2.2.
Choriocarcinoma (penyakit trofoblas ganas)
Choriocarcinoma adalah tumor
ganas yang berasal dari jaringan yang mengandung trofoblas, seperti lapisan
trofoblas ovum yang sedang tumbuh, villi dari plasenta, gelembung mola atau
emboli sel-sel trofoblas dimana saja didalam badan.
Biasanya tempat pertama yang
dikenai ialah uterus, walaupun bisa terjadi dimana saja. Kehamilan yang
mendahlui choriocarcinoma dapat berupa mola hydatidosa (paling banyak), abortus
maupun kehamilan biasa. Bahkan dari kehamilan ektopik pun bisa terjadi
choriocarcinoma. Kadang-kadang ada konsepsi yang langsung menjadi
choriocarcinoma tanpa melalui salah satu jenis kehamilan. Hal ini disebut de nova choriocarcinoma atau ab initio choriocarcinoma.
Kejadian yang melatar belakangi choriocarcinoma
dipengaruhi oleh:
·
Status
sosio ekonomi.
·
Umur.
·
Gizi.
·
Consanguinitas
(perkawinan antar keluarga).
Choriocarcinoma terjadi
setelah kehamilan, biasanya setelah mola hidatidosa kadang-kadang setelah
abortus atau kehamilan aterm, yang merupakan penyakit masa reproduktif tetapi
adakalanya timbul teratoma.
2.3.1. Patologi
Mikroskopis
tanda-tanda yang khas untuk choricarcinoma ialah :
1. Nekrose
2. Haemorrhagia
3. Infeksi
Selain dari
itu nampak sel-sel ytrofoblas yang mnembus otot-otot dan pembuluh darah.
Choriocarcinoma
terdiri atas dua jenis :
1. Choriocarcinoma non villosum; pada jenis
ini Sama sekali tidak ada bentuk villus. Jenis ini lebih ganas dari jenis
kedua.
2. Choriocarcinoma villosum : disana-sini
masih ada bentuk villus.
Choriocarcinoma
mengadakan metastase yang bersifat haemogen, biasanya ke vagina dan paru-paru.
Kadang-kadang ke ginjal, hati, ovaria dan otak.
2.3.2.
Gejala-gejala :
- Perdarahan yang tidak berhenti setelah
kelahiran mola, bersifat metrorrhagia,
- Subinvolusi
- Metastase pada paru-paru, vulva atau
vagina
- Reaksi biologis yang tetap positif atau
yang malahan naik kwalitatip setelah kelahiran mola
- Kadang-kadang terjadi perforasi rahim
dengan tanda-tanda perdarahan intraperitoneal.
2.3.3.
Diagnosa
Semua
penderita yang telah melahirkan mola harus dicurigai dan harus diawasi dengan
teliti. Juga pada perdarahan yang tidak berhenti-henti setelah abortus atau
persalinan aterm harus mengingatkan kita akan kemungkinan choriocarcinoma.
Yang
menjadi pegangan ialah reaksi biologis atau immunologis; reaksi harus menjadi
negatif dalam beberapa hari setelah abortus atau partus, kalau reaksi biologis
tetap positif atau kwantitatip naik, maka harus ada pertumbuhan sel trofoblas
baru.
2.3.4.
Choriocarsinoma villosum
Penyakit
trofoblast ini tumbuh sesudah mola hydatidosa. Gejala-gejalanya ialah kadar HCG
pascamola menurun , tidak menurun terus malahan dapat meningkat lagi, dan
adanya amenorea yang diikuti oleh perdarahan dari uterus yang tidak teratur.
Untuk keperluan diagnosis perlu dilakukan kerokan, histerografi atau histeroskopi.
Pada kerokan dapat ditemukan villus-villus, biasanya dengan proliferasi
trofoblas yang berlebihan, atau hasilnya ialah negatif karena tumor tidak ada
lagi di kavum uteri tetapi sudah memasuki miometrium.
Angiografi
dalam hal ini dapat memperlihatkan gambaran vaskularisasi yang abnormal di
daerah invasi. Histerogram dapat memberi gambaran kavum uteri yang tidak rata.
Hiteroskopi dapat pula memberi informasi yang berharga. USG dapat pula membantu
menegakan diagnosis.
- Penanganan
Dengan
kemotrapi penyakit ini dapat disembuhkan tanpa operasi. Jika fungsi uterus tidak diperlukan lagi (jumlah anak sudah cukup)
lebih aman untuk melakukan terapi pembedahan dan kemotrapi.
Kemotrapi dimulai dengan methotrexate dan Dactinomycin.
Jika obat pertama tidak memenuhi
harapan, yang dapat diukur dengan kadar HCG (pemeriksaan kadar dilakukan
seminggu sekali) diberikan obat kedua.
Dosis methotrexate ialah 0,4 mg/kg
berat badan sehari yang tidak dapat melebihi 25mg, dan diberikan intramuskulus
untuk 5 hari. Selama pengobatan tiap hari diperiksa Hb, leukosit, perhitungan
diferensial dan trombosit. Antara 2 seri diadakan istirahat selama 2-4 minggu,
tergantung dari efek samping obat.
Jika ada mestasis di pelvis
dan atau di vagina kemotrapi diberika seperti pada penyakit trofoblast ganas
resiko rendah.
2.3.5.
Choriocarcinoma nonvillosum
Penyakit ini dibagi dalam dua golongan:
1. golongan dengan resiko rendah
2. golongan dengan resiko tinggi
pada
golongan resiko rendah penyakit terbatas pada uterus atau terdapat mestasis di
paru-paru, di pelvix dan di vagina, dengan kadar HCG tidak melebihi 100000
mU/ml.
2.3.5.1.
Penyakit
trofoblast ganas resiko rendah
Pada
penyakit ini ditemukan mestasis di paru-paru dan atau alat genital, dan kadar
HCG yang tetap tinggi atau meningkat tetapi tidak melebihi 100000 mU/ml.
Umumnya penyakit diketahui dan di obati selama kurang dari 4 bulan, setelah
mola dikeluarkan jika ada perdarahan tidak normal, perlu dilakukan kerokan
dahulu.
Untuk
membuat diagnosis perlu ditentukan tidak adanya mestasis di otak, hepar atau
traktus digestivus. Jika pda biopsi (misalya dari mestasis di vagina) ditemukan
villus, hal ini menunjukan bahwa penyakit ini ialah penyakit trofoblas ganas
villosum.
A.
Penanganan
Kemotrapi
di mulai dengan pemberian berturut-turut methotrexate
dan Dactinomycin dalam dosis
rendah. Apabila kadar HCG pada pemgamatan lanjut menjadi normal, tidak perlu
pengobatan diteruskan, apabila tidak menjadi normal dalam beberapa minggu,
pengobatan di ulangi.
Dalam
kasus-kasus yang tetap resisten, diberikan trivle trapi terdiri atas dalam
dosis tinggi dalam infus. Terapi dengan infus tersebut diberikan kepada
penderita yang menunjukan tanda-tanda keracuanan dengan Dactinomycin.
B.
Prognosis
Dengan terapi tersebut
sebagian besar penderita penyakit trofoblast ganas resiko rendah dapat
diselamatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar