2.1 Jenis-jenis penyakit
Plasenta
A. Infarrkt
plasenta
Infark plasenta adalah bagian-bagian
yang berwarna keputihan, noduler dank eras yang terletak baik pada permukaan
fetal, maternal atau kedua-duanya. Terjadi karena periarteritis atau
endarteritis pembuluh-pembuluh darah villi, kemudian terjadi nekrosis pada
stroma dan dinding villi serta pembukuan darah dalam ruang interviller.
Jenisnya : infark subkorial, pada
plasenta marginata atau sirkumvalata. Infark noduler pada permukaan fetal,
tidak ada arti klinis.
infark yang luas dan tebal dari kotelidon, bias terjadi gangguan nutrisi.
Kalsifikasi pada plasenta
infark yang luas dan tebal dari kotelidon, bias terjadi gangguan nutrisi.
Kalsifikasi pada plasenta
Manifestasi proses penuaan dari
plasenta, terjadi penimbunan garam-garam kalsium seperti kalsium karbonat,
kalsium fosfat bercampur dengan magnesium fosfat pada permukaan basal dari
plasenta. Kalsifikasi terletak pada bagian atas desidua basalis. Tidak
mempunyai arti klinik, hanya dapat digunakan sebagai penentuan lokasi plasenta
secara radiologik.
Jenis-jenis infarrkt plasenta:
·
Infarrkt putih
Yang dinamakan Infarrkt putih plasenta ialah bagian-bagian
yang lebih pucat dari permukaan maternal plasenta. Infarrkt ini ditimbulkan
oleh degenerasi trofoblast(degenerasi fibrionid)
·
Infarrkt merah
Karena syncitium mengalami degenerasi
dan kemudian melepaskan diri maka jaringan ikat villus langsung berhubungan
dengan darah hingga pada tempat ini timbul pembekuan darah. Infarrkt merah ini
akhirnya menjadi putih karena diorganisasi.
B. Kista plasenta
Kadang-kadang terdapat kista pada
permukaan foetal plasenta. Isinya cairan jernih kuning atau kadang-kadang
kemerah-merahan. Kista ini terjadi karena pencairan chorion.
C. Tumor-tumor plasenta
Tumor-tumor plasenta ialah:
·
Chorioangioma
·
Mola hydatidosa
·
Choriocarcinoma
Chorioangioma plasenta ialah terjadi
karena pembuluh-pembuluh darah jonjot chorion. Warnaya coklat kuning dan konsistennya
seperti jaringan hati. Dikatakan bahwa Chorioangioma dapat menimbulkan
hydramion karena tekanan hidramion sekitarnya.
D. Radang plasenta
Dapat terjadi karena penjalaran
ionfeksi decidua misalnya gonococcus
atau kuman lain, radang plasenta dapat juga terjadi pada partus lama.
E. Perkapuran
plasenta
Pada permukaan maternal kadang-kadang
terdapat tempat-tempat yang mengalami perkapuran.
F. Oedem
plasenta
Terjadi pada hydrops foetalis dan pada gangguan
peredaran darah dalam talipusat.
2.2 Disfungsi plasenta
Kalau faal plasenta kurang baik sehingga membahayakan
janin,neonatus garuhi secara negatif pertumbuhan fisik atau mental dari anak
dikelak kemudian hari, maka kita pergunakan istilah disfungsi plasenta.
Gejala-gejala disfungsi plasenta
- Berat dari plasenta yang kurang dari 500 gr atau indeks
plasenta yang rendah menambah kejadian kelahiran mati dan fetal
distress(gawat janin) . juga bentuk maskropis dan mikroskopis yang luar
biasa (infarkt) dapat menjurus ke disfungsi plasenta.
- Uterus yang kurang membesar , berat badan yang turun terutama
kalau disertai dengan gejala gawat janin.
- Penurunan kadar oestriol , hal ini dapat ditentukan dengan
pengukuran kwantitatif atau dengan pemeriksaan tidak langsung, misalnya
dengan fern test.
- Persalinan merupakan tes juga bagi reserve plasenta dengan
memperhatikan bunyi jantung anak sewaktu persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar