A.
Metode
Amenorrhoe Laktasi (MAL)
· Pengertian
Metode
Amenorrhoe Laktai (MAL) adalah konrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu
ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan
atau minuman apapun lainnya.
Menyusui
penting untuk kesehatan bayi dan mengatur jarak kehamilan. Bagi ibu yang
menyusui kecil kemungkinannya terjadi ovulasi selama 10 minggu pertama setelah melahirkan. Namun
menyusui bukan merupakan metode keluarga berencana yang dapat diandalkan bagi
wanita yang bayinya hanya disusui selama 3 sampai 4 jam siang hari dan mendapat
makanan lain. Menunggu menstruasi pertama memberikan resiko kehamilan karena
ovulasi dapat terjadi sebelum menstruasi. Tentu saja, setelah mens pertama,
kontrasepsi merupakan keharusan kecuali apabila wanita yang bersangkutan memang
ingin hamil kembali. Kontrasepsi estrogen-pregestin dapat mengurangi baik
kecepatan maupun durasi produk ASI. Pada pasien-pasien tertentu, manfaat
mencegah kehamilan dengan kontrasepsi oral kombinasi tampaknya jauh lebih besar
dari pada resikonya, tetapi kontrasepsi oral khusus progestin tampaknya
merupakan pilihan terbaik pada sebagian kasus. Dalam suatu studi kohort
retrospektif melaporkan bahwa untuk wanita dengan diabetes gestasional,
pemakaian kontrasepsi oral khusus progestin meningkatkan resiko diabetes bergantung
insulin sebanyak tiga kali lipat. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
(1,2,3)
- Menyusui
secara penuh (full brest feeding);
lebih efektif bila pemberian 8 x sehari.
Menyusui
secara penuh ± 8x dalam sehari akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin.
Pengeluaran hormon prolaktin ini dirangsang oleh isapan bayi dan semakin banyak
ASI yang dikeluarkan maka semakin baik produksi ASInya. Hormon prolaktin inilah
yang merangsang keluarnya ASI.
- Belum
haid
Seorang
wanita yang sedang menyusui akan tidak mendapatkan haidnya selam 6 bulan
pertama pascaprsalinan, sehingga ovulasi tidak akan terjadi.
- Umur
bayi kurang dari 6 bulan.
Seorang
wanita pascapersalinan dan menyusui teratur biasanya tidak akan mendapat haid
dan ovulasi tidak akan terjadi. Akan tetapi jika seorang wanita yang menyusui
lebih dari 6 bulan pasca persalinan ia akan segera mendapatkan haidnya lagi,
oleh karena itu ditakutkan akan terjadi ovulasi.
- Efektif
sampai 6 bulan
Karena menyusui
eksklusif sampai jangka waktu 6 bulan.
- Harus
dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
Metode
kontrasepsi jenis ini amgka keberhasilannya tidak dapat dijamin, apa lagi jika
ibu tidak menyusui secara teratur akan mempengaruhi pengeluaran prolaktin.
Sehingga masa ovulasi kemungkinan akan lebih cepat.
· Cara Kerja
- Penundaan/penekanan
ovulasi
MAL
adalah suatu cara ber-KB (keluarag berencana) yang didasari ada menurunnya
kesuburan secara fisiologi yang dialami oleh ibu yang sedang menyusui. Metode ini memberi perlindungan sampai 4- 6
bulan bila dilaksanakan dengan tepat. (2)
Masa
laktasi adalah masa ketika wanita setelah melahirkan dan meyusui bayinya. Pada masa ini kadar hormonal oksitosin dan
prolaktin tinggi yang emncapai 200- 400 ug/mg dalam peredaran darah. Pada wanita yang tidak hamil, kadar oksitosin
dan hormon prolaktin pada fase folikuler 5- 15 ng/mg; masa ovulasi 30 ng/ml
masa menyusui 50- 200 ng/ml. Pengeluaran
prolaktin meningkat pada malam hari.
Untuk ibu menyusi, sebagai upaya mempertahankan ASI, sebaiknya menyusui
pada malam hari minimal 3x. Hal ini akan mempertahankan kadar prolaktin dan
mencegah terjadinya ovulasi sehingga tidak terjadi kehamilan. Isapan mulut bayi merangsang hipofisis
posterior untuk mengeluarkan hormon oksitosin.
Hormon oksitosin akan berkerja memerasa ASI pada alveoli sehingga ASI
berkumpul pada duktus dan kemudian disekresi.
Keluarnya ASI merangsang hormon prolaktin untuk memperoduksi ASI dengan
mengisi alveoli. Dari alveoli, ASI akan
diperas menuju duktus. Kondisi ini akan
memberikan umpan balik pada hormon yang lain, seperti LH dan FSH sehingga tidak
terjadi proses pematangan sel telur di ovarium dan tidak akan terjadi
ovulasi. Denga tidak terjadi ovulasi,
kadar hormon estrogen dan progesteron akan rendah yang dipertahankan oleh tubuh
secara fisiologi di bawah rata- rata. (3)
Isapan
bayi yang benar dan tanpa jadwal mampu mempertahankan kadar hormon oksitosin
dan prolaktin sampai 6 bulan setelah persalinan.
· Keuntungan
- Efektivitas
tinggi 98 %
- Segera
efektif
- Tidak
mengganggu senggamatidak ada efek samping secara sistematik
- Tidak
perlu pengawasan medis
- Tidak
perlu obat atau alat
- Tanpa
biaya
- Meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi
- Mempercepat
proses pengembalian jalan lahir ke posisi semula
- Dapat
mencegah sementara ketika akan menetapkan pilihan kontasepsi yang lain
- Dapat
diterima oleh kultur maupun agama
- Dapat
terus merangsang kualitas dan kuantitas ASI.(1,2,3)
· Keterbatasan
- Perlu
persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan.
- Mungkin
sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
- Efektivitas
tinggihanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
- Tidak
melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS. (1,3)
· Yang Seharusnya Tidak
Menggunakan MAL
- Sudah
Mendapat haid setelah persalinan
- Tidak
menyusui secara eksklusif
- Bayinya
sudah berumur lebih dari 6 bulan
- Bekerja
dan berpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam. (1)
· Intruksi Kepada Klien
(Hal yang harus Disampaikan Kepada Klien)
- Seberapa
sering harus menyusui
- Waktu
antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.
- Biarkan
bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya.
- Susui
bayi juga pada malam hari karena menyusui waktu malam membantu mempertahankan
kecukupan persediaan ASI
- Bayi
terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit
- ASI
dapat disimpan dalam lemari pendingin
- Kapan
mulai memberikan makanan padat sebagai makanan pendamping ASI selama bayi
tumbuh dan perkembangan dengan baik serta kenaikan berat badan cukup, bayi
tidak memerlukan makanan selain ASI sampai dengan umur 6 bulan (berat badan
naik sesuai umur, sebulan BB naik minimal 0,5 kg, ngompol sedikitnya 6 x
sehari).
- Apabila
ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menghisap
kurang sering dan akibatnya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode
kontrasepsi.
- Haid,
ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur kembali dan
harus segera menggunakan metode KB lainnya. (1)
· Beberapa Catatan Dari
Konsensus Bellagio (1988) untuk mencapai keefektivan 98%
- Ibu
harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (hanya sesekali diberi 1-2 teguk
air/minum pada acara adat/agama).
- Perdarahan
sebelum 56 hari pascapersalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid).
- Bayi
menghisap secara langsung.
- Menyusui
dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir.
- Kolostrum
diberikan kepada bayi.
- Pola
menyusui on demand (menyusui setiap
ssat bayi membutuhkan) dan dan dari kedua payudara.
- Sering
menyusui selam 24 jam termasuk malam hari.
- Hindari
jarak menyusui lebih dari 4 jam. (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar