2.1. Kelainan
Besar, Bentuk dan Berat Placenta
Bentuk
placenta yang normal iaah ceper dan bulat.
Diameternya 15- 20 cm, tebalnya 1 ½- 3 cm. placenta pada kehamilan atermeberatnya 1/6
kali berat anak atau kurang lebih 500 gram.
2.1.1. Placenta
Berat dan Besar
Plasenta
yang besar dan berat sekali terdapat pada seseorang yang mempunyai kelainan
atau penyakit seperti berikut :
1. Erythroblastosis
Suatu keadaan ditmukannya erythroblast (sel darah
merah berinti yang belum masak/immature) dalam sirkulasi darah neonatus.
2. Syphilis
Penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh
treponema pallidum.
3. Penyakit
ginjal.
·
Placenta Fenestrata
ialah placenta yang berlobang
ditengah-tengahnya.
·
Placenta Bilobata
Ialah placenta yang terdiri
dari 2 lobi.
·
Placenta Succenturiata
Disamping placenta terdapat placenta
tambahan yang kecil yang dihubungkan dengan placenta yang sebenarnya oleh
pembuluh-pembuluh darah. Placenta tambahan ini mungkin tertinggal pada
pelepasan placenta dan menyebabkan pendarahan.
Kita dapat mengetahui tertinggalnya
placenta tambahan dengan memeriksa selaput janin dengan teliti. Kalau terdapat
lubang pada selaput dekat pinggir placenta dan pada pinggir lubang ini terdapat
pembuluh-pembuluh darah yang terkoyak maka placenta tambahan harus di duga.
·
Placenta Membranacea
Placenta lebar dan tipis meliputi
hampir seluruh permukaan chorion. Rupa-rupanya pemberian darah sedemikian
baiknya, sehingga jonjot-jonjot chorion dalam decidua capsularis tidak mati
tapi tumbuh terus. Placenta membranacea dapat menimbulkan pendarahan antepartum
dan memberi kesulitan pada kala III karena placenta yang tipis ini sukar
terlepas.
·
Placenta Circumvallata
Pada permukaan foetal dekat pada
pinggir placenta terdapat cincin putih. Cincin putih ini menandakan pinggir
placenta, sedangkan jaringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang timbul
ke samping di bawah decidua, jadi bukan villus panjang. Diduga bahwa chorion
frondosum terlalu kecil dan untuk mencukupi kebutuhan, villi menyerbu ke dalam
decidua di luar permukaan chorion frondosum. Apakah placenta circumvallata
menimbulkan gejala-gejala klinis belum jelas. Menurut beberapa penyelidik dapat
menimbulkan perdarahan dan abortus.
2.2.2 Kelainan Insersi Placenta
Placenta biasanya melekat pada
dinding belakang atau depan rahim dekat pada fundus. Jonjot-jonjot menyerbu ke
dalam dinding rahim hanya sampai ke lapisan atas dari stratum spongiosum.
Kalau implantasi placenta rendah,
ialah pada segmen bawah rahim, dan menutup sebagian atau seluruh ostium
internum maka placenta sedemikian disebut placenta praevia (prae=di depan;
vias= jalan; jadi artinya di depan jalan lahir atau menghalangi jalan lahir.)
Kalau
jonjot-jonjot chorion menyerbu dinding lahir lebih dalam daripada semestinya
maka placentanya disebut placenta accreta.
Menurut
dalamnya penyerbuan dinding rahim oleh jonjot-jonjot placenta accreta di bagi
sebagai berikut :
1. placenta
accreta , jonjot menembus decidua sampai berhubungan dengan myometrium
2. placenta
increta , jonjot sampai ke dalam lapisan myometrium.
3. placenta
percreta , jonjot menembus myometrium hingga mencapai perimetrium dan
kadang-kadang juga menembus perimetrium dan menimbulkan ruptura uteri.
Penanganannya : Merupakan
keadaan menempelnya sisa plasenta di otot rahim. Jika sisa plasenta yang
menempel sedikit, maka rahim tidak perlu diangkat, jika banyak perlu dilakukan
pengangkatan rahim.
Menurut Pelekatan dengan
Dinding Rahim
- plasenta adhesiva (melekat)
- plasenta akreta (lebih melekat)
- plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
- plasenta perkreta (sampai ke serosa)
Placenta accreta ada yang komplete ,
dimana seluruh permukaan placenta melekat dengan erat pada dinding rahim dan
ada yang parsiil dimana placenta di beberapa tempat saja melekat dengan erat
pada dinding rahim. Placenta accreta menimbulkan penyulit pada kala 3
karena sukar lepas dari dinding rahim. Placenta
accreta tidak boleh dilepaskan secara manual karena mudah menimbulkan
perforasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar