Membangkitkan
kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi
·
Berkurangnya
infeksi silang mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan
b. Kerugian
·
Ibu
kurang istirahat
·
Dapat
terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena pengaruh orang lain
·
Bayi
bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung
·
Pada
pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar