Laman

Cari Materi

Senin, 10 Juni 2013

Pembentukan Air Susu ( proses Laktasi )

Pembentukan Air Susu (proses Laktasi)

Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam pembentukan air susu, yaitu:
1.    Refleks prolaktin
Bila ujung saraf sensoris pada payudara dirangsang (rangsanagan neuro hormonal) akibat hisapan bayi ke payudara maka timbul impuls melalui nervus vagus menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan (anterior), sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang berperan dalam produksi ASI di tingkat alveoli.dengan demikian mudah dipahami bahwa makinsering rangsanagn penyusuan makin banyak pula produksi ASI.
(Refleks Prolaktin)
2.    Refleks oksitosin atau pelepasan ASI (let down refleks)
Rangsanagn putting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang melalui nervus vagus, dari glandula pituitary posterior dikeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan pada payudara makin kecil, dan menyusui akan makin lancar.
(Let down reflekks)
Tanda-tanda yang dirasakan ibu bila refleks oksitosin aktif, seorang ibu mungkina akan mengalami:
1.    Rasa diperas atau tajam pada payudara saat sebelum meneteki atau selama meneteki.
2.    ASI mengalir dari payudara bila ibu memikirkan bayinya atau mendengar tangisnya.
3.    ASI menetes dari payudara lain bila bayi menetek.
4.    ASI mengalir dalam pancaran halus bila bayi lepas darim payudara saat bayi menetek.
5.    Nyeri karena kontraksi rahim kadang dengan aliran darah selama menetek dalam minggu pertama.
6.    Isapan pelan dan dalam pada bayi serta ia menelan yang menunjukkan bahwa ASI mengalir dalam mulut bayi.

Tiga refleks yang penting dalam mekanisme isapan bayi, yaitu:
1.    Refleks menangkap/mencari (rooting refleks)
Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh kearah sentuhan, bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menagkap putting susu.

2.    Refleks menghisap
Refleks ini timbul apabila langit-langit bayi tersentuh biasanya oleh putting susu. Supaya putting mencapai bagian belakang palatum maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian, maka sinus laktiferus yang berada di bawah areola akan tertekan gusi, lidah, dan palatum sehingga ASI terperas keluar.

3.    Refleks menelan
Bila mulut bayi terisi ASI akan menelannya. Dalam ASI terdapat zat peptida inhibitor yang dapat mengendalikan produksi ASI dalam payudara. Zat tersebut dapat mengurangi atau menghambat produksi ASI, bila ASI tertinggal banyak dalam payudara zat penghambat tersebut menghentikan sel-sel sekresi untuk berproduksi.
Hal ini akan melindungi payudara terhadap akibat tidak baik bila terlalu penuh, seperti pada keadaan bayi meninggalkan atau menghentikan menyusui karena sebab lain. Bila ASI dikeluarkan dengan isapan bayi atau memeras ASI zat penghambat itu juga berkurang dan payudara membuat ASI lagi.

2.5.    Persiapan Pemberian ASI
Persiapan memeberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena aretensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.
Bagaimanan persiapan untuk memberikan ASI berlangsung. Segera setelah terjadi kehamilan maka korpus luteum berkembang terus dan mengeluarkan estrogen dan progesteron. Untuk mempersiapkan payudra. Agar pada waktunya dapat memberikan ASI. Estrogen akan mempersiapkan kelenjar dan saluran ASI dalam bentuk proliferasi, defosit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat makin banyak dan mioepitel disekitar kelenjar mammae semakin membesar. Sedangkan progesteron meningkat kematangan kelenjar mammae bersama dengan hormon lainnya.
Hormon prolaktin yang sangat penting dalam pembentukan pengeluaran ASI semakin bertambah, tetapi fungsinya belum mampu mengeluarkan ASI karena dihalangi oleh hormon estrogen, progesteron, dan human placental lactogen hormone.oksitosin meningkat dari hipofisis posterior, tetapi juga belum berfungsi mengeluarkan ASI karena di halangi hormon estrogen dan progesteron.
Bersama dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI semakin tampak. Payudara semakin membesar, puting susu semakin menonjol, pembuluh darah semakin tampak. Dan areola mammae semakin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan:
1.    Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak numpuk
2.     Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3.    Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.

Segera setelah persalinan hormon-hormon yang dikeluarkan plasenta (estrogen, progesteron, dan human placental lactogen hormone) yang berfungsi menghalangi peranan prolaktin dan oksitosin menurun. Untuk mempercepat penegluaran ASI, segera setelah persalinan, bahkan tali pusat belum dipotong, bayi langsung diisapkan pada puting susu ibunya sehingga terjadi refleks pengeluaran prolaktin dan oksitosin. Isapan bayi sangat menguntungkan karena dapat memepercepat pelepasan plasenta, serta perdarahan postpartum dapat dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar