DEFINISI
Kehamilan
abdominal adalah bentuk kehamilan yang jarang terjadi namun memberi risiko yang
sangat tinggi baik morbiditas dan mortalitas terhadap janin maupun ibu, keadaan
ini merupakan salah satu bentuk yang paling serius dari kehamilan ektopik.
Kehamilan abdominal lanjut merupakan salah satu bentuk kehamilan ektopik yang
lanjut di mana dasil konsepsi tumbuh di luar rongga uterus.
Kehamilan
ektopik biasanya disebabkan oleh terjadinya hambatan pada perjalanan sel telur,
dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Pada kasus yang jarang,
kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur dari indung
telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi seberangnya. 2,6,7
Berdasar
etiologinya kehamilan abdominal terbagi dua, yaitu:
(1)
Kehamilan abdominal primer :
Terjadi
apabila ovum difertilisasi dan berimplantasi langsung di kavum abdomen. kehamilan abdominal primer, yaitu tuba dan
ovum normal tanpa dijumpai bekas trauma, tidak dijumpai adanya fistula
uteroplasenta, dan hasil konsepsi benar-benar murni melengket di permukaaan
peritoneal.
(2)
Kehamilan abdominal sekunder :
Kehamilan
ini terjadi bila fetus keluar dari tempat inplantasi primernya melalui suatu
robekan ataupun melalui ujung fimbria dan berimplantasi di kavum abdomen.
Sebagian besar kehamilan abdominal merupakan jenis ini. 1
3.1 GEJALA DAN TANDA
Wanita
dengan kehamilan abdominal selama trimester satu dapat mempunyai gejala dan
tanda yang menyerupai kehamilan tuba yang terganggu seperti amenorrhea, nyeri
perut, perdarahan pervaginam dan tes kehamilan positif. 1,2,3,4
Tabel 1. Gejala kehamilan abdominal.
1
Gejala
|
Persentase
|
||
Rahman (1982)
|
Delke (1982)
|
Costa (1991)
|
|
Amenorrhea
Nyeri perut
Mual dan muntah
Malaise
Nyeri pada gerakan janin
Perdarahan uterus abnormal
|
-
100
70
40
40
-
|
100
100
40
-
-
70
|
-
79
20
20
48
31
|
Tempat
pertumbuhan janin yang tidak sempurna menyebabkan kematian janin, atau janin
tidak dapat tumbuh secara normal. Jika pada kehamilan yang sudah lanjut janin
meninggal, maka tidak selalu terjadi resorbsi seluruhnya dan terjadi mumifikasi
atau kalsifikasi janin, ada pula kemungkinan terjadi infeksi dengan pembentukan
abses. 4
4.1 FAKTOR RESIKO
Hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya kehamilan
ektopik pada umumnya adalah sebagai berikut: 5,6
a.
Infeksi saluran telur (salpingitis)
•
Dapat menimbulkan gangguan pada
motilitas saluran telur
•
Dapat menimbulkan divertikel
(penonjolan keluar berbentuk kantung), sehingga menjadi semacam jebakan bagi
sel telur
b.
Penyakit peradangan panggul (pelvic
inflamatory disease)
c.
Riwayat menderita kehamilan ektopik
sebelumnya
d.
Riwayat operasi tuba
e.
Endometriosis
f.
Pemakaian hormon estrogen dan
progesteron (misalnya, pada kontrasepsi)
g.
Cacat bawaan (abnormalitas
kongenital) dari saluran telur
Pada palpasi
mudah diraba bagian-bagian tubuh janin dan gerakan janin terlihat jelas di
dinding perut, namun ini juga dapat dijumpai pada kehamilan intra uterin
terutama pada multipara. Janin terletak tinggi dari biasanya, sering letak
lintang, serviks biasanya bergeser dari tempat yang biasanya. Bagian-bagian
janin atau kepala janin dapat teraba di forniks posterior. 1,4,5
Rangsangan
atau masase pada dinding perut tidak menyebabkan timbulnya kontraksi uterus
sebagaimana halnya pada kehamilan intra uterin. 1,3,4,6
Pada
pemeriksaan dalam ternyata bahwa pembukaan tidak menjadi besar paling-paling
sebesar 1 – 2 jari dan cervix tidak merata, kalau kita masukan jari ke dalam
cavum uteri maka teraba uterus yang kosong. Kalau keadaan ini tidak lekas
ditolong dengan laparatomi maka anak akhirnya mati. 5
5.1 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Meskipun
Ultrasonografi (USG) sering digunakan untuk diagnosa kehamilan, kehamilan abdominal tetap terlewatkan (missed)
sebanyak 50%. Janin terletak tinggi di atas tulang belakang ibu pada tampilan lateral.
Tulang-tulang janin tampak jauh lebih jelas dibandingkan organ-organ ibu.
1,3,4,5
Kriteria untuk
kehamilan abdominal, adalah sebagai berikut: 4
·
Tampak janin terpisah dari uterus.
·
Tidak terlihatnya dinding uterus
antara janin dan kandung kemih.
·
Jarak antara bagian-bagian janin
dengan dinding abdomen yang sangat dekat.
·
Posisi yang tidak wajar (janin
terhadap uterus), sikap janin yang tidak wajar, dan dijumpai plasenta di ekstra
uterin.
Yang paling
baik sebenarnya pada USG kehamilan abdominal adalah dijumpai kantong gestasi
atau janin di luar kavum uteri. 1,9
Tidak ada
pemeriksaan laboratorium yang khas untuk kehamilan abdominal. Tetapi terdapat suatu
peninggian serum alfafetoprotein yang tidak dapat dijelaskan menunjukan
kecurigaan terhadap kemungkinan suatu kehamilan abdominal. 1
Untuk
membedakan dengan kejadian gawat abdomen pada adanya sangkaan terhadap
kehamilan ektopik yang belum lanjut perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap,
pemeriksaan kadar hormon progesteron, dan pemeriksaan kadar HCG serum. Juga
pemeriksaan penunjang lainnya yaitu USG, Kuldosentesis, dan laparoskopi.7,8
6.1 DIAGNOSIS
Untuk menentukan diagnosa dilakukan percobaan
sebagai berikut :
·
Pitocin test :
Dua satuan pitocin disuntikan sub cutan dan tumor
yang mengandung anak dipalpasikan dengan teliti. Jika tumor tersebut mengeras
maka kehamilan itu intrauterine.
·
Jika pembukaan tidak ada maka dapat dilakukan sondage untuk mengetahui
apakah uterus kosong dan selanjutnya Ro foto dengan sonde didalam rahim.
·
Dibuat Hysterografi dengan memasukan Lipiodol kedalam cavum uteri.
7.2 PENATALAKSANAAN
Kehamilan
abdominal lanjut adalah suatu kondisi yang memiliki resiko kematian dan
kesakitan maternal-fetal yang tinggi. Angka kematian maternal berkisar 0,5 –
18% dan perinatal mencapai 40 – 95%.4 Penyebab utama adalah
perdarahan masif akibat pelepasan plasenta yang spontan. Karena sebagian besar
menyarankan agar dilakukan operasi tanpa memandang tuanya kehamilan segera
setelah diagnosis kehamilan abdominal ditegakan/ disangkakan. 1,2,3,4,6
Perdarahan
akan timbul bila terjadi pelepasan plasenta dari tempat melengketnya baik
disengaja ataupun tidak karena pembuluh-pembuluh darah di plasenta bed
tidak dapat berkontraksi sebagaimana pada kehamilan dalam rahim. 1,2,3,4,6
Untuk
mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi, persiapan yang baik
sangat diperlukan. Pemasangan 2 jalur infus dengan kateter nomor 14 atau 16
untuk infus cepat, darah 1 – 2 liter dan sebaiknya operasi dilakukan oleh
operator yang berpengalaman.
Dinding
perut dibuka melalui insisi midline yang cukup luas. Biasanya akan dijumpai
selaput ketuban yang masih utuh. Selaput ketuban dipotong pada daerah yang
paling sedikit mengandung pembuluh darah, janin dikeluarkan tanpa mengganggu
palsenta. Tali pusat dipotong dan diikat sedekat mungkin dengan plasenta dan
plasenta ditinggalkan tanpa diganggu. 1,3,4,6,7
Dengan
meninggalkan plasenta di rongga perut komplikasi yang mungkin timbul adalah
ileus, peritonitis, obstruksi usus, abses, perlengketan dan lain-lain. Namun
komplikasi-komplikasi tersebut dapat diatasi dengan antibiotik ataupun operasi
berikutnya, namun masih lebih ringan daripada perdarahan masif yang dapat
mengakibatkan penderita meninggal bila plasenta dicoba untuk diangkat.
1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar