Laman

Cari Materi

Rabu, 20 Januari 2016

Perubahan Pada Ibu Hamil



2.1.      Perubahan Pada Badan Ibu
            2.1.1.   Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gr menjadi 1000 gr, dengan ukuran panjang 32cm, lebar 24cm, dan ukuran muka belakang 22cm.
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru.
Dalam bulan-bulan pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif, karena memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh hormon estrogen pada otot-otot rahim.
Pembesaran ini juga terjadi walaupun kehamilan terjadi diluar kandungan. Karena telur lebih cepat tumbuhnya dari rahim sendiri. Maka kira-kira pada bulan ke empat decidua capsularis menempel pada decidua vera dan rongga rahim tak ada lagi.
Mulai dari sekarang pertumbuhan rahim, diregang oleh isinya, maka disebut pertumbuhan pasif. Karena regangan ini dinding rahim menjadi tipis. Karena kekuatan regangan ini juga isthimus uteri berangsur tertarik ke atas dan menjadi bagian terbawah dari dinding rahim yang terkenal dengan nama “Segmen Bawah Rahim”.
Segmen bawah rahim lebih jelas lagi dalam persalinan karena S.B.R. diregang waktu kontraksi dan retraksi dari otot-otot rahim.
Batas antara corpus uteri dan S.B.R. disebut “Lingkaran Retraksi yang Fisiologis”. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh didaerah implantasi dari ovum dan didaerah insersi plasenta (tanda Piskacek).
Dalam pertumbuhan rahim, juga bentuknya berubah, mula-mula bentuknya sebagai bola lampu, kemudian menjadi bundar dan setelah bulan ke empat sampai akhir kehamilan berangsur-angsur menjadi lonjong. Bentuk lonjong ini memaksa anak dalam letak memanjang.
Mula-mula rahim ada ditengah-tengah rongga panggul, tetapi pada bulan ke empat menjadi terlalu besar untuk rongga panggul (kecil) dan naik hingga terletak didalam rongga perut.
Uterus yang hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga kalau disentuh, misalnya waktu pemeriksaan dalam, kita kadang-kadang meraba bahwa suatu pemeriksaan, konsistensi rahim dari lunak menjadi keras, kemudian lunak kembali.
Kalau rahim sudah dapat diraba dari luar, maka kontraksi ini dapat dirasakan dengan kontraksi. Kontraksi ini dianggap tanda kehamilan mungkin dan terkenal dengan nama Kontraksi dari Braxton Hicks. Kontraksi Braxton Hicks dipergunakan juga untuk menentukan apakah anak didalam rahim atau diluar rahim.
Sebelum bulan terakhir kontraksi ini jarang, tapi pada bulan terakhir bertambah sering malahan pada akhir kehamilan his pendahuluan ini sering disangka his yang sebenarnya (his pembukaan).
Peredaran darah rahim bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim. Perubahan pada cervix, perubahan yang penting pada cervix pada kehamilan ialah menjadi lunaknya cervix. Gejala ini sudah dapat ditentukan sebulan setelah konsepsi dan merupakan tanda kehamilan yang harus diketahui.
Sebab-sebab pelunakan cervix ialah karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar cervix.
Pada akhir kehamilan cervix menjadi lunak sekali dan portio menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu jari. Cervix yang sedemikian disebut, cervix yang matang dan merupakan syarat untuk persalinan anjuran.

            2.1.2.   Vagina
                        Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput membiru (tanda Chadwick). Kekenyalan (elastisitet) vagina bertambah, artinya daya diregang bertambah, sebagai persiapan persalinan.
                        Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5-6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glikogen yang berada dalam sel-sel epitel vagina oleh bacil-bacil Doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bakterisida.

            2.1.3.   Ovaria
                        Pada salah satu ovarium dapat diketemukan corpus luteum graviditatis, tetapi setelah bulan keempat corpus luteum ini mengisut.
            2.1.4.   Dinding Perut
                        Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garis memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha.
                        Garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae terjadi karena,  ada H yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan. Pada seorang primi gravida warnanya membiru dan disebut striae lividae.
Pada seseorang multigravida disamping striae yang biru terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrix) dari striae gravidarum pada kehamilan yang lalu. Biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita, Striae yang putih ini disebut striae albicans.
                        Dahulu diduga bahwab striae ini disebabkan karena kulit perut diregang, tetapi sekarang orang berpendapat bahwa striae ini timbul sebagai akibat dari hyperfungsi gl. Suprarenalis.
           
            2.1.5.   Kulit
                        Selain striae gravidarum, pada kulit terdarap pula hyperpigmentasi antara lain pada areola mamae, papila mamae dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam disebut linea nigra. Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut choloasma gravidarum. Pada umumnya setelah partus selesai, gejala hyperpigmentasi ini menghilang.
                        Sebab terjadinya hyperpigmentasi belum jelas, mungkin ada hubungan dengan hypertrofi, dan hyperfungsi dari korteks gl. Suprarenalis atau dari hypophysis.

            2.1.6.   Buah Dada
                        Buah dada biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofidari alveoli. Hal ini sering menyebabkan hypersensitifitas pada mamae. Dibawah kulit buah dada sering nampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas.
                        Puting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkalimengeluarkan cairan kuning yang melengket disebut colostrum. Untuk mencari tanda kehamilan areola mamae dapat dipijat untuk melihat apakah keluar colostrum atau tidak. Areola mamae melebar dan lebih tua warnanya.
                        Perubahan-perubahan pada buah dada sedemikian rupa hingga dapat dipakai untuk menentukan kemungkinan kehamilan pada hamil muda. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan pengaruh hormonal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar