Laman

Cari Materi

Rabu, 20 Januari 2016

Kelainan Selaput



2.1.      Pengertian Selaput Janin
Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membrane chorion amnion (amniochorionic membrane). Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Asal cairan amnion diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion atau plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion.(3)

2.2.      Fisiologi Selaput Janin
2.2.1.   Perkembangan Jonjot/Villi
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi/jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan chorion. Dengan berlanjutnya kehamilan:(2)
1.                  Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur chorion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum) sementara.
2.                  Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion laeve.


2.2.2.   Perkembangan Endometrium
Nidasi terjadi dalam selaput lendir yang ada dalam stadium sekresi, biasanya didaerah fundus uteri. Karena pengaruh hormon-hormon yang dikeluarkan oleh trofoblast, Endometrium tumbuh menjadi tebal, sel-selnya menjadi besar, kelenjar-kelenjarnya pun menjadi besar dan pembuluh darahnya melebar.(2)
Endometrium yang berubah karena pengaruh kehamilan disebut decidua. Decidua dibagi dalam tiga lapisan: (2)
1.                  Stratum compactum, yang sifatnya padat. Telur ada dalam lapisan ini.
2.                  Stratum spongiosum, yang mengandung banyak kelenjar-kelenjar dan pembuluh-pembuluh darah yang lebar, hingga pada penampang berlubang-lubang menyerupai spons.
3.                  Stratum Basale yang tidak berubah.

Dengan membesarnya telur didalam decidua, maka decidua tersebut terbagi dalam tiga lapisan: (2,3)
1.                  Decidua diatas chorion frondosum menjadi decidua basalis, ialah decidua yang terdapat antara telur dan dinding rahim
2.                  Decidua yang meliputi embrioblast atau kantong janin diatas chorion laeve menjadi decidua capsularis, ialah decidua yang terdapat antara telur dan cavum uteri.
3.                  Decidua disisi atau bagian uterus yang abembrional menjadi decidua parietalis.

2.3.      Fungsi Selaput Janin
Selaput janin selanjutnya disebut sebagai amniochorionic membrane, fungsi dari amniochorionic membrane ialah untuk melindungi rongga chorion dan amnion. Sedangkan fungsi cairan amnion sendiri yaitu: (3)
1.                  Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar.
2.                  Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin.
3.                  Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion, untuk suasana yang optimal bagi janin.
4.                  Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan).
5.                  Pada persalinan : membersihkan atau melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.

2.4.      Kelainan Selaput
Merupakan robeknya selaput dalam kehamilan. Selaput janin dapat robek dalam kehamilan: (1)
1.            Spontan, karena selaputnya lemah atau kurang terlindung karena cervix terbuka (cervix yang incompetent).
2.            Karena trauma, karena jatuh, coitus atau alat-alat.


Gejala-gejala:
1.            Air ketuban mengalir keluar, hingga rahim lebih kecil dari sesuai tuanya kehamilan, konsistensinya lebih keras.
2.            Biasanya terjadi persalinan.
3.            Cairan : hydrorrhoe amniotiea.
Untuk mengetahui apakah cairan yang keluar, betul-betul air ketuban ditentukan pH-nya, misalnya dengan lakmus atau nitrazin.
           
Terapi :         
1.            Kalau kehamilan sudah aterm dilakukan induksi.
2.            Kalau anak prematur diusahakan supaya kehamilan dapat berlangsung terus misalnya dengan istirahat dan pemberian progesteron.
3.            Kalau kehamilan masih sangat muda (dibawah 28 minggu) dilakukan induksi.
Kadang-kadang selaput robek pada kehamilan yang masih sangat muda, misalnya pada minggu-minggu pertama dari kehamilan. Dalam hal ini anak keluar dari kantongnya dan tumbuh ekstra chorial.

Gejala-gejala :
1.            Hydrorrhoea amniotica, sering bercampur darah.
2.            Uterus kecil.
3.            Pergerakan anak nyeri.
4.            Bunyi jantung lekas terdengar (pada bulan ke-4).
5.            Karena tidak ada air ketuban dapat terjadi cacat bawaan.
Ada kalanya pada kehamilan yang sangat muda ini, amnion saja yang robek sedangkan chorion tetap utuh maka terjadi kehamilan extra amnial. Ini biasanya terjadi karena pemisahan amnion dengan permukaan badan anak kurang sempurna hingga di beberapa tempat amnion tetap melekat pada kulit.
Karena air ketuban bertambah banyak, perlekatan ini teregang dan terjadilah benang-benang amnion atau benang Simonart.
Amnion tidak sama diregang hingga mudah robek dan anak keluar dari ruangan amnion. Benang-benang amnion ini dapat menimbulkan amputasi intrauterin dari anggota-anggota badan. Penyakit amnion lainnya ialah amnionitis, kista amnion, dan amnion nodosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar