Laman

Cari Materi

Rabu, 29 Agustus 2018

Kontrasepsi Pil


Definisi Kontrasepsi Pil
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).
2.2 Mekanisme Kerja dan Interaksi Obat Kontrasepsi pil
2.2.1 Mekanisme Kerja Obat
Mekanisme kerja pil merupakan kombinasi kerja estrogen dan kerja progestin. Saat ini tersedia tiga variasi pil kombinasi :
1.      Monofasik : jumlah dan tipe estrogen dan progestin yang dimakan sama setiap hari selama 20 atau21 hari, diikuti dengan tidak meminum obat hormonal selama tujuh hari.
2.      Bifasik : dosis dan jenis estrogen yang digunakan tetap konstan dan jenis progestin tetap sama, tetapi kadar progestin berubah antara minggu pertama dan minggu kedua pada siklus pil 21 hari, yang diikuti dengan meminum obat hormonal selama tujuh hari.
3.      Trifasik : jenis estrogen tetap sama, tetapi kadarnya tetap konstan atau berubah sesuai kadar progestin: jenis progestin tetap sama, tetapi memiliki tiga kadar yang berbeda selama siklus pil 21 hari, yang diikuti dengan tidak meminum obat hormonal selama tujuh hari.

Pada tahun 2002, ada lebih dari 45 pil kombinasi beredar dipasaran Amerika Serikat. Diseluruh pasar di dunia terbesar lebih banyak lagi pil kombinasi hormonal.
Pil kombinasi merupakan jenis kontrasepsi hormonal yang pertama kali dikembangkan. Nama pil tersebut diambil dari fakta bahwa setiap pil mengandung suatu kombinasi estrogen dan progestin. Variasi utama diantara berbagai formulasi komponen estrogen dan progestin, dan jenis estrogenik (etinil estradiol atau mestranol) yang digunakan dengan pil progestin tertentu. Hasilnya adalah beraneka pil  dengan efek samping berbeda-beda, yang memungkinkan klien beberapa kali mengganti pilnya. Jika diperlukan, hingga menemukan terapi hormon yang paling baik baginya.
Steroid kontrasepsi di dalam pil tidak terjadi secara alami. Steroid kontrasepsi merupakan obat-obatan yang menghasilkan efek farmakologik, bukan efek fisiologis. Pada kenyataanya, menstruasi yang dialami seorang wanita yang menggunakan pil hormonal merupakan suatu pseudomenstruasi. Artinya, menstruasi terjadi setelah obat farmakologik hormonal diminum dan ketika dihentikan, terjadilah menstruasi. Istilah yang lebih tepat ialah perdarahan-akibat putus obat. Pil kombinasi estrogen-progesteron dapat menyebabkan edema stroma, pradesisua, dan involusi glandular sampai tingkat tertentu yang setelah beberapa siklus, akan menyebabkan endometrium menipis dan terlihat hipoplastik. Keadaan ini membuat durasi menstruasi lebih pendek dan darah yang mengalir keluar lebih sedikit, yang sering kali disadari oleh wanita yang menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
Saat ini ada dua estrogen sintesis yang digunakan pada pil kontrasepsi kombinasi, estradiol metinil dan mestranol. Masing-masing pil bermerk tertentu mengandung salah satu zat tersebut. Kedua obat farmakologi tersebut berbeda dari hormon estradiol yang dihasilkan tubuh secara alami, tetapi keduanya memiliki cara kerja yang sama. Mestranol sebenarnya merupakan turunan etinil estradiol dan tidak aktif secara biologis dalam tubuh manusia sampai hormon tersebut dirubah secara metabolik menjadi etinil astradiol di hati. Namun, perubahan ini tidak efisien 100 persen. Artinya etinil estradiol dan mestranol bukan bio-equevalen mikrogram dalam pengukuran mikrogram. Mestranol 50 mcg bioequevqlen dengan 35 mcg etinil estradiol bukan termasuk pil dosis tinggi, tetapi terkadang diklasifikasikan sebagai pil dosis tinggi. Namun semua pil dengan kandungan estrogen kurang dari 50 mcg dapat menggunakan etinil estradiol. Namun, baik etinil estradiol maupun mestranol digunakan dalam pil yang mengandung 50 mcg estrogen.
Beberapa pil kombinasi umum saat ini menggunakan tujuh progestin. Untuk setiap nama dagang terkandung satu jenis progestin. Tiap-tiap progestin bervariasi dalam kekuatan estrogenik, progestasional, dan androgeniknya. Dengan demikian setiap pil dengan nama dagang masing-masing juga bervariasi dalam kekuatan estrogenik, androgenik, dan progestasional, sebagaimana ditentukan oleh estrogen dikombinasi dengan progestin.
            Efek kontrasepsi obat-obat yang mengandung steroid bersifat mulitipel, tetapi efek terpenting adalah mencegah ovulasi dengan menekan gonadotropin-releasing factors dari hipotalamus. Hal ini menghambat sekresi follicle stimulating hormone dan luteinizing hormone dari hipofisis.
          Estrogen saja dalam dosis yang memadai akan menghambat ovulasi dengan menekan gonadotropin. Estrogen ini juga mungkin akan menghambat implantasi dengan mengubah pematangan endometrium. Estrogen mempercepat transportasi ovum namunprogestin menyebabkan perlambatan. Karena itu, peran keduanya dalam mengubah motilitas tuba dan uterus masih belum jelas.
        Progestin menyebabkan terbentuknya mucus serviks yang kental, sedikit, selular dan menghambat perjalanan sperma. Kapasitas sperma juga mungkin terhambat. Seperti estrogen, progestin menyebabkan endometrium menjadi kurang memungkinkan untuk implantasi blastokista. Akhirnya, progestin juga dapat menghambat ovulasi dengan menekan gonadotropin.
         Efek netto atau efek kombinasi dari estrogen dan progestin dalam kaitannya dengan kontrasepsi adalah supresi ovulasi yang sangat efektif, blockade penetrasi sperma oleh mucus serviks, dan penghambatan implantasi di endometrium apabila dua mekanisme pertama gagal. Kontrasepsi oral kombinasi estrogen plus progestin, apabila diminum setiap hari selama 3 dari 4 minggu, menghasilkan proteksi terhadap kehamilan yang hampir absolute.
            Pil-pil hormonal terdiri atas komponen estrogen dan komponen progestagen, atau oleh salah satu dari komponen itu. Walaupun banyak hal masih belum terang, namun pengetahuan kita tentang 2 komponen tersebut tiap hari bertambah. Yang jelas ialah bahwa hormone steroid sintetik dalam metabolismenya sangat berbeda dari hormone steroid yang di keluarkan oleh ovarium. Umumnya dapat dikatakan bahwa komponen estrogen dalam pil dengan jalan menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dan ovarium. Karna pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, tidak terdapat pengluaran LH. Ditengah-tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada peningkatan kadar LH  menyebabkan opulasi terganggu. Pengaruh komponen progestagen dalam pil kombinasi memperkuat khasiat estrogen untuk mencegah ovulasi, sehingga dalam 95-98% tidak terjadi ovulasi. Selanjutnya, estrogen dalam dosis tinggi dapat pula mempercepat perjalanan ovum dan menyulitkan terjadinya implantasi dalam endomatrium dari ovum yang sudah di buahi.
           Komponen progestagen dalam pil kombinasi seperti di sebut di atas memperkuat daya estrogen untuk mencegah ovulasi. Progestagen sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat ovulasi, akan tetapi tidak dalam dosis rendah. Selanjutnya, progestagen mempunyai khasiat sebagai berikut:
1.      Lender serviks uteri menjadi lebih kental, sehingga menghalangi penetrasi spermatozoon untuk masuk dalam uterus.
2.      Kapasitasi spermatozoon yang perlu untukovim terganggu.
3.      Beberapa progestagen tertentu, seperti nerotinodrel mempunyai efek antiestrogenik terhadap endometrium, sehingga menyulitkan implantasi ovum yang telah dibuahi.
Jenis
Mekanisme Kerja
Penghambatan Ovulasi
Pengaruh terhadap endometrium
Pengaruh terhadap lender serviks uteri
Pil Kombinasi
+++
++
++
Pil Sekuensial
+
+
0
Mini-pil
+
+
+++
Depo Provera (Suntikan)
++
++
+++

Dengan banyaknya modifikasi dalam rumus kimiawi dan dosis progestagen dan estrogen, maka aktivitas biologic berbagai jenis pil juga berbeda-beda. Oleh karena itu, kita dapat membandingkan khasiat farmakologik pil kombinasi tidah hanya atas dasar besarnya dosis saja, melainkan harus juga diperhitungkan jenis hormone dalam pil itu. Menurut penyelidikan Greenblatt, noretindron dan noretinodrel mempunyai kekuatan yang sama, sedangkan noretindron asetat dua kali lebih kuat daripada noretindron atau noretinodrel. Etinodial diasetat 15 kali lebih kuat daripada norgestrel dan kira-kira 30 kali lebih kuat daripada noretindron atau noretinodrel.
Kedua jenis estrogen yang terdapat dalam pil kombinasi juga mempunyai kekuatan biologic yang berbeda. Etinil estradiol mempunyai kekuatan 1,7 sampai 2 kali dari mestranol. Ini penting diketahui apabila akan memberikan pil kontrasepsi, perlu dilakukan evaluasi dahulu tentang dosis dan jenis kedua hormone yang dipakai dalam pil kombinasi tersebut.
2.2.2 Interaksi Obat
Kontrasepsi oral mengganggu kerja beberapa obat. Sebaliknya sebagian obat menurunkan efektifitas kontrasepsi oral kombinasi. Fenitoin dan rifampin diperkirakan meningkatkan breakthrough bleeding dan menurunkan efektifitas kontrasepsi pil-pil yang mengandung etinil estradiol kurang dari 50µg. Mekanisme kerja belum sepenuhnya dipahami, tetapi fenitoin merangsang enzim-enzim hati yang dapat mempercepat penguraian enzimatik hormone-hormon sintetik ini. Obat lain, misalnya barbiturate, diketahui menginduksi enzim-enzim hidroksilase hati. Label pada sebagian antibiotic spectrum luas, misalnya ampisilin dan tetrasiklin, masih mencantumkan efek mengurangi efektifitas konytasepsi oral, namun kemungkinan besar tidak benar. Karena vitamin C bersaing dengan etinil estradiol untuk memperebutkan sulfat aktif di dinding usus dan mengurangi katersediaan hayati hormone ini, pemakaian vitamin C yang serampangan dapat menyebabkan breakthrough bleeding.
2.3  Kelebihan dan keterbatasan Pil KB kombinasi
2.3.1        Kelebihan dan manfaat
Ada sejumlah manfaat besar yang diperoleh wanita penggunaan pil kontrasepsi hormonal oral kombinasi. Semua manfaat ini harus benar-benar dipertimbangkan oleh klien dan bidan bersama-sama kemudian dibandingkan dengan setiap resiko yang mungkin klien hadapi. Pertimbangan ini khususnya penting dalam mencari titik seimbang antara risiko potensial kanker payudara yang mungkin muncul dan efek perlindungan yang diketahui dari kontrasepsi hormonal oral kombinasi terhadap kanker ovarium dan endometrium.

Pil KB kombinasi memiliki berbagai manfaat, berikut ini adalah manfaat penggunaan pil KB kombinasi:
·         Memiliki efektivitas yang tinggi ( daya guna teoritis hamper 100%, daya guna pemakaian 95-98%)hamper menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan)
·         Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
·         Tidak mengganggu hubungan seksual
·         Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia),
·         tidak terjadi nyeri haid keluhan-keluhan dismenorhea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
·         Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan
·         Dapat digunakan sejak usia remaja sehingga menopause
·         Mudah dihentikan setiap saat
·         Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
·         Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
·         Membantu mencegah :
§  Kehamilan ektopik
§  Kanker ovarium
§  Kanker indrometrium
§  Kista ovarium
§  Penyakit radang panggil
§  Kelainan jinak pada payudara
§  Desmenorhoe atau acne

2.3.2.  Keterbatasan dan Kerugian
Kerugian utama adalah kegagalan kontrasepsi dan meningkatnya insiden kehamilan ektopik apabila kontrasepsi gagal. Perdarahan uterus yang tidak teratur jelas-jelas menjadi kekurangan dan dapat berupa amenorea, spotting, breakthrough bleeding dan amenorea atau menorargia dalam waktu lama. Kisata ovarium fungsional terbentuk lebih sering pada wanita yang menggunakan pil ini. Kekeurangan lain adalah bahwa pil ini harus diminum pada waktu yang sama atau hampir sama setiap harinya. Apabila pil khusus progestin diminum terlambat, sekalipun hanya 3 jam, untuk 2 hari berikutnya harus digunakan kontrasepsi lain sebagai tambahan.
Kontrasepsi hormonal oral kombinasi kadang kala digunakan tidak sesuia lebelnya (off-label) sebagai terapi bagi klien yang mengalami beberapa gangguan menstruasi dan gangguan terkait lainnya. Gangguan tersebut meliputi :
1.      Dismenorea (sering digunakan bersama obat-obatan antiinflamasi)
2.      Menoragia
3.      Metroragia
4.      Menstruasi yidak teratur
5.      Jerawat
6.      Hirsutisme
7.      Endometriosi
Pada akhirnya wanita dapat diberi penjelasan tentang pengetahuan terkait sehingga ia dapat mengintrol siklus menstruasinya melalui siklus trisiklik. Tujuannya ialah mengurangi jumlah siklus menstruasi bila ia mengalami sindrom pramenstruasi, nyeri kepala migren akibat menstruasi, dismenorea, atau mnoragia.trisiklik akan dicapai bila seoarng klien menggunakan tiga paket pil berturu-turut tanpa menggunakan minggu-minggu bebas-hormon dan hanya menggunakan 21 pil aktif dari jumlah total 63 hari. Selanjutnya, klien tidak mengkonsumsi pil selama tujuh hari kemudian memulai trisiklik berikutnya.
Berikut ini adalah beberapa kerugian  apabila terlalu lama menggunakan pil KB kombinasi:
·               Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
·               pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang-kadang merepotkan
·               motivasi harus kuat
·               adanya efek sampingan walaupun sipatnya sementara, umpamanya mual, sakit kepala muntah, buah dada jadi nyeri, dll.
·               Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat menimbulkan amenorhe yang persisten
·               Untuk golongan penduduk tertentu harganya masih mahal
·               Mual terutama pada 3 bulan pertama
·               Perdarahan bercak atau perdarahan sela, selama 3 bulan pertama
·               Pusing
·               Nyeri payudara
·                  Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat          badan justru memiliki dampak positif
·                  Berhenti haid (amenorhoe), jarang pada pil kombinasi
·               Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
·                  Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.
·                  Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke, dan gangguan pembuluh darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan > 35 th dan merokok perlu hati-hati.
·                  Tidak mencegah IMS, HBV, HIV atau AIDS

2.4  Efek Samping Penggunaan Pil KB Kombinasi

2.4.1        Efek-efek sampingan yang masih dianggap ringan ialah sebagai berikut

a.      Efek karena kelebihan estrogen
Efek-efek yang sering terdapat ialah rasa mual, retyensi cairan, sakit kepala, nyeri pada mammae, flor albus. Rasa mual kadang- kadang desertai muntah, diare dan rasa perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh karena kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan juga meningkatkan bertambahnya berat badan. Sakit kepala sebagian juga disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi dan dapat diberikan obat diuretic.
Kadang-kadang efek sampingan demikian mengganggu akseptor, sehingga ia hendak menghentikan minum pil. Dalam keadaan demikian, ia dianjurka untuk meneruskan minum pil dengan pil kombinasi yang mengandung dosis estrogen rendah, oleh karena tidak jarang efek itu berkurang dalam beberapa bulan. Akan tetapi, kadang-kadang pemakaian pil terpaksa di hentikan, dan harus dianjurkan cara kontrasepsi lain. Ada indikasi bahwa pemakaian pil dapat menimbulkan hipertensi pada wanita ang sebelumnya tidak menderita penyakit tersebut. Akan tetapi, pengaruh terhadap mereka yang sudah menderita hipertensi, lebih nyata. Ada bukti-bukti bahawa minum pil yang cukup lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran itu berhenti, jika pemakaian pil dihentikan. Pemakaian pil kadang-kadang dapat menyembuhkan pertumbuhan endometrium yang berlebihan dibawah pengaruh estrogen.
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan breakthough bleeding  dalam masa intermenstruum.

b.      Efek karena kelebihan progestagen

Progestagen dalam dosis yang berlebihan dapa menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambah berat badan. Akne, allopesia, kadang-kadang mamma mengecil. Fluor albus, hipomenorhea. Bertambahnya berat badan karena progestagen kiranya disababkan oleh bertambahnya nafsu makan dan efek metabolic hormone. Akne dan allopesia bias timbul karena efek androgenic dari jenis progestagen yang dipakai dalam pil. Progestagen dapat mengakibatakan mengecilnya mammae. Jika hal ini tidak disenangi oleh aksepotr, dapat diberikan kepadanya pil denga estrogen lebih banyak.
Fluor albus yang kadang-kadang ditemukan pada pil denga progestagen dalam dosis tinggi,munkin disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan candida albicans.  Kadang-kadang wanita yang minum pil dengan kelebihan progestagen menderita depresi. Ada alas an kuat bahwa depresi itu timbul pada wanita yang sehat, akan tetapi pada wanita yang sebelumnya sudah secara emosional sudah stabil.

2.4.2        Efek samping yang berat
Bahaya yang dikuatirkan dengan pil ialah tromboemboli, termasuk termasuk tromboflebitis, emboli paru-paru, dan thrombosis otak. Mengenai hal ini laporan-plaporan dalam perpustakaan seringkali bertentangan. Yang dapat dipakai sebagai pegangan ialah, bahwa kemungkinan untuk terjadinya trombo emboli pada wanita yang minum pil, lebih besar apabila factor-faktor yang memberikan predisposisi, seperti merokok, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas.


2.5  Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Pil KB Kombinasi
2.5.1        Indikasi
Pada prinsipnya hamper semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti :
·         Usia reproduksi
·         Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
·         Gemuk atau kurus
·         Menginginkan metide kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
·         Setelah melahirkan dan tidak menyusui
·         Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut
·         Pasca keguguran
·         Anemia karena haid berlebih
·         Nyeri haid hebat
·         Siklus haid tidak teratur
·         Riwayat kehamilan ektopik
·         Kelaiana tumor payudara jinak
·         Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan syaraf
·         Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak
·         Menderita tuberkolosis (keuali yang sedang menggunakan rifamisin)
·         Varises vena
2.5.2        Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi. Kontraindikasi terhadap pengunaanya dapat dibagi dalam kontraindikasi mutlak dan relative.
a.       Kontraindikasi mutlak
Berikut ini merupakan kontraindikasi yang bersifat mutlak, yaitu:
1.      Tumor-tomor yang dipengaruhi estrogen
Pil Kontrasepsi kombinasi memiliki kandungan estrogen dan progesteron, sehingga akseptor KB harus bebas dari tumor-tumor terutama tumor-tumor yang dipengaruhi oleh estrogen, estrogen yang terkandung dalam pil ini menyebabkan  pertumbuhan yang menjadi lebih cepat dari sel tumor tersebut karena bertambahnya estrogen yang ada pada tubuh akseptor. Oleh karena itu para penderita tumor-tumor yang dipengaruhi oleh estrogen tidak dianjurkan untuk memakai Kontrasepsi Pil KB jenis kombinasi.
2.      Penyakit penyakity hati yang aktif, baik akut ataupun menahun
3.      Pernah mengalami tromboflebitis, tromboemboli, serebrovaskular
4.      Diabetes mellitus
5.       Kehamilan atau dicurigai hamil
6.      Cedera serebrovaskular, otak penyakit pembuluh darah otak, atau penyakit arteri koroner (saat ini atau di masa lalu)
7.      Tumor maligna atau benigna (saat ini atau yang lalu)
8.      Ikterik kolestatik pada saat kehamilan atau ikterik yang berkaitan dengan penggunaan pil kontrasepsi
9.      Hioperlipidemia tipe II (hiperkolesterolemia)
10.  Neoplasia bergantung estrogen (diketahui atau dicurigai)
11.  Pendarahan genitalia abnormal yang tidak terdiagnosis
12.  Karsinoma payudara (diketahui atau dicurigai)
13.  Karsinoma endometrium (diketahiu atau dicurigai)
14.  Sakit kepala migren klasik (disertai gejala awal) / migren berat disertai keluhan neurologis
15.  Wanita perokok diatas usia 35 tahun
Merokok adalah salah satu
16.  Diabetes mellitus

b.       Kontraindikasi relative
Yang termasuk kontraindikasi relative ialah antara lain
1.      Depresi
Kandungan progesteron bagi suatu golongan wanita dapat menimbulkan efek depresi
2.      Migraine
3.      Mioma uteri
4.      Hipertensi
5.      Oligomenorrhea dan amenorrhea
6.      Hipertensi, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

Pemberian pil kombinasi kepada wanita yang mempunyai kelainan tersebut diatas harus diawasi secara teratur dan teris menerus sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan.
Keadaan berikut merupakn kontraindikasi relatif yang perlu diperhatikan untuk memulai penggunaan kontrasepsi hormonal oral bagi seorang wanita, yang dilakukan oleh seorang bidan. Bidan harus menerapkan kewaspadaan tinggi jika terdapat beberapa kondisi berikut, kemudian mendiskusikan setiap situsi tertentu yang belum dipahami bersama dokter, membuat keputusan terhadap kasus demi kasus berdasarkan riwayat kesehatan keseluruhan, temuan fisik, dan keadaan khusus yang dialami wanita, atau menawarkan kontrasepsi yang berbeda :
Bidan harus mengevaluasi setiap wanita yang mengalami retardasi mental pada tingkat apapun, penyalah gunaan zat, atau gangguan kejiwaan untuk memastikan mereka mampu mengonsumsi pil dan membuat keputusan apakan kontrasepsi oral kombinasi hormonal dikontraindikasikan pada penggunaan kontrasepsi ini. Bidan juga harus membahas dengan wanita tersebut resikonya terinfeksi HIV atau penyakit menular seksual serta kebutuhannya akan sesuatu metode kontrasepsi oral kombinasi hormonal. Metode pil tidak memberi pelindungan terhadap penularan HIV atau penyakit menukar seksual.
2.6  Cara memilih obat Kontrasepsi KB, Dosis, Cara Meminum Pil KB Kombinasi, dan Cara Memulai minum pil KB
2.6.1        Cara Memilih Obat Kontrasepsi
Pada prinsipnya berbagai pil kombinasi mempunyai efektifitas yang sama, walaupun untuk pil yang mengandung hanya 20 µg estrogen hal itu mungkin sedikit kuarang pil yang mengandung progestagen yang kurang dari 50 µg juga lebih sering menimbulkan gangguan perdarahan, sedangkan pil yang mengandung estrogen lebih dari 50 µg dapat menimbulkan mual dan sebagainya. Sebaiknya pada pembagian pil untuk pertama kali dipakai pil yang mengandung 50 µg mestranol dan 1mg noretindrone. Jika pasien banyak mendapat efek sampingan yang disebabkan estrogen, seperti mual muntah, buah dada menjadi tegang dan nyeri, gantilah pilnya dengan pil yang mengandung estrogen kurang dari 50 µg. jika terjadi breaktrough bleeding, gantilah dengan pil dengan dosis estrogen yang lebih tinggi.

2.6.2        Dosis Obat Kontrasepsi
Sejak kontrasepsi oral digunakan, jumlah estrogen dan progestin yang terkandung di dalamnya terus menurun secara nyata. Hal ini penting karena sebagian besar efek merugikan berkaitan dengan dosis. Dosis terendah yang masih dapat diterima ditentukan oleh kemampuannya untuk mencegah breakthrough bleeding. Kandungan estrogen harian biasanya 20 sampai 35µg etinil estradiol. Tak satupun produk yang di jula di Amerika Serikat mengandung lebih dari 50µg. jumlah progestin bervariasi dalam 2 cara :
                                                         1.         Pada formula –formula lama, yang sekarang telah banyak dievaluasi, dosis progestin tetap sepanjang siklus (monofasik).
                                                         2.         Pada beberapa preparat yang lebih baru, dosis progestin dan estrogen bervariasi sepanjang siklus (bifasik dan trifasik).
Untuk mencegah induksi ovulasi, dan untuk membantu mengenali kehamilan dini yang sudah terjadi, umumnya wanita dianjurkan untuk memulai kontrasepsi dalam 7 hari pertama siklus haid. Namun banyak wanita mulai menggunakannya setelah melahirkan atau keguguran, sebelum haid kembali. Apabila pemakaian kontrasepsi ini dimulai pada suatu waktu selain selama atau segera setelah siklus haid normal, atau dalam 3 minggu setelah melahirkan, perlu digunakan metode keluarga berencana lain sepanjang minggu pertama untuk menghindari risiko kehamilan akibat induksi ovulasi.
Untuk memperoleh proteksi maksimum dan mendorong pemakaian kontrasepsi oral secara teratur, sebagian besar produsen menawarkan kemasan yang mengandung 21 tablet berwarna khusus yang masing-masingnya terbungkus dan disusun berurutan diikuti oleh 7 tablet yang biasanya inert dengan warna yang berbeda. Agar efisiensi kontrasepsi mencapai maksimum dan demi ketenangan pikiran, setiap wanita pemakai perlu membuat suatu skema yang efektif untuk menjamin konsumsi kontrasepsi setiap hari (atau setiap malam). Salah satu teknik adalah meletakkan kemasan pil dan sikat gigi berdekatan dan menelan pil setelah / sebelum menyikat gigi, baik pada pagi maupun malam hari. Apabila satu dosis terlupakan, kecil kemungkinan akan terjadi hal-hal serius apabila yang digunakan adalah pil estrogen dan progestin monofasik dosis tinggi. Untuk memperkecil breakthrough bleeding dan agar jadwal tidak berubah, dosis berikutnya sebaiknya digandakan. Apabila beberapa pil terlewatkan atau digunakan pil dengan dosis yang lebih rendah, perlu digunakan metode kontrasepsi yang lain (metode sawar). Pil dapat kembali dikonsumsi setelah perdarahan lucut. Bila tidak ada perdarahan, harus dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan dan hal ini harus disingkirkan sebelum pil kontrasepsi kembali digunakan.


2.6.3        Cara meminum Pil KB Kombinasi
Ada pil kombinasi yang dalam 1 bungkus berisi 21 atau 22 pil dan ada yang berisi 28 pil. Pil yang berisi 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari 1 pil terus menerus, dan kemudian berhenti jika isis bungkus habis; sebaiknya pil diminum pada waktu tertentu, misalnya malam hari sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan biasanya terjadi withdrawl bleeding dan pil dalam bungkus kedua dimulai dalam hari ke-5 dari permulaan perdarahan. Apabila tidak terjadi withdrawl bleeding, maka pil dalam bungkus ke-2 mulai diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis. Pil dalam bungkus 28 pil diminum tiap malam terus-menerus. Pada hari pertama haid pil yang inaktif mulai diminum, dan dipilih pil menurut hari yang ditentukan dalam bungkus. Keuntungan minum pil berjumlah 28 biji ialah bahwa karena pil ini diminum terus menerus, tidak mudah dilupakan. Jika lupa meminumnya, pil tersebut hendaknya diminum keesokan paginya, sedang pil untuk hari tersebut diminum paada waktu yang  biasa. Jika lupa minum pil dua hari berturut-turut dapat diminum dua pil keesokan harinya dan dua pil lusanya. Selanjutnya, dalam hal demikian, dipergunakan cara kontrasepsi yang lain selama sisa hari dari siklus yang bersangkutan demikian pula hendaknya jika mulai minum pil, digunakan cara kontrasepsi lain selam sedikit-dikitnya 2 minngu. Petunjuk umum untuk hail ini ialah:Anggaplah bungkus pertama belum aman.
Sangat dianjurkan untu melakukan pemeriksaan sediaan apus( papanicolaousmear) dan pemeriksaan mammae setahun sekalipada pemakai pil.

2.6.4        Waktu Memulai Meminum Pil KB
·         Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil
·         Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
·         Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan paket pil tersebut
·         Setelah melahirkan :
-          Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
-          Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
-          Pasca keguguran (segera atau dalm waktu 7 hari)
·         Bila berhanti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar