Laman

Cari Materi

Senin, 10 Juni 2013

Choriocarcinoma

2.2.             Choriocarcinoma (penyakit trofoblas ganas)

Choriocarcinoma adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan yang mengandung trofoblas, seperti lapisan trofoblas ovum yang sedang tumbuh, villi dari plasenta, gelembung mola atau emboli sel-sel trofoblas dimana saja didalam badan.
Biasanya tempat pertama yang dikenai ialah uterus, walaupun bisa terjadi dimana saja. Kehamilan yang mendahlui choriocarcinoma dapat berupa mola hydatidosa (paling banyak), abortus maupun kehamilan biasa. Bahkan dari kehamilan ektopik pun bisa terjadi choriocarcinoma. Kadang-kadang ada konsepsi yang langsung menjadi choriocarcinoma tanpa melalui salah satu jenis kehamilan. Hal ini disebut de nova choriocarcinoma atau ab initio choriocarcinoma.
Kejadian yang melatar belakangi choriocarcinoma dipengaruhi oleh:
·           Status sosio ekonomi.
·           Umur.
·           Gizi.
·           Consanguinitas (perkawinan antar keluarga).
Choriocarcinoma terjadi setelah kehamilan, biasanya setelah mola hidatidosa kadang-kadang setelah abortus atau kehamilan aterm, yang merupakan penyakit masa reproduktif tetapi adakalanya timbul teratoma.

2.3.1.   Patologi
Mikroskopis tanda-tanda yang khas untuk choricarcinoma ialah :
1.    Nekrose
2.    Haemorrhagia
3.    Infeksi

Selain dari itu nampak sel-sel ytrofoblas yang mnembus otot-otot dan pembuluh darah.

Choriocarcinoma terdiri atas dua jenis :
1.      Choriocarcinoma non villosum; pada jenis ini Sama sekali tidak ada bentuk villus. Jenis ini lebih ganas dari jenis kedua.
2.      Choriocarcinoma villosum : disana-sini masih ada bentuk villus.

Choriocarcinoma mengadakan metastase yang bersifat haemogen, biasanya ke vagina dan paru-paru. Kadang-kadang ke ginjal, hati, ovaria dan otak.

2.3.2.      Gejala-gejala :

-       Perdarahan yang tidak berhenti setelah kelahiran mola, bersifat metrorrhagia,
-       Subinvolusi
-       Metastase pada paru-paru, vulva atau vagina
-       Reaksi biologis yang tetap positif atau yang malahan naik kwalitatip setelah kelahiran mola
-       Kadang-kadang terjadi perforasi rahim dengan tanda-tanda perdarahan intraperitoneal.

2.3.3.       Diagnosa

Semua penderita yang telah melahirkan mola harus dicurigai dan harus diawasi dengan teliti. Juga pada perdarahan yang tidak berhenti-henti setelah abortus atau persalinan aterm harus mengingatkan kita akan kemungkinan choriocarcinoma.
Yang menjadi pegangan ialah reaksi biologis atau immunologis; reaksi harus menjadi negatif dalam beberapa hari setelah abortus atau partus, kalau reaksi biologis tetap positif atau kwantitatip naik, maka harus ada pertumbuhan sel trofoblas baru.

2.3.4.      Choriocarsinoma villosum

Penyakit trofoblast ini tumbuh sesudah mola hydatidosa. Gejala-gejalanya ialah kadar HCG pascamola menurun , tidak menurun terus malahan dapat meningkat lagi, dan adanya amenorea yang diikuti oleh perdarahan dari uterus yang tidak teratur. Untuk keperluan diagnosis perlu dilakukan kerokan, histerografi atau histeroskopi. Pada kerokan dapat ditemukan villus-villus, biasanya dengan proliferasi trofoblas yang berlebihan, atau hasilnya ialah negatif karena tumor tidak ada lagi di kavum uteri tetapi sudah memasuki miometrium.
Angiografi dalam hal ini dapat memperlihatkan gambaran vaskularisasi yang abnormal di daerah invasi. Histerogram dapat memberi gambaran kavum uteri yang tidak rata. Hiteroskopi dapat pula memberi informasi yang berharga. USG dapat pula membantu menegakan diagnosis.

    1. Penanganan

Dengan kemotrapi penyakit ini dapat disembuhkan tanpa operasi. Jika fungsi uterus tidak diperlukan lagi (jumlah anak sudah cukup) lebih aman untuk melakukan terapi pembedahan dan kemotrapi.
Kemotrapi dimulai dengan methotrexate dan Dactinomycin.
Jika obat pertama tidak memenuhi harapan, yang dapat diukur dengan kadar HCG (pemeriksaan kadar dilakukan seminggu sekali)  diberikan obat kedua. Dosis methotrexate ialah 0,4 mg/kg berat badan sehari yang tidak dapat melebihi 25mg, dan diberikan intramuskulus untuk 5 hari. Selama pengobatan tiap hari diperiksa Hb, leukosit, perhitungan diferensial dan trombosit. Antara 2 seri diadakan istirahat selama 2-4 minggu, tergantung dari efek samping obat.
           
Jika ada mestasis di pelvis dan atau di vagina kemotrapi diberika seperti pada penyakit trofoblast ganas resiko rendah.

2.3.5.       Choriocarcinoma nonvillosum

 Penyakit ini dibagi dalam dua golongan:
1.    golongan dengan resiko rendah
2.    golongan dengan resiko tinggi
pada golongan resiko rendah penyakit terbatas pada uterus atau terdapat mestasis di paru-paru, di pelvix dan di vagina, dengan kadar HCG tidak melebihi 100000 mU/ml.

2.3.5.1.                 Penyakit trofoblast ganas resiko rendah
Pada penyakit ini ditemukan mestasis di paru-paru dan atau alat genital, dan kadar HCG yang tetap tinggi atau meningkat tetapi tidak melebihi 100000 mU/ml. Umumnya penyakit diketahui dan di obati selama kurang dari 4 bulan, setelah mola dikeluarkan jika ada perdarahan tidak normal, perlu dilakukan kerokan dahulu.
Untuk membuat diagnosis perlu ditentukan tidak adanya mestasis di otak, hepar atau traktus digestivus. Jika pda biopsi (misalya dari mestasis di vagina) ditemukan villus, hal ini menunjukan bahwa penyakit ini ialah penyakit trofoblas ganas villosum.

A.                 Penanganan
Kemotrapi di mulai dengan pemberian berturut-turut methotrexate dan Dactinomycin dalam dosis rendah. Apabila kadar HCG pada pemgamatan lanjut menjadi normal, tidak perlu pengobatan diteruskan, apabila tidak menjadi normal dalam beberapa minggu, pengobatan di ulangi.
Dalam kasus-kasus yang tetap resisten, diberikan trivle trapi terdiri atas dalam dosis tinggi dalam infus. Terapi dengan infus tersebut diberikan kepada penderita yang menunjukan tanda-tanda keracuanan dengan Dactinomycin.

B.        Prognosis  
Dengan terapi tersebut sebagian besar penderita penyakit trofoblast ganas resiko rendah dapat diselamatkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar