Anatomi
dan Fisiologi Payudara
Payudara (mammae, susu)
adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada, dan fungsinya
memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunya sepasang kelenjar
payudara, dengan berat kira-kira 200 gr, yang kiri umumnya lebih besar dari
yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar mencapai 600 gr dan pada waktu
menyusui bisa mencapai 800 gr.
2.1.1. Perubahan
sistem endokrin
Perubahan endokrin pada
kehamilan bersifat kompleks dan pemahamannya belum sempurna. Saat ini, sudah
jelas bahwa selama kehamilan jaringan intrauterus dapat juga menghasilkan
banyak peptida dan hormon steroid yang dproduksi oleh kelenjar endokrin ketika
tidak hamil. Banyak hormon yang melakukan kerjanya secara tidak langsung dengan
berinteraksi dengan sitokin dan kemosin. Selama kehamilan zat ini banyak
mengalami perubahan.
2.1.2. Hormon
plasenta
HCG diproduksi oleh
trofoblas, dan dapat dideteksi dalam sirkulasi maternal dalam beberapa hari
setelah implantasi dan menjadi dasar untuk tes kehamilan. Perannya dalam
mempertahankan fungsi korpus luteum berakhir saat reproduksi progesteron oleh
plasenta menjadi dominan pada usia gestasi antara 10 dan 12 minggu, dan setelah
itu, konstentrasi HCG mengalami penurunan. Telah dikemukakan bahwa HCG
mengalami penurunan. Telah ditemukan bahwa HCG memiliki fungsi tirotropik dan
bahwa produksi TSH maternal dapat mengalami supresi selama trimester pertama
saat kadar HCG mencapai maksimal.
HPL adalah peptida lain
yang kemungkinan memiliki efek mayor pada produksi maternal prolaktin danHCG.
Seperti HCG, HPL terdeteksi dalam trofoblas paling cepat pada minggu ke-2 atau
ke-3 setelah fertilisasi ovum. Konstentrasinya dalam plasma maternal kemudian
meningkan secara stabil hingga 34-36 minggu, saat konsentrasinya hampir
proporsional dengan massa plasenta. HPL berpartisispasi dalam sejumlah proses
metabolik penting yang mencakup peningkatan asam lemak bebas dalam darah
maternal, glukosa dan glukoneogenesis ini mengakibatkan peningkatan ketersedian
glukosa dan asam amino untuk ambilan janin.
Sebagian besar estrogen
yang ada di dalam urine wanita hamil adalah estron, estradiol, dan estriol. Ekskresi
estron meningkat 100 kali lipat, sedangkan ekskresi estriol mningkat 1000 kali
lipat. Ovarium hanya berperan terhadap peningkatan ini karena plasenta
meripakan sumber estrogen uatama dalam kehamilan. Substart untuk produksi
estriol berasal dari kelenjar adrenal janin. estron dan estradiol disintesis
oleh sinsitiotrofoblas. Selama kehamilan, konsentrasi estrogen yang tinggi
menstimulasi hati untuk memproduksi kortisol serum, testosteron, dan protein
pengikat –tiroksin, dan untuk meningkatkan produksi kolesterol. Hal ini juga
menyebabkan proliferasi sistem duktal payudara dan menstimulasi sekresi juga
memfasiltasi pertumbuhan uterus, meningkatkan aliran darah dan awitan kontraksi
pada kehamilan cukup bulan. Kadar estriol dalam urine dan plasma meningkat
secara progresif selama kehamilan hingga usia gestasi 38 minggu, dan setelah itu, terjadi sedikit penurunan akibat
supresi adrenal janin.
Progesteron disintesis
sangat awal dalam sinsitiotrofoblas, namun demikian hingga 35-47 hari
pascaovulasi, korpusluteum perlu memberi suplementasi progesteron. Sembilan
puluh persesn hormon ini disekresi ke dalam sirkulasi maternal, dengan sisa 10%
disekresi ke dalam sirkulasi kedalam sirkulasi janin. produksi progesteron oleh
plasenta meningkat secra stabil selama kehamilan hingga mencapai kadar maksimal
pada usia gestasi kira-kira 38 minggu fungsi utamanya adalah mempertahankan
kelatenan uterus, tetapi dapat juga memberi efek pada otot plos pembuluh darah,
serta saluran perkemihan dan pencernan
2.1.3. Kelenjar
pituatari dan hormonnya
Kelenjar pitutari
mengalami pembesaran selama kehamilan karena hipertrofi lobus anterior. Berat kelenjar
pituitari mningkat hingga 135% dan dapat menyebabkan terjadinya kompresi kiasma
optik, reduksi lapang pandang, dan kemungkinan sakit kepala. Meskipun demikian,
perubahan awal selama kehamilan bersifat minimal. Jika gejala tersebut terjadi,
ibu harus diperiksa karena kadang-kadang pada kehamilan terdapat peningkatan
yang cepat ukuran prolaktinoma.
Sekresi FSH dan LH mengalami
hambatan selama kehamilan akibat umpan balik negatif progesteron dan estrogen.
Sebaliknya terdapat peningkatan sekresi hormon oleh kelenjar pituatari. Lobus
anterior menyekresi hormon penstimulus tiroid, ACTH, prolaktin dan MSH. Lobus
posterior kelenjar pituatari menyekresi oksitosin dan vasopresin (hormon
antidiuretik).
Prolaktin merupakan
hormon yang sangat penting untuk laktasi dan kadarnya meningkat samapai 20 kali
lipat selama kehamilan dari laktasi. Efek prolaktin memproduksi ASI mengalami
supresi selama kehamilan akibat tinggi kadar estrogen dan progesteron. Saat ini
sudah terdapat data yang jelas tentang produksi prolaktin intrauterus, terutama
dari sel yang berada dalam desidua.
Kelenjar pitutari
posterior melepaskan oksitosin selama kehamilan. Konsentrasi oksitosin dalam
sirkulasi maternal tidak berubah secara signifikan selama kehamilan atau sebelum
awitan persalinan. Meskipun demikian terdapat peningkatan sensitivitas uterus
terhadap oksitosin selama persalinan yang dipengaruhi oleh rasio estrogen terhdap
progesteron. Pelepasan pulsatil menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
efektif. Oksitosin juga penting bagi keberhasilan laktasi.
2.1.4. Perubahan
Payudara
Perubahan pada payudara
dapat meliputi: Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan
hormon prolaktin setelah persalinan. Payudara menjadi besar dan keras sebagai
tanda mulainya proses laktasi. Ada
tiga bagian utama pada payudara, yaitu:
1.
Korpus (badan), yaitu
bagian yang membesar pada payudara
2.
Areola, yaitu bagian
yang kehitaman di tengah
3.
Papilla atau putting,
yaitu bagian yang menonjol dipunsak payudara.
Dalam korpus mammae
terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri
dari beberapa sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh
darah. Beberapa alveolus mengelompok membentuk lobulus, kemudian beberapa
lobulus berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. Dari alveolus ASI
disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa saluran kecil
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). Dibawah
areola saluran yang besar melebar disebut sinus laktiferus. Akhirnya semua
memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun
saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar.
Ada 4 macam bentuk
putting yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam
(inverted). Namun bentuk putting-putting ini tidak terlalu berpengaruh terhadap
proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik
sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi.
Papilla dan areola
terdapat saraf peraba yang sangat penting untuk refleks menyusui. Bila putting
dihisap, terjadilah rangsangan saraf yang diteruskan ke kelenjar hipofisis yang
kemudian merangsang produksi dan pengeluaran ASI.
2.2. Pembentukan kelenjar payudara
2.2.1. Sebelum pubertas
Duktus
primer dan sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati pubertas terjadi
pertumbuhan yang cepat dari sistem duktus terutama dibawah pengaruh hormon
estrogen sedangkan pertumbuhan alveoli oleh hormon progesteron. Hormon yang
juga ikut berperan dalam pertumbuhan kelenjar payudara adalah prolaktin yang
dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofise (hipofise anterior).
2.2.2. Masa pubertas
Pada
masa ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan sistem duktus, proliferasi
dan kanalisasi dari unit-unit lobuloalveolar yang terletak pada ujung-ujung
distal duktulus. Jaringan penyangga
stroma mengalami organisasi dan membentuk septum interlobular.
2.2.3. Masa siklus menstruasi
Perubahan
payudara wanita dewasa berhubungan dengan siklus menstruasi dan perubahan
hormonal yang mengatur siklus tersebut seperti estrogen dan progesteron yang
dihasilkan oleh korpus luteum. Bila
kadar hormon meningkat maka akan terjadi edema lobulus, penebalan dari basal
membran epitel dan keluarnya bahan dalam alveoli. Secara klinis akan dirasakan
payudara berat dan penuh. Setelah menstruasi, dimana kadar estrogen dan
progesteron berkurang, yang berperan hanya prolaktin saja, terjadi degenerasi
dari sel-sel kelenjar air susu beserta jaringan yang mengalami proliferasi,
edema berkurang sehingga payudara berkurang namun tidak kembali seperti besar
sebelumnya.
2.2.4. Masa kehamilan
Pada
permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktulus yang baru,
percabangan-percabangan dari lobulus yang dipengaruhi oleh hormon-hormon
plasenta dari korpus luteum,. Pada bulan ketiga kehamilan prlaktin dari
hipofise anterior mulai merangsang kelenjar susu untuk menghasilkan air susu
yang disebut kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh
estrogen dan progesteron. Pada trimester kedua kehamilan laktogen plasenta
mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum.
2.3. Kronologi perubahan payudara saat kehamilan
Usia
kehamilan
|
Perubahan
payudara
|
3-4 minggu
|
Sensasi gatal dan kesemutan
karena peningktan suplai darah terutama disekitar puting susu
|
6-8 minggu
|
Peningkatan ukuran, nyeri,
ketegangan, dan nodular akibat hipertrofi alveoli. Permukaan halus dan
kebiruan, vena tampak terlihat tepat dibawah kulit
|
8-12 minggu
|
Tuberkel Montgomery menjadi lebih
menonjol pada areola. Kelenjar sebasea hipertrofik. Ini menyekresi sebelum
yang menjaga agar puting tetap lunak dan lentur. Area berpigmen disekitar puting
(terutama areola) menjadi gelap dan membesar dan menjadi lebih erektil.
|
16 minngu
|
Kolostrum dapat keluar areola
sekunder terbentuk dengan perluasan lebih lanjut area berpigmen yang sering
terlihat mottle.
|
diakhir kehamilan
|
Kolostrum dapat keluar dari
payudara progesteron menyebabkan puting menjadi lebih menonjol dan dapat
digerakkan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar