Pemeriksaan
Klinis Secara Umum
Dari pemeriksaan umum sering di
dapat keterangan-keterangan yang menuju kearah tertentu dalam usaha membuat
diagnosis.
Bentuk konstitusi tubuh mempunyai
korelasi dengan keadaan jiwa penderita penimbunan dan penyebaran lemak
mempunyai hubungan dengan makanan,
kesehatan badan, penyakit menahun, dan faal kelenjar-kelenjar endokrin. Pertumbuhan rambut, terutama didaerah pubis,
betis, dan kumis, menunjukan kearah gangguan endokrin.
Perlu diperhatikan apakah penderita
terlampau gemuk (obesitas) atau terlampau kurus (cachexia), dan sudah berapa
lama keadaan demikian itu, perlu pula di tanyakan. Cahexia dapat di jumpai pada
tuberkulosis dan pada tumor ganas stadium lanjut dan anoreksia nervosa.
2.2.
Anamnesis
Secara rutin di tanyakan : umur
penderita, sudah menikah atau belum , paritas, siklus haid, penyakit yang
pernah di derita, terutama kelaianan ginekologik serta pengobatan nya, dan
operasi yang pernah di alami.
2.2.1. Riwayat Penyakit Umum
Perlu ditanyakan apakah penderita
pernah menderita penyakit berat atau penyakit tuberkulosis, penyakit jantung,
penyakit ginjal, penyakit darah tinggi, penyakit diabetes melitus, dan penyakit
jiwa. Riwayat operasi nonginekologik
perlu juga di perhatikan, misalnya strumektomi, mamektomi, apendektomi, dan
lain-lain.
2.2.2. Riwayat Obstetric
Perlu di ketahui riwayat tiap-tiap
kehamilan sebelumnya ; apakah itu berakhir dengan keguguran, ataukah berakhir
dengan persalinan; apakah persalinan nya normal, diselesaikan dengan tindakan
atau dengan operasi (seksio sesarea), dan bagaimana nasib anaknya. Infeksi
nifas dan kuretase dapat menjadi sumber infeksi manggul menahun dan kemandulan.
2.2.3.
Riwayat Ginekologik
Riawayat penyakit / kelainan
ginekologik setiap pengobatannya dapat member keterangan penting, terutama
operasi yang pernah di alami. Apakah
penderita pernah di periksa oleh dokter lain, tanyakan juga hasil-hasil
pemeriksaan dan pendapat dokter itu.
2.2.4. Riwayat Haid
Haid merupakan peristiwa sangat
penting dalam kehidupan wanita. Perlu
diketahui menarche siklus haid teratur atau tidak, banyak darah yang keluar
waktu haid lamanya haid, disertai rasa nyeri atau tidak, dan menopause.
Selalu harus ditanyakan tanggal
haid terakhir yang masih normal. Jikalau
haid terakhirnya tidak jelas normal, maka perlu pula ditanyakan tanggal haid
sebelum itu. Dengan cara demikian, dicari apakah haid penderita terlambat
(satu, dua, atau tiga minggu) ataukah ia mengalami amenorea (dua, tiga, empat
bulan, atau lebih).
2.2.5. Keluhan Sekarang
Mendengar keluhan penderita sangat
penting untuk pemeriksaan. Pertanyaan
yang sangat sederhana seperti “untuk apa nyonya datang kemari?” atau “apa
keluhan nyonya?” dapat memberi keterangan banyak kea rah diagnosis. Misalnya, apabila wanita mengatakan bahwa ia
mengeluarkan darah dari kemaluannya setelah haidnya terlambat, bahwa
peranakannya turun/keluar, bahwa ia mengalami perdarahan tidak teratur dan
berbau busuk, maka dalam hal-hal demikian kiranya tidak sulit untuk menduga
kelainan apa yang sedang dihadapi oleh pemeriksa, yaitu berturut-turut abortus,
prolapsus uteri, dan karsinoma servisis uteri.
2.2.6. Perdarahan
Perdarahan yang sifatnya tidak
normal sering dijumpai. Perlu ditanyakan
apakah perdarahan itu ada hubungannya dengan siklis haid atau tidak, banyaknya
dan lamanya perdarahan. Jadi, perlu di
ketahui apakah yang sedang dihadapi itu menorogia, hipermenorea, ataukah
hipomenorea, oligomenorea, ataukah metroagia.
Oleh abortus, kehamilan mola, atau
kehamilan ektopik. Walaupun demikian
kemungkinan perdarahan karena polypus servisis uteri, erosion porsionis uteri,
dan karsinoma servisis uteri tidak dapat disingkirkan begitu saja tanpa
pemeriksaan yang teliti.
2.2.7. Fluor Albus (Leukorea)
Fluor albus (keputihan), walaupun
tidak mengandung bahaya maut (kecuali pada karsinoma servisis uteri), cukup
mengganggu penderitaan, baik fisik maupun mental. Sifat dan banyaknya keputihan mental. Sifat dan
banyaknya keputihan dapat memberi petunjuk kearah etiologinya. Perlu ditanyakan sudah berapa lama keluhan
itu, terus menerus atau pada waktu-waktu ternetu saja, banyaknya, warnanya,
baunya, disertai rasa gatal/nyeri atau tidak.
Secara fisiologik keluarnya getah
ang berlebihan dari vulva (biasanya lender) dapat dijumpai pada (1) waktu
ovulasi; (2) waktu menjelang dan setelah haid ; (3) rangsangan seksual ; dan
(4) dalam kehamilan. Akan tetapi,apabila
wanita merasa terganggu dirinya, berganti celana beberapa kali sehari,
lebih-lebih apabila keputihan itu disertai rasa gatal dan/atau nyeri, maka
pasti yang dihadapi itu suatu keadaan patologik, yang memerlukan pemeriksaan
dan penanganan yang seksama.
2.2.8. Rasa Nyeri
Rasa nyeri di perut, panggul,
pinggang, atau alat kelamin luar dapat merupakan gejala dari beberapa kelainan
ginekologik. Dalam menilai geala ini
dapat dialami kesulitan karena factor subyektifitas memegang peranan penting.
Walaupun biasanya hebatnya rasa nyeri sesuai dengan beratnya penderitaan, namun
dokter selalu harus waspada. Sukar
kiranya untuk memastikan derajat nyeri itu, lebih-lebih apabila si penderita
mempunyai maksud atau kecenderungan untuk berpura-pura (simulasi) dengan tujuan
untuk menarik perhatian atau untuk menghindai keadaan atau kewajiban yang tidak
di senangi.
a.
Dismenorea
yang dapat dirasakan di perut bawah atau
di pinggang, dapat bersifat seperti mulas-mulas, seperti ngilu, atau seperti
ditusuk-tusuk.
b.
Dispareunia,
rasa nyeri waktu bersanggama, dapat
disebabkan oleh kalianan organik atau oleh faktor psikologik.
c.
Nyeri
perut sering menyertai kelainan ginekologik,
yang dapat di sebabkan oleh kelainan letak uterus, neoplasma, dan terutama
peradangan baik yang mendadak maupun yang menahun.
d.
Nyeri
pinggang bagian bawah diderita oleh wanita yang
pernah mengalami parametritis sebelumnya dengan akibat fibrosa diligamentum
kardinale dan ligamentum sakrouterinum.
2.2.9. Miksi
Keluhan dari saluran kencing sering
menyertai kelaianan ginekologi. Karena itu, perlu ditanyakan rasa nyeri waktu
kencing, seringnya kencing, retensio urine, kencing tidak lancer, atau tidak
tertahan.
a.
Disuria.
Penderita urethritis dan sistitis merasa
nyeri waktu kencing atau sesudah kencing.
b.
Retensio
urine dijumpai pada retrofleksio uteri gravid
inkarserata oada kehamilan 16 minggu, dan pada mioma uteri dan kistoma ovarii
besar yang menigsi rongga panggul.
c.
Inkontinensia
urine merupakan gejala fistula
vesikovaginalis.
d.
Inkontinensia
urine, yang disebut stress invontinence, penderita dapat menahan keluarnya air kencin.
2.2.10. Defekasi
Beberapa penyakit yang berasal dari
rectum dan kolon sigmoid sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis penyakit
ginekologik.
Pada incontinensia alvi feses dapat keluar
dari vagina dan dari anus. Keluarnya feses dari kemaluan menunjukkan adanya
fistula rektovaginalis. Wanita yang pernah menalami rupture perinea tinggal III
waktu bersalin, yang tidak dijahit dengan baik, sering tidak dapat menahan
keluarnya kotoran karena terputusnya muskulus sfinkter ani eksternus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar