2.1. Perubahan
Pada Badan Ibu
2.1.1.
Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30
gr menjadi 1000 gr, dengan ukuran panjang 32cm, lebar 24cm, dan ukuran muka
belakang 22cm.
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari
otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang
baru.
Dalam bulan-bulan pertama pertumbuhan uterus disebut
pertumbuhan aktif, karena memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan
pengaruh hormon estrogen pada otot-otot rahim.
Pembesaran ini juga terjadi walaupun kehamilan terjadi
diluar kandungan. Karena telur lebih cepat tumbuhnya dari rahim sendiri. Maka
kira-kira pada bulan ke empat decidua capsularis menempel pada decidua vera dan
rongga rahim tak ada lagi.
Mulai dari sekarang pertumbuhan rahim, diregang oleh
isinya, maka disebut pertumbuhan pasif. Karena regangan ini dinding rahim
menjadi tipis. Karena kekuatan regangan ini juga isthimus uteri berangsur
tertarik ke atas dan menjadi bagian terbawah dari dinding rahim yang terkenal
dengan nama “Segmen Bawah Rahim”.
Segmen bawah rahim lebih jelas lagi dalam persalinan
karena S.B.R. diregang waktu kontraksi dan retraksi dari otot-otot rahim.
Batas antara corpus uteri dan S.B.R. disebut
“Lingkaran Retraksi yang Fisiologis”. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus
lebih cepat tumbuh didaerah implantasi dari ovum dan didaerah insersi plasenta
(tanda Piskacek).
Dalam pertumbuhan rahim, juga bentuknya berubah,
mula-mula bentuknya sebagai bola lampu, kemudian menjadi bundar dan setelah
bulan ke empat sampai akhir kehamilan berangsur-angsur menjadi lonjong. Bentuk
lonjong ini memaksa anak dalam letak memanjang.
Mula-mula rahim ada ditengah-tengah rongga panggul,
tetapi pada bulan ke empat menjadi terlalu besar untuk rongga panggul (kecil)
dan naik hingga terletak didalam rongga perut.
Uterus yang hamil sering berkontraksi tanpa perasaan
nyeri. Juga kalau disentuh, misalnya waktu pemeriksaan dalam, kita
kadang-kadang meraba bahwa suatu pemeriksaan, konsistensi rahim dari lunak
menjadi keras, kemudian lunak kembali.
Kalau rahim sudah dapat diraba dari luar, maka
kontraksi ini dapat dirasakan dengan kontraksi. Kontraksi ini dianggap tanda
kehamilan mungkin dan terkenal dengan nama Kontraksi
dari Braxton Hicks. Kontraksi Braxton Hicks dipergunakan juga untuk
menentukan apakah anak didalam rahim atau diluar rahim.
Sebelum bulan terakhir kontraksi ini jarang, tapi
pada bulan terakhir bertambah sering malahan pada akhir kehamilan his
pendahuluan ini sering disangka his yang sebenarnya (his pembukaan).
Peredaran darah rahim bertambah sesuai dengan
bertambah besarnya rahim. Perubahan pada cervix, perubahan yang penting pada
cervix pada kehamilan ialah menjadi lunaknya cervix. Gejala ini sudah dapat
ditentukan sebulan setelah konsepsi dan merupakan tanda kehamilan yang harus
diketahui.
Sebab-sebab pelunakan cervix ialah karena pembuluh
darah dalam cervix bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan
hyperplasia kelenjar-kelenjar cervix.
Pada akhir kehamilan cervix menjadi lunak sekali dan
portio menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki
dengan mudah oleh satu jari. Cervix yang sedemikian disebut, cervix yang matang
dan merupakan syarat untuk persalinan anjuran.
2.1.2. Vagina
Pembuluh darah
dinding vagina bertambah, hingga warna selaput membiru (tanda Chadwick). Kekenyalan
(elastisitet) vagina bertambah, artinya daya diregang bertambah, sebagai
persiapan persalinan.
Getah dalam vagina
biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5-6,0. Reaksi asam ini
disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glikogen
yang berada dalam sel-sel epitel vagina oleh bacil-bacil Doderlein. Reaksi asam
ini mempunyai sifat bakterisida.
2.1.3.
Ovaria
Pada salah satu
ovarium dapat diketemukan corpus luteum graviditatis, tetapi setelah bulan
keempat corpus luteum ini mengisut.
2.1.4. Dinding Perut
Pada kehamilan
lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garis memanjang atau serong pada
perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu
terdapat juga pada buah dada dan paha.
Garis-garis yang warnanya biru pada kulit
(pada primigravida). Striae terjadi karena, ada H
yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan pada jaringan yang menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini
dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi
garis yang warnanya biru menjadi putih, karena
sudah mengalami peregangan. Pada seorang primi gravida warnanya membiru dan
disebut striae lividae.
Pada seseorang multigravida disamping striae yang
biru terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrix) dari
striae gravidarum pada kehamilan yang lalu. Biasanya terdapat pada buah dada,
perut dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada
penderita, Striae yang putih ini disebut striae
albicans.
Dahulu diduga bahwab
striae ini disebabkan karena kulit perut diregang, tetapi sekarang orang
berpendapat bahwa striae ini timbul sebagai akibat dari hyperfungsi gl.
Suprarenalis.
2.1.5. Kulit
Selain striae
gravidarum, pada kulit terdarap pula hyperpigmentasi antara lain pada areola mamae,
papila mamae dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam disebut linea nigra.
Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut choloasma
gravidarum. Pada umumnya setelah partus selesai, gejala hyperpigmentasi ini
menghilang.
Sebab terjadinya hyperpigmentasi
belum jelas, mungkin ada hubungan dengan hypertrofi, dan hyperfungsi dari
korteks gl. Suprarenalis atau dari hypophysis.
2.1.6. Buah Dada
Buah dada
biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofidari alveoli. Hal ini
sering menyebabkan hypersensitifitas pada mamae. Dibawah kulit buah dada sering
nampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas.
Puting susu biasanya
membesar dan lebih tua warnanya dan acapkalimengeluarkan cairan kuning yang
melengket disebut colostrum. Untuk mencari tanda kehamilan areola mamae dapat
dipijat untuk melihat apakah keluar colostrum atau tidak. Areola mamae melebar
dan lebih tua warnanya.
Perubahan-perubahan pada
buah dada sedemikian rupa hingga dapat dipakai untuk menentukan kemungkinan
kehamilan pada hamil muda. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan pengaruh
hormonal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar