Laman

Cari Materi

Senin, 10 Juni 2013

Infeksi Nifas

Definisi
                        Setelah persalinan, terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5OC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas bisa dikatakan infeksi luka jalan lahir pascapersalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi placenta.
                        Istilah infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Dahulu infeksi ini merupakan sebab kematian maternal yang paling penting, akan tetapi berkat kemajuan ilmu, khususnya pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas serta pencegahannya, dan penemuan obabt-obat baru seperti sulfa dan antibiotika lainnya, dinegara-negara maju peranannya dengan penyebab kematian tersebut sudah berkurang.di Negara-negara berkembang, dengan pelayanan yang masih jauh dan sempurna,peranan infeksi nifas masih besar.
Demam nifas atau dengan kata lain morbiditas peurperalis meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Menurut Joint Commite on Maternal Welfare ( amerika serikat.) definisi morbiditas puerperalis adalah kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, dengan mengecualikan hari pertama. Suhu harus diukur dari mulut sedikit-diktinya 4 kali sehari.

2.2       Klasifikasi dan Pengelolaan
            2.2.1    Infeksi Nifas 
2.2.1.1 Pencegahan
Persalianan normal yang ditolong denagn baik tidak terlalu banyak terjadi infeksi kala nifas. Dalam upaya menurunkan infekasi kala nifas dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
·      Selama kehamilan
Ø Oleh karena anemi merupakan predisposisi untuk infeksi nifas, harus diusahakan memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan factor penting, karewnanya, diet yang baik harus diperhatikan.
Ø Koitus pada kehamilan yang tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
·      Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supayta persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sewdikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Demikian pula , semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker. Yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk  kekamar bersalin. Alat-alat ,kain-kain dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya dapat dilakukan jika perlu, indikasi serta kondisi untuk bedah harus dipatuhi. Selanjutnya, terjadinya perdarahan harus dicegah sedini mungkin dan transfuse darah harus diberikan menurut keperluan.
·      Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari-hari pertama post partum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Oleh sebab itu, semua alat dan kainyang berhub ungan dengan daerah genital harus suci hama. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas yang sehat.

2.2.1.2 Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Sudah barang tentu jenis antibiotika yang paling baik ialah yang mempunyai khasiat yang nyata terhadap kuma-kuman yang menjadi penyebab infeksi nifas. Berhubung dengan itu ,hendaknya setelah diputuskan untuk memberi antibiotika, sebelum terapi dimulai dilakukan pembiakan getah vagina, serta serviks _ jika perlu juga dari darah dan kemudian dilakukan tes-tes kepekaan untuk menentukan terhadap antibiotika dimana kuman-kuman yang bersangkuta peka. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu , maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Dalam hal ini dapat diberikan penisilin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas (broad spectrum antibiotics) , seperti ampisilin , dan lain-lain. Setelah hasil pembiakan serta tes-tes kepekaan diketahui, dapat dilakukan pengobatan yang sesuai. Kombinasi tetrasiklin dan penisilin G dalam dosis tinggi iv sangat efektif terhadap infeksi , sedangkan dibagian obstetric dan ginekologi dipakai sulbenicilin atau gramicinatau kombinasi penisilin G dengan chloramphenicold dengan hasil cukup memuaskan.
Didsamping pengobatan dengan antibiotika , tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik sangat penting,  makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita , dan bila perlu transfuse darah dilakukan.
Pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan seksama apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses , abses harus dibuka dengan menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai.
Pada kasus dengan infeksi kala nifas yang berat sebagainya dirujuk dan dikonsultasikan sehingga mendapatkan pengobatan yang adekuat.
Sebagai infeksi kala nifas yang berat perlu dirawat di rumah sakit, sehingga dapat dilakukan observasi, karena dapat dilakukan tindakan operasi untuk menyelamatkan jiwa penderita.
                       
2.2.2        Trombolflebitis
Penjalaran infeksi melalui vena sering terjadi dan merupakan penyebab terpenting dari kematian karena infeksi puerperalis.
Dua golongan vena biasanya memegang perenan pada :
1.    Vena-vena dinding rahim dan ligamentum latum (vena ovarika, vena uterin, dan vena hipogastrik).
2.    Vena-vena tungkai (vena vemoralis, poplitea, dan safena).
·      Pengobatan
Adanya antibiotik yang baik sekarang ini, mengubah prognosis infeksi puerperalis dan pengobatan infeksi puerperalis, dengan obat-obat tersebut merupakan tindakan yang utama. Dalam memilih satu antibiotik untuk mengobati infeksi  terutama infeksi yang berat seperti pada sepsis puerperalis, kita tentu menyadarkan diri atas hasil uji sensitifitas dari kuman penyebab.
        Akan tetapi sambil menunggu hasil uji tersebut sebaiknya kita segera memberi dulu salah satu antibiotik dengan spektrum luas supaya tidak membuang waktu dalam keadaan yang begitu gawat.
        Pada saat ini penisilin G atau penisilin semisintesis (ampisilin) merupakan pilihan yang paling tepat (“ renaissance dari penicilline) karena penisilin bersifat bakterisid ( bukan bakteriostatik, seperti tetrasiklin atau kloramfenikol) dan bersifat nontoksis.
        Karena sifat nontoksisnya ini, penisilin dapat diberikan dalam dosis  yang sangat tinggi tanpa memberikan pengaruh toksis maka  sebaiknya diberikan penisilin G sebanyak 5 juta S tiap empat jam dapat sampai 30 juta S tiap hari.
        Penisilin ini diberikan sebagai injeksi intravena atau secara infus pendek selama 5 sampai 10 menit, penisilin dilarutkan dalam larutan glokosa 5 persen atau ringer laktat. Dapat juga diberikan ampisilin 3 sampai 4 gram mula-mula intravena atau intramuskular. Stafilokokus yang penicilline resistent tahan terhadap penisilin karena mengeluarkan enzim penisilinase. Preparat penisilin yang tahan penisilinase ialah oksasilin, dikloksasilin, dan metisilin.
        Disamping pemberian antibiotik dalam pengobatan infeksi puerperalis, masih diperlukan beberapa tindakan khusus untuk mempercepat penyembuhan infeksi tersebut.
1.         Luka perineum : jika terjadi infeksi dari luka luar luka, biasanya jahitan diangkat supaya ada drainase getah-getah luka. Juga diberi kompros pada luka.
2.         Endometritis : pasien sedapatnya diisolasi tetapi bayi boleh terus menyusu pada ibunya. Untuk kelancaran pengaliran lokia, pasien boleh diletakkan dalam letak fowler dan diberi juga uterotonik. Pasien disuruh minum banyak.
3.         Tromboflebitis pelvika : tujuan terapi pada tromboplebitis ialah mencegah emboli paru dan mengurangi akibat-akibat tromboflebitis ( edema kaki yang lama dan perasaan nyeri di tungkai). Pengobatan dengan antikoagulansi ( heparin dan dikumarol) bermaksud untuk mengurangi terjadinya trombus dan mengurangi emboli.
4.         Tromboflebitis femoralis : kaki ditinggikan dan pasien harus tinggal di tempat tidur sampai seminggu setelah demam sembuh. Setelah pasien sembuh, ia dianjurkan supaya jangan lama-lama berdiri dan dianjurkan memakai kaos elastis.
5.         Peritonitis : antibiotik diberikan dengan dosis yang tinggi untuk menghilangkan gembung perut diberi “abbot miller tube”. Cairan diberikan per infus bila perlu diberikan transfusi darah dan Oksigen. Pasien biasanya diberi sedative untuk menghilangkan rasa nyeri. Minuman dan makanan per os. Baru diberikan setelah ada flatus.
6.         Parametritis : pasien diberi antibiotik dan jika ada fluktuasi perlu dilakukan insisi. Tempat insisi ialah diatas lipat paha atau pada cavum douglas. 
2.2.3         Infeksi saluran kemih
Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal ini dihubungkan dengan hipotonik kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktu persalinan, pemeriksaan dalam yang sering, kontaminasi kuman dari perineum, atau kateterisasi yang sering.
Sistitis biasanya memberikan gejala berupa nyeri berkemih, sering berkemih, dan tak dapat ditahan. Demam biasanya jarang terjadi. Adanya retensi urine pascapersalinan umumnya merupakan tanda adanya infeksi.
Pielonefritis memberikan gejala yang lebih berat, demam, menggigil, perasaan mual dan muntah. Selain disuri dapat juga terjadi piuri dan hematuri.
·           Pengobatan
Antibiotic yang terpilih meliputi golongan nitrofurantoin, sulfonamide, trimetoprim, sulfametoksazol, atau sefalosporin. Banyak penilitian yang melaporkan resistensi microbial terhadap golongan penisilin.
Pielonefritis membutuhkan penanganan yang lebih awal, pemberian dosis awal antibiotic yang tinggi intravena, misalnya sefalosporin 3-6 gr/hari dengan atau tanpa aminoglikosida. Sebaiknya dilakukan kultur urine.

2.2.4         Sisa Plasenta dan polip plasenta
Sisa plasenta dalam nifas menyebabkan perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa plasenta.

·      Terapi
Dengan perlindungan antibiotic sisa plasenta secara digital atau kuret besar.

Jika ada demam di tunggu dulu sampai suhu turun dengan pemberian antibiotik dan 3-4 hari kemudian rahim dibersihkan, tetapi jika perdarahan banyak, rahim segera dibersihkan walaupun ada demam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar