Definisi
Setelah persalinan, terjadi
beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukan urin
untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu
melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5OC
yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama.
Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh,
sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas bisa dikatakan
infeksi luka jalan lahir pascapersalinan, biasanya dari endometrium bekas
insersi placenta.
Istilah infeksi nifas
mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam
alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Dahulu infeksi ini merupakan
sebab kematian maternal yang paling penting, akan tetapi berkat kemajuan ilmu,
khususnya pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas serta pencegahannya,
dan penemuan obabt-obat baru seperti sulfa dan antibiotika lainnya,
dinegara-negara maju peranannya dengan penyebab kematian tersebut sudah
berkurang.di Negara-negara berkembang, dengan pelayanan yang masih jauh dan
sempurna,peranan infeksi nifas masih besar.
Demam nifas atau dengan kata lain morbiditas peurperalis meliputi demam
dalam masa nifas oleh sebab apapun. Menurut
Joint Commite on Maternal Welfare ( amerika serikat.) definisi morbiditas
puerperalis adalah kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2
hari dalam 10 hari pertama postpartum, dengan mengecualikan hari pertama. Suhu
harus diukur dari mulut sedikit-diktinya 4 kali sehari.
2.2 Klasifikasi
dan Pengelolaan
2.2.1 Infeksi Nifas
2.2.1.1 Pencegahan
Persalianan normal yang ditolong
denagn baik tidak terlalu banyak terjadi infeksi kala nifas. Dalam upaya
menurunkan infekasi kala nifas dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
·
Selama kehamilan
Ø Oleh karena anemi merupakan
predisposisi untuk infeksi nifas, harus diusahakan memperbaikinya. Keadaan gizi
juga merupakan factor penting, karewnanya, diet yang baik harus diperhatikan.
Ø Koitus pada kehamilan yang
tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan
terjadinya infeksi.
·
Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari atas membatasi sebanyak mungkin
masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supayta persalinan tidak
berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sewdikit mungkin, dan
mencegah terjadinya perdarahan banyak. Demikian pula , semua petugas dalam
kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker. Yang menderita
infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk
kekamar bersalin. Alat-alat ,kain-kain dipakai dalam persalinan harus
suci hama. Pemeriksaan dalam hanya dapat dilakukan jika perlu, indikasi serta
kondisi untuk bedah harus dipatuhi. Selanjutnya, terjadinya perdarahan harus
dicegah sedini mungkin dan transfuse darah harus diberikan menurut keperluan.
·
Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir.
Pada hari-hari pertama post partum harus dijaga agar luka-luka ini tidak
dimasuki kuman-kuman dari luar. Oleh sebab itu, semua alat dan kainyang berhub
ungan dengan daerah genital harus suci hama. Pengunjung-pengunjung dari luar
hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.tiap penderita dengan
tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam
nifas yang sehat.
2.2.1.2 Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi
nifas. Sudah barang tentu jenis antibiotika yang paling baik ialah yang
mempunyai khasiat yang nyata terhadap kuma-kuman yang menjadi penyebab infeksi
nifas. Berhubung dengan itu ,hendaknya setelah diputuskan untuk memberi
antibiotika, sebelum terapi dimulai dilakukan pembiakan getah vagina, serta
serviks _ jika perlu juga dari darah dan kemudian dilakukan tes-tes kepekaan
untuk menentukan terhadap antibiotika dimana kuman-kuman yang bersangkuta peka.
Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu , maka pengobatan perlu
dimulai tanpa menunggu hasilnya. Dalam hal ini dapat diberikan penisilin dalam
dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas (broad spectrum antibiotics) , seperti ampisilin , dan lain-lain.
Setelah hasil pembiakan serta tes-tes kepekaan diketahui, dapat dilakukan
pengobatan yang sesuai. Kombinasi tetrasiklin dan penisilin G dalam dosis
tinggi iv sangat efektif terhadap infeksi , sedangkan dibagian obstetric dan
ginekologi dipakai sulbenicilin atau gramicinatau kombinasi penisilin G dengan
chloramphenicold dengan hasil cukup memuaskan.
Didsamping pengobatan dengan antibiotika , tindakan-tindakan untuk
mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik sangat
penting, makanan yang mengandung zat-zat
yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita
, dan bila perlu transfuse darah dilakukan.
Pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan
seksama apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses , abses harus
dibuka dengan menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan
pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai.
Pada kasus dengan infeksi kala nifas yang berat
sebagainya dirujuk dan dikonsultasikan sehingga mendapatkan pengobatan yang
adekuat.
Sebagai infeksi kala nifas yang berat perlu dirawat di
rumah sakit, sehingga dapat dilakukan observasi, karena dapat dilakukan
tindakan operasi untuk menyelamatkan jiwa penderita.
2.2.2
Trombolflebitis
Penjalaran infeksi melalui vena sering terjadi dan
merupakan penyebab terpenting dari kematian karena infeksi puerperalis.
Dua golongan vena biasanya memegang perenan pada :
1. Vena-vena
dinding rahim dan ligamentum latum (vena ovarika, vena uterin, dan vena
hipogastrik).
2. Vena-vena
tungkai (vena vemoralis, poplitea, dan safena).
·
Pengobatan
Adanya antibiotik yang baik sekarang ini, mengubah
prognosis infeksi puerperalis dan pengobatan infeksi puerperalis, dengan
obat-obat tersebut merupakan tindakan yang utama. Dalam memilih satu antibiotik
untuk mengobati infeksi terutama infeksi
yang berat seperti pada sepsis puerperalis, kita tentu menyadarkan diri atas
hasil uji sensitifitas dari kuman penyebab.
Akan tetapi sambil menunggu
hasil uji tersebut sebaiknya kita segera memberi dulu salah satu antibiotik
dengan spektrum luas supaya tidak membuang waktu dalam keadaan yang begitu
gawat.
Pada saat ini penisilin G
atau penisilin semisintesis (ampisilin) merupakan pilihan yang paling tepat (“
renaissance dari penicilline) karena penisilin bersifat bakterisid ( bukan
bakteriostatik, seperti tetrasiklin atau kloramfenikol) dan bersifat nontoksis.
Karena sifat nontoksisnya
ini, penisilin dapat diberikan dalam dosis
yang sangat tinggi tanpa memberikan pengaruh toksis maka sebaiknya diberikan penisilin G sebanyak 5
juta S tiap empat jam dapat sampai 30 juta S tiap hari.
Penisilin ini diberikan
sebagai injeksi intravena atau secara infus pendek selama 5 sampai 10 menit,
penisilin dilarutkan dalam larutan glokosa 5 persen atau ringer laktat. Dapat
juga diberikan ampisilin 3 sampai 4 gram mula-mula intravena atau
intramuskular. Stafilokokus yang penicilline resistent tahan terhadap penisilin
karena mengeluarkan enzim penisilinase. Preparat penisilin yang tahan
penisilinase ialah oksasilin, dikloksasilin, dan metisilin.
Disamping pemberian
antibiotik dalam pengobatan infeksi puerperalis, masih diperlukan beberapa
tindakan khusus untuk mempercepat penyembuhan infeksi tersebut.
1.
Luka perineum : jika terjadi infeksi dari luka luar
luka, biasanya jahitan diangkat supaya ada drainase getah-getah luka. Juga
diberi kompros pada luka.
2.
Endometritis : pasien sedapatnya diisolasi tetapi bayi
boleh terus menyusu pada ibunya. Untuk kelancaran pengaliran lokia, pasien
boleh diletakkan dalam letak fowler dan diberi juga uterotonik. Pasien disuruh
minum banyak.
3.
Tromboflebitis pelvika : tujuan terapi pada
tromboplebitis ialah mencegah emboli paru dan mengurangi akibat-akibat
tromboflebitis ( edema kaki yang lama dan perasaan nyeri di tungkai).
Pengobatan dengan antikoagulansi ( heparin dan dikumarol) bermaksud untuk
mengurangi terjadinya trombus dan mengurangi emboli.
4.
Tromboflebitis femoralis : kaki ditinggikan dan pasien
harus tinggal di tempat tidur sampai seminggu setelah demam sembuh. Setelah
pasien sembuh, ia dianjurkan supaya jangan lama-lama berdiri dan dianjurkan
memakai kaos elastis.
5.
Peritonitis : antibiotik diberikan dengan dosis yang
tinggi untuk menghilangkan gembung perut diberi “abbot miller tube”. Cairan
diberikan per infus bila perlu diberikan transfusi darah dan Oksigen. Pasien
biasanya diberi sedative untuk menghilangkan rasa nyeri. Minuman dan makanan
per os. Baru diberikan setelah ada flatus.
6.
Parametritis : pasien diberi antibiotik dan jika ada
fluktuasi perlu dilakukan insisi. Tempat insisi ialah diatas lipat paha atau
pada cavum douglas.
2.2.3
Infeksi
saluran kemih
Kejadian infeksi
saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal ini dihubungkan dengan
hipotonik kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktu persalinan,
pemeriksaan dalam yang sering, kontaminasi kuman dari perineum, atau
kateterisasi yang sering.
Sistitis biasanya
memberikan gejala berupa nyeri berkemih, sering berkemih, dan tak dapat
ditahan. Demam biasanya jarang terjadi. Adanya retensi urine pascapersalinan
umumnya merupakan tanda adanya infeksi.
Pielonefritis
memberikan gejala yang lebih berat, demam, menggigil, perasaan mual dan muntah.
Selain disuri dapat juga terjadi piuri dan hematuri.
·
Pengobatan
Antibiotic yang
terpilih meliputi golongan nitrofurantoin, sulfonamide, trimetoprim,
sulfametoksazol, atau sefalosporin. Banyak penilitian yang melaporkan resistensi
microbial terhadap golongan penisilin.
Pielonefritis
membutuhkan penanganan yang lebih awal, pemberian dosis awal antibiotic yang
tinggi intravena, misalnya sefalosporin 3-6 gr/hari dengan atau tanpa
aminoglikosida. Sebaiknya dilakukan kultur urine.
2.2.4
Sisa
Plasenta dan polip plasenta
Sisa plasenta
dalam nifas menyebabkan perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang banyak dalam
nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa plasenta.
·
Terapi
Dengan
perlindungan antibiotic sisa plasenta secara digital atau kuret besar.
Jika ada demam di
tunggu dulu sampai suhu turun dengan pemberian antibiotik dan 3-4 hari kemudian
rahim dibersihkan, tetapi jika perdarahan banyak, rahim segera dibersihkan
walaupun ada demam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar