Pembentukan
Air Susu (proses Laktasi)
Dua refleks pada ibu
yang sangat penting dalam pembentukan
air susu, yaitu:
1. Refleks prolaktin
Bila
ujung saraf sensoris pada payudara dirangsang (rangsanagan neuro hormonal)
akibat hisapan bayi ke payudara maka timbul impuls melalui nervus vagus menuju
hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan (anterior), sehingga
kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang berperan dalam
produksi ASI di tingkat alveoli.dengan demikian mudah dipahami bahwa
makinsering rangsanagn penyusuan makin banyak pula produksi ASI.
(Refleks Prolaktin)
2. Refleks oksitosin atau
pelepasan ASI (let down refleks)
Rangsanagn
putting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan, tetapi
juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang melalui nervus vagus, dari glandula
pituitary posterior dikeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu
kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga
ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan saluran
makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan pada payudara makin kecil,
dan menyusui akan makin lancar.
(Let down
reflekks)
Tanda-tanda
yang dirasakan ibu bila refleks oksitosin aktif, seorang ibu mungkina akan
mengalami:
1.
Rasa diperas atau tajam
pada payudara saat sebelum meneteki atau selama meneteki.
2.
ASI mengalir dari
payudara bila ibu memikirkan bayinya atau mendengar tangisnya.
3.
ASI menetes dari
payudara lain bila bayi menetek.
4.
ASI mengalir dalam
pancaran halus bila bayi lepas darim payudara saat bayi menetek.
5.
Nyeri karena kontraksi
rahim kadang dengan aliran darah selama menetek dalam minggu pertama.
6.
Isapan pelan dan dalam
pada bayi serta ia menelan yang menunjukkan bahwa ASI mengalir dalam mulut
bayi.
Tiga
refleks yang penting dalam mekanisme
isapan bayi, yaitu:
1.
Refleks
menangkap/mencari (rooting refleks)
Timbul
bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh kearah sentuhan, bila
bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka bayi akan membuka mulut dan
berusaha untuk menagkap putting susu.
2. Refleks menghisap
Refleks
ini timbul apabila langit-langit bayi tersentuh biasanya oleh putting susu.
Supaya putting mencapai bagian belakang palatum maka sebagian besar areola
harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian, maka sinus laktiferus yang berada
di bawah areola akan tertekan gusi, lidah, dan palatum sehingga ASI terperas
keluar.
3. Refleks menelan
Bila
mulut bayi terisi ASI akan menelannya. Dalam ASI terdapat zat peptida inhibitor
yang dapat mengendalikan produksi ASI dalam payudara. Zat tersebut dapat
mengurangi atau menghambat produksi ASI, bila ASI tertinggal banyak dalam
payudara zat penghambat tersebut menghentikan sel-sel sekresi untuk
berproduksi.
Hal
ini akan melindungi payudara terhadap akibat tidak baik bila terlalu penuh,
seperti pada keadaan bayi meninggalkan atau menghentikan menyusui karena sebab
lain. Bila ASI dikeluarkan dengan isapan bayi atau memeras ASI zat penghambat
itu juga berkurang dan payudara membuat ASI lagi.
2.5. Persiapan Pemberian ASI
Persiapan memeberikan
ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin
padat karena aretensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara
yang dirasakan tegang dan sakit.
Bagaimanan persiapan
untuk memberikan ASI berlangsung.
Segera setelah terjadi kehamilan maka korpus luteum berkembang terus dan
mengeluarkan estrogen dan progesteron. Untuk mempersiapkan payudra. Agar pada
waktunya dapat memberikan ASI. Estrogen akan mempersiapkan kelenjar dan saluran
ASI dalam bentuk proliferasi, defosit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat
makin banyak dan mioepitel disekitar kelenjar mammae semakin membesar.
Sedangkan progesteron meningkat kematangan kelenjar mammae bersama dengan
hormon lainnya.
Hormon prolaktin yang
sangat penting dalam pembentukan pengeluaran ASI semakin bertambah, tetapi
fungsinya belum mampu mengeluarkan ASI karena dihalangi oleh hormon estrogen,
progesteron, dan human placental lactogen
hormone.oksitosin meningkat dari hipofisis posterior, tetapi juga belum berfungsi
mengeluarkan ASI karena di halangi hormon estrogen dan progesteron.
Bersama dengan
membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI semakin
tampak. Payudara semakin membesar, puting susu semakin menonjol, pembuluh darah
semakin tampak. Dan areola mammae semakin menghitam.
Persiapan memperlancar
pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan:
1.
Membersihkan putting
susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak numpuk
2.
Puting susu ditarik-tarik setiap mandi,
sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3.
Bila puting susu belum
menonjol dapat memakai pompa susu.
Segera
setelah persalinan hormon-hormon yang dikeluarkan plasenta (estrogen,
progesteron, dan human placental lactogen
hormone) yang berfungsi menghalangi peranan prolaktin dan oksitosin menurun.
Untuk mempercepat penegluaran ASI, segera setelah persalinan, bahkan tali pusat
belum dipotong, bayi langsung diisapkan pada puting susu ibunya sehingga
terjadi refleks pengeluaran prolaktin dan oksitosin. Isapan bayi sangat
menguntungkan karena dapat memepercepat pelepasan plasenta, serta perdarahan
postpartum dapat dihindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar