2.1
Pengertian
metode oparasi pria (MOP)
Metode
operasi pada pria disebut juga dengan kata lain yaitu sterillisasi tetapi vasektomi. Vasektomi
merupakan suatu operasi kecil dan dapat dilakukan oleh seseorang yang telah
mendapat latihan khusus untuk itu.
Tiga
faktor yang tampaknya penting dalam pemulihan kesuburan setelah vasektomi
adalah:
1.
Penggunaan teknik bedah
mikro yang cermat untuk reanastomosis.
2.
Interval waktu setelah
vasektomi.
3.
Adanya granuloma
sperma.
2.2
Profil
·
Sangat efektif dan
permanen.
·
Tidak ada efek samping
jangka panjang.
·
Tindak bedah yang aman
dan sederhana.
·
Efektif setelah 20
ejakulasi atau 3 bulan.
·
Konseling dan informed consent mutlak diperlukan.
2.3
Batasan
Vasektomi
adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasadeferensia sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
2.4
Mekanisme Kerja
Bekas operasi
hanya berupa satu luka di tengah atau luka kecil di kanan kiri scrotum.
Vasektomi berguna untuk menghalangi transport spermatozoa (sel mani) di
pipa-pipa sel mani pria (saluran mani pria).
2.5
Syarat-syarat menjadi akseptor
·
Harus secara sukarela.
|
·
Mendapat persetujuan istri.
|
·
Jumlah anak cukup.
|
·
Mengetahui akibat-akibat
vasektomi.
|
·
Umur calon tidak kurang dari 30
tahun
|
·
Umur istri tidak kurang dari 20
tahun dan tidak lebih dari 45 tahun
|
·
Pasangan suami-istri telah
mempunyai anak minimal dua orang, dan anak paling kecil harus sudah berumur
diatas dua tahun.
|
2.6
Indikasi
Pada dasarnya indikasi untuk melakukan
vasektomi ialah bahwa pasangan suam istri tidak mengehendaki kehamilan lagi dan
pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.
Kondisi
yang memerlukan perhatian khusus Bagi tindakan vasektomi
·
Infeksi kulit pada
daerak operasi.
·
Infeksi sistemik yang
sangat mengganggu kondisi kesehatan klien.
·
Hidrokel atau varikokel
yang besar.
·
Hernia inguinalis.
·
Filariasis
(elephantiasis).
·
Undesensus
testikularis.
·
Massa intraskrotalis.
·
Anemia berat, gangguan
pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia.
2.7
Kontraindikasi
Sebetulnya tidak ada kontraindikasi pada
vasektomi, hanya apabila ada kelainan lokal atau umum yang dapat mengganggu
sembuhnya luka operasi, kelainan itu harus disembuhkan seperti dahulu misalnya:
·
Apabila ada peradangan kulit
disekitar scrotum harus disembuhkan dulu.
|
·
Apabila menderita hernia.
|
·
Apabila menderita diabetes
mellitus yang tidak terkontrol.
|
·
Apabila menderita kelainan
mekanisme pembekuan darah.
|
·
Apabila keadaan kejiawaan tidak
stabil.
|
2.8
Keuntungan
dan kerugian
Keuntungan:
1.
Tidak
menimbulkan kelainan fisik maupun mental
2.
Tidak
mengganggu libido seksualitas
3.
Dapat
dikerjakan secara poliklinis
4.
Tidak ada mortalitas (kematian)
5.
Morbiditas (akibat sakit) kecil
sekali.
6.
Pasien tidak perlu dirawat di rumah
sakit.
7.
Dilakukan anaestesi lokal.
8.
Ada kepastian bahwa cara ini efektip
(kemungkinan gagal tidak ada) karena dapat dichek kepastian di Laboratorium.
9.
Tidak mengganggu hubungan sex
selanjutnya dan juga jumlah cairan yang dikeluarkan oleh suami waktu
bersanggama tidak berubah.
10.
Tidak banyak memerlukan biaya. Yang
penting adalah persetujuan dari istri.
Kerugian:
Kekurangann vasektomi adalah
sterilisasinya tidak bersifat segera.
Eksfulsi total sperma yang tersimpan disaluran refroduktif setelah
bagian vasdeferens diputus memerlukan waktu 3 bulan atau 20 kali ejakulasi (American College of Obtetricians and
Gynecologists, 1996). Semen harus diperiksa sampai tidak mengandung sperma
pada dua pemeriksaan berturut-turut. Selama masa ini, harus digunakan metode
kontrasepsi lain.
Angka kegagalan vasektomi jauh di bawah 1
persen, tetapi angka ini tergantung dari beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah kegagalan akibat hubungan kelamin tanpa proteksi yang terlalu
awal setelah ligasi, kegagalan penyumbatan vas deferens, atau rekanalisasi.
Hendrix dkk. (1999) melaporkan bahwa kemungkinan kegagalan pada dterilisasi
tuba 10-37 kali dibandingkan dengan vasektomi.
2.9
Konseling
Informasi dan persetujuan tindakan medis
·
Klien harus diberi
informasi bahwa prosedur vasektomi tidak mengganggu hormone pria atau
menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual.
·
Setelah prosedur
vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi terpilih hingga spermatozoa yang
tersisa dalam vesikula seminalis telah dikeluarkan seluruhnya. Secara empiric,
sperma-analisis akan menunjukkan hasil negatif setelah 15-20 kali ejakulasi.
2.10
Penilaian
Klinik
Riwayat sosiomedik yang perlu diketahui
dari seorang calon akseptor vasektomi meliputi hal-hal berikut :
·
Riwayat operasi atau
trauma pada region skrotalis atau inguinalis.
·
Riwayat disfungsi
seksual, termasuk impotensi.
·
Kondisi area skrotalis
(ketebalan kulit, parut atau infeksi).
·
Temuan berupa
undesensus testikularis, hidrokel/varikokel, massa intraskrotalis atau hernia
inguinalis.
·
Riwayat alergi.
·
Adanya proteinuria atau
diabetes mellitus.
2.11
Pelaksanaan
pelayanan
Tempat
pelayanan vasektomi
Vasektomi dapat dilakukan di fasilitas
kesehatan umum yang mempunyai ruang tindakan untuk bedah minor. Ruang yang
dipilih sebaiknya tidak di bagian yang sibuk/banyak orang yang lalu lalang.
Ruangan tersebut sebaiknya :
·
Mendapat penerangan
yang cukup.
·
Lantainya terbuat dari
semen atau keramik agar mudah dibersihkan, bebas debu dan serangga.
·
Sedapat mungkin
dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan/air condition. Bila tidak
memungkinkan, ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan apabila jendela
dibuka, tirai harus terpasang baik dan kuat.
Untuk mencuci tangan sebaiknya
disediakan air bersih yang mengalir dan jumlahnnya cukup. Tangki air harus
bersih, dekat dengan tempat mencuci tangan, dan tertutup baik sedangkan tempat
pembuangan limbah harus rapat dan bebas dari kebocoran.
2.12
Beberapa
pertimbangan sebelum memutuskan untuk operasi
Pemilihan klien dilakukan berdasarkan :
·
Pemeriksaan praoperatif
→ Anamnesis
yang lengkap, termasuk laporan operasi daerah pelvis dan penyakit panggul
terdahulu.
→ Pemeriksaan
fisik umum (status generalis).
→ Pemeriksaan
ginekologis.
→ Pemeriksaan
laparoskopi, dan/atau
→ Pemeriksaan
histerosalpingografi.
·
Keputusan untuk operasi
dan waktunya
→
Apakah bisa dilakukan
pembedahan mikro pada kasus tersebut.
→
Apakah tindakan
pembedahan tersebut akan memberikan hasil yang baik untuk klien agar dapat hamil.
Bila
jawaban Ya, harus ditentukan waktu operasi. Tindakan pembedahan biasanya
dilakukan di rumah sakit oleh ahli bedah yang terlatih serta dengan sarana yang
lengkap untuk operasi mikro (micro
surgery).
2.13
Teknik
vasektomi
Mula-mula kulit skrotum di daerah
operasi di sucihamakan. Kemudian, dilakukan anestesi lokal dengan larutan
xilokain. Anestesi dilakukan di kulit skrotum dan jaringan sekitarnya di bagian
atas, dan pada jaringan di sekitar vas deferens. Vas dicari dan setelah
ditentukan lokasinya, dipegang sedekat mungkin di baeah kulit skrotum. Setelah
itu, lakukan sayatan pada kulit skrotum sepanjang 0,5 sampai 1 cm di dekat
tempat vas deferens. Setelh vas kelihatan, di jepit dan dikeluarkan dari
sayatan (harus diyakinkan betul, bahwa memang vas yang dilekuarkan itu), vas
dipotong sepanjang 1 -2 cm dan keduan ujungnya di ikat. Setelah kulit dijahit,
tindakan di ulangi pada sebelah yang lain.
Seorang yang telah mengalami vasektomi
baru dapat dikatakan betul-betul steril jika dia telah mengalami 8-12 ejakulasi
setelah vasektomi. Oleh karena itu, sebelum hal tersebut tercapai, yang
bersangkutan dianjurkan pada koitus dianjurkan memakai cara kontrasepsi lain.
2.13 Komplikasi
·
Komplikasi dapat
terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat setelah tindakan.
Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi akibat reaksi anafilaksis
yang disebabkan oleh lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman
pembuluh darah di sekitar vasadeferensia.
· Komplikasi
pascatindakan dapat berupa hematoma skrotalis, infeksi atau abses pada testeis,
atrofi testis, epididimitis kongestif. Atau peradangan kronik granuloma di
tempat insisi. Penyulit jangka panjang yang dapat mengganggu upaya pemulihan
fungsi reproduksi adalah terjadinya anntibodi sperma.
·
Infeksi
pada sayatan
·
Rasa
nyeri atau sakit
·
Terjadinya
hematom oleh karena perdarahan kapiler
·
Epididimis
·
Terbentuknya
granuloma
2.14 Nasihat
yang diberikan pada klien setelah tindakan :
·
Istirahat selama 1 s/d 2 hari.
|
·
menjaga luka bekas operasi jangan
basah dan kotor.
|
·
memakan obat sesuai dengan
petunjuk.
|
·
datang kembali ke klinik 1 minggu
kemudian untuk pemeriksaan.
|
·
tidak boleh bercampur dengan istri
tanpa menggunakan alat kontrasepsi, seperti misalnya kondom, paling tidak 15
kali sanggama atau dalam waktu 3 bulan setelah operasi.
·
Pertahankan band aid selama 3 hari.
·
Luka yang sedang
dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik atau digaruk.
·
Boleh mandi setelah
24 jam, asal daerah luka tidak basah. Setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan
sabun dan air.
·
Pakailah penunjang
skrotum, usahakan daerah operasi kering.
·
Jika ada nyeri,
berikan 1-2 tablet analgesic seperti parasetamol atau iburprofen setiap 4-5
jam.
·
Hindari mengangkat
barang berat dan kerja keras untuk 3 hari.
·
Boleh bersenggama
sesudah hari ke 2-3. Namun, untuk mencegah kehamilan pakailah kondom atau
cara kontrasepsi lain selam 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali.
·
Periksa semen 3 bulan
pascavasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi.
|
saya ingin melakukan Vasektomi di bogor di mana ya ? estimasi berapa biaya nya ?
BalasHapus