Laman

Cari Materi

Senin, 10 Juni 2013

Kehamilan Abdominal

DEFINISI
Kehamilan abdominal adalah bentuk kehamilan yang jarang terjadi namun memberi risiko yang sangat tinggi baik morbiditas dan mortalitas terhadap janin maupun ibu, keadaan ini merupakan salah satu bentuk yang paling serius dari kehamilan ektopik. Kehamilan abdominal lanjut merupakan salah satu bentuk kehamilan ektopik yang lanjut di mana dasil konsepsi tumbuh di luar rongga uterus.
Kehamilan ektopik biasanya disebabkan oleh terjadinya hambatan pada perjalanan sel telur, dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi seberangnya. 2,6,7
Berdasar etiologinya kehamilan abdominal terbagi dua, yaitu:
(1)   Kehamilan abdominal primer :
Terjadi apabila ovum difertilisasi dan berimplantasi langsung di kavum abdomen.  kehamilan abdominal primer, yaitu tuba dan ovum normal tanpa dijumpai bekas trauma, tidak dijumpai adanya fistula uteroplasenta, dan hasil konsepsi benar-benar murni melengket di permukaaan peritoneal.
(2)   Kehamilan abdominal sekunder :
Kehamilan ini terjadi bila fetus keluar dari tempat inplantasi primernya melalui suatu robekan ataupun melalui ujung fimbria dan berimplantasi di kavum abdomen. Sebagian besar kehamilan abdominal merupakan jenis ini. 1
3.1       GEJALA DAN TANDA
Wanita dengan kehamilan abdominal selama trimester satu dapat mempunyai gejala dan tanda yang menyerupai kehamilan tuba yang terganggu seperti amenorrhea, nyeri perut, perdarahan pervaginam dan tes kehamilan positif. 1,2,3,4
Tabel 1. Gejala kehamilan abdominal. 1
Gejala
Persentase
Rahman (1982)
Delke (1982)
Costa (1991)
Amenorrhea
Nyeri perut
Mual dan muntah
Malaise
Nyeri pada gerakan janin
Perdarahan uterus abnormal
-
100
70
40
40
-
100
100
40
-
-
70
-
79
20
20
48
31
Tempat pertumbuhan janin yang tidak sempurna menyebabkan kematian janin, atau janin tidak dapat tumbuh secara normal. Jika pada kehamilan yang sudah lanjut janin meninggal, maka tidak selalu terjadi resorbsi seluruhnya dan terjadi mumifikasi atau kalsifikasi janin, ada pula kemungkinan terjadi infeksi dengan pembentukan abses. 4
4.1       FAKTOR RESIKO
Hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya kehamilan ektopik pada umumnya adalah sebagai berikut: 5,6
a.       Infeksi saluran telur (salpingitis)
         Dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur
         Dapat menimbulkan divertikel (penonjolan keluar berbentuk kantung), sehingga menjadi semacam jebakan bagi sel telur
b.      Penyakit peradangan panggul (pelvic inflamatory disease)
c.       Riwayat menderita kehamilan ektopik sebelumnya
d.      Riwayat operasi tuba
e.       Endometriosis
f.       Pemakaian hormon estrogen dan progesteron (misalnya, pada kontrasepsi)
g.      Cacat bawaan (abnormalitas kongenital) dari saluran telur
Pada palpasi mudah diraba bagian-bagian tubuh janin dan gerakan janin terlihat jelas di dinding perut, namun ini juga dapat dijumpai pada kehamilan intra uterin terutama pada multipara. Janin terletak tinggi dari biasanya, sering letak lintang, serviks biasanya bergeser dari tempat yang biasanya. Bagian-bagian janin atau kepala janin dapat teraba di forniks posterior. 1,4,5
Rangsangan atau masase pada dinding perut tidak menyebabkan timbulnya kontraksi uterus sebagaimana halnya pada kehamilan intra uterin. 1,3,4,6
Pada pemeriksaan dalam ternyata bahwa pembukaan tidak menjadi besar paling-paling sebesar 1 – 2 jari dan cervix tidak merata, kalau kita masukan jari ke dalam cavum uteri maka teraba uterus yang kosong. Kalau keadaan ini tidak lekas ditolong dengan laparatomi maka anak akhirnya mati. 5
5.1       PEMERIKSAAN PENUNJANG
Meskipun Ultrasonografi (USG) sering digunakan untuk diagnosa kehamilan,  kehamilan abdominal tetap terlewatkan (missed) sebanyak 50%. Janin terletak tinggi di atas tulang belakang ibu pada tampilan lateral. Tulang-tulang janin tampak jauh lebih jelas dibandingkan organ-organ ibu. 1,3,4,5
Kriteria untuk kehamilan abdominal, adalah sebagai berikut: 4
·         Tampak janin terpisah dari uterus.
·         Tidak terlihatnya dinding uterus antara janin dan kandung kemih.
·         Jarak antara bagian-bagian janin dengan dinding abdomen yang sangat dekat.
·         Posisi yang tidak wajar (janin terhadap uterus), sikap janin yang tidak wajar, dan dijumpai plasenta di ekstra uterin.
Yang paling baik sebenarnya pada USG kehamilan abdominal adalah dijumpai kantong gestasi atau janin di luar kavum uteri. 1,9
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang khas untuk kehamilan abdominal. Tetapi terdapat suatu peninggian serum alfafetoprotein yang tidak dapat dijelaskan menunjukan kecurigaan terhadap kemungkinan suatu kehamilan abdominal. 1
Untuk membedakan dengan kejadian gawat abdomen pada adanya sangkaan terhadap kehamilan ektopik yang belum lanjut perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kadar hormon progesteron, dan pemeriksaan kadar HCG serum. Juga pemeriksaan penunjang lainnya yaitu USG, Kuldosentesis, dan laparoskopi.7,8
6.1       DIAGNOSIS
                        Untuk menentukan diagnosa dilakukan percobaan sebagai berikut :
·         Pitocin test :
Dua satuan pitocin disuntikan sub cutan dan tumor yang mengandung anak dipalpasikan dengan teliti. Jika tumor tersebut mengeras maka kehamilan itu intrauterine.
·         Jika pembukaan tidak ada maka dapat dilakukan sondage untuk mengetahui apakah uterus kosong dan selanjutnya Ro foto dengan sonde didalam rahim.
·         Dibuat Hysterografi dengan memasukan Lipiodol kedalam cavum uteri.
7.2       PENATALAKSANAAN
Kehamilan abdominal lanjut adalah suatu kondisi yang memiliki resiko kematian dan kesakitan maternal-fetal yang tinggi. Angka kematian maternal berkisar 0,5 – 18% dan perinatal mencapai 40 – 95%.4 Penyebab utama adalah perdarahan masif akibat pelepasan plasenta yang spontan. Karena sebagian besar menyarankan agar dilakukan operasi tanpa memandang tuanya kehamilan segera setelah diagnosis kehamilan abdominal ditegakan/ disangkakan. 1,2,3,4,6
Perdarahan akan timbul bila terjadi pelepasan plasenta dari tempat melengketnya baik disengaja ataupun tidak karena pembuluh-pembuluh darah di plasenta bed tidak dapat berkontraksi sebagaimana pada kehamilan dalam rahim. 1,2,3,4,6
Untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi, persiapan yang baik sangat diperlukan. Pemasangan 2 jalur infus dengan kateter nomor 14 atau 16 untuk infus cepat, darah 1 – 2 liter dan sebaiknya operasi dilakukan oleh operator yang berpengalaman.
Dinding perut dibuka melalui insisi midline yang cukup luas. Biasanya akan dijumpai selaput ketuban yang masih utuh. Selaput ketuban dipotong pada daerah yang paling sedikit mengandung pembuluh darah, janin dikeluarkan tanpa mengganggu palsenta. Tali pusat dipotong dan diikat sedekat mungkin dengan plasenta dan plasenta ditinggalkan tanpa diganggu. 1,3,4,6,7
Dengan meninggalkan plasenta di rongga perut komplikasi yang mungkin timbul adalah ileus, peritonitis, obstruksi usus, abses, perlengketan dan lain-lain. Namun komplikasi-komplikasi tersebut dapat diatasi dengan antibiotik ataupun operasi berikutnya, namun masih lebih ringan daripada perdarahan masif yang dapat mengakibatkan penderita meninggal bila plasenta dicoba untuk diangkat. 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar