Definisi
Kontrasepsi Pil
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah
konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan
salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena
relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi
hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut
(diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk
mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel
telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila
digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).
2.2 Mekanisme Kerja dan Interaksi Obat Kontrasepsi
pil
2.2.1 Mekanisme Kerja Obat
Mekanisme kerja pil merupakan kombinasi kerja
estrogen dan kerja progestin. Saat ini tersedia tiga variasi pil kombinasi :
1. Monofasik : jumlah
dan tipe estrogen dan progestin yang dimakan sama setiap hari selama 20 atau21
hari, diikuti dengan tidak meminum obat hormonal selama tujuh hari.
2. Bifasik : dosis
dan jenis estrogen yang digunakan tetap konstan dan jenis progestin tetap sama,
tetapi kadar progestin berubah antara minggu pertama dan minggu kedua pada
siklus pil 21 hari, yang diikuti dengan meminum obat hormonal selama tujuh
hari.
3. Trifasik : jenis
estrogen tetap sama, tetapi kadarnya tetap konstan atau berubah sesuai kadar
progestin: jenis progestin tetap sama, tetapi memiliki tiga kadar yang berbeda
selama siklus pil 21 hari, yang diikuti dengan tidak meminum obat hormonal
selama tujuh hari.
Pada tahun 2002, ada lebih dari 45 pil kombinasi
beredar dipasaran Amerika Serikat. Diseluruh pasar di dunia terbesar lebih
banyak lagi pil kombinasi hormonal.
Pil kombinasi merupakan jenis kontrasepsi hormonal
yang pertama kali dikembangkan. Nama pil tersebut diambil dari fakta bahwa
setiap pil mengandung suatu kombinasi estrogen dan progestin. Variasi utama
diantara berbagai formulasi komponen estrogen dan progestin, dan jenis
estrogenik (etinil estradiol atau mestranol) yang digunakan dengan pil
progestin tertentu. Hasilnya adalah beraneka pil dengan efek samping berbeda-beda, yang
memungkinkan klien beberapa kali mengganti pilnya. Jika diperlukan, hingga
menemukan terapi hormon yang paling baik baginya.
Steroid kontrasepsi di dalam pil tidak terjadi
secara alami. Steroid kontrasepsi merupakan obat-obatan yang menghasilkan efek
farmakologik, bukan efek fisiologis. Pada kenyataanya, menstruasi yang dialami
seorang wanita yang menggunakan pil hormonal merupakan suatu pseudomenstruasi.
Artinya, menstruasi terjadi setelah obat farmakologik hormonal diminum dan
ketika dihentikan, terjadilah menstruasi. Istilah yang lebih tepat ialah
perdarahan-akibat putus obat. Pil kombinasi estrogen-progesteron dapat
menyebabkan edema stroma, pradesisua, dan involusi glandular sampai tingkat
tertentu yang setelah beberapa siklus, akan menyebabkan endometrium menipis dan
terlihat hipoplastik. Keadaan ini membuat durasi menstruasi lebih pendek dan
darah yang mengalir keluar lebih sedikit, yang sering kali disadari oleh wanita
yang menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
Saat ini ada dua estrogen sintesis yang digunakan
pada pil kontrasepsi kombinasi, estradiol metinil dan mestranol. Masing-masing
pil bermerk tertentu mengandung salah satu zat tersebut. Kedua obat farmakologi
tersebut berbeda dari hormon estradiol yang dihasilkan tubuh secara alami,
tetapi keduanya memiliki cara kerja yang sama. Mestranol sebenarnya merupakan
turunan etinil estradiol dan tidak aktif secara biologis
dalam tubuh manusia sampai hormon tersebut dirubah secara metabolik menjadi
etinil astradiol di hati. Namun, perubahan ini tidak efisien 100 persen.
Artinya etinil estradiol dan mestranol bukan bio-equevalen mikrogram dalam
pengukuran mikrogram. Mestranol 50 mcg bioequevqlen dengan 35 mcg etinil
estradiol bukan termasuk pil dosis tinggi, tetapi terkadang diklasifikasikan
sebagai pil dosis tinggi. Namun semua pil dengan kandungan estrogen kurang dari
50 mcg dapat menggunakan etinil estradiol. Namun, baik etinil estradiol maupun
mestranol digunakan dalam pil yang mengandung 50 mcg estrogen.
Beberapa pil kombinasi umum saat ini menggunakan
tujuh progestin. Untuk setiap nama dagang terkandung satu jenis progestin.
Tiap-tiap progestin bervariasi dalam kekuatan estrogenik, progestasional, dan
androgeniknya. Dengan demikian setiap pil dengan nama dagang masing-masing juga
bervariasi dalam kekuatan estrogenik, androgenik, dan progestasional,
sebagaimana ditentukan oleh estrogen dikombinasi dengan progestin.
Efek kontrasepsi obat-obat yang
mengandung steroid bersifat mulitipel, tetapi efek terpenting adalah mencegah
ovulasi dengan menekan gonadotropin-releasing factors dari hipotalamus.
Hal ini menghambat sekresi follicle stimulating hormone dan luteinizing
hormone dari hipofisis.
Estrogen saja dalam dosis yang memadai akan
menghambat ovulasi dengan menekan gonadotropin. Estrogen ini juga mungkin akan
menghambat implantasi dengan mengubah pematangan endometrium. Estrogen
mempercepat transportasi ovum namunprogestin menyebabkan perlambatan. Karena
itu, peran keduanya dalam mengubah motilitas tuba dan uterus masih belum jelas.
Progestin menyebabkan terbentuknya mucus
serviks yang kental, sedikit, selular dan menghambat perjalanan sperma.
Kapasitas sperma juga mungkin terhambat. Seperti estrogen, progestin
menyebabkan endometrium menjadi kurang memungkinkan untuk implantasi
blastokista. Akhirnya, progestin juga dapat menghambat ovulasi dengan menekan
gonadotropin.
Efek netto atau efek kombinasi dari estrogen
dan progestin dalam kaitannya dengan kontrasepsi adalah supresi ovulasi yang
sangat efektif, blockade penetrasi sperma oleh mucus serviks, dan penghambatan
implantasi di endometrium apabila dua mekanisme pertama gagal. Kontrasepsi oral
kombinasi estrogen plus progestin, apabila diminum setiap hari selama 3 dari 4
minggu, menghasilkan proteksi terhadap kehamilan yang hampir absolute.
Pil-pil hormonal terdiri atas komponen
estrogen dan komponen progestagen, atau oleh salah satu dari komponen itu.
Walaupun banyak hal masih belum terang, namun pengetahuan kita tentang 2
komponen tersebut tiap hari bertambah. Yang jelas ialah bahwa hormone steroid
sintetik dalam metabolismenya sangat berbeda dari hormone steroid yang di
keluarkan oleh ovarium. Umumnya dapat dikatakan bahwa komponen estrogen dalam
pil dengan jalan menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dan ovarium.
Karna pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, tidak terdapat pengluaran LH.
Ditengah-tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada peningkatan kadar LH menyebabkan opulasi terganggu. Pengaruh
komponen progestagen dalam pil kombinasi memperkuat khasiat estrogen untuk
mencegah ovulasi, sehingga dalam 95-98% tidak terjadi ovulasi. Selanjutnya,
estrogen dalam dosis tinggi dapat pula mempercepat perjalanan ovum dan
menyulitkan terjadinya implantasi dalam endomatrium dari ovum yang sudah di
buahi.
Komponen progestagen dalam pil kombinasi
seperti di sebut di atas memperkuat daya estrogen untuk mencegah ovulasi.
Progestagen sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat ovulasi, akan tetapi
tidak dalam dosis rendah. Selanjutnya, progestagen mempunyai khasiat sebagai
berikut:
1.
Lender serviks uteri
menjadi lebih kental, sehingga menghalangi penetrasi spermatozoon untuk masuk
dalam uterus.
2. Kapasitasi
spermatozoon yang perlu untukovim terganggu.
3.
Beberapa progestagen
tertentu, seperti nerotinodrel mempunyai efek antiestrogenik terhadap
endometrium, sehingga menyulitkan implantasi ovum yang telah dibuahi.
Jenis
|
Mekanisme Kerja
|
||
Penghambatan
Ovulasi
|
Pengaruh
terhadap endometrium
|
Pengaruh
terhadap lender serviks uteri
|
|
Pil
Kombinasi
|
+++
|
++
|
++
|
Pil
Sekuensial
|
+
|
+
|
0
|
Mini-pil
|
+
|
+
|
+++
|
Depo
Provera (Suntikan)
|
++
|
++
|
+++
|
Dengan banyaknya modifikasi dalam
rumus kimiawi dan dosis progestagen dan estrogen, maka aktivitas biologic
berbagai jenis pil juga berbeda-beda. Oleh karena itu, kita dapat membandingkan
khasiat farmakologik pil kombinasi tidah hanya atas dasar besarnya dosis saja,
melainkan harus juga diperhitungkan jenis hormone dalam pil itu. Menurut penyelidikan
Greenblatt, noretindron dan noretinodrel mempunyai kekuatan yang sama,
sedangkan noretindron asetat dua kali lebih kuat daripada noretindron atau
noretinodrel. Etinodial diasetat 15 kali lebih kuat daripada norgestrel dan
kira-kira 30 kali lebih kuat daripada noretindron atau noretinodrel.
Kedua jenis estrogen yang terdapat
dalam pil kombinasi juga mempunyai kekuatan biologic yang berbeda. Etinil
estradiol mempunyai kekuatan 1,7 sampai 2 kali dari mestranol. Ini penting
diketahui apabila akan memberikan pil kontrasepsi, perlu dilakukan evaluasi
dahulu tentang dosis dan jenis kedua hormone yang dipakai dalam pil kombinasi
tersebut.
2.2.2 Interaksi Obat
Kontrasepsi oral mengganggu kerja
beberapa obat. Sebaliknya sebagian obat menurunkan efektifitas kontrasepsi oral
kombinasi. Fenitoin dan rifampin diperkirakan meningkatkan breakthrough
bleeding dan menurunkan efektifitas kontrasepsi pil-pil yang mengandung
etinil estradiol kurang dari 50µg. Mekanisme kerja belum sepenuhnya dipahami,
tetapi fenitoin merangsang enzim-enzim hati yang dapat mempercepat penguraian
enzimatik hormone-hormon sintetik ini. Obat lain, misalnya barbiturate,
diketahui menginduksi enzim-enzim hidroksilase hati. Label pada sebagian
antibiotic spectrum luas, misalnya ampisilin dan tetrasiklin, masih
mencantumkan efek mengurangi efektifitas konytasepsi oral, namun kemungkinan
besar tidak benar. Karena vitamin C bersaing dengan etinil estradiol untuk
memperebutkan sulfat aktif di dinding usus dan mengurangi katersediaan hayati
hormone ini, pemakaian vitamin C yang serampangan dapat menyebabkan breakthrough
bleeding.
2.3 Kelebihan
dan keterbatasan Pil KB kombinasi
2.3.1
Kelebihan dan manfaat
Ada sejumlah
manfaat besar yang diperoleh wanita penggunaan pil kontrasepsi hormonal oral
kombinasi. Semua manfaat ini harus benar-benar dipertimbangkan oleh klien dan
bidan bersama-sama kemudian dibandingkan dengan setiap resiko yang mungkin
klien hadapi. Pertimbangan ini khususnya penting dalam mencari titik seimbang
antara risiko potensial kanker payudara yang mungkin muncul dan efek
perlindungan yang diketahui dari kontrasepsi hormonal oral kombinasi terhadap
kanker ovarium dan endometrium.
Pil
KB kombinasi memiliki berbagai manfaat, berikut ini adalah manfaat penggunaan
pil KB kombinasi:
·
Memiliki efektivitas yang tinggi (
daya guna teoritis hamper 100%, daya guna pemakaian 95-98%)hamper menyerupai
efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000
perempuan dalam tahun pertama penggunaan)
·
Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
·
Tidak mengganggu hubungan seksual
·
Siklus haid menjadi teratur, banyaknya
darah haid berkurang (mencegah anemia),
·
tidak terjadi nyeri haid keluhan-keluhan
dismenorhea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
·
Dapat digunakan jangka panjang selama
perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan
·
Dapat digunakan sejak usia remaja
sehingga menopause
·
Mudah dihentikan setiap saat
·
Kesuburan segera kembali setelah
penggunaan pil dihentikan
·
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
·
Membantu mencegah :
§ Kehamilan ektopik
§ Kanker ovarium
§ Kanker indrometrium
§ Kista ovarium
§ Penyakit radang
panggil
§ Kelainan jinak pada
payudara
§ Desmenorhoe atau
acne
2.3.2. Keterbatasan dan Kerugian
Kerugian utama
adalah kegagalan kontrasepsi dan meningkatnya insiden kehamilan ektopik apabila
kontrasepsi gagal. Perdarahan uterus yang tidak teratur jelas-jelas menjadi
kekurangan dan dapat berupa amenorea, spotting, breakthrough
bleeding dan amenorea atau menorargia
dalam waktu lama. Kisata ovarium fungsional terbentuk lebih sering pada wanita
yang menggunakan pil ini. Kekeurangan lain adalah bahwa pil ini harus diminum
pada waktu yang sama atau hampir sama setiap harinya. Apabila pil khusus
progestin diminum terlambat, sekalipun hanya 3 jam, untuk 2 hari berikutnya
harus digunakan kontrasepsi lain sebagai tambahan.
Kontrasepsi hormonal oral kombinasi kadang kala
digunakan tidak sesuia lebelnya (off-label) sebagai terapi bagi klien yang
mengalami beberapa gangguan menstruasi dan gangguan terkait lainnya. Gangguan
tersebut meliputi :
1. Dismenorea (sering
digunakan bersama obat-obatan antiinflamasi)
2. Menoragia
3. Metroragia
4. Menstruasi yidak
teratur
5. Jerawat
6. Hirsutisme
7. Endometriosi
Pada akhirnya wanita dapat diberi penjelasan
tentang pengetahuan terkait sehingga ia dapat mengintrol siklus menstruasinya
melalui siklus trisiklik. Tujuannya ialah mengurangi jumlah siklus menstruasi
bila ia mengalami sindrom pramenstruasi, nyeri kepala migren akibat menstruasi,
dismenorea, atau mnoragia.trisiklik akan dicapai bila seoarng klien menggunakan
tiga paket pil berturu-turut tanpa menggunakan minggu-minggu bebas-hormon dan
hanya menggunakan 21 pil aktif dari jumlah total 63 hari. Selanjutnya, klien
tidak mengkonsumsi pil selama tujuh hari kemudian memulai trisiklik berikutnya.
Berikut ini adalah beberapa
kerugian apabila terlalu lama
menggunakan pil KB kombinasi:
·
Mahal dan membosankan karena harus
menggunakannya setiap hari
·
pil harus diminum tiap
hari, sehingga kadang-kadang merepotkan
·
motivasi harus kuat
·
adanya efek sampingan
walaupun sipatnya sementara, umpamanya mual, sakit kepala muntah, buah dada
jadi nyeri, dll.
·
Kadang-kadang setelah
berhenti minum pil dapat menimbulkan amenorhe yang persisten
·
Untuk golongan penduduk
tertentu harganya masih mahal
·
Mual terutama pada 3 bulan pertama
·
Perdarahan bercak atau perdarahan sela,
selama 3 bulan pertama
·
Pusing
·
Nyeri payudara
·
Berat badan naik sedikit, tetapi pada
perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif
·
Berhenti haid (amenorhoe), jarang pada
pil kombinasi
·
Tidak boleh diberikan pada perempuan
menyusui (mengurangi ASI)
·
Pada sebagian kecil perempuan dapat
menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk
melakukan hubungan seks berkurang.
·
Dapat meningkatkan tekanan darah dan
retensi cairan, sehingga resiko stroke, dan gangguan pembuluh darah pada vena
dalam sedikit meningkat. Pada perempuan > 35 th dan merokok perlu hati-hati.
·
Tidak mencegah IMS, HBV, HIV atau AIDS
2.4 Efek Samping
Penggunaan Pil KB Kombinasi
2.4.1
Efek-efek sampingan
yang masih dianggap ringan ialah sebagai berikut
a. Efek
karena kelebihan estrogen
Efek-efek
yang sering terdapat ialah rasa mual, retyensi cairan, sakit kepala, nyeri pada
mammae, flor albus. Rasa mual kadang- kadang desertai muntah, diare dan rasa
perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh karena kurangnya pengeluaran air
dan natrium, dan juga meningkatkan bertambahnya berat badan. Sakit kepala
sebagian juga disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam
perlu dikurangi dan dapat diberikan obat diuretic.
Kadang-kadang
efek sampingan demikian mengganggu akseptor, sehingga ia hendak menghentikan
minum pil. Dalam keadaan demikian, ia dianjurka untuk meneruskan minum pil
dengan pil kombinasi yang mengandung dosis estrogen rendah, oleh karena tidak
jarang efek itu berkurang dalam beberapa bulan. Akan tetapi, kadang-kadang
pemakaian pil terpaksa di hentikan, dan harus dianjurkan cara kontrasepsi lain.
Ada indikasi bahwa pemakaian pil dapat menimbulkan hipertensi pada wanita ang
sebelumnya tidak menderita penyakit tersebut. Akan tetapi, pengaruh terhadap
mereka yang sudah menderita hipertensi, lebih nyata. Ada bukti-bukti bahawa
minum pil yang cukup lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat menyebabkan
pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran itu berhenti, jika
pemakaian pil dihentikan. Pemakaian pil kadang-kadang dapat menyembuhkan
pertumbuhan endometrium yang berlebihan dibawah pengaruh estrogen.
Rendahnya
dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan breakthough bleeding dalam
masa intermenstruum.
b. Efek
karena kelebihan progestagen
Progestagen
dalam dosis yang berlebihan dapa menyebabkan perdarahan tidak teratur,
bertambahnya nafsu makan disertai bertambah berat badan. Akne, allopesia,
kadang-kadang mamma mengecil. Fluor albus, hipomenorhea. Bertambahnya berat
badan karena progestagen kiranya disababkan oleh bertambahnya nafsu makan dan
efek metabolic hormone. Akne dan allopesia bias timbul karena efek androgenic
dari jenis progestagen yang dipakai dalam pil. Progestagen dapat mengakibatakan
mengecilnya mammae. Jika hal ini tidak disenangi oleh aksepotr, dapat diberikan
kepadanya pil denga estrogen lebih banyak.
Fluor
albus yang kadang-kadang ditemukan pada pil denga progestagen dalam dosis
tinggi,munkin disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan candida
albicans. Kadang-kadang wanita yang
minum pil dengan kelebihan progestagen menderita depresi. Ada alas an kuat
bahwa depresi itu timbul pada wanita yang sehat, akan tetapi pada wanita yang
sebelumnya sudah secara emosional sudah stabil.
2.4.2
Efek samping yang berat
Bahaya
yang dikuatirkan dengan pil ialah tromboemboli, termasuk termasuk
tromboflebitis, emboli paru-paru, dan thrombosis otak. Mengenai hal ini
laporan-plaporan dalam perpustakaan seringkali bertentangan. Yang dapat dipakai
sebagai pegangan ialah, bahwa kemungkinan untuk terjadinya trombo emboli pada
wanita yang minum pil, lebih besar apabila factor-faktor yang memberikan
predisposisi, seperti merokok, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas.
2.5 Indikasi dan Kontraindikasi
Penggunaan Pil KB Kombinasi
2.5.1
Indikasi
Pada
prinsipnya hamper semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti :
·
Usia reproduksi
·
Telah memiliki anak ataupun yang belum
memiliki anak
·
Gemuk atau kurus
·
Menginginkan metide kontrasepsi dengan
efektifitas tinggi
·
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
·
Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak
memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan
tidak cocok bagi ibu tersebut
·
Pasca keguguran
·
Anemia karena haid berlebih
·
Nyeri haid hebat
·
Siklus haid tidak teratur
·
Riwayat kehamilan ektopik
·
Kelaiana tumor payudara jinak
·
Kencing manis tanpa komplikasi pada
ginjal, pembuluh darah, mata dan syaraf
·
Penyakit tiroid, penyakit radang
panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak
·
Menderita tuberkolosis (keuali yang
sedang menggunakan rifamisin)
·
Varises vena
2.5.2
Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat
menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi. Kontraindikasi terhadap
pengunaanya dapat dibagi dalam kontraindikasi mutlak dan relative.
a. Kontraindikasi mutlak
Berikut ini merupakan kontraindikasi yang bersifat
mutlak, yaitu:
1. Tumor-tomor
yang dipengaruhi estrogen
Pil Kontrasepsi
kombinasi memiliki kandungan estrogen dan progesteron, sehingga akseptor KB
harus bebas dari tumor-tumor terutama tumor-tumor yang dipengaruhi oleh
estrogen, estrogen yang terkandung dalam pil ini menyebabkan pertumbuhan yang menjadi lebih cepat dari sel
tumor tersebut karena bertambahnya estrogen yang ada pada tubuh akseptor. Oleh
karena itu para penderita tumor-tumor yang dipengaruhi oleh estrogen tidak
dianjurkan untuk memakai Kontrasepsi Pil KB jenis kombinasi.
2. Penyakit
penyakity hati yang aktif, baik akut ataupun menahun
3. Pernah
mengalami tromboflebitis, tromboemboli, serebrovaskular
4. Diabetes
mellitus
5. Kehamilan atau dicurigai hamil
6. Cedera
serebrovaskular, otak penyakit pembuluh darah otak, atau penyakit arteri
koroner (saat ini atau di masa lalu)
7. Tumor maligna atau
benigna (saat ini atau yang lalu)
8. Ikterik kolestatik
pada saat kehamilan atau ikterik yang berkaitan dengan penggunaan pil
kontrasepsi
9. Hioperlipidemia
tipe II (hiperkolesterolemia)
10. Neoplasia
bergantung estrogen (diketahui atau dicurigai)
11. Pendarahan
genitalia abnormal yang tidak terdiagnosis
12. Karsinoma payudara
(diketahui atau dicurigai)
13. Karsinoma
endometrium (diketahiu atau dicurigai)
14. Sakit kepala migren
klasik (disertai gejala awal) / migren berat disertai keluhan neurologis
15. Wanita perokok
diatas usia 35 tahun
Merokok
adalah salah satu
16. Diabetes mellitus
b. Kontraindikasi relative
Yang termasuk kontraindikasi relative ialah antara
lain
1. Depresi
Kandungan
progesteron bagi suatu golongan wanita dapat menimbulkan efek depresi
2. Migraine
3. Mioma
uteri
4. Hipertensi
5. Oligomenorrhea
dan amenorrhea
6. Hipertensi, tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg
Pemberian pil kombinasi kepada
wanita yang mempunyai kelainan tersebut diatas harus diawasi secara teratur dan
teris menerus sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan.
Keadaan berikut merupakn kontraindikasi relatif
yang perlu diperhatikan untuk memulai penggunaan kontrasepsi hormonal oral bagi
seorang wanita, yang dilakukan oleh seorang bidan. Bidan harus menerapkan
kewaspadaan tinggi jika terdapat beberapa kondisi berikut, kemudian
mendiskusikan setiap situsi tertentu yang belum dipahami bersama dokter,
membuat keputusan terhadap kasus demi kasus berdasarkan riwayat kesehatan
keseluruhan, temuan fisik, dan keadaan khusus yang dialami wanita, atau
menawarkan kontrasepsi yang berbeda :
Bidan harus mengevaluasi setiap wanita yang
mengalami retardasi mental pada tingkat apapun, penyalah gunaan zat, atau
gangguan kejiwaan untuk memastikan mereka mampu mengonsumsi pil dan membuat
keputusan apakan kontrasepsi oral kombinasi hormonal dikontraindikasikan pada
penggunaan kontrasepsi ini. Bidan juga harus membahas dengan wanita tersebut
resikonya terinfeksi HIV atau penyakit menular seksual serta kebutuhannya akan
sesuatu metode kontrasepsi oral kombinasi hormonal. Metode pil tidak memberi
pelindungan terhadap penularan HIV atau penyakit menukar seksual.
2.6 Cara memilih obat
Kontrasepsi KB, Dosis, Cara Meminum Pil KB Kombinasi, dan Cara Memulai minum
pil KB
2.6.1
Cara Memilih Obat Kontrasepsi
Pada
prinsipnya berbagai pil kombinasi mempunyai efektifitas yang sama, walaupun
untuk pil yang mengandung hanya 20 µg estrogen hal itu mungkin sedikit kuarang
pil yang mengandung progestagen yang kurang dari 50 µg juga lebih sering
menimbulkan gangguan perdarahan, sedangkan pil yang mengandung estrogen lebih
dari 50 µg dapat menimbulkan mual dan sebagainya. Sebaiknya pada pembagian pil
untuk pertama kali dipakai pil yang mengandung 50 µg mestranol dan 1mg
noretindrone. Jika pasien banyak mendapat efek sampingan yang disebabkan
estrogen, seperti mual muntah, buah dada menjadi tegang dan nyeri, gantilah
pilnya dengan pil yang mengandung estrogen kurang dari 50 µg. jika terjadi breaktrough bleeding, gantilah dengan
pil dengan dosis estrogen yang lebih tinggi.
2.6.2
Dosis Obat Kontrasepsi
Sejak kontrasepsi oral digunakan,
jumlah estrogen dan progestin yang terkandung di dalamnya terus menurun secara
nyata. Hal ini penting karena sebagian besar efek merugikan berkaitan dengan
dosis. Dosis terendah yang masih dapat diterima ditentukan oleh kemampuannya
untuk mencegah breakthrough bleeding. Kandungan estrogen harian biasanya
20 sampai 35µg etinil estradiol. Tak satupun produk yang di jula di Amerika
Serikat mengandung lebih dari 50µg. jumlah progestin bervariasi dalam 2 cara :
1.
Pada formula –formula
lama, yang sekarang telah banyak dievaluasi, dosis progestin tetap sepanjang
siklus (monofasik).
2.
Pada beberapa preparat
yang lebih baru, dosis progestin dan estrogen bervariasi sepanjang siklus
(bifasik dan trifasik).
Untuk mencegah induksi ovulasi, dan
untuk membantu mengenali kehamilan dini yang sudah terjadi, umumnya wanita
dianjurkan untuk memulai kontrasepsi dalam 7 hari pertama siklus haid. Namun
banyak wanita mulai menggunakannya setelah melahirkan atau keguguran, sebelum
haid kembali. Apabila pemakaian kontrasepsi ini dimulai pada suatu waktu selain
selama atau segera setelah siklus haid normal, atau dalam 3 minggu setelah
melahirkan, perlu digunakan metode keluarga berencana lain sepanjang minggu
pertama untuk menghindari risiko kehamilan akibat induksi ovulasi.
Untuk memperoleh proteksi maksimum
dan mendorong pemakaian kontrasepsi oral secara teratur, sebagian besar
produsen menawarkan kemasan yang mengandung 21 tablet berwarna khusus yang
masing-masingnya terbungkus dan disusun berurutan diikuti oleh 7 tablet yang
biasanya inert dengan warna yang berbeda. Agar efisiensi kontrasepsi mencapai
maksimum dan demi ketenangan pikiran, setiap wanita pemakai perlu membuat suatu
skema yang efektif untuk menjamin konsumsi kontrasepsi setiap hari (atau setiap
malam). Salah satu teknik adalah meletakkan kemasan pil dan sikat gigi
berdekatan dan menelan pil setelah / sebelum menyikat gigi, baik pada pagi
maupun malam hari. Apabila satu dosis terlupakan, kecil kemungkinan akan
terjadi hal-hal serius apabila yang digunakan adalah pil estrogen dan progestin
monofasik dosis tinggi. Untuk memperkecil breakthrough bleeding dan agar
jadwal tidak berubah, dosis berikutnya sebaiknya digandakan. Apabila beberapa
pil terlewatkan atau digunakan pil dengan dosis yang lebih rendah, perlu
digunakan metode kontrasepsi yang lain (metode sawar). Pil dapat kembali
dikonsumsi setelah perdarahan lucut. Bila tidak ada perdarahan, harus
dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan dan hal ini harus disingkirkan
sebelum pil kontrasepsi kembali digunakan.
2.6.3
Cara meminum Pil KB Kombinasi
Ada
pil kombinasi yang dalam 1 bungkus berisi 21 atau 22 pil dan ada yang berisi 28
pil. Pil yang berisi 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari 1 pil terus
menerus, dan kemudian berhenti jika isis bungkus habis; sebaiknya pil diminum
pada waktu tertentu, misalnya malam hari sebelum tidur. Beberapa hari setelah
minum pil dihentikan biasanya terjadi withdrawl
bleeding dan pil dalam bungkus kedua dimulai dalam hari ke-5 dari permulaan
perdarahan. Apabila tidak terjadi withdrawl bleeding, maka pil dalam bungkus
ke-2 mulai diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis. Pil dalam
bungkus 28 pil diminum tiap malam terus-menerus. Pada hari pertama haid pil
yang inaktif mulai diminum, dan dipilih pil menurut hari yang ditentukan dalam
bungkus. Keuntungan minum pil berjumlah 28 biji ialah bahwa karena pil ini
diminum terus menerus, tidak mudah dilupakan. Jika lupa meminumnya, pil
tersebut hendaknya diminum keesokan paginya, sedang pil untuk hari tersebut
diminum paada waktu yang biasa. Jika
lupa minum pil dua hari berturut-turut dapat diminum dua pil keesokan harinya
dan dua pil lusanya. Selanjutnya, dalam hal demikian, dipergunakan cara
kontrasepsi yang lain selama sisa hari dari siklus yang bersangkutan demikian
pula hendaknya jika mulai minum pil, digunakan cara kontrasepsi lain selam
sedikit-dikitnya 2 minngu. Petunjuk umum untuk hail ini ialah:Anggaplah bungkus
pertama belum aman.
Sangat
dianjurkan untu melakukan pemeriksaan sediaan apus( papanicolaousmear) dan
pemeriksaan mammae setahun sekalipada pemakai pil.
2.6.4
Waktu Memulai Meminum Pil KB
·
Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan
kalau perempuan tersebut tidak hamil
·
Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
·
Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi
perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai
hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan
paket pil tersebut
·
Setelah melahirkan :
-
Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
-
Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
-
Pasca keguguran (segera atau dalm waktu 7
hari)
·
Bila berhanti menggunakan kontrasepsi
injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera
diberikan tanpa perlu menunggu haid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar