Laman

Cari Materi

Senin, 10 Juni 2013

Anatomi Payudara

Anatomi dan Fisiologi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada, dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunya sepasang kelenjar payudara, dengan berat kira-kira 200 gr, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar mencapai 600 gr dan pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gr.
2.1.1.   Perubahan sistem endokrin
Perubahan endokrin pada kehamilan bersifat kompleks dan pemahamannya belum sempurna. Saat ini, sudah jelas bahwa selama kehamilan jaringan intrauterus dapat juga menghasilkan banyak peptida dan hormon steroid yang dproduksi oleh kelenjar endokrin ketika tidak hamil. Banyak hormon yang melakukan kerjanya secara tidak langsung dengan berinteraksi dengan sitokin dan kemosin. Selama kehamilan zat ini banyak mengalami perubahan.

2.1.2.   Hormon plasenta
HCG diproduksi oleh trofoblas, dan dapat dideteksi dalam sirkulasi maternal dalam beberapa hari setelah implantasi dan menjadi dasar untuk tes kehamilan. Perannya dalam mempertahankan fungsi korpus luteum berakhir saat reproduksi progesteron oleh plasenta menjadi dominan pada usia gestasi antara 10 dan 12 minggu, dan setelah itu, konstentrasi HCG mengalami penurunan. Telah dikemukakan bahwa HCG mengalami penurunan. Telah ditemukan bahwa HCG memiliki fungsi tirotropik dan bahwa produksi TSH maternal dapat mengalami supresi selama trimester pertama saat kadar HCG mencapai maksimal.
HPL adalah peptida lain yang kemungkinan memiliki efek mayor pada produksi maternal prolaktin danHCG. Seperti HCG, HPL terdeteksi dalam trofoblas paling cepat pada minggu ke-2 atau ke-3 setelah fertilisasi ovum. Konstentrasinya dalam plasma maternal kemudian meningkan secara stabil hingga 34-36 minggu, saat konsentrasinya hampir proporsional dengan massa plasenta. HPL berpartisispasi dalam sejumlah proses metabolik penting yang mencakup peningkatan asam lemak bebas dalam darah maternal, glukosa dan glukoneogenesis ini mengakibatkan peningkatan ketersedian glukosa dan asam amino untuk ambilan janin.
Sebagian besar estrogen yang ada di dalam urine wanita hamil adalah estron, estradiol, dan estriol. Ekskresi estron meningkat 100 kali lipat, sedangkan ekskresi estriol mningkat 1000 kali lipat. Ovarium hanya berperan terhadap peningkatan ini karena plasenta meripakan sumber estrogen uatama dalam kehamilan. Substart untuk produksi estriol berasal dari kelenjar adrenal janin. estron dan estradiol disintesis oleh sinsitiotrofoblas. Selama kehamilan, konsentrasi estrogen yang tinggi menstimulasi hati untuk memproduksi kortisol serum, testosteron, dan protein pengikat –tiroksin, dan untuk meningkatkan produksi kolesterol. Hal ini juga menyebabkan proliferasi sistem duktal payudara dan menstimulasi sekresi juga memfasiltasi pertumbuhan uterus, meningkatkan aliran darah dan awitan kontraksi pada kehamilan cukup bulan. Kadar estriol dalam urine dan plasma meningkat secara progresif selama kehamilan hingga usia gestasi 38 minggu, dan  setelah itu, terjadi sedikit penurunan akibat supresi adrenal janin.
Progesteron disintesis sangat awal dalam sinsitiotrofoblas, namun demikian hingga 35-47 hari pascaovulasi, korpusluteum perlu memberi suplementasi progesteron. Sembilan puluh persesn hormon ini disekresi ke dalam sirkulasi maternal, dengan sisa 10% disekresi ke dalam sirkulasi kedalam sirkulasi janin. produksi progesteron oleh plasenta meningkat secra stabil selama kehamilan hingga mencapai kadar maksimal pada usia gestasi kira-kira 38 minggu fungsi utamanya adalah mempertahankan kelatenan uterus, tetapi dapat juga memberi efek pada otot plos pembuluh darah, serta saluran perkemihan dan pencernan

2.1.3.   Kelenjar pituatari dan hormonnya
Kelenjar pitutari mengalami pembesaran selama kehamilan karena hipertrofi lobus anterior. Berat kelenjar pituitari mningkat hingga 135% dan dapat menyebabkan terjadinya kompresi kiasma optik, reduksi lapang pandang, dan kemungkinan sakit kepala. Meskipun demikian, perubahan awal selama kehamilan bersifat minimal. Jika gejala tersebut terjadi, ibu harus diperiksa karena kadang-kadang pada kehamilan terdapat peningkatan yang cepat ukuran prolaktinoma.
Sekresi FSH dan LH mengalami hambatan selama kehamilan akibat umpan balik negatif progesteron dan estrogen. Sebaliknya terdapat peningkatan sekresi hormon oleh kelenjar pituatari. Lobus anterior menyekresi hormon penstimulus tiroid, ACTH, prolaktin dan MSH. Lobus posterior kelenjar pituatari menyekresi oksitosin dan vasopresin (hormon antidiuretik).
Prolaktin merupakan hormon yang sangat penting untuk laktasi dan kadarnya meningkat samapai 20 kali lipat selama kehamilan dari laktasi. Efek prolaktin memproduksi ASI mengalami supresi selama kehamilan akibat tinggi kadar estrogen dan progesteron. Saat ini sudah terdapat data yang jelas tentang produksi prolaktin intrauterus, terutama dari sel yang berada dalam desidua.
Kelenjar pitutari posterior melepaskan oksitosin selama kehamilan. Konsentrasi oksitosin dalam sirkulasi maternal tidak berubah secara signifikan selama kehamilan atau sebelum awitan persalinan. Meskipun demikian terdapat peningkatan sensitivitas uterus terhadap oksitosin selama persalinan yang dipengaruhi oleh rasio estrogen terhdap progesteron. Pelepasan pulsatil menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif. Oksitosin juga penting bagi keberhasilan laktasi.

2.1.4.   Perubahan Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi: Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi. Ada tiga bagian utama pada payudara, yaitu:
1.    Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar pada payudara
2.    Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3.    Papilla atau putting, yaitu bagian yang menonjol dipunsak payudara.

Dalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Beberapa alveolus mengelompok membentuk lobulus, kemudian beberapa lobulus berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. Dari alveolus ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). Dibawah areola saluran yang besar melebar disebut sinus laktiferus. Akhirnya semua memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar.
Ada 4 macam bentuk putting yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk putting-putting ini tidak terlalu berpengaruh terhadap proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi.
Papilla dan areola terdapat saraf peraba yang sangat penting untuk refleks menyusui. Bila putting dihisap, terjadilah rangsangan saraf yang diteruskan ke kelenjar hipofisis yang kemudian merangsang produksi dan pengeluaran ASI.

2.2.    Pembentukan kelenjar payudara
2.2.1.   Sebelum pubertas
Duktus primer dan sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati pubertas terjadi pertumbuhan yang cepat dari sistem duktus terutama dibawah pengaruh hormon estrogen sedangkan pertumbuhan alveoli oleh hormon progesteron. Hormon yang juga ikut berperan dalam pertumbuhan kelenjar payudara adalah prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofise (hipofise anterior).
2.2.2.   Masa pubertas
Pada masa ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan sistem duktus, proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit lobuloalveolar yang terletak pada ujung-ujung distal duktulus.  Jaringan penyangga stroma mengalami organisasi dan membentuk septum interlobular.
2.2.3.   Masa siklus menstruasi
Perubahan payudara wanita dewasa berhubungan dengan siklus menstruasi dan perubahan hormonal yang mengatur siklus tersebut seperti estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum.  Bila kadar hormon meningkat maka akan terjadi edema lobulus, penebalan dari basal membran epitel dan keluarnya bahan dalam alveoli. Secara klinis akan dirasakan payudara berat dan penuh. Setelah menstruasi, dimana kadar estrogen dan progesteron berkurang, yang berperan hanya prolaktin saja, terjadi degenerasi dari sel-sel kelenjar air susu beserta jaringan yang mengalami proliferasi, edema berkurang sehingga payudara berkurang namun tidak kembali seperti besar sebelumnya.

2.2.4.   Masa kehamilan
Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktulus yang baru, percabangan-percabangan dari lobulus yang dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dari korpus luteum,. Pada bulan ketiga kehamilan prlaktin dari hipofise anterior mulai merangsang kelenjar susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesteron. Pada trimester kedua kehamilan laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum.


2.3.    Kronologi perubahan payudara saat kehamilan
Usia kehamilan
Perubahan payudara
3-4 minggu
Sensasi gatal dan kesemutan karena peningktan suplai darah terutama disekitar puting susu
6-8 minggu
Peningkatan ukuran, nyeri, ketegangan, dan nodular akibat hipertrofi alveoli. Permukaan halus dan kebiruan, vena tampak terlihat tepat dibawah kulit
8-12 minggu
Tuberkel Montgomery menjadi lebih menonjol pada areola. Kelenjar sebasea hipertrofik. Ini menyekresi sebelum yang menjaga agar puting tetap lunak dan lentur. Area berpigmen disekitar puting (terutama areola) menjadi gelap dan membesar dan menjadi lebih erektil.
16 minngu
Kolostrum dapat keluar areola sekunder terbentuk dengan perluasan lebih lanjut area berpigmen yang sering terlihat mottle.

diakhir  kehamilan
Kolostrum dapat keluar dari payudara progesteron menyebabkan puting menjadi lebih menonjol dan dapat digerakkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar